Sabtu, 20 Juli 2024

Skud 17 Akan Diperkuat Pesawat B-737-800 NG no Reg. A-7309

 Pesawat VIP/VVIP Pesawat B-737-800 NG A-7309 Tiba di Halim PK (TNI AU)

Komandan Lanud Halim P. Marsma TNI Destianto N. Utomo, S.T., M.Han., beserta pejabat Lanud Halim P. menyambut kedatangan pesawat Boeing 737-800 NG dengan tail number A-7309 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Pesawat itu akan memperkuat alutsista TNI AU yang ditempatkan Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma.

Sebelum sampai ke Lanud Halim Perdanakusuma, pesawat VIP/VVIP diterbangkan dari Merpati Maintenance Facility (MMF) Surabaya menuju ke Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Pesawat tersebut diawaki oleh Capt. Helmy Harry S. dan Capt. Arief Yulianto serta dibantu awak pesawat lainnya. Selanjutnya akan dilaksanakan proses Site Acceptance Test, pemeriksaan dan penerimaan serta penerbitan kelengkapan dokumen lainnya sebelum nantinya diserahkan ke TNI AU.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Wing Udara 1, Kasubdispesang Disaeroau, para Kadis dan pejabat Lanud Halim Perdanakusuma.

  🛩
Lanud Halim PK  

Penampakan Pembangunan Kapal Frigate Merah Putih

⚓ 👷 📸Pembangunan blok Frigate Merah Putih (PAL Indonesia)

PT PAL Indonesia tengah membangun kapal perang yang diproyeksikan akan menjadi kapal perang terbesar dan tercanggih yakni Frigate Merah Putih.

Pembangunan Kapal Frigate Merah Putih yang 100% dibangun di PT PAL Indonesia, sejalan dengan arahan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto agar industri pertahanan dalam negeri semakin tangguh, kuat dan berdaya saing global.

PT PAL Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita pendiri Bangsa untuk menguasai teknologi rancang bangun kapal kombatan, serta akan mempersiapkan kualitas terbaik dalam pembangunan kapal Frigate Merah Putih.
 

  👷 PAL Indonesia  

Jumat, 19 Juli 2024

PT Len Minta Suntikan Duit Rp 2 T

 Perkuat Industri Pertahanan 
https://pbs.twimg.com/media/FVQxc_WUUAAS49B.jpg:largeRadar GCI  (IBUMN)

I
nduk BUMN Pertahanan atau DEFEND ID PT Len Industri (Persero) mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun untuk tahun 2025. Hal ini diungkap oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima saat rapat dengan PT Len.

"Mengacu pada hasil rapat komisi VI DPR RI dan Menteri BUMN tanggal 7 Juni 2024, terdapat usulan Penyertaan Modal Negara untuk tahun 2025 sebagai berikut. Pertama PLN sebesar Rp 3 triliun, PT Len Industri sebesar Rp 2 triliun, dan PT Danareksa sebesar Rp 2 triliun," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024).

Dalam rapat tersebut Direktur Utama Len Industri Boby Rasidin menjelaskan, pihaknya berkomitmen mewujudkan pemenuhan alutsista atau alat utama sistem senjata berteknologi modern untuk pertahanan negara. Teknologi yang akan diadopsi fokus pada alat yang strategis bagi konsep pertahanan Indonesia.

Dalam periode 2025 sampai 2029 Boby menyebut pihaknya membutuhkan investasi dan pendanaan sebesar Rp 7,41 triliun. Dari Jumlah tersebut 43% di antaranya berasal dari PMN.

"Sampai tahun 2029 itu kami menghitung investasi sekitar Rp 7,41 triliun, di mana kami harapkan itu dari PMN sampai tahun 2029 itu 46,8%. Lalu 43% itu adalah pengembangan mandiri kami sendiri. Sedangkan 7,9% itu pengembangan dengan partnership," bebernya.

Berdasarkan paparannya, berikut rincian investasi strategis PT Len Industri hingga 2029:

-★- Fasilitas Industri Radar

-★- Fasilitas Produksi Unmanned System

-★- Fasilitas Produksi N219

-★- Fasilitas Pendukung Produksi

-★- Peningkatan kapasitas Bisnis Aerostructure

-★- Peningkatan Kapasitas Bisnis MRO

-★- Pembangunan Infrastruktur Kapal Selam

-★- Akuisisi Galangan Kapal

-★- Pabrik AN Pulau Jawa

-★- Power as Service BTS

-★- Green Hydrogen

-★- Fasilitas Produksi Munisi Kaliber Kecil

-★- Modernisasi lini produksi Senjata

-★- Revitalisasi lini Pendukung Produk Pertahanan

  ★ detik  

Kamis, 18 Juli 2024

Sekilas P6 MPA Dilirik TNI AL

 PT DI akan kerjasama dengan PAL Aerospace UEA https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p1/673/2024/04/24/454-1025483651.jpgP-6 MPA produksi PAL Aerospace di minati TNI AL (PAL Aerospace) 🛩
PAL
Aerospace dari Kanada yang berbasis di Abu Dhabi meluncurkan pesawat patroli maritim multimisi yang diberi kode P-6.

Pesawat ini menggunakan basis jet bisnis Canadian Bombardier Global 6500.

P-6 ditawarkan sebagai alternatif pengawasan domain maritim dan perang antikapal selam bagi negara-negara yang mencari platform baru.

Menariknya pada paparan perencanaan alutsista TNI AL, KSAL menampilkan pesawat P6 MPA yang akan di gunakan Penerbal kedepan.

Mengutip dari Airspace  review, Pesawat P-6 MPA menghadirkan teknologi generasi terbaru dan sangat mudah beradaptasi. Platform Global 6500 yang digunakan sebagai P-6 dilengkapi dengan gondola besar yang diperpanjang dan mampu mengakomodasi muatan yang dapat dijatuhkan dari udara, termasuk sistem senjata dan kit SAR, di samping sensor dan antena komunikasi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIpKmD9g1MjEysPKxU33Z06pxUQVjaTG1SdLCKKWBfQh_X9Ul3nQt8uzn2zZ30EXNpv_JPgGxu6kDFb-p-fVW4mtLKvXlQppyjXBVSzcV6osxIz8ExpgaU4yi4u7Eh7OkSiA4HlHqSLYBAhdyYiRbgpi7Qv3VJ4YDiHsQrjaeUdgnqTR4owfEH_E0NnN3J/s680/HBH%201.jpgUsulan sejumlah alutsista TNI AL dalam paparan KSAL (Pasmar1)
Area depan gondola merupakan tempat radar pengawasan permukaan serta sensor perlindungan diri.

Sementara bagian tengah dan belakang menampung menara untuk Elektro-Optik/Inframerah (EO/IR), komunikasi, Antena Tindakan Dukungan Elektronik dan intelijen komunikasi (COMINT), serta sensor dan peralatan perlindungan diri.

P-6 MPA dilengkapi dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array) dan turet EO/IR bersama ESM, Sistem Identifikasi Otomatis (AIS), peluncur sonobuoys putar yang dapat diperpanjang, di samping sistem detektor anomali magnetik (MAD).

Pesawat ini juga akan dilengkapi dengan subsistem bantuan defensif termasuk radar dan penerima peringatan inframerah, dua menara Directional Infrared Countermeasures (DIRCM) untuk memberikan jangkauan 360° dan chaff/flare dispensers.

Berita terbaru dibawa Jokowi dari UEA, dimana nantinya pesawat ini bila jadi di beli, akan di rakit/integrasikan oleh PT DI dengan kesepakatan transfer teknologi dari PAL Aerospace. untuk pengadaan sebagai pesawat MPA (Maritim Patrol Aircraft) maupun AKS (Anti Kapal Selam).

 Berikut video PAL Aerospace : 

Jokowi Bawa 8 'Kado' buat RI dari UEA

Jokowi dapat penghargaan 'Order of Zayed' (Biro Sekretaris Presiden)

Ada delapan kesepakatan kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) selama kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam kunjungan tersebut Jokowi juga bertemu dengan Presiden UEA Mohammed Bin Zayed (MBZ) di Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan di sela-sela pertemuan tersebut, kedua pemimpin menyaksikan delapan kesepakatan deliverables kunjungan. Kesepakatan itu ditandai dengan adanya nota kesepahaman (MoU).

"Di sela-sela pertemuan bilateral, kedua pemimpin juga menyaksikan pengumuman 8 kesepakatan deliverables kunjungan," kata Retno dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2024).

Retno menyebut UEA merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Timur Tengah. Dalam 10 tahun terakhir ini hubungan kedua negara berkembang dengan cepat.

Misalnya, dari sisi perdagangan terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Angka perdagangan di tahun 2015 sampai 2023 mengalami peningkatan 52%. Dan di tahun 2023 mencapai USD 3,282 milliar.

"Selain mengalami peningkatan angka perdagangan bilateral, posisi Indonesia juga bergerak dari defisit menjadi surplus. Tahun 2023, Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 0,29 milliar," terangnya.

  Delapan kesepakatan itu sebagai berikut: 
1. MoU antara Kementerian BUMN dan Eagle Hills terkait turisme dan transportasi udara

2. MoU antara Nusantara Capital Authority dan Dubai International Financial Centre Authority terkait pembentukan Financial Centre di IKN

3. MoU antara BRIN dan Emirates Nuclear Energy (ENEC) terkait energi nuklir;

4. MoU antara BI dan UAECB terkait sistem pembayaran

5.MoU antara Kementerian Keuangan dan Ministry of Finance terkait Public Finance Management

6. Framework Agreement antara PT DI & PAL Aerospace terkait Technology Transfer of Maritime Patrol Aircraft and Anti-Submarine Warfare

7. MoU antara Masdar dan PLN Icon+ untuk Joint Assessment and Study instalasi Solar Rooftop bidang komersil dan industrial di Indonesia

8. MoU antara Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund United Arab Emirates dan Kementerian Kemaritiman dan Investasi terkait pembangunan Sheikh Mohamed bin Zayed and Joko Widodo International Mangrove Research Center di Bali. (hns/hns)

  👏
detik  

Jokowi Pamer ke MBZ, RI Bikin Kapal Perang buat Angkatan Laut UEA

Jokowi dijemput langsung Pangeran MBZ di Bandara (Biro Sekretaris Preidens)

Indonesia berhasil membuat kapal perang untuk armada angkatan laut Uni Emirat Arab (UEA).

Pencapaian ini dipamerkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syeikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau Pangeran MBZ di Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi.

Jokowi memaparkan perusahaan galangan kapal pelat merah, PT PAL Indonesia yang bakal menggarap kapal perang berjenis landing platform dock.

"Kita juga ada kerja sama pembangunan kapal LPD untuk angkatan laut UEA oleh PT PAL Indonesia," kata Jokowi dalam pertemuan yang dilakukan pada Rabu (17/7/2024).

Pada 2023, PT PAL Indonesia telah melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama strategis dengan perusahaan lokal UEA Marakeb Technologies LLC bidang sistem persenjataan bagi proyek Kapal Landing Platform Dock (LPD).

PT PAL akan membangun kapal LPD terbesar yang pernah diproduksi di Indonesia yaitu sepanjang 163 meter dengan persenjataan lengkap. Sebagai kapal multiperan, LPD tidak hanya mampu mengangkut pasukan, namun juga mengangkut berbagai kendaraan tempur serta helikopter dengan kapasitas helipad buat 3 helikopter dan 1 heli hangar.

Di samping itu, ada LPD yang dilengkapi 4 landing craft vehicle personel (LCVP) dan 2 landing craft utility (LCU) sehingga kemampuan debarkasi pasukan menjadi lebih optimal, bahkan juga ada yang dilengkapi sensor weapon and command (sewaco). Terlebih PT PAL juga menyuguhkan berbagai fitur equipment pendukung di kapal seperti vehicle lift, passenger lift, turn table, snatch winch.

Kapal LPD PT PAL yang sudah melalui berbagai lautan dunia yaitu KRI Banjarmasin-592, KRI Banda Aceh-593, kemudian ada KRI Semarang-594, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, termasuk dua kapal LPD untuk tentara AL Filipina yaitu BRP Tarlac-601 dan BRP Davao Del Sur-602. (hal/ara)

 👷 
detik  

Rabu, 17 Juli 2024

KRI Dorang-874 Akan Latihan Bersama Australia Navy

 Latma Cassoex 2024KRI DOR 874 (Dispenal) 🐟

Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, bersama pejabat utama, Komandan Satuan dan Kasatker Koarmada III, melepas kapal perang KRI Dorang-874 yang akan mengikuti latihan bersama (Latma) Cassowary Exercise (Cassoex) 2024 dengan Royal Australian Navy (RAN), Selasa (16/7/2024. Pelepasan KRI perwakilan Indonesia itu dipusatkan di dermaga Mako Koarmada III, Papua Barat Daya. Tampa menyebutkan waktu latihan, namun di perkirakan latihan uji coba kekuatan angkatan laut kedua negara itu akan berlangsung beberapa waktu kedepan.

Dalam sambutan tertulis Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) III Laksamana Muda TNI Hersan yang dibacakan Kepala Staf Koarmada III mengatakan Cassowary Exercise (Cassoex) 2024 adalah bagian dari latihan bilateral TNI-AL dengan Royal Australian Navy (RAN), yang diselenggarakan secara periodik setiap tahunnya.

"Latihan Bersama Cassoex 2024 diperlukan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan, profesionalisme dan interoperabilitas serta kerjasama militer dalam patroli keamanan maritim wilayah perbatasan Indonesia -Australia," ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan jika Pangkoarmada III memberikan beberapa penekanan yang harus dipedomani dalam pelaksanaan tugas diantaranya agar selalu meningkatkan terus kualitas iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dalam setiap tugas, akan senantiasa mendapatkan petunjuk, bimbingan, dan perlindungan-Nya. Selain itu pahami dengan baik setiap tugas yang diberikan dengan berpedoman pada standart operation prosedure (SOP) maupun Rule Of Engagement (ROE) yang berlaku serta mitigasi resiko pada setiap kegiatan untuk mencegah timbulnya resiko atau kerugian personel dan material yang tidak perlu.

"Serta mengigatkan bahwa selama melaksanakan misi Latihan Bersama Cassoex 2024, para Prajurit adalah perwakilan Negara Indonesia yang akan bekerja sama dengan Negara Australia, untuk itu, tampilkan yang terbaik dengan cara memahami dan melaksanakan tugas dengan baik, jaga nama baik Bangsa Indonesia dengan tidak melakukan pelanggaran sekecil apapun" tegasnya.

Keikutsertaan TNI-AL dalam misi Cassoex 2024 menunjukkan kepada masyarakat internasional, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mencintai dunia yang tertib, damai dan berkeadilan. Hal itu sebagai implementasi nyata dari cita-cita bangsa Indonesia. Selain itu kehadiran TNI AL dalam latihan tersebut suatu kebanggaan dan kehormatan bagi para prajurit. KRI Dorang 874 di bawah pimpinan Mayor Laut (P) Hermes R Simanjuntak. (Nirwana)
 

  🐠 RRI  

Selasa, 16 Juli 2024

Turkifikasi Kapal Perang Indonesia

👷 🚀 🛩 ⚓ Ketika menhan Prabowo meninjau pembangunan FMP di Surabaya (PAL) 👷

TURKI semakin menancapkan kehadirannya dalam sistem pertahanan Indonesia. Berbagai jenis alutsista made in negara pewaris Otoman itu perlahan tapi pasti mulai menjadi tulang punggung kekuatan TNI, terutama TNI AL. Kehadirannya pun mampu menggeser alutsista asal negara barat yang selama ini mendominasi, terutama untuk produk combat management system (CMS) dan rudal.

Lompatan kisah sukses alutsista buatan negeri yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu bisa dilihat dari keputusan Kementerian Pertahanan (Kemhan) membenamkan CMS beserta rudal buatan Turki sebagai tulang punggung fregat kebanggaan bangsa yang kini tengah dibangun PT PAL, yakni Fregat Merah Mutih (FMP). CMS buatan perusahaan plat merah Turki, Havelsan, menggantikan CMS dari Thales, Prancis.

Perubahan jeroan fregat turunan fregat kelas Iver Huitfeldt yang diproyeksikan memiliki berat 5,996 ton dan panjang 140m itu disampaikan PT PAL dalam rilisnya pada medio Mei 2024 lalu. Perusahaan berbasis di Surabaya itu menjelaskan, pergantian CMS dan rudal mempertimbangkan terbentuknya ekosistem persenjataan baru.

Terbentuknya ekosistem persenjataan baru seolah menjadi kode keras bahwa alutsista Turki on the way mendominasi jeroan kapal perang dan bakal menjadi back bone persenjataan TNI untuk waktu yang lama. Lebih progresif lagi, Kemhan sebagai decision maker sudah masak mempertimbangkan variabel interoperabilitas kapal-kapal perang TNI yang sebelumnya mayoritas menggunakan CMS produksi Thales. Perubahan juga mencakup instrumen sistem pendaratan (instrument landing system/ILS).

Karena itulah, pemasangan CMS beserta rudal Turki juga bukan untuk FMP, tapi juga untuk 41 kapal perang TNI lainnya yang kini tengah menjalani program refurbishment, atau dikenal dengan Proyek R41. Dalam modernisasi tersebut, CMS dan rudal semua kapal perang diganti produk negeri yang pernah mendapat julukan The Sick Man of Europe itu. PT PAL mengistilahkan langkah tersebut sebagai bentuk communality baru dalam kapal perang TNI AL.

Untuk diketahui, kapal perang TNI atau KRI yang menjalani Proyek R41 mulai dari kelas Fatahillah, kelas Malahayati, kelas Halasan, hingga kelas Raden Eddy Martadinata. Modernisasi bukan hanya dilakukan PT PAL saja, namun juga melibatkan sejumlah galangan kapal swasta kebanggaan nasional, yakni PT Batamec, PT Waruna Shipyard, PT Dok Bahari Nusantara, dan PT Palindo Shipyard.

Selain FMP dan 41 kapal perang yang menjadi modernisasi, kebijakan yang lazim dilabeli publik dengan istilah Turkifikasi itu juga berlaku untuk dua kapal offshore patrol vessel (OPV) yang tengah dikerjakan galangan kapal PT Daya Radar Utama (DRU). CMS yang akan dibenamkan sama dengan kapal perang lainnya, yakni buatan Havelsan.

Dikutip dari berbagai sumber, Advent (Network Supported Data Integrated) SYS -demikian merek CMS Havelsan, adalah sistem komando dan kontrol generasi terbaru yang dirancang untuk menanggapi kebutuhan pendekatan operasional yang berorientasi pada kekuatan dan didukung jaringan lebih dari satu kapal perang. CMS ini memiliki arsitektur yang memfasilitasi pengguna membuat keputusan secara cepat dan akurat, serta mampu menyajikan struktur fleksibel dalam penggunaan senjata dan sensor baru.

Berbarengan dengan penandatangan kontrak dengan Havelsan yang dilakukan pada ajang Indo Defence 2022 lalu, Kemhan juga meneken kontrak dengan Roketsan sebagai produsen rudal Turki. Perusahaan tersebut memiliki produk yang bakal menjadi andalan TNI, termasuk TNI AL, seperti Khan Missile System, Roketsan Trisula-O Missile System (OMS), Trisula-O Weapon System (OWS), Trisula-U Missile System, Trisula-U Weapon System (UWS), hingga Atmaca Missile yang akan menjadi rudal utama di kapal perang TNI AL.

Kebijakan Turkifikasi kapal perang TNI AL merupakan perubahan drastis yang perlu dikaji lebih dalam. Beberapa pertimbangan dimaksud antara lain apakah layak alutsista Turki menjadi andalan kapal perang di tengah dinamika konflik Laut China Selatan yang memanas dan kemungkinan terlibatnya negara-negara besar dengan kualitas alutsista state of the art? Atau, apakah kebijakan menjadikan alutsista Turki sebagai ekosistem baru kapal perang TNI AL sekadar melepas ketergantungan dari alutsista barat atau diikuti dengan agenda lain yang lebih strategis?

 Persahabatan Kokoh 
Istilah Turkifikasi yang mengemuka dalam transaksi alutsista dengan Turki belakangan ini sejatinya sudah dikenal berabad lampau. Definisi merujuk perubahan yang terjadi di daratan Asia Kecil -atau dijuluki Antaolia bangsa Romawi dan Yunani- yang awalnya dihuni bangsa Hatti, Hurriyah, Iberia, Lydia, dan Galatia dengan segala kebudayaanya, menjadi hampir seluruhnya ditinggali masyarakat yang menyebut diri sebagai bangsa Turki.

Dikutip dari tulisan Khazanah di Republika.co.id, proses Turkifikasi dimulai abad 11 kala pendiri Kesultanan Turki Seljuk, Tughril Beg, diperintah Khalifah al-Qaim dari Dinasti Abbasiyah membendung pengaruh Kekaisaran Bizantium di wilayah utara kekhalifahan Islam. Baru pada 1071, putra Tughril Beg, Alp Arslan berhasil menekuk pasukan Bizantium. Sejak momen itulah, Kesultanan Turki Seljuk menancapkan kekuasaan dan pengaruhnya di Anatolia, hingga lambat laut mengeliminasi suku bangsa dan budaya yang eksis sebelumnya.

William Langer dan Robert Blake dalam ‘’The Rise of the Ottoman Turks and Its Historical Background’’ menyebut, masyarakat Kristen yang masuk Islam pun perlahan mengadopsi bahasa Turki dalam aktivitas sehari-harinya. Sebaliknya kebudayaan Yunani yang telah mengakar di kalangan masyarakat Anatolia, lambat laun melemah dan menghilang.

Perkawinan juga menjadi variabel yang mempercepat Turkifikasi, termasuk dilakukan para Sultan Turki, yang kemudian melahirkan para sultan serta para penerusnya. Dampak Turkifikasi secara drastis terjadi pada 1330-an saat beberapa nama kota di Anatolia berganti menjadi nama dalam bahasa Turki. Perubahan dimaksud antara lain, Angora menjadi Ankara dan Konstantinopel menjadi Istanbul.

Konteks Turkifikasi di Tanah Air tentu berbeda dengan cerita Anatolia, karena hanya terkait alutsista. Tetapi, dampak yang terjadi dalam jangka panjang sangat mungkin akan menghilangkan nama besar alutsista barat yang selama ini mendominasi kapal perang TNI AL, seperti CMS Thales dan rudal anti-kapal permukaan Exocet. Sebaliknya, masyarakat -khususnya prajurit TNI AL- nanti akan semakin akrab dengan nama CMS Advent, rudal Atmaca dan lainnya, karena sebagian besar KRI yang mereka awaki menggunakan produk Turki, atau produk made in domestik hasil transfer of technology dari Turki.

Pintu masuk Turkifikasi alutsista TNI secara yuridis terbuka kala UU No 9 Tahun 2014 tentang Pengesahan Persetujuan tentang Kerjasama Industri Pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki diketuk palu. Pengesahan kontitusi tersebut menindaklanjuti kemitraan strategis yang diteken Indonesia-Turki pada 2012 dan menjadi pondasi terjadinya kerja sama pertahanan, termasuk kerja sama alutsista antar-kedua negara.

Sebelumnya, Ankara dan Jakarta pada 2010 telah menyepakati kerja sama di bidang industri pertahanan. Kesepakatan antara lain meliputi penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan dalam penelitian bersama mulai pengembangan, produksi dan proyek modernisasi, bantuan timbal balik dalam bidang produksi serta pengadaan produk industri jasa pertahanan.

Kedua negara juga bersepakat dalam penjualan produk akhir, penyediaan informasi ilmiah dan teknis, partisipasi pameran industri pertahanan dan simposium, serta jual-beli saling menguntungkan. Walaupun sudah terjalin kerja sama, bila dibanding Malaysia kehadiran alutsista antara Indonesia-Turki dibanding Malaysia-Turki sebenarnya kalah start.

Fakta ini bisa dibuktikan dengan keberadaan panser andalan Malaysia made in FNSS Savunma Sistemleri Turki, yakni V8 Gempita, yang dirakit perusahaan Malaysia, DefTech, berdasar panser Pars 8x8. Sebanyak 12 Panser 8x8 sudah didatangkan pada 2014. Sedangkan di Indonesia, alutsista Turki mulai menjadi pembicaraan saat PT Pindad meneken kerja sama dengan FNSS mengembangkan medium tank Kaplan MT atau tank Harimau.

Bagaimana kerja sama alutsista Indonesia-Turki seolah mengalami lompatan katak? Variabelnya tidak lain karena keseriusan Turki menunjukkan komitmennya untuk transfer of knowledge dan transfer of technology kepada Indonesia, seperti pada kasus kerjasama pembuatan Tank Harimau. Di sisi lain, kondisi ini juga terbentuk karena semakin yakinnya Indonesia terhadap kualitas produk made in Turki. Diskusi kedua negara juga kian intensif melalui Defence Dialogue Meeting Indonesia-Turkiye yang berjalan sejak 2020.

Karena faktor-faktor itulah, Indonesia-Turki beberapa tahun belakangan seolah tak berhenti mencatatkan proyek kerja sama alutsista. Pada 2022, misalnya, di sela Indo Defense 2022, sejumlah kesepakatan government to government (G to G) maupun business to business (B to B) dilakukan perusahaan atau pemerintah kedua negara. Kesepakatan mulai dari transaksi dan pengembangan simulator, CMS, berbagai jenis rudal, hingga drone tempur.

Adapun perusahaan yang terlibat antara lain PT Falah Inovasi Teknologi, PT PAL, PT Noahtu Shipyard dan PT Tesco Indomaritim. Sedangkan dari Turki ada Tais Gemi Insa Ve Teknoloji A.S, Roketsan dan Havelsan. Menhan Prabowo Subianto yang kala itu hadir menyaksikan prosesi tersebut bersama Presiden Badan Industri Pertahanan Turki Ismail Demir meyakini berbagai kerja sama tersebut bakal mendongkrak kemampuan industri pertahanan Indonesia.

Masih di tahun 2022, Prabowo dengan koleganya dari Turki, Menhan Hulusi Akar menandatangani MoU Kerja Sama Industri Pertahanan di sela KTT G-20 di Nusa Dua Bali (14/11). Paling monumental dari kesepakatan itu adalah kesepakatan membentuk dewan kerja sama strategis, termasuk dalamnya mencakup kerja sama pertahanan. Prabowo menilai kesepakatan ini bukan hanya memantabkan kerja sama G to G, tapi juga akan memperkuat ikatan dan kemakmuran dua negara dan rakyatnya.

Selanjutnya pada 2023, kerja sama kian dikokohkan ketika Prabowo menerima kunjungan Menlu Turki HE Mr Hakan Fidan (15/07). Keduanya bersepakat mengeksplorasi lebih banyak peluang kerja sama pertahanan pada masa mendatang. Langkah ini urgen dilakukan untuk meningkatkan kapasitas angkatan bersenjata maupun sektor industri pertahanan kedua negara.

 Kapabilitas Diakui 
Eratnya kerja sama yang terbangun antara Indonesia-Turki tentu menjadi variabel penting dari kebijakan Turkifikasi kapal perang TNI AL. Namun, lebih mendasar lagi adalah kapabilitas perusahaan negeri tersebut memproduksi alutsista canggih dan bisa diandalkan, termasuk untuk menjaga kedaulatan NKRI di wilayah laut. Selain itu, terbukanya Turki untuk melakukan transfer of technology kepada Indonesia.

Kapabilitas industri pertahanan negara gerbang timur dan barat itu bukan sebatas produk drone seperti Bayraktar TB2, Anka maupun Akinci yang memang sudah diakui dunia dan menjadi bagian penting sistem pertahanan banyak negara di dunia. Malahan Bayraktar TB2 sudah battle proven di medan laga seperti dalam konflik Nagorno-Karabahh antara Azerbaijan vs Armenia. Selain drone, alutista Turki lain yang populer antara lain tank tempur Altay dan helikopter serang T-128 Atak yang diborong Filiphina.

Karenanya, tak heran banyak perusahaan Turki sukses menerobos ketatnya persaingan pasar alutsista, bersaing dengan perusahaan global yang sudah memiliki nama besar sebelumnya. Faktanya bisa dilihat dari data yang dirilis Defense News pada 2022 lalu.

Dari 100 perusahaan pertahanan terkemuka dunia, 7 di antaranya berasal dari Turki. Satu di antaranya adalah ASELSAN, yang sukses masuk 50 besar. Prestasi ini terwujud karena produk-produk perusahaan yang berdiri pada 1975 itu – seperti dari sistem komunikasi, radar, dan berbagai sistem pertahanan- telah digunakan 65 negara di dunia.

Perusahaan alutsista Turki lainnya yang masuk jajaran top global player adalah TAI, BMC, Roketsan, STM Defense Technologies & Engineering Ltd, FNSS, dan Havelsan. Produk yang dihasilkan hampir semua jenis alutsista yang dibutuhkan militer dunia. Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyebut, Turki berkontribusi 1% dari total ekspor alutsista global.

Untuk produk alutsista yang akan dibenamkan dalam kapal perang Indonesia, walaupun relatif produk baru, kualitasnya sudah melalui riset dan pengembangan berdasar standar Turki yang sudah battle proven dan diakui dunia. Untuk CMS, misalnya, yang diandalkan adalah Advent. Produksi Havelsan ini merupakan sebagai sistem komando dan kontrol generasi terbaru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional yang berorientasi ada kekuatan dan dukungan jaringan lebih dari satu kapal perang.

Dikutip dari Indomiliter.com, CMS Advent menyediakan tautan data taksi terintegrasi penuh. Termasuk mendukung Link 11, Link 16, Link 22, SIMPLE, JREAP, dan VMF. Fungsi tautan dapat diakses melalui konsol semua operator dengan Advent SYS. CMS dengan dukungan kemampuan tersebut dapat memfasilitasi pengguna membuat keputusan secara cepat, akurat, dan fleksibel dana menggunakan senjata dan sensor baru.

Selain untuk kapal perang Indonesia yang menjalani proyek R41, OPV 90, dan FMP, CMS tersebut juga digunakan untuk proyek kapal perang nasional Turki, MILGEM, yang diorientasikan memperkuat postur angkatan laut Turki di masa depan. Sejauh ini, CMS Advent sudah dibenamkan di TCG Kinalida. CMS sama juga digunakan di YCG Burgazada yang merupakan kapal induk komunikasi, kapal induk helikopter TCG Anadolu, korvet kelas Burak. Sejumlah korvet pesanan Pakistan juga menggunakan jeroan sama.

Sedangkan untuk rudal, Indonesia sudah menjalin kesepakatan dengan Roketsan untuk pembelian berbagai jenis rudal. Rudal dimaksud antara lain Khan Missile System yang akan merupakan ground to ground ballistic missile, Hisar yang diarahkan untuk rudal pertahanan udara ((selanjutnya di Indonesia diadaptasi menjadi Trisula-O Missile System (OMS), Trisula-O Weapon System, Trisula-U Missile System, Trisula-U Weapon System (UWS)), serta Atmaca yang akan diandalkan sebagai rudal anti-permukaan kapal perang Indonesia -baik FMP, OPV 90m, maupun kapal perang yang menjadi program R41.

Bukan sebatas kualitas alutsista yang diakui secara global, faktor lain yang mendorong Turkifikasi alutsista TNI, khususnya untuk kapal perang, independensi Turki dalam mengembangkan berbagai alutsista, hingga transaksi yang dilakukan tidak rawan embargo, seperti lazimnya dilakukan Amerika Serikat. Apalagi, meski berposisi sebagai anggota NATO, politik luar Turki terbilang independent, sehingga bisa melakukan kerja sama dengan negara manapun, termasuk dengan Rusia yang sekarang menjadi musuh bersama blok Barat.

Tak kalah pentingnya adalah kebijakan Turki yang terbuka untuk transfer of technology, termasuk kepada Indonesia. Sikap ini ditegaskan Erdogan di sela pameran IDEF 2923 lalu, dengan mengatakan bahwa Turki tidak hanya menjual produk tapi juga mengembangkan proyek bersama jangka panjang. Erdogan mengaku sangat senang ilmu dan pengalaman industri pertahanan negaranya bisa dimanfaatkan negara sahabat.

Kerja sama transfer of technology dalam Turkifikasi kapal perang Indonesia sangat terbuka untuk produk CMS maupun rudal. Untuk CMS, misalnya, PT LEN bisa belajar atau memproduki karya Havelsan tersebut. Sedangkan pembelian besar-besaran untuk berbagai jenis rudal buatan Roketsan pun dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan proyek rudal pertahanan domestik seperti R-HAN ke depan.

Selain beberapa alasan di atas, Turkifikasi kapal perang Indonesia tampaknya sebagai prakondisi atau familirisasi untuk proyek Indonesia yang lebih besar ke depan. Apa itu? Desas-desus di sosial media menyebut Indonesia nanti akan bekerja bareng dengan Turki untuk mengembangkan kapal perang destroyer. Dalam proyek MILGEM, Turki telah mencantumkan rencana pembangunan delapan kapal perusak TF-2000. (*) (hdr)
 

  👷 sindonews  

Senin, 15 Juli 2024

[Global] Filipina Ingin Dapatkan Sistem Rudal Hanud Toshiba Type 81

 Setelah bentuk Pakta Pertahanan dengan Jepang 
https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2024/07/1024px-Type_81_SAM_-_launcher-1.jpgType 81 JSDF (ist) 🚀

P
embentukan pakta pertahanan antara Jepang dan Filipina untuk menghadapi militer Cina, rupanya membawa kesempatan bagi Negeri Pinoy untuk memperoleh alutsista canggih dari Jepang dengan pinjaman berbunga rendah.

Seperti dikutip militaryleak.com, dalam wawancara baru-baru ini, mantan Menteri Pertahanan Jepang Onodera Itsunori membenarkan bahwa Departemen Pertahanan Filipina telah meminta pengalihan atau penjualan sistem rudal pertahanan udara (hanud) buatan Jepang.

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara Filipina secara keseluruhan, melengkapi permintaan radar pengawasan pantai, radar pertahanan udara, dan kapal patroli penjaga pantai yang telah disetujui.

Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) sedang mempertimbangkan untuk mempensiunkan sistem rudal hanud Type 81 dan Improved Hawk, yang berpotensi ditransfer ke Angkatan Bersenjata Filipina. Selain itu, sistem rudal pertahanan udara jarak pendek Type 11 dan jarak menengah Type 03 yang diproduksi di dalam negeri Jepang dapat dijual ke Filipina melalui pembiayaan berbunga rendah. Potensi pengalihan sistem rudal ini menggarisbawahi semakin dalamnya kerja sama pertahanan antara Jepang dan Filipina.

Salah satu yang diincar Filipina adalah Type 81. Type 81 dikembangkan oleh Toshiba sebagai sistem hanud rudal jarak pendek dalam platform mobile untuk mengisi kesenjangan kinerja antara rudal MANPADS FIM-92 Stinger dan sistem rudal jarak sedang MIM-23 Hawk.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDBv0hmS9Y-E7CEzRPwlQBjWGRZ0Zy-qqpIMkchcxr4ANdgozKffJ02J2l7mJsI_-tg7VFSu0Z6x4WnVcAKfXpdEJgWYCxNT3nKoEZP32GZZxaqK9QUQ0BSuZPWmnZdYVcz3iEFMpgsveodWbLGglx5JB9N4Y56ji6hYcjIh-3PxxqYGC8zq6xawsh6BdX/s1200/1200px-JGSDF_MIM-23_Hawk_SAM_20140429-01.jpegPengembangan Type 81 dimulai pada tahun 1966, dengan uji tembak pertama dilakukan pada tahun 1978. Sistem ini ditetapkan sebagai Type 81 oleh JSDF, dan kontrak dibuat untuk sistem tersebut pada tahun 1980. Sistem ini mulai beroperasi penuh oleh militer Jepang pada tahun 1981.

Kemudian Type 81 mendapatkan sejumlah upgrade, yang kemudian diberi label Tan-SAM dan mulai dioperasikan pada tahun 1989. Sistem hanud ini kemudian ditingkatkan dan ditetapkan sebagai SAM-1C pada tahun 1995. Pada tahun 2014, rudal hanud jarak pendek jenis baru yang diberi nama Tipe 11 secara resmi diluncurkan, yang menurut kabar akan menggantikan Type 81.

Rudal Tan-SAM 1 berbentuk salib dengan empat sayap delta terpotong menempel di bagian tengah badan, dan empat sirip delta kecil terpotong yang dapat dikendalikan di bagian belakang rudal. Rudal ini digerakkan oleh Nissan Motor single-stage solid-fuel rocket dengan kecepatan luncur sekitar Mach 2,4.

Awalnya rudal ini dipandu secara inersia ke kemungkinan titik intersepsi, pencari inframerah semua aspek mengambil alih untuk menangani panduan terminal. Rudal ini memiliki hulu ledak fragmentasi seberat 9,2 kilogram yang dipicu oleh kontak atau proximity fuze radar dengan radius mematikan antara 5 dan 15 meter tergantung pada jenis target. Tan-SAM punya panjang 2,7 meter dan diameter 160 mm dan lebar bentang sayap (wingspan) 600 mm.

https://cdn11.bigcommerce.com/s-89ffd/images/stencil/1280x1280/products/88174/350035/4968728723372_e11bf4623b0dc2d0cd4b1054f34abd76__15197.1640592581.jpg?c=2?imbypass=onSatu baterai sistem peluncur terdiri dari satu unit Fire Control System (FCS) vehicle dan dua unit launcher vehicles, serta sejumlah support vehicles dengan total awak lima belas orang.

Kendaraan FCS menggunakan jenis truk Isuzu Motors 6×6 dengan unit generator 30 kW yang dipasang di belakang kabin pengemudi, dan radar array bertahap pulse-doppler tiga dimensi berbentuk persegi panjang. Radar dapat beroperasi dalam tiga mode: pencarian segala arah, mode pencarian sektor/pelacakan jalur, dan mode pelacakan halus. Radar dipindai secara mekanis dan elektronik dan dapat melacak hingga enam target dalam busur 110 derajat yang sama dalam mode pelacakan jalur.

Dua target dapat dilacak dalam mode pelacakan halus dengan akurasi lebih tinggi, dengan probabilitas pembunuhan satu tembakan untuk setiap target diteruskan ke operator melalui tampilan CRT. Radar ini memiliki jangkauan sekitar 30 kilometer, dan telah dibangun dengan kemampuan IFF (Identification Friend or Foe).

Setiap unit peluncur dilengkapi dengan pengarah optik yang dapat digunakan sebagai pengganti radar di lingkungan ECM tinggi atau jika radar tidak beroperasi; Selain itu kendaraan ini dapat dilengkapi dengan satu atau dua senapan mesin berat kaliber 12,7 mm, untuk pertahanan diri di area depan depan terhadap ancaman darat dan ancaman udara jarak dekat. Sistem ini dapat diatur dalam waktu sekitar 30 menit, dan waktu muat ulang peluncur untuk keempat rudal adalah sekitar tiga menit.

Rudal Tan-SAM yang ditingkatkan menggunakan pencari radar aktif array bertahap, dengan kemampuan menerima pembaruan panduan di tengah jalur dari kendaraan FCS. Upgrade ini juga meningkatkan jangkauan maksimum rudal menjadi 14 kilometer sekaligus meningkatkan bobot rudal menjadi 105 kilogram. Motor tanpa asap baru dengan daya dorong yang lebih baik juga dipasang, menggantikan motor yang sudah ada. Sebagai rudal hanud jarak pendek, Type 81 atau Tan-SAM dapat mengejar target mulai dari ketinggian 15 sampai 3.000 meter. (Bayu Pamungkas)

  Berikut video dari Youtube : 


  🚀 indomiliter  

BRIN dan PT Dahana Sepakat Manfaatkan Propelan ISP-240

 Untuk Bahan Bakar Roket Pertahanan 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmbVt3b9iCsfMxFjUWe26xl1ja4hSCYG2mVSPIcWZKCEzkmZbQpqZ9b52vbFly02cBP_BZUXU8goJneFG6fLgO8OBQAITb39PaOlnhMuWoM66huOZjCp6JmQ441U6R3k3Me5WimZohgUCDgLFuPa92DpVnU_pgW5RCL2Mo13plYZ27TVed0SFCkvy7P4AH/s1600/1715480683-50974423.webpUji coba roket RX122 dengan propelan ISP-240 (BRIN)) 🚀

P
usat Riset Teknologi Roket Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kesepakatan bersama dengan PT Dahana dan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan tentang Pemanfaatan Prototipe Hasil Riset Pengembangan Propelan Impuls Spesifik (Isp) 240 untuk Bahan Bakar Roket Pertahanan Kaliber 122 mm Berdaya Jangkau Lebih Jauh. Kesepakatan bersama ini merupakan hasil riset dari program pendanaan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) LPDP untuk komersialisasi menjadi prototipe produk.

Kesepakan tersebut ditandatangani oleh Kepala Pusat Riset Teknologi Roket BRIN, Arif Nur Hakim serta Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana, Suhendra Yusuf secara daring pada Rabu (8/5). Disaksikan juga oleh para periset Pusat Riset Teknologi Roket, perwakilan PT Dahana serta perwakilan LPDP.

Riset yang diketuai oleh Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket BRIN, Heri Budi Wibowo ini telah menghasilkan prototipe propelan Isp-240 yang telah diujicoba untuk roket RX-122 di Stasiun Peluncuran Roket Garut, Jawa Barat pada September 2023.

Propelan adalah bahan bakar atau sumber tenaga mesin roket. Propelan dengan kinerja baik adalah propelan yang memiliki nilai Impuls Spesifik (Isp) yang tinggi.

Kepala Pusat Riset Teknologi Roket BRIN, Arif Nur Hakim mengatakan tujuan dari riset propelan Isp-240 adalah untuk meningkatkan performa roket pertahanan kaliber 122 mm sehingga mampu mencapai jarak jangkau hingga 30 kilometer.

PT Dahana telah lama terlibat dalam pengembangan roket pertahanan baik roket RHan 122B, maupun RHan 450.

Arif menambahkan, riset peningkatan kualitas propelan dari Isp-220 menjadi Isp-240 akan diaplikasikan tidak hanya pada roket kaliber 122 mm saja, tetapi akan diaplikasikan untuk roket-roket pertahanan yang lainnya.

"BRIN melalui Pusat Riset Teknologi Roket dan PT Dahana sepakat untuk melanjutkan proses berikutnya, yaitu proses sertifikasi sehingga dapat dilakukan komersialisasi," terangnya.

Peneliti Ahli Utama sekaligus Profesor Riset Pusat Riset Teknologi Roket BRIN, Heri Budi Wibowo menyampaikan, prototipe ini akan dilanjutkan ke proses sertifikasi agar bisa menjadi produk komersial yang siap dijual dan digunakan pengguna.

"Propelan Isp-240 memiliki impuls spesifik 10 persen lebih tinggi dari yang biasa digunakan untuk roket pertahanan Rhan-122B. Dengan Isp-239 detik, pengujian roket RX-122 menghasilkan jarak rata-rata 28 kilometer. Dengan propelan Isp-240 ini, diharapkan ke depan bisa menggantikan propelan Isp-220 untuk meningkatkan roket pertahanan RHan-122B dari jarak rata-rata 23 kilometer menjadi 28 kilometer," jelasnya.

Heri mengungkapkan, peluncuran resmi prototipe propelan Isp-240 dan proses sertifikasi akan dilakukan pada 13 Mei 2024 di Gedung Energetic Material Center (EMC) PT Dahan, Subang, Jawa Barat. Peluncuran akan dihadiri Kepala Pusat Riset Teknologi Roket, Direktur PT Dahana, dan pejabat terkait lainnya.

"Selambat-lambatnya setelah tiga tahun, maka produk propelan Isp-240 diharapkan sudah tersertifikasi dan siap untuk dikomersialisasi," pungkasnya.

  🚀 BRIN  

Minggu, 14 Juli 2024

TNI AU dan RSAF Latihan Operasi Combat SAR

 Latma Manyar Indopura XIX/24 (Dispenau) 🚁

Latihan bersama Manyar Indopura XIX/24 antara TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Republic Of Singapore Air Force (RSAF) memasuki tahapan manuver lapangan, berupa latihan Combat SAR dan latihan penembakan (Gunner) di Air Weapon Range (AWR) Siabu Lanud Roesmin Nurjadin, Jumat (12/7/2024).

Dalam latihan, kedua angkatan udara sama sama mengerahkan helikopter jenis H225M Caracal.

TNI AU melibatkan helikopter Caracal dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja, sementara RSAF mengerahkan helikopter Caracal dari Squadron 125 Pangkalan Udara Sembawang.

Tahapan latihan diawali dengan penerbangan pengenalan area latihan dan SAR di AWR Siabu.

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pencarian dan penyelamatan (SAR), serta memastikan kesiapan kedua angkatan udara dalam menghadapi situasi darurat yang memerlukan evakuasi korban.

Pada Combat SAR, TNI AU dan RSAF melakukan peran secara bergantian, baik sebagai tim penyelamat, maupun sebagai air cover saat operasi dilaksanakan.

Direktur latihan Manyar Indopura XIX/24, Kolonel Pnb Asep Wahyu Wijaya, M.M.S., menekankan pentingnya keselamatan dalam setiap tahapan latihan.

Keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap latihan, setiap personel harus peduli dan bertanggung jawab dalam mengutamakan keselamatan.

Latma Manyar Indopura XIX/24 telah digelar sejak tanggal 8 hingga 19 Juli 2024.

Melalui latihan bersama ini, diharapkan memperkuat kerjasama dan sinergi antara TNI AU dan RSAF, meningkatkan kemampuan operasional kedua angkatan udara, serta memperarat hubungan bilateral antar kedua negara.

  ⍟
Militer Udara  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...