Butuh LHD
ITS Giuseppe Garibaldi, kapal induk Italia akan dipensiunkan. (marina.difesa.it) ★
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali menyatakan bahwa TNI AL ke depan harus berproyeksi global dan mampu beroperasi, termasuk bertempur di luar wilayah perairan Indonesia (outward-looking).
Dalam acara peringatan HUT Ke-79 TNI AL di Jakarta, Selasa, Ali menjelaskan kemampuan itu membutuhkan kapal-kapal yang mampu mengarungi samudera lepas sehingga kapal-kapal yang dibutuhkan TNI AL ke depan, utamanya kapal-kapal berukuran besar.
"Dari dulu, Angkatan Laut harus outward-looking karena kita harus bisa bertempur di luar wilayah perairan Indonesia. Sebisa mungkin, jangan sampai menyengsarakan rakyat. Kita tahan musuh itu di garis depan. Jangan sampai masuk ke wilayah kita. Itu cita-cita kita," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas upacara HUT Ke-79 TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa TNI AL membutuhkan kapal-kapal yang mampu menjadi tempat pendaratan helikopter (LHD).
"Itu juga sudah kami pikirkan dan kemudian kalau perlu kapal induk,” kata Ali.
Ia menambahkan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga mendukung visi TNI AL itu.
"Dari Bapak Prabowo juga sudah mengisyaratkan seperti itu. Mudah-mudahan ini bisa kita penuhi. Tentunya butuh anggaran yang cukup besar. Nah, ini yang kita perlu siapkan dari awal," kata Ali.
Mengenai kapal induk, KSAL mengatakan dirinya telah melihat langsung beberapa kapal induk buatan Italia dan Turki.
OPV Thaon di Revel class ketika berkunjung ke Indonesia. (Dispenal) ★
Dalam waktu dekat, kapal berukuran besar yang bakal memperkuat armada TNI Angkatan Laut, yaitu dua unit kapal patroli lepas pantai (OPV) yang dapat ditingkatkan kemampuannya menjadi fregat buatan Fincantieri Italia. Kapal OPV — yang disebut juga PPA — itu memiliki panjang 143 meter.
Ali, dalam sesi jumpa pers pada Februari 2024, menjelaskan kapal itu akan menjadi fregat terpanjang yang dimiliki TNI Angkatan Laut.
Dalam pembelian dua kapal PPA dari Italia itu, unit pertamanya dijadwalkan tiba di Indonesia pada Oktober 2024 dan unit kedua pada April 2025.
Sejauh ini beberapa kapal perang Republik Indonesia rutin beroperasi di luar negeri bersama pasukan perdamaian PBB, salah satunya Maritime Task Force UNIFIL di Lebanon.
Kemudian, TNI AL juga rutin menggelar operasi muhibah ke luar negeri menggunakan kapal tiang tingginya KRI Bima Suci. Kapal itu saat ini berada di China dalam pelayaran menuju Vladivostok, Rusia.
TNI AL juga rutin mengerahkan kapal-kapal perangnya berlayar mengarungi samudera untuk mengikuti latihan militer bersama negara-negara sahabat, di antaranya Latihan Bersama (Latma) Rim of Pacific (Rimpac) di Hawaii, Amerika Serikat.
ITS Giuseppe Garibaldi, kapal induk Italia akan dipensiunkan. (marina.difesa.it) ★
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali menyatakan bahwa TNI AL ke depan harus berproyeksi global dan mampu beroperasi, termasuk bertempur di luar wilayah perairan Indonesia (outward-looking).
Dalam acara peringatan HUT Ke-79 TNI AL di Jakarta, Selasa, Ali menjelaskan kemampuan itu membutuhkan kapal-kapal yang mampu mengarungi samudera lepas sehingga kapal-kapal yang dibutuhkan TNI AL ke depan, utamanya kapal-kapal berukuran besar.
"Dari dulu, Angkatan Laut harus outward-looking karena kita harus bisa bertempur di luar wilayah perairan Indonesia. Sebisa mungkin, jangan sampai menyengsarakan rakyat. Kita tahan musuh itu di garis depan. Jangan sampai masuk ke wilayah kita. Itu cita-cita kita," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas upacara HUT Ke-79 TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa TNI AL membutuhkan kapal-kapal yang mampu menjadi tempat pendaratan helikopter (LHD).
"Itu juga sudah kami pikirkan dan kemudian kalau perlu kapal induk,” kata Ali.
Ia menambahkan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga mendukung visi TNI AL itu.
"Dari Bapak Prabowo juga sudah mengisyaratkan seperti itu. Mudah-mudahan ini bisa kita penuhi. Tentunya butuh anggaran yang cukup besar. Nah, ini yang kita perlu siapkan dari awal," kata Ali.
Mengenai kapal induk, KSAL mengatakan dirinya telah melihat langsung beberapa kapal induk buatan Italia dan Turki.
OPV Thaon di Revel class ketika berkunjung ke Indonesia. (Dispenal) ★
Dalam waktu dekat, kapal berukuran besar yang bakal memperkuat armada TNI Angkatan Laut, yaitu dua unit kapal patroli lepas pantai (OPV) yang dapat ditingkatkan kemampuannya menjadi fregat buatan Fincantieri Italia. Kapal OPV — yang disebut juga PPA — itu memiliki panjang 143 meter.
Ali, dalam sesi jumpa pers pada Februari 2024, menjelaskan kapal itu akan menjadi fregat terpanjang yang dimiliki TNI Angkatan Laut.
Dalam pembelian dua kapal PPA dari Italia itu, unit pertamanya dijadwalkan tiba di Indonesia pada Oktober 2024 dan unit kedua pada April 2025.
Sejauh ini beberapa kapal perang Republik Indonesia rutin beroperasi di luar negeri bersama pasukan perdamaian PBB, salah satunya Maritime Task Force UNIFIL di Lebanon.
Kemudian, TNI AL juga rutin menggelar operasi muhibah ke luar negeri menggunakan kapal tiang tingginya KRI Bima Suci. Kapal itu saat ini berada di China dalam pelayaran menuju Vladivostok, Rusia.
TNI AL juga rutin mengerahkan kapal-kapal perangnya berlayar mengarungi samudera untuk mengikuti latihan militer bersama negara-negara sahabat, di antaranya Latihan Bersama (Latma) Rim of Pacific (Rimpac) di Hawaii, Amerika Serikat.
★ antara