Atas Perintah Pak PresidenN219 PTDI ☆
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berencana memindahkan pabrik pesawat terbang ke kawasan aerocity Kertajati, Majalengka.
Dirut PTDI Budi Santoso mengatakan rencana kepindahan ini merupakan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pihaknya dalam dua kali kesempatan berbeda. Presiden menilai pabrik pesawat terbang tak layak menempati lokasi saat ini yang terbatas.
"Pertemuan kami dengan presiden, ditanyakan PT DI berapa luasannya? 50 ha. Masa produksi kapal terbang segitu. Ga maju-maju. Akhirnya pak presiden minta di Kertajati," katanya usai bertemu Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis (18/6/2016).
Diakuinya kondisi pabrik pesawat PT DI di komplek Husein Sastranegara saat ini sudah tidak bisa dikembangkan karena lahan makin terbatas.
"PT DI pindah dari Bandung, tapi tetap di Jabar, karena kalau di Bandung sudah terlalu.." ujarnya tanpa melanjutkan.
Menurutnya rencana kepindahan akan mulai diproses dari sekarang, namun Budi memastikan kemungkinan ini bisa terealisasi dalam 2 atau 3 tahun mendatang. Dia menilai yang penting saat ini memastikan lahan di aerocity Kertajati aman.
"Nanti secara bertahap pindah. Yang di Bandung nanti dikembalikan ke negara," paparnya.
Budi mengatakan kepindahan PT DI ke kawasan baru tersebut adalah program jangka panjang BUMN ini. Secara bertahap nantinya pengerjaan pesawat akan dikerjakan di Bandung, namun untuk produksi akan dilakukan di Majalengka.
"Atas perintah Presiden, untuk pesawat militer di Bandung," cetusnya.
Produksi alutsista tetap ada di Bandung
PT Dirgantara Indonesia (DI) akan pindah markas ke tempat yang lebih luas ke kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka. Hanya saja pemindahan industri pesawat terbang itu tidak seluruhnya ke Majalengka.
"Di sini untuk pembuatan alutsista (alat utama sistem senjata), pesawat tempur tetap di Bandung. Sedangkan untuk komersil di sana," kata Direktur PT DI Budi Santoso, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (18/8).
Untuk diketahui, perusahaan BUMN tersebut kini berada di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung yang juga berdekatan dengan Lanud TNI AU Husein Sastranegara. Seluruh produksi pesawat juga bisnis dilakukan di sana.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan PT DI menempati tempat yang lebih luas saat ini. Industri pesawat satu-satunya di Indonesia tersebut saat ini berdiri di atas 50 hektare.
Di kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, PT DI akan diberi lahan mencapai 300 hektare. Menyinggung kapan PT DI akan pindah, dia belum bisa memastikan.
"Kita setelah Kertajati berdiri baru (pindah). Lahan diamankan dulu. Nanti secara bertahap pindah. Sedangkan di sini (Bandung) dikembalikan pada negara," ujarnya. (MT/ASW)
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berencana memindahkan pabrik pesawat terbang ke kawasan aerocity Kertajati, Majalengka.
Dirut PTDI Budi Santoso mengatakan rencana kepindahan ini merupakan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pihaknya dalam dua kali kesempatan berbeda. Presiden menilai pabrik pesawat terbang tak layak menempati lokasi saat ini yang terbatas.
"Pertemuan kami dengan presiden, ditanyakan PT DI berapa luasannya? 50 ha. Masa produksi kapal terbang segitu. Ga maju-maju. Akhirnya pak presiden minta di Kertajati," katanya usai bertemu Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis (18/6/2016).
Diakuinya kondisi pabrik pesawat PT DI di komplek Husein Sastranegara saat ini sudah tidak bisa dikembangkan karena lahan makin terbatas.
"PT DI pindah dari Bandung, tapi tetap di Jabar, karena kalau di Bandung sudah terlalu.." ujarnya tanpa melanjutkan.
Menurutnya rencana kepindahan akan mulai diproses dari sekarang, namun Budi memastikan kemungkinan ini bisa terealisasi dalam 2 atau 3 tahun mendatang. Dia menilai yang penting saat ini memastikan lahan di aerocity Kertajati aman.
"Nanti secara bertahap pindah. Yang di Bandung nanti dikembalikan ke negara," paparnya.
Budi mengatakan kepindahan PT DI ke kawasan baru tersebut adalah program jangka panjang BUMN ini. Secara bertahap nantinya pengerjaan pesawat akan dikerjakan di Bandung, namun untuk produksi akan dilakukan di Majalengka.
"Atas perintah Presiden, untuk pesawat militer di Bandung," cetusnya.
Produksi alutsista tetap ada di Bandung
PT Dirgantara Indonesia (DI) akan pindah markas ke tempat yang lebih luas ke kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka. Hanya saja pemindahan industri pesawat terbang itu tidak seluruhnya ke Majalengka.
"Di sini untuk pembuatan alutsista (alat utama sistem senjata), pesawat tempur tetap di Bandung. Sedangkan untuk komersil di sana," kata Direktur PT DI Budi Santoso, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (18/8).
Untuk diketahui, perusahaan BUMN tersebut kini berada di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung yang juga berdekatan dengan Lanud TNI AU Husein Sastranegara. Seluruh produksi pesawat juga bisnis dilakukan di sana.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan PT DI menempati tempat yang lebih luas saat ini. Industri pesawat satu-satunya di Indonesia tersebut saat ini berdiri di atas 50 hektare.
Di kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, PT DI akan diberi lahan mencapai 300 hektare. Menyinggung kapan PT DI akan pindah, dia belum bisa memastikan.
"Kita setelah Kertajati berdiri baru (pindah). Lahan diamankan dulu. Nanti secara bertahap pindah. Sedangkan di sini (Bandung) dikembalikan pada negara," ujarnya. (MT/ASW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.