Rabu, 13 November 2024

Jelang Latihan Puncak Keris Woomera 2024

  Alutsista Australian Defense Force (ADF) Tiba 
LHD HMAS Adelaide L01 berlabuh di dermaga Tanjung Wangi. (TNI AL)
Kapal perang HMAS Adelaide milik Australian Defense Force (ADF) yang membawa pasukan TNI dan militer Australia beserta Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi untuk melaksanakan proses debarkasi menuju daerah latihan, Minggu (10/11/2024).

Kapal perang Australia yang berukuran panjang 230 meter ini membawa 1300 pasukan gabungan yang akan melaksanakan latihan puncak Keris Woomera 2024 di Pusat Latihan Tempur 5 Marinir Baluran dan pantai Banongan Situbondo Jawa Timur.

Sejumlah pasukan pengamanan dari Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya dan Lanal Banyuwangi disiagakan untuk mengamankan proses bongkar alutsista milik Australia ini.

Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi Letkol Laut (P) Hafidz, M.Tr. Opsla, selaku penanggungjawab di wilayah mengungkapkan, pihaknya memastikan agar seluruh proses debarkasi Alutsista milik Australia berjalan lancar serta tiba di daerah latihan dalam keadaan aman.

"Selama proses pengamanan, prajurit Lanal Banyuwangi distandbykan selama 24 jam untuk mengawasi kegiatan bongkar perlengkapan militer milik negeri Kangguru tersebut," ujar Letkol Laut (P) Hafidz, Senin (11/11/2024).

 Berikut video dari Lanal Banyuwangi : 


  🎥 Youtube  

Scorpene Kemungkinan Dibuat di Perancis dan RI

Ilustrasi kapal selam Scorpene (Ist) ⚓️

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyebut kemungkinan unit pertama kapal selam Scorpene pesanan Indonesia dari Naval Group Perancis kemungkinan dibuat di Perancis, kemudian unit keduanya di RI.

Kementerian Pertahanan RI memesan dua unit Scorpene Evolved dari galangan kapal Perancis Naval Group untuk memperkuat armada kapal selam TNI Angkatan Laut.

"Untuk pengadaan kapal selam Scorpene, tetap berjalan. Kontrak sudah dilaksanakan, dan seperti rencana, kemungkinan bisa jadi (pembangunan kapal) mulai dari awal di dalam negeri, atau bisa jadi kapal pertama dibuat di Perancis, kemudian sisanya dibuat di Indonesia," kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan ada juga kemungkinan unit pertama dan kedua Scorpene nantinya dibuat secara bersamaan di Perancis dan Indonesia. Di Indonesia, kapal selam Scorpene rencananya dibangun di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI pada 4 April 2024 mengumumkan Pemerintah Indonesia resmi membeli dua unit kapal selam Scorpène Evolved dari perusahaan Perancis Naval Group.

"Kontrak (pengadaan) submarine class 1800–2800 tonnage dengan Advanced and Improved Propulsion (AIP) ditandatangani oleh perwakilan Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group dari Perancis dan PT PAL Indonesia," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha.

Naval Group dalam akun X resminya memperlihatkan kontrak itu diteken oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan RI Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari, Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod, dan Executive Vice President Sales Naval Group Marie-Laure Bourgeois. Acara itu turut disaksikan oleh Letjen TNI (Purn.) M. Herindra, yang saat itu menjabat Wakil Menteri Pertahanan RI.

Kontrak pembelian itu mencakup pengadaan dua unit kapal selam Scorpène Evolved Full Lithium-Ion battery (LiB), simulator untuk latihan (training), pelatihan untuk kru kapal, instruktur, dan operator simulator, integrated logistic supports, dan material untuk tiga kali misi atau selama 1 tahun.

KSAL dalam kesempatan terpisah pada 14 Mei 2024 menyebut pembangunan satu kapal selam itu membutuhkan waktu sekitar 5–7 tahun. Oleh karena itu, jika nantinya kontrak pembelian Scorpene efektif — yang artinya Pemerintah RI telah membayar uang muka — maka unit pertama Scorpene pesanan Indonesia kemungkinan akan rampung setelah periode masa kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada 2024–2029 berakhir.

  👷  antara  

Selasa, 12 November 2024

Dua Kapal Baru TNI AL Diberi Nama Prabu Siliwangi dan Brawijaya

⚓ OPV/PPA diharapkan datang awal tahun 2025ITS Marcantonio Colonna (P433), PPA kelima diproduksi yang akan di akuisisi TNI AL (Fincantieri)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan dua nama kapal patroli lepas pantai (PPA) baru pesanan Indonesia dari galangan kapal Italia, Fincantieri, bakal diberi nama KRI Prabu Siliwangi dan KRI Brawijaya.

Ali mengatakan dua nama itu dipilih untuk merepresentasikan daerah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Prabu Siliwangi dikenal sebagai Raja Padjajaran yang identik dengan Jawa Barat, sementara Brawijaya adalah Raja Majapahit yang identik dengan Jawa Timur.

"Namanya (dua kapal PPA pesanan Indonesia) memang sudah ditentukan, bahwa itu nanti namanya KRI Brawijaya dan KRI Prabu Siliwangi," kata Laksamana Ali di Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (12/11) seperti dikutip dari Antara.

Ali melanjutkan kontrak pembelian dua PPA dari Fincantieri Italia itu kemungkinan telah efektif. Pasalnya, berdasarkan informasi yang diterimanya, pencairan uang muka untuk dua kapal itu telah diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Untuk PPA, ini tahapnya sudah ditandatangani untuk uang muka, kalau tidak salah sudah ditandatangani oleh menteri keuangan, dan harapannya dalam waktu dekat, mungkin awal tahun depan sudah bisa datang salah satu PPA," kata Ali.

ITS Ruggiero di Lauria (P435) dikabarkan akan diakuisisi TNI AL. (Giorgio Arra)
Kementerian Pertahanan RI pada 17 April 2024 mengumumkan pembelian dua kapal patroli lepas pantai (OPV/PPA) yang dapat ditingkatkan fungsinya menjadi fregat dari galangan kapal Italia, Fincantieri.

Unit pertama PPA pesanan Indonesia itu dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal 2025 mendatang.

Dalam proses pengadaan itu, TNI membentuk Satuan Tugas Proyek Pengadaan (Satgas Yekda) A Frigate FREMM yang dipimpin Laksamana Pertama TNI Sumarji Bimoaji. Kemudian, TNI AL juga telah mengirim lima perwira dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada II untuk menjadi calon pengawak dua kapal patroli lepas pantai (PPA) itu.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana pada 17 September 2024 menjelaskan lima perwira TNI AL diikutsertakan dalam pelayaran kapal PPA Italia ITS Raimondo Montecuccoli P432 dari Okinawa, Jepang, menuju Jakarta.

"Selama berlayar dari Okinawa menuju Jakarta, lima perwira TNI Angkatan Laut mendapat kesempatan untuk mempelajari operasional dan observasi kegiatan serta peran-peran yang dilaksanakan oleh kru ITS Raimondo Montecuccoli," ujar Made Wira saat itu.

"Kegiatan ini diharapkan dapat memberi pengalaman berlayar di laut secara langsung (on sea experience), serta menjadi pengetahuan dan referensi awal dalam persiapan mengawaki calon kapal fregat terbesar yang akan segera memperkuat jajaran Armada TNI Angkatan Laut," imbuhnya.

Dia melanjutkan lima perwira TNI AL yang mengikuti kegiatan shiprider dan initial familiarization onboard di ITS Raimondo Montecuccoli yaitu Letkol Laut (T) Muhammad Syaikhul Azhar, Mayor Laut (P) Angga Radiansyah, Mayor Laut (P) Agung Susyanto, Mayor Laut (E) Wirawan Hanindito, dan Kapten Laut (P) Rian Sisky Putrantio.

Shiprider merupakan kegiatan perwira angkatan laut dari negara tertentu ikut berlayar kapal perang negara mitra, sementara initial familiarization onboard merujuk pada kegiatan pengenalan/familiarisasi operasional dan peran-peran kapal. (Antara/kid)
 

  💥
CNN  

KSAL Beri Sinyal Beli Alutsista China

 ⚓ Selepas dampingi RI 1 ke BeijingIndonesia dikabarkan tertarik kapal destroyer Type 052D Louyang class China (seaforces)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memberi sinyal adanya rencana membeli alutsista buatan China selepas dia mendampingi Presiden Prabowo Subianto melawat ke Beijing, China, pada 8–10 November 2024.

Dalam lawatan luar negerinya ke China, Presiden saat itu didampingi sejumlah petinggi militer di antaranya Laksamana Ali dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono.

Alhamdulilah dari pembicaraan dengan seluruh pihak yang ada di Republik Rakyat Tiongkok (China, red.) semuanya berjalan sangat harmonis. Kerja sama nanti akan banyak ditingkatkan di segala bidang. Khusus untuk militer, juga akan ada kerja sama di bidang pertahanan termasuk kemungkinan adanya pengadaan alutsista dari Republik Rakyat Tiongkok,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers di Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta, Selasa.

Walaupun demikian, Ali menyebut dia belum dapat mengungkap detail rencana pengadaan itu, termasuk untuk jenis alutsista yang dibidik oleh TNI AL.

Mungkin tidak bisa sekarang, nanti setelah ada kontrak baru bisa disampaikan,” kata KSAL.

Di Beijing, KSAL mendampingi kegiatan Presiden bertemu sejumlah pejabat negara dan tokoh penting China, yaitu Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) Zhao Leji.

Kami mengikuti beberapa kunjungan kehormatan kepada pihak Kongres-nya China atau MPR-nya, kemudian perdana menterinya dan terakhir kepada Presiden Xi Jinping,” kata dia.

China merupakan negara pertama yang dikunjungi Prabowo setelah dia resmi dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024. Selepas melawat ke China, Presiden melanjutkan perjalanannya ke Washington D. C., Amerika Serikat, kemudian Lima, Peru untuk menghadiri KTT APEC, lanjut ke Sao Paulo, Brazil untuk menghadiri KTT G20, dan terbang ke London, Inggris.

Terkait kerja sama Indonesia dan China, khususnya di bidang pertahanan, dalam waktu dekat TNI AL dan Angkatan Laut China (PLA) bakal menggelar latihan bersama “Heping Garuda” pada Desember 2024.

TNI AL dan PLA telah mempersiapkan latihan bersama itu dalam pertemuan koordinasi antarangkatan laut (NTNCT) di Beijing, China, pada 28–31 Oktober 2024.
 

  antara  

Senin, 11 November 2024

Satgas Port Visit Tiba Di Vanuatu

⚓️ Wujudkan Confidence Building Measures (CBM) (Dispenal)

Satuan Tugas (Satgas) Port Visit 2024 KRI WSH-991 tiba di Negara Vanuatu yang merupakan tujuan ketiganya setelah menempuh jarak 609 NM (Nautical Miles) dari Negara Fiji,kapal tiba dan sandar di dermaga Port Villa, Vanuatu pada Sabtu pagi waktu setempat. (09/11/24).

Kedatangan Satgas Port Visit 2024 disambut oleh Duta Besar RI (Dubes RI) atas Australia dan Vanuatu Dr. Siswo Pramono, Askomlek Pangkoarmada RI Laksamana Pertama TNI Ilham Army Ritonga, S.H, Atase Pertahanan KBRI Canberra Laksma TNI Yusliandi Ginting, Atase Polri KBRI Canberra Brigjen Pol Tommy Aria Dwianto, Pabinlu KBRI Canberra Australia Brigjend TNI Sunaryo.

Dubes RI menyampaikan "Selamat datang di Negara Vanuatu, terima kasih atas jamuan yang luar biasa dari Satgas, kami sangat bangga akhirnya dapat melihat KRI WSH-991 yang sudah lama kita tunggu dapat sandar disini, adapun agenda agenda yang akan direncanakan disini akan kita bantu dan memfasilitasi".

Sementara itu Dansatgas mengatakan "Terima kasih atas sambutan hangat dari Dubes RI beserta staf KBRI maupun dari pihak Atase Pertahanan yang ada disini, kita sudah melewati 2 negara yang menjadi tujuan misi kemanusiaan ini yaitu Solomon Islands dan Fiji dengan lancar dan aman. akhirnya kita sampai di Negara Vanuatu yang merupakan tujuan ke 3 (tiga) kita"s.

"Di Vanuatu akan ada beberapa agenda yang akan dilaksanakan diantaranya akan mengadakan pelayanan kesehatan, cocktail party, bakti sosial, open ship, penyerahan obat obatan dan courtesy call ke pejabat setempat dan diakhiri dengan pertandingan olahraga persahabatan." Ungkap Dansatgas.

Sebagaimana diketahui misi muhibah Satgas Port visit 2024 bersama KRI WSH-991 bertujuan untuk menjalin hubungan diplomasi pertahanan, menjalin hubungan baik dan membawa misi perdamaian dengan negara kawasan Pasifik Selatan serta diharapkan dapat terwujudnya Confidence Building Measure (CBM) dengan negara-negara Pasifik Selatan dan mewujudkan kehadiran negara Indonesia di kawasan Pasifik Selatan salah satunya di Negara Vanuatu

 ⚓️ 
TNI  

Minggu, 10 November 2024

PT DI Target Kuasai Sejumlah Teknologi Kunci untuk PTTA MALE

Protottipe Drone MALE Elang Hitam  (Bambang H)
Perseroan Terbatas Dirgantara Indonesia (PT DI) menargetkan menguasai sejumlah teknologi kunci dalam pengembangan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) berkemampuan terbang menengah dengan waktu yang lama (MALE) buatan dalam negeri.

Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan saat dihubungi di Jakarta, Jumat, menjelaskan bahwa teknologi-teknologi kunci yang dibidik oleh PT DI krusial karena menentukan keberhasilan pengembangan PTTA buatan dalam negeri itu.

"Teknologi kunci tersebut, di antaranya teknologi material komposit, teknologi flight control, teknologi telemetri datalink, teknologi weapon integration system, dan teknologi integrasi propulsi, termasuk software-nya," kata Gita menjawab pertanyaan ANTARA.

PTTA MALE buatan dalam negeri merupakan satu dari 10 program prioritas industri pertahanan nasional yang dirintis sejak pemerintahan presiden ke-7 RI Joko Widodo dan berlanjut pada masa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

Dalam rapat koordinasi tindak lanjut program PTTA MALE yang digelar oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Jakarta, akhir bulan lalu (31/10), PT DI ditetapkan sebagai koordinator (lead integrator) untuk program pengembangan PTTA MALE (medium altitude long endurance).

Ketua Tim Pelaksana (Katimlak) KKIP Letjen TNI Purn. Yoedhi Swastanto saat memimpin rapat koordinasi itu, sebagaimana disiarkan laman resmi KKIP, memandang perlu ada konsorsium baru dan pemetaan industri dalam negeri apa saja yang bakal dilibatkan dalam pengembangan PTTA berkemampuan MALE untuk kebutuhan tempur/kombatan.

Ia juga menyoroti pentingnya efisiensi anggaran dan penguasaan teknologi kunci PTTA MALE.

Dalam rapat koordinasi KKIP pada tanggal 31 Oktober 2024, PT DI yang diwakili Direktur Utama Gita Amperiawan, mengatakan bahwa PTTA MALE Elang Hitam (EH-1B) bakal menjadi dasar pengembangan PTTA MALE kombatan buatan dalam negeri.

"Apabila telah siap, baik dari aspek teknis, anggaran, maupun pendukung lainnya, akan dilaksanakan uji terbang PTTA MALE EH-1B di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Madiun," demikian siaran resmi KKIP.

Pengembangan PTTA MALE buatan dalam negeri Elang Hitam dirintis sejak 2015 dan konsorsium untuk itu dibentuk pada tahun 2017 yang terdiri atas Kementerian Pertahanan RI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI Angkatan Udara, Institut Teknologi Bandung, PT Dirgantara Indonesia dan PT Len Industri, kemudian pada tahun 2019 bertambah satu anggota, yaitu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

PT DI beserta BPPT, sekarang melebur menjadi bagian dari BRIN, pada tahun 2019 berhasil membuat rangka (airframe) PTTA MALE Elang Hitam dan meluncurkan itu ke hadapan publik di hanggar PT DI, Bandung, Jawa Barat.

Namun, pada tahun 2020, BRIN mengumumkan program pengembangan Elang Hitam dialihkan dari versi militer menjadi versi sipil. Kepala BRIN saat itu, Laksana Tri Handoko, menjelaskan bahwa pengalihan terjadi karena kendala penguasaan teknologi kunci. Keputusan itu juga diambil setelah gagalnya uji terbang pada tahun 2021.

Berlanjut ke hasil Rapat Pleno KKIP pada bulan Oktober 2024, pengembangan PTTA MALE untuk kebutuhan militer kembali berlanjut, dan dipimpin oleh PT DI sebagai lead integrator-nya.

  antara  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...