Kemhan Kembangkan Teknologi Satelit Nano (Kemhan) 🛰
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto terus berkomitmen meningkatkan kemampuan generasi muda Indonesia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Salah satu program yang tengah diinisiasi Menhan Prabowo adalah pengembangan teknologi satelit nano melalui program Republic of Indonesia Defense University Satellite (RIDU-Sat) oleh Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI).
Program pengembangan satelit nano ini bertujuan untuk mendukung minat para mahasiswa dan sivitas akademika, yang merupakan pilar penting dalam menciptakan sumber daya manusia unggul agar mampu menghadapi tantangan teknologi di masa depan. Program ini diharapkan akan mempercepat penguasaan teknologi satelit yang sangat penting untuk kemajuan Indonesia.
Sebagai langkah awal, Unhan RI bekerja sama dengan Berlin Nanosatelliten Allianz (BNA), sebuah lembaga berbasis di Jerman yang memiliki lisensi pengembangan CubeSat dari Technische Universität Berlin/Universitas Teknik Berlin (TU Berlin). BNA telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun dan meluncurkan lebih dari 25 satelit untuk keperluan edukasi dan misi teknologi tingkat lanjut, terutama satelit kecil yang kini menjadi tren global.
Kolaborasi dengan institusi ternama tersebut dilakukan dalam rangka mempercepat penguasaan teknologi satelit nano yang kini berkembang pesat, mengingat metode konvensional dalam membangun satelit membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu Rektor Unhan RI Jonni Mahroza melakukan tindaklanjut percepatan tersebut dengan mengirim perwakilan tim RIDU-Sat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ke BNA di Berlin agar mempelajari bagian-bagian utama ilmu pengetahuan dan teknologi satelit, seperti desain misi satelit, desain payload, persyaratan dan kendala, satellite platform, global supply chain dan pengetahuan relevan lainnya.
Program tahap pertama RIDU-Sat ini akan membantu sivitas akademika Unhan RI dalam mempelajari ilmu satelit nano serta pengoperasiannya. Bersama BNA, Unhan RI tengah membangun satelit nano berukuran 1U dengan misi Automatic Packet Reporting System (APRS) yang merupakan salah satu mode komunikasi digital amatir berbasis satelit. Tim RIDU-Sat juga mengembangkan stasiun bumi (ground station) yang berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi satelit yang dikembangkan, serta mendukung operasi satelit lainnya sebagai bagian dari edukasi terkait pengoperasian satelit. Stasiun ini, yang dikenal sebagai Stasiun Bumi Satelit Amatir (SBSA), berlokasi di Kampus Unhan RI di Sentul, Jawa Barat.
Selain bekerja sama dengan Jerman dalam program ini, Unhan RI juga bekerja sama dengan Pusat Riset Teknologi Satelit – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ini menunjukkan wujud nyata kolaborasi antara berbagai pihak dalam memperkuat ekosistem teknologi satelit di Indonesia.
Program RIDU-Sat diharapkan menjadi inspirasi bagi para peneliti dan praktisi satelit di Indonesia, serta mendukung cita-cita nasional untuk memajukan teknologi eksplorasi luar angkasa dan penelitian global yang sejalan dengan kepemimpinan Menhan Prabowo Subianto. (Biro Humas Setjen Kemhan)
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto terus berkomitmen meningkatkan kemampuan generasi muda Indonesia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Salah satu program yang tengah diinisiasi Menhan Prabowo adalah pengembangan teknologi satelit nano melalui program Republic of Indonesia Defense University Satellite (RIDU-Sat) oleh Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI).
Program pengembangan satelit nano ini bertujuan untuk mendukung minat para mahasiswa dan sivitas akademika, yang merupakan pilar penting dalam menciptakan sumber daya manusia unggul agar mampu menghadapi tantangan teknologi di masa depan. Program ini diharapkan akan mempercepat penguasaan teknologi satelit yang sangat penting untuk kemajuan Indonesia.
Sebagai langkah awal, Unhan RI bekerja sama dengan Berlin Nanosatelliten Allianz (BNA), sebuah lembaga berbasis di Jerman yang memiliki lisensi pengembangan CubeSat dari Technische Universität Berlin/Universitas Teknik Berlin (TU Berlin). BNA telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun dan meluncurkan lebih dari 25 satelit untuk keperluan edukasi dan misi teknologi tingkat lanjut, terutama satelit kecil yang kini menjadi tren global.
Kolaborasi dengan institusi ternama tersebut dilakukan dalam rangka mempercepat penguasaan teknologi satelit nano yang kini berkembang pesat, mengingat metode konvensional dalam membangun satelit membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu Rektor Unhan RI Jonni Mahroza melakukan tindaklanjut percepatan tersebut dengan mengirim perwakilan tim RIDU-Sat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ke BNA di Berlin agar mempelajari bagian-bagian utama ilmu pengetahuan dan teknologi satelit, seperti desain misi satelit, desain payload, persyaratan dan kendala, satellite platform, global supply chain dan pengetahuan relevan lainnya.
Program tahap pertama RIDU-Sat ini akan membantu sivitas akademika Unhan RI dalam mempelajari ilmu satelit nano serta pengoperasiannya. Bersama BNA, Unhan RI tengah membangun satelit nano berukuran 1U dengan misi Automatic Packet Reporting System (APRS) yang merupakan salah satu mode komunikasi digital amatir berbasis satelit. Tim RIDU-Sat juga mengembangkan stasiun bumi (ground station) yang berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi satelit yang dikembangkan, serta mendukung operasi satelit lainnya sebagai bagian dari edukasi terkait pengoperasian satelit. Stasiun ini, yang dikenal sebagai Stasiun Bumi Satelit Amatir (SBSA), berlokasi di Kampus Unhan RI di Sentul, Jawa Barat.
Selain bekerja sama dengan Jerman dalam program ini, Unhan RI juga bekerja sama dengan Pusat Riset Teknologi Satelit – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ini menunjukkan wujud nyata kolaborasi antara berbagai pihak dalam memperkuat ekosistem teknologi satelit di Indonesia.
Program RIDU-Sat diharapkan menjadi inspirasi bagi para peneliti dan praktisi satelit di Indonesia, serta mendukung cita-cita nasional untuk memajukan teknologi eksplorasi luar angkasa dan penelitian global yang sejalan dengan kepemimpinan Menhan Prabowo Subianto. (Biro Humas Setjen Kemhan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.