Kamis, 12 Juni 2025

PAL Tampilkan Senjata Laser Anti Drone

 @ Indodefence 2025 Senjata Laser Anti Drone karya PT PAL (Army Recognition)

Pada ajang Indodefence 2025, pameran pertahanan terkemuka di Asia Tenggara, perusahaan milik negara PAL Indonesia memperkenalkan sistem baru yang dirancang untuk melawan maraknya penggunaan pesawat nirawak pengintai jarak pendek dan pengintai, khususnya yang dioperasikan dalam mode First Person View (FPV). Perangkat ini, yang dihadirkan dalam bentuk senjata yang ditembakkan dari bahu, dimaksudkan untuk menyilaukan atau mengganggu sistem optik pesawat nirawak tersebut dengan menggunakan sinar laser berkekuatan tinggi.

Sistem ini menonjol karena desainnya yang ringkas, mengingatkan pada peluncur granat, dengan ergonomi yang disesuaikan untuk penembakan dari bahu. Dilengkapi dengan penglihatan optik yang menawarkan pembesaran variabel dari 1x hingga 4x, memungkinkan akuisisi target yang cepat, bahkan saat melacak drone yang bergerak. Operator mendapat manfaat dari konfigurasi yang seimbang, dengan catu daya yang ditempatkan dalam baterai terpisah yang dipasang di ransel, mengurangi beban yang dibawa oleh senjata itu sendiri.

Dari perspektif teknis, output laser berkisar antara 0,75 dan 2,0 kilowatt, cukup untuk membutakan sementara atau berpotensi merusak sensor optronik drone komersial atau improvisasi kecil. Jangkauan operasional yang disebutkan meluas dari 50 hingga 400 meter, membuatnya sangat cocok untuk lingkungan perkotaan, posisi tetap, atau perlindungan dekat konvoi dan instalasi sensitif. Sistem ini dikalibrasi untuk menyerang target udara kecil dengan dimensi sekitar 15 cm x 20 cm, yang sesuai dengan ukuran khas drone FPV yang diamati dalam konflik baru-baru ini, termasuk yang terjadi di Ukraina dan Timur Tengah. Berat senjata ini bervariasi antara 4 dan 4,5 kg, menjadikannya sistem yang benar-benar portabel.

Dengan ukuran dan konfigurasinya, sistem yang dikembangkan oleh PAL Indonesia dimaksudkan untuk memberikan respons yang fleksibel terhadap ancaman asimetris yang ditimbulkan oleh pesawat nirawak murah, yang penggunaannya yang meluas dalam konflik baru-baru ini telah menunjukkan kemampuannya untuk menantang sistem pertahanan udara tradisional. Desainnya memungkinkan integrasi cepat ke dalam unit keamanan, pos pengamatan garis depan, atau pasukan yang ditempatkan di lingkungan yang kompleks, tanpa memerlukan dukungan logistik yang substansial.

Pabrikan, PAL Indonesia, yang secara tradisional berfokus pada pembuatan kapal angkatan laut dan sistem pertahanan maritim, mengisyaratkan dengan pengungkapan ini niatnya untuk memperluas teknologi anti-pesawat nirawak, sebagai respons terhadap dinamika peperangan modern yang berubah. Meskipun belum ada pengumuman resmi yang dibuat mengenai pengadaan oleh angkatan bersenjata Indonesia, perkembangan ini sejalan dengan tren yang lebih luas di mana sistem energi terarah, khususnya laser, menjadi komponen integral dari strategi pertahanan jarak dekat. Dengan tidak adanya kontrol ekspor yang ketat di beberapa negara di seluruh kawasan, sistem ini dapat menarik minat dari para pelaku regional yang mencari tindakan balasan yang efektif dan ringan terhadap kawanan pesawat nirawak rakitan.

Peningkatan penggunaan sistem semacam itu mencerminkan evolusi dalam doktrin militer, karena angkatan bersenjata mencari solusi yang cepat dan hemat biaya untuk mengatasi penyebaran drone taktis. Melalui pengembangan ini, PAL Indonesia menunjukkan niatnya untuk memenuhi tuntutan operasional yang muncul baik di dalam negeri maupun internasional.

 💥 
Army Recognition  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...