Pakai Rompi Anti Peluru Kunjungan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Nduga. (Humas Kemhan)
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melakukan kunjungan kerja ke wilayah rawan konflik di Nduga, Papua, Sabtu (7/6/2025).
Kunjungan ini diawali dari Bandara Timika, lalu dilanjutkan ke Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga.
Di sana, keduanya meninjau langsung Pos Komando Taktis (Poskotis) Yonif 733/Masariku yang berada di garis depan wilayah konflik.
Selama kunjungan ke daerah tersebut, Menhan dan Menkeu serta rombongan mengenakan rompi anti peluru sebagai bentuk pengamanan karena tingginya risiko keamanan.
"Hal tersebut merefleksikan pandangan strategis pemerintah bahwa pertahanan negara harus selaras dengan keuangan negara karena keduanya saling beririsan," kata Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang dalam keterangan yang diterima, Sabtu.
Pertahanan negara, lanjut dia, membutuhkan dukungan keuangan negara untuk mewujudkannya.
Demikian pula sebaliknya, dengan pertahanan yang kuat akan mendukung perekonomian sehingga menguatkan keuangan negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani diketahui untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di wilayah rawan konflik di Papua.
Dalam kunjungan itu, kedua menteri mendapat paparan situasi dari Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Letjen TNI Bambang Trisnohadi, terkait kondisi keamanan dan dinamika operasi TNI di wilayah tersebut.
Selain meninjau langsung kondisi pasukan dan sarana pertahanan, Menhan dan Menkeu juga berinteraksi dengan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kabupaten (Forkopimkab) Nduga serta masyarakat setempat.
Kegiatan ini menjadi simbol kehadiran negara dalam menjaga kedaulatan dan menjawab tantangan keamanan di daerah-daerah strategis.
“Melalui kunjungan ini, tecermin sinergi pertahanan negara dan keuangan negara dalam menjaga kedaulatan, sekaligus menjadi simbol kuatnya kerja sama lintas kementerian dalam memperkuat stabilitas nasional, khususnya di wilayah-wilayah dengan tantangan keamanan strategis seperti Papua," jelas Frega.
Setelah dari Kenyam, Menhan melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya ke Merauke.
Dalam rombongan turut hadir Kasum TNI, Wakasad, Kabaranahan Kemhan, serta pejabat eselon I dan II dari Kemenkeu dan Kemenhan.
Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto mengatakan pemerintah mendukung promosi ragam produk industri pertahanan dalam negeri di ajang Indo Defence 2025, salah satunya pesawat N-219 dari BUMN PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
"Kita ingin mempromosikan N-219 nya PTDI. Sayang kita sudah punya pesawat N-219, kalau tidak kita manfaatkan, sangat sayang sekali. Banyak sebetulnya yang bisa memanfaatkan N-219," kata Donny saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Donny, N-219 merupakan pesawat penumpang yang cocok untuk dipakai di negara-negara kepulauan seperti Indonesia.
Selain itu, Donny mengatakan teknologi yang ada di dalam N-219 tidak kalah canggih dengan pesawat komersil pada umumnya.
Apalagi, lanjut Donny, PT DI kini sedang mengembangkan pesawat N-219 menjadi versi amphibi.
"Ya, kita sedang riset ya untuk yang versi amphibi-nya," kata Donny.
Walaupun beberapa komponen dari pesawat masih buatan luar negeri, Donny menekankan pesawat ini memiliki satu ciri khas ala Indonesia yakni di bagian desain.
"Sebagian besar sudah produk kita, terutama desainnya sudah desain dari kita, yang ngerjakan dari kita juga," kata Donny.
Karenanya, Donny berharap ajang Indo Defence tahun ini bisa menjadi jembatan untuk N-219 agar bisa masuk ke pasar internasional.
Sebelumnya, PT DI terus melanjutkan pengembangan pesawat N-219 menjadi versi amphibi, yang diperuntukkan sebagai penguat konektivitas dan perekonomian wilayah terpencil, hingga kemandirian pertahanan Indonesia.
Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT Dirgantara Indonesia Adi Prastowo dalam keterangannya (31/5) menjelaskan bahwa keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 60 persen wilayah adalah perairan, membuatnya membutuhkan inovasi lebih dalam bidang transportasi, khususnya untuk daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh transportasi darat.
"Di sisi lain, dengan wilayahnya yang lebih besar adalah perairan, juga memiliki potensi besar mengembangkan wisata perairan menggunakan pesawat amphibi, yang dalam implementasinya moda transportasi ini juga dipercaya mampu mengakomodasi kebutuhan konektivitas lokasi destinasi wisata, serta dapat menjadi angkutan logistik pendukung ekonomi kerakyatan di wilayah sekitar," katanya.
Pesawat N-219 yang dikembangkan menjadi varian amphibi ini, kata Adi, akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari bahan komposit sebagai pengganti roda untuk pendaratan di perairan terbuka, dan PTDI telah berkomitmen penuh dalam riset dan pengembangannya lewat penyertaan jam kerja, pemanfaatan fasilitas produksi, hingga tes laboraturium.
Dalam pengembangannya, lanjut Adi, pesawat N219 versi basic akan ditingkatkan performanya, dari Maximum Take Off Weight (MTOW) dari sebelumnya 6.700 kg menjadi 7.030 kg, dan untuk payload dari sebelumnya 1.550 kg menjadi 1.900 kg, di mana penambahan floater dengan berat sekitar 600 kg, kemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kg atau setara dengan beban 17 penumpang.
Dalam pengembangan floater berbahan komposit, PTDI bekerja sama dengan AEROCET dan MOMENTUM, perusahaan pembuat pesawat amphibi dari Amerika, yang ditargetkan mendapatkan sertifikasi standar internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA) di tahun 2026.
"Nantinya, pesawat N-219 Amphibi tersebut dapat dikomersialisasikan secara global. Untuk pesawat N219 Amphibi sendiri ditargetkan melakukan terbang perdana di tahun 2026 dan mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI di tahun 2027," katanya.
Wakil Komandan Korps Marinir (Wadan Kormar) Brigadir Jenderal TNI (Mar) Muhammad Nadir, M.Tr.Opsla., meminpin paparan hasil inspeksi ranpur BMP-3F bersama PT. TMI (Teknologi Militer Indonesia) dan PT. IGG (International Golden Group) di ruang rapat Cilandak Marinir Drivingrange Jakarta Selatan, Selasa (03/06/2025).
Acara diawali sambutan Wadan Kormar, Sambutan Direktur PT. TMI, Paparan hasil pelaksanaan inspeksi ranpur BMP-3F, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab, penyerahan cinderamata dan diakhiri dengan foto bersama.
Adapun hasil dari pelaksanaan inspeksi yaitu salah satunya penambahan Armor dirancang untuk memperbaiki BMP-3 dan meningkatkan tingkat perlindungannya dari peluru yang menembus baju besi.
Kit baju besi tambahan terdiri dari gabungan baju besi slat dan layar pelat baju besi pada proyeksi depan dan samping lambung dan menara kendaraan.
Dikesempatan ini Wadan Kormar menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT. TMI yang telah berupaya meningkatkan ranpur BMP-3 untuk mengikuti perkembangan dan dinamika dilapangan sehingga memperkuat ranpur dan mempermudah penggunaannya. Dengan upaya ini diharapkan dapat meningkatkan moril prajurit saat bertugas dimedan operasi dalam menjaga keutuhan NKRI.
Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto mengungkapkan bahwa Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk membeli pesawat tempur J-10C buatan China, selama pesawat tersebut memenuhi kebutuhan dan kriteria teknis yang ditetapkan TNI.
"Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak," kata Donny, seperti dilansir dari Antara, Rabu (4/6/2025).
Ia mengungkapkan, wacana pembelian J-10C awalnya hanya sebatas rumor.
Namun, isu tersebut mulai menguat setelah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono melakukan kunjungan ke sebuah pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) di China, di mana pesawat tersebut ditawarkan secara langsung kepada Indonesia.
"Kita termasuk ditawari pesawat itu. Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita," ujar Donny.
Menurut Donny, posisi Indonesia yang bebas aktif dalam politik luar negeri membuat leluasa untuk menjajaki kerja sama pertahanan dengan negara manapun, termasuk dalam hal pembelian alutsista.
KSAU dan delegasi foto bersama J-10CE (Ist)
Namun, pertimbangan lain selain politik luar negeri, juga perlu diperhatikan sebelum membeli alutsista, yakni alutsista tersebut harus terintegrasi dengan teknologi yang sudah dimiliki TNI.
"Lalu terkait dengan kemampuannya, jarak terbangnya berapa, kemampuan bawa senjata apa saja, nah itu juga harus kita lihat nanti ya," kata Donny.
Sebelumnya, ramai diperbincangkan isu pembelian J-10C untuk memperkuat TNI AU.
Pesawat buatan negara tirai bambu ini mencuri perhatian publik setelah dipakai penerbang Pakistan dan dikabarkan menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga pesawat tempur Rafale buatan Prancis.
Rafale sendiri merupakan pesawat tempur yang juga telah dibeli TNI untuk memperkuat TNI AU.
Kontrak pembelian pun sudah berjalan untuk pembelian 42 unit Rafale sejak 2024.
Operasi amfibi ditampilkan dalam latihan militer gabungan multinasional Super Garuda Shield 2023 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023). Prajurit Korps Marinir TNI AL siap menyerbu sasaran musuh.(KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A)
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan bahwa militer Indonesia dan Australia berencana menggelar latihan bersama di Morotai, Maluku Utara.
Rencana ini merupakan bagian dari penguatan kerja sama pertahanan kedua negara di kawasan Indo-Pasifik.
"Yang pertama, kita akan menggunakan daerah latihan Morotai yang ada di Maluku untuk latihan antara Angkatan Udara dan Angkatan Udara Australia," kata Sjafrie usai menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Selain latihan udara, Morotai juga akan dimanfaatkan untuk kerja sama pelatihan antara TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Australia.
Sjafrie menyebut kawasan tersebut strategis secara historis dan geografis, serta memiliki infrastruktur peninggalan Perang Dunia II yang masih bisa dimanfaatkan.
"Runway-nya masih bisa kita pergunakan dan cukup besar, ada enam runway yang akan kita manfaatkan. Kita akan tingkatkan, kita panjangkan lagi sehingga pesawat tempur dan transport kita bisa mendarat di situ," ujar dia.
Latihan bersama ini juga terbuka untuk melibatkan negara sahabat lainnya seperti Amerika Serikat, mengingat Morotai pernah menjadi pangkalan penting sekutu saat Perang Dunia II.
"Teman-teman dari negara-negara sahabat bahkan kita juga bisa nanti latihan bersama Amerika, karena itu dulu peninggalan dari Perang Dunia Kedua," tutur Sjafrie.
Selain soal latihan bersama, Sjafrie dan Marles juga juga membahas peningkatan hubungan pertahanan trilateral antara Indonesia, Australia, dan Papua Nugini.
Menurut Sjafrie, peran Indonesia sangat diharapkan dalam menjaga stabilitas kawasan Pasifik, termasuk melalui penguatan hubungan dengan Papua Nugini.
"Hubungan kita dengan PNG tidak hanya bertetangga dekat, tapi bersahabat dekat sejak lama," katanya.
Adapun soal waktu pelaksanaan latihan di Morotai, Menhan belum mengumumkan secara spesifik, namun menyatakan pihaknya sudah mulai melakukan persiapan di lapangan.
OPV 90 meter produksi dalam negeri diharapkan tampil pada pameran Indo Defence 2025 (ist)
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Donny Ermawan Taufanto mengatakan gelaran pameran alat utama sistem senjata (alutsista) Indo Defence 2025 merupakan ajang untuk meningkatkan eksistensi alutsista buatan anak bangsa di dunia internasional.
"Pengguna (alutsista) yang memproduksi (alutsista) ketemu atau sesama produser juga akan ketemu juga, sehingga bisa menyampaikan apa yang dimiliki oleh industri-industri, terutama industri dalam negeri kita," kata Donny kepada awak media di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Donny, industri pertahanan Indonesia memiliki potensi besar untuk melenggang di pasar dunia karena Indonesia juga telah memproduksi beberapa alutsista darat ataupun udara yang tidak kalah canggih dari negara lain.
Dia menyebut salah satu armada canggih buatan dalam negeri yakni pesawat N-219 produksi PT Dirgantara Indonesia yang juga akan hadir dalam pameran tersebut.
Selain itu, kata Donny, ajang ini juga menjadi kesempatan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk berkolaborasi dengan perusahaan alutsista dari luar negeri.
Menurut dia, dengan kolaborasi tersebut, Indonesia sebagai produsen dapat memproduksi alutsista lebih canggih yang sesuai dengan permintaan pasar internasional.
Donny mengatakan ajang ini juga membuka kesempatan bagi industri pertahan dalam negeri agar dapat bertukar informasi teknologi dengan perusahaan alutsista dari negara yang lebih maju.
Dengan adanya kegiatan ini, Donny berharap industri pertahanan dalam negeri bisa semakin maju dan diterima oleh pasar internasional.
Untuk diketahui, kegiatan pameran alutsista ini merupakan agenda tahunan yang kerap digelar pemerintah melalui Kementerian Pertahanan.
Kegiatan Indo Defence sebelumnya direncanakan digelar pada November 2024. Rencana tersebut urung dijalankan karena Indonesia saat itu sedang mengalami masa transisi pemerintahan.
Kini, kegiatan tersebut kembali digelar pada tahun 2025 tepatnya 11 - 14 Juni 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dalam pameran ini, tercatat ada 1.180 perusahaan dari 55 negara yang ikut serta memamerkan alutsistanya. Beberapa negara besar yang sudah menjalin kerja sama militer dengan Indonesia pun turut hadir, salah satunya Amerika Serikat dan Turki.
Pesawat tempur bekas dari China dan Rusia kabarnya akan segera digunakan untuk memodernisasi angkatan udara Indonesia. Langkah ini merupakan perubahan dramatis dari fokus Indonesia baru-baru ini untuk memperoleh perangkat keras militer Barat.
Situs web penerbangan Alert-5 melaporkan Indonesia dapat mengumumkan rencana paling cepat bulan depan untuk membeli 42 pesawat tempur J-10 bekas dari China, serta melanjutkan negosiasi untuk mendapatkan jet tempur Su-35 Rusia.
Mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, media daring tersebut mengatakan J-10 kemungkinan akan dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan ekspor, tetapi belum ada konfirmasi resmi yang dikeluarkan Indonesia, China, atau Rusia.
"Baik pesawat China maupun Rusia berpotensi menawarkan jadwal pengiriman yang lebih cepat dibandingkan dengan alternatif Barat, yang sering kali melibatkan antrean produksi yang panjang dan proses persetujuan yang rumit," ungkap laporan Alert-5.
"Pesawat tempur J-10 bekas akan dikirimkan relatif cepat dengan mengambil dari inventaris Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat, yang memberikan peningkatan kemampuan segera," papar laporan itu.
Menurut Alert-5, ada spekulasi pengumuman resmi oleh Indonesia dapat dilakukan selama Indo Defence Expo and Forum, yang dijadwalkan akan diadakan di Jakarta dari tanggal 11 hingga 14 Juni.
Indonesia secara historis memiliki armada tempur penerbangan yang beragam, mengoperasikan pesawat tempur dari berbagai pemasok termasuk F-16 Amerika, Su-27/30 Rusia, dan British Aerospace Hawks.
Pada tahun 2021, angkatan udara Indonesia mengutip kendala anggaran ketika membatalkan rencana pembelian Su-35 Rusia demi pesawat Amerika dan Prancis, tetapi kemudian mengonfirmasi ancaman sanksi AS adalah alasan utama keputusan tersebut.
ABC telah menghubungi Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) untuk memberikan komentar tentang apakah Australia mengetahui adanya rencana Indonesia untuk membeli pesawat militer China atau Rusia, tetapi belum menerima tanggapan.
Awal bulan ini, menteri pertahanan Indonesia meyakinkan Australia bahwa negaranya tidak akan mengizinkan pesawat Rusia bermarkas di provinsi Papua setelah situs berita pertahanan Janes melaporkan Moskow telah meminta akses ke Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor.
Di era presiden baru Prabowo Subianto, Indonesia awal tahun ini menjadi anggota penuh kelompok BRICS yang dipimpin Rusia dan China, aliansi yang dirancang untuk menantang kekuatan politik dan ekonomi Barat.
Menteri Perindustrian Pertahanan Australia Pat Conroy tidak mau menanggapi perkembangan tersebut pagi ini, dengan mengatakan ia tidak ingin "berkomentar tentang spekulasi di media."
"Namun, saya akan menegaskan bahwa Indonesia mendapatkan peralatan dari seluruh dunia dan telah melakukannya selama beberapa dekade," ujar dia kepada wartawan di Sydney.
"Yang penting adalah hubungan Australia dengan Indonesia semakin kuat." (sya)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan pemerintah belum membuat keputusan negara tempat pembelian kapal selam penggunaan sementara (interim).
Adapun Indonesia membutuhkan kapal selam sementara sembari menunggu pengerjaan kapal selam Scorpene selesai.
"Jadi, untuk interim kapal selam belum ditentukan, belum ada keputusan dari negara mana," kata Laksamana Muhammad Ali di Aula Gedung Yos Sudarso, Markas Komando Seskoal, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2025).
Pihaknya masih mempelajari sejumlah produsen kapal selam interim.
"Tapi kita melihat beberapa produsen kapal selam, kita mempelajari dulu, mengevaluasi kira-kira mana yang cocok. Tapi belum ada keputusan," kata Ali.
Sementara itu, terkait pembelian kapal selam Scorpene, menurutnya, prosesnya tidaklah cepat.
“Untuk Scorpene kan memakan waktu yang cukup lama ya. Mungkin tujuh sampai delapan tahun," kata Ali.
Diketahui, Indonesia menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal Scorpene.
Tanda tangan kontrak dilakukan oleh Kementerian Pertahanan RI, Naval Group, dan PT PAL Indonesia di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, pada 28 Maret 2024 lalu.
Dua kapal selam Scorpene itu dibangun dengan tenaga baterai Lithium-Ion.
“Naval Group dan PT PAL Indonesia telah menandatangani kontrak dengan Kemenhan RI untuk dua kapal selam LiB ‘Scorpene Evolved', yang akan dibangun di Indonesia melalui ToT dari Naval Group guna memperkuat kemampuan,” tulis akun X @navalgroup.
Siaran pers PT PAL menulis, dua kapal selam Scorpene itu akan dibangun di galangan kapal PT PAL melalui transfer teknologi.
Sembari menunggu kapal selam Scorpene itu, Ali sebelumnya menyebut Indonesia membutuhkan kapal selam sementara.
“Untuk membangun Scorpene membutuhkan waktu 7 tahun, 5–7 tahun. Untuk itu kita harus ada kapal selam interim, itu tidak menutup kemungkinan,” kata Ali menjawab pertanyaan Kompas.com saat acara doorstop di sela-sela seminar “Future Submarine” di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, 14 Mei 2024 lalu.
Kerjasama bikin pesawat namun di curigai sebagai pencuri ilmu ? (Asiae)
Media Korea Selatan (Korsel), Maeil Business Newsaper, memberi update soal lima teknisi Indonesia yang ditahan karena proyek jet tempur KF-21. Sebelumnya mereka dituduh membocorkan data rahasia saat berpartisipasi dalam pengembangan bersama pesawat militer itu.
Dalam update terbaru, Selasa (3/6/2025), para teknisi itu dilaporkan telah dibebaskan dan ditangguhkan dari penuntutan. Sumber pemerintah Korsel memberi pernyataan Senin.
"Jaksa penuntut membebaskan kelima orang tersebut dari pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Teknologi Pertahanan, Undang-Undang Bisnis Pertahanan, dan Undang-Undang Perdagangan Luar Negeri bulan lalu," tulis laman itu.
"Selain itu, penuntutan ditangguhkan karena melanggar Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tidak Sehat."
Sebelumnya mereka ditangkap saat bekerja di Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan. Perusahaan menyebut mereka mencoba membocorkan perangkat penyimpanan seluler (USB) yang berisi data terkait pengembangan KF-21.
Jaksa penuntut mempertimbangkan fakta bahwa data yang mereka coba bocorkan tidak berisi informasi rahasia yang penting. Akibatnya, diharapkan konflik berkepanjangan antara Korea dan Indonesia, seperti pembayaran kontribusi pengembangan bersama KF-21, juga akan menemukan jalan keluar.
Indonesia sendiri setuju untuk berpartisipasi dalam pengembangan bersama KF-21 dan membayar 1,6 triliun won (Rp 18 triliun/kurs) sebagai kontribusi pengembangan kepada pemerintah Korea. Namun RI telah menunda pembayaran. (sef/sef)
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi membantah China merupakan ancaman bagi Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Kristomei usai Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, mewanti-wanti negara Asia lainnya bahwa Negeri Tirai Bambu berpotensi bakal melakukan serangan militer ke Taiwan.
Dalam pernyataannya, Hegseth mendorong negara-negara Asia lainnya untuk lebih erat menjalin kerja sama dengan Negeri Paman Sam. Termasuk menaikan anggaran pertahanan hingga dari Gross Domestic Product (GDP) masing-masing negara lalu membeli alutsista AS.
"China bukan lah ancaman bagi Indonesia. Kami juga memiliki hubungan yang baik dengan China. Hubungan itu sudah terjalin sejak lama. Banyak orang China di Indonesia dan sebaliknya. Itu bukti kami memiliki hubungan baik sejak lama," ujar Kristomei ketika dikonfirmasi pada Selasa (3/6/2025).
Pernyataan Kristomei itu terkonfirmasi dengan adanya kunjungan dari Perdana Menteri China, Li Qiang ke Jakarta pada 25 Mei 2025. Dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengatakan ada nota kesepahaman (MoU) yang diteken antara Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu di bidang kemaritiman.
Di sisi lain, jenderal bintang dua itu sekaligus merespons ajakan Menhan Hegseth ketika berbicara di forum Shangri-La Dialogue (SLD) 2025 di Singapura pada akhir pekan lalu. Menhan China sendiri diketahui absen dalam SLD tahun ini.
1. Menhan Hegseth tuding China ingin mengendalikan seluruh Asia Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Peter Hegseth ketika berbicara di forum Shangri-La Dialogue 2025. (Dokumentasi IISS)
Sementara, di dalam pidatonya, Menhan Hegseth menyebut China sebagai negara dengan kekuatan hegemoni. Mereka, katanya, berharap bisa mendominasi dan mengendalikan banyak bagian di kawasan Asia.
Hal itu ditandai dengan adanya pertikaian antara Negeri Tirai Bambu dengan sejumlah negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara karena klaim sepihak soal Laut China Selatan.
"Melalui pembangunan militernya yang besar dan keinginan yang semakin besar untuk menggunakan kekuatan militer guna mencapai tujuannya, termasuk taktik zona abu-abu dan perang hibrida," ujar Hegseth seperti dikutip dari situs resmi IISS pada Selasa (3/6).
China juga disebut AS ingin mengubah status quo di Asia secara mendasar. "Kita tidak bisa menganggapnya tidak terjadi dan tak dapat mengabaikannya. Perilaku China terhadap negara-negara tetangganya dan dunia merupakan peringatan serta mendesak," tutur dia.
Di forum itu, Menhan Hegseth bahkan blak-blakan menuding China menggunakan kekuatan sibernya yang luas dan canggih untuk mencuri teknologi serta menyerang infratruktur penting di sejumlah negara, termasuk Negeri Paman Sam.
"Tindakan ini tidak hanya membahayakan negara kita tetapi juga membahayakan nyawa warga negara kita," bebernya.
2. China disebut akan menyerang Taiwan pada 2027 Lebih lanjut, Menhan Hegseth turut menyebut tenggat waktu 2027 bagi militer China untuk bisa melakukan invasi ke Taiwan. Beijing, kata Hegseth, sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk melakukan hal tersebut.
Stasiun berita BBC Senin (1/6) melaporkan tahun 2027 adalah waktu yang diyakini oleh pejabat dan petinggi militer AS soal invasi China ke Taiwan. Namun, hal tersebut tidak pernah dikonfirmasi pihak China sendiri.
"China sedang membangun kekuatan militer yang dibutuhkan (untuk melakukan invasi), kemampuan itu terus dilatih setiap hari agar siap ketika tiba waktunya," kata Hegseth.
Pernyataan Hegseth di forum Shangri-La Dialogue (SLD) 2025 ditanggapi China dengan sama kerasnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China justru menyebut sikap AS malah menaikan ketegangan dan menganggap remeh perdamaian yang sudah tercipta di kawasan.
"Tidak ada negara di dunia yang layak disebut sebagai kekuatan hegemonik selain AS itu sendiri," ujar kementerian luar negeri seperti dilansir stasiun berita Channel News Asia (CNA).
Bahkan, kata China, militer Negeri Paman Sam ditempatkan langsung di kawasan Laut China Selatan. Bahkan, China secara blak-blakan menyebut strategi AS yang menyebut Indo-Pasifik merupakan langkah yang mengganggu stabilitas kawasan. Area tersebut disebut China berubah menjadi tong mesiu.
3. Prabowo pilih gandeng China untuk ikut jaga keamanan laut Presiden Prabowo dan Xi Jinping. (antara)
Sementara, Presiden Prabowo Subianto cenderung memilih sikap menggandeng China sebagai mitra ketimbang memusuhinya. Prabowo mengajak China untuk ikut bersama-sama menjaga keamanan laut. Padahal, nelayan di kawasan Natuna sering kali diganggu oleh kapal penjaga keamanan laut (Coast Guard) China.
"Terkait keamanan maritim, saya menyambut baik penandatanganan kerjasama MoU antara Bakamla di Indonesia dan China Coast Guard (Penjaga Pantai China -red)," ujar Prabowo di Istana Kepresidenan pada 25 Mei 2025 lalu.
Prabowo memastikan Indonesia siap untuk menciptakan kawasan yang aman dan sejahtera. Indonesia juga siap untuk memperkuat kerjasama dengan Republik Rakyat Tiongkok untuk menciptakan kawasan yang damai, yang aman untuk semua.
"Hardha Dedali Gesit" Jajaran TNI AU mengadakan latihan "Hardha Dedali Gesit" guna mengasah kemampuan pasukan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) dalam bertempur di Lanud Atang Sendjaja dan di wilayah Gunung Kapur Ciampea, Bogor Jawa Barat.
Komandan Wing Komando I Kopasgat Kolonel Pas Helmi A. Nange saat dikonfirmasi ANTARA di jakarta, Senin, mengatakan kegiatan ini dilakukan selama tiga hari sejak 26 Mei 2025 sampai 28 Mei 2025 dan diikuti sebanyak 200 personel anggota Yonko 467 Kopasgat.
Nange menjelaskan, dalam latihan ini para personel Kopasgat akan dihadapkan dengan beragam materi, seperti Prosedur Pimpinan Pasukan (P-3) dan Tactical Floor Game (TFG).
Dalam TGF, personel akan mengikuti ragam pelatihan taktik tempur seperti operasi perebutan pertahanan pangkalan (OP3U), pertahanan pangkalan, patroli keamanan mekanis, latihan lawan penghadangan kendaraan (Wadangran) hingga taktik pertempuran regu anti gerilya (TPRAG). Selain itu, personel juga menjalani latihan gabungan senjata bantuan dengan Ground Forward Air Controller (GFAC), Operasi RAID, dan diakhiri oleh latihan pengepungan dan penggeledahan rumah.
Nange mengatakan, ragam materi itu diberikan kepada pasukan Kopasgat agar prajuritnya semakin terasah dan siap untuk menjalankan misi pertahanan negara di segala medan.
Dia melanjutkan, rangkaian latihan tempur itu berhasil dilalui personel Kopasgat dengan lancar tanpa adanya kecelakaan.
Dengan adanya kegiatan ini, Nange yakin kemampuan personel Kopasgat TNI AU akan semakin terasah sehingga siap untuk menjalankan tugas apapun yang diperintahkan negara.
Strategi 'Jaring Laba-Laba'Serangan besar-besaran drone Ukraina terhadap Rusia, lebih 41 pengebom berat Rusia hancur dalam sekejap (Telegram)
Ukraina melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap empat pangkalan militer Rusia, menggunakan 117 drone peledak yang disembunyikan di dalam atap gubuk kayu.
Operasi rahasia yang diberi nama sandi "Spider Web atau Jaring Laba-Laba" ini diklaim berhasil merusak puluhan pesawat tempur strategis Rusia dan menyebabkan kerugian besar senilai miliaran dolar.
Menurut pernyataan pejabat keamanan Ukraina yang tidak disebutkan namanya, drone-drone yang membawa bahan peledak itu dikeluarkan dari gubuk-gubuk yang sebelumnya dimuat ke atas truk dan ditempatkan di sekitar perimeter pangkalan udara.
Panel atap gubuk kemudian dibuka secara otomatis untuk melepaskan drone yang langsung menuju sasaran.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan tersebut sebagai operasi jarak jauh terbesar dalam lebih dari tiga tahun perang.
Ia juga menekankan bahwa operasi tersebut merupakan hasil kerja mandiri Ukraina dengan persiapan selama lebih dari satu setengah tahun.
"Ini adalah hasil yang benar-benar brilian dan dicapai sepenuhnya oleh Ukraina," ujar Zelensky dalam pernyataan di Telegram dikutip Reuters, Senin (2/6).
"Pasukan Rusia menderita kerugian yang sangat nyata dan sepantasnya," tambahnya.
Keamanan Ukraina, SBU mengklaim bahwa 41 pesawat tempur Rusia berhasil dihancurkan, termasuk 34 persen dari pesawat tempur pembawa rudal jelajah strategis yang ditempatkan di pangkalan utama Angkatan Udara Rusia.
Total kerugian yang ditimbulkan dari serangan tersebut diperkirakan mencapai US$ 7 miliar.
Serangan ini terjadi di tengah persiapan Ukraina untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan delegasi Rusia di Istanbul, Turki, yang dimediasi oleh pemerintah AS. (isn/isn)
Untuk Dukung Operasional Satuan Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamallulael menyerahkan 30 Unit Kendaraan Khusus (Ransus) 4X4 Maung MV3 untuk mendukung operasional satuan.
Penyerahan ini dilakukan secara simbolis di Lapangan Tidayu, Makodam XII/Tpr pada Rabu 28 Mei 2025 Pagi. Ditandai dengan penyerahan kunci duplikat dan pemecahan kendi oleh Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Jamallulael didampingi para pejabat utama Kodam XII/Tpr.
Dalam sambutanya, Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Jamallulael mengatakan, dukungan kendaraan taktis Maung ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kementrian Pertahanan (Kemhan) dalam meningkatkan kesiapan operasional satuan jajaran di wilayah Kodam XII/Tpr.
“Dengan adanya dukungan kendaraan taktis Maung dapat membantu mobilitas yang dihadapkan pada situasi kondisi medan di Kalimantan, terutama para Danramil yang memiliki wilayah sulit untuk dijangkau”, kata Mayjen TNI Jamallulael pada Rabu (28/05/2025).
Ia juga menyebutkan bahwa, kendaraan ini juga ditancang sebagai kendaraan yang Taktis serta lincah diberbagai medan operasi baik dalam kondisi tempur maupun tugas-tugas teretorial.
“Kendaraan Maung Pindad dirancang sebagai kendaraan taktis ringan yang tangguh, lincah dan handal dalam berbagai medan operasi, baik tempur, patroli wilayah, maupun tugas-tugas teritorial,” ungkapnya.
Kemudian lanjut, Pangdam XII/Tpr, ia berpesan, agar nantinya kendaraan tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kendaraan tersebut merupakan aset negara yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.
“Laksanakan pengawasan dalam penggunaannya, tunjuk personel pengemudi yang memiliki keterampilan dan paham akan pemeliharaan serta perawatan kendaraan sehingga dapat meningkatkan kinerja, operasional dan kesiapsiagaan satuan di jajaran Kodam XII/Tpr semakin meningkat,” pungkasnya.
Diketahui bahwa, Ransus Maung MV3 merupakan hasil dari Industri Pertahanan Dalam Negeri yang di produksi oleh PT. Pindad, melalui Kemenhan memberikan dukungan Ransus Maung MV3 terhadap TNI AD untuk kendaraan operasional para Wadanyon dan Danramil.