Sabtu, 29 November 2014

★ Kendaraan Anti Banjir Dislitbang TNI AD

Mobil anti-banjir (dok. TNI AD)

Kendaraan Darat-Air milik Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD dipersiapkan untuk mengantisipasi banjir, terutama di DKI Jakarta. Kendaraan modifikasi dari truk Mitsubishi Diesel roda 6 dimodifikasi menyerupai kapal atau perahu.

Kendaraan Darat-Air ini jika berada di darat memiliki panjang 6,8 meter, sementara saat berada di air mencapai 7,6 meter karena ada tambahan dari pelampung yang dikembangkan. Sementara untuk lebar jika berada di darat sekitar 2,6 meter dan jika di air 3,3 meter. Untuk ketinggian keseluruhan 1,4 meter di dua medan.

Jika berada di darat, kendaraan ini memiliki 4 ban 315/80 dengan velg ring 16. Sementara saat berada di air menggunakan 2 baling-baling atau propeler yang berada di bagian belakang. Mesin yang digunakan adalah model 4D34-24TB, silinder 3.908, dengan daya maksimal 125 ps/2.900 rpm dan torsi maksimal 33 kgm/1.600 rpm.

"Posisi mesin tetep di depan. Nggak akan kemasukan air karena sudah kita tutup dengan body air tadi. Knalpot di taruh di belakang kepala kendaraan agar tidak kena air. Baling-baling di bawah dekat roda. Kalau di darat, Solar 1 liter untuk 12 km, kalau di air lebih boros, 1 liter untuk 5 km," ungkap Kepala Tim pengembangan Kendaraan Darat-Air Letkol Widi Santoso di kantornya, Jl Matraman Raya No 143, Jakpus, Jumat (28/11/2014).

Transmisi Kendaraan Darat-Air jika berada di darat menggunakan model M035S5 dengan kopeling pelat kering tunggal, C4W30D. Sementara saat berada di air Power Take Off (PTO) dengan penggerak propeler gearbox kapal. Pelampung yang berada di body kendaraan menggunakan inflate tube kanan dan kiri dengan sistem pemompaan otomatis valve.

Untuk rem, di darat kendaraan ini memakai sistem sirkuit ganda, hidraulis dengan vacuum servo assistance dual circuit dan saat di air menggunakan jangkar. Alat navigasi yang digunakan adalah GPS dan saat di air dilengkapi dengan lampu navigasi, lampu jangkar, dan kompas. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan sirene.

Sayangnya tidak semua medan dapat dilalui oleh kendaraan ini. Untuk jalan-jalan kecil tak bisa dilalui karena body kendaraan yang terbilang berat. Keadaan air yang memiliki arus seperti di laut, sungai berarus deras, dan tsunami belum bisa dilaluinya.

"Kita lihat medan juga, kalau sempit seperti gang-gang nggak bisa juga masuk. Kalau sungainya rata bisa, dan lihat arusnya. Kalau arusnya besar belum kuat. Ini bagus untuk antar pulau. Misal pulau seribu kebanjiran, kita bisa angkut logistik. Langsung ke sasaran tidak perlu pindah ke truk lagi. Kita bisa dari gudang langsung ke sasaran," papar Widi.

Saat berada di darat kendaraan yang sudah menghabiskan dana Rp 1,4 miliar untuk pengembangan dan penelitian ini bisa mencapai 100 km/jam. Sementara saat di air bisa mencapai 8-15 knot/jam.

"Kalau tsunami belum kuat karena ada ombaknya. Ini kan bukan kapal. Kalau kapal ada pemecah ombaknya. Proyeknya dimulai dari tahun 2013. Ketua Tim nya dulu Kolonel Cba Bambang Sadono. Tahun 2014 diserahkan ke saya karena pak Bambang pensiun," kata Widi.

Gagasannya pembuatan kendaraan ini disebut Widi berasal dari tim dan didukung oleh Kadislitangad sebelumnya yaitu Jenderal Purn TNI Kun Priyambodo. Untuk produksi 1 unit kendaraan yang berbahan viber tersebut menurut Widi perlu mengeluarkan kocek sekitar Rp 1 miliar.

  detik  

Kru dan penumpang heli TNI AU terluka

Ilustrasi helikopter TNI AU

Beberapa kru dan penumpang helikopter Super Puma TNI AU, yang mendarat darurat karena cuaca buruk Jumat, dilaporkan terluka.

"Saya mendapat laporan ada anggota yang terluka namun siapa saja dan apakah lukanya parah atau tidak belum diketahui dengan pasti," kata Kasdam XVII Cenderawasih Brigjen TNI Tonny Damanik kepada ANTARA di Jayapura, Sabtu.

Dia mengatakan bahwa dari laporan yang diterima evakuasi belum bisa dilakukan karena cuaca buruk.

"Kami mendapat laporan ada anggota yang mengalami patah kaki dan luka-luka namun tidak dapat dipastikan siapa saja mereka yang terluka," aku Brigjen TNI Damanik.

Menurutnya, selain helikopter TNI AD, saat ini juga sudah dikerahkan pesawat berbadan kecil milik TNI AU yakni Cassa untuk membantu evakuasi.

Selain menggerahkan pesawat Cassa dan sebuah helikopter, evakuasi juga akan didukung dengan helikopter Airfast dari PT Freeport.

Rencananya evakuasi akan dilanjutkan Minggu (30/11).

Berikut nama-nama prajurit TNI AU yang berada dalam helikopter yang akan mengirim mereka bertugas ke perbatasan:

Sertu Nanang
Serda Arman
Praka Gunawan
Praka Joko
Praka Roy Candra
Praka Ulil
Prada Setia
Prada Adek Ananda
Prada Andra..

  Antara  

Sedikit Cerita Efek Dari Pengkaraman Kapal Pencuri Ikan Asing Ilegal

Pengusaha Dukung Menteri Susi Tenggelamkan Kapal Ekspresi menteri Susi Pujiastuti dalam keterangan kepada awak media, di Gedung KKP, Jakarta, 21 November 2014. TEMPO/Imam Sukamto

Asosiasi Tuna Indonesia meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti lebih giat menangkap sekaligus memusnahkan kapal pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia. “Indonesia sudah banyak dirugikan, makanya dukung penuh gebrakan Bu Menteri,” ujar Ketua Asosiasi Eddy Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu, 26 November 2014.

Pengawasan wilayah teritorial maritim merupakan tugas bersama. Namun pemerintah dengan aparatnya, ujar Eddy, memiliki kewenangan penuh menegakkan aturan bagi mereka yang seenaknya masuk batas laut Indonesia. “Kami tidak bisa memprediksi berapa yang mereka ambil, namun jelas itu sebuah kerugian bagi Indonesia,” ia mengungkapkan.

Munculnya gagasan pengkaraman kapal pencuri ikan yang dilontarkan Menteri Susi, kata dia, merupakan terobosan berani yang harus mendapat dukungan semua pihak, terutama masyarakat pesisir dan kalangan pengusaha. “Karena, jika itu (pengkaraman) berhasil dilakukan, dampaknya besar sekali bagi nelayan kita,” ujarnya.

Eddy menyatakan nelayan Indonesia kerap terpinggirkan oleh datangnya kapal asing yang sengaja masuk perairan Indonesia. Mereka dengan leluasa mengambil ikan tanpa sedikit pun mendapat pengawasan pemerintah. “Harusnya patroli-patroli itu semakin gencar lagi agar kapal mereka takut masuk wilayah kita,” ucapnya.

Sebulan setelah dilantik, menteri wanita asal Pangandaran, Jawa Barat, ini terus melakukan gebrakan. Yang terbaru adalah ide menenggelamkan kapal pencuri ikan.

Susi mengaku siap menenggelamkan kapal pencuri ikan. Meskipun awalnya ditentang Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, ide Susi justru dibenarkan undang-undang. Berdasarkan Pasal 69 Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun 2009, dalam kondisi tertentu diperbolehkan memusnahkan kapal asing ilegal apabila ditemukan bukti awal yang kuat.
Taiwan Rayu Menteri Susi karena Tuna Seekor ikan tuna berenang di antara gerombolan ikan kecil di dekat seorang penyelam di Taman Konservasi Laut Galapagos, Ekuador, Senin (19/8). REUTERS/Jorge Silva

Pemerintah Taiwan berharap pemerintah Indonesia tak melarang puluhan kapalnya beroperasi di perairan Indonesia.

Dalam laporan yang dilansir The China Post pada Kamis, 13 November 2014, Deputi Direktur Jenderal Badan Perikanan Taiwan Tsay Tzu mengatakan keberatan dengan kebijakan Menteri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang melarang 40-60 kapal Taiwan menangkap ikan di perairan Indonesia.

Tsay Tzu mengatakan perairan Indonesia merupakan jalur migrasi tuna mata besar dan tuna yellowfin yang sangat diminati pasar. Indonesia memang termasuk salah satu produsen terbesar ikan tuna. Tuna yang biasa ditangkap di perairan Indonesia, antara lain jenis yellowfin tuna, big eye tuna atau biasa disebut tuna mata besar, albacore, dan southtern blue fin tuna.

Dari sisi harga, tuna yellowfin dan big eye lebih diminati pasar. Rasanya enak membuat pembeli lebih memilih yellowfin dibanding tuna jenis tongkol atau ikan lainnya. Pasar tuna yellowfin terbesar adalah Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan. Amerika Serikat juga menjadi pasar terbesar tuna yellowfin. Bedanya, impor tuna yellowfin ke Amerika Serikat berbentuk tuna beku.

Ekspor tuna beku yellowfin Indonesia menurut situs Fishchoice tahun 2012 mencapai 7.800 metrik ton. Jumlah itu jauh di atas negara eksportir tuna lainnya, seperti Vietnam yang mengirimkan tuna yellowfin sebanyak 3.009 metrik ton dan Filipina 2.981 metrik ton.
Media Jiran: Jokowi Pakai Jurus 'Ganyang Malaysia' Media online Malaysia, Utusan.com, menyatakan Presiden Joko Widodo ingin melakukan konfrontasi dengan negeri jiran tersebut. Dalam artikel berjudul "Maaf Cakap, Inilah Jokowi", media tersebut menulis rencana pemerintah Indonesia menenggelamkan kapal nelayan Malaysia yang menerobos perairan Indonesia kontroversial.

"Khamis lalu, Jokowi mencetuskan kontroversi apabila mengarahkan pihak berkuasa maritim menenggelamkan semua bot nelayan Malaysia yang dilaporkan ditahan kerana memasuki perairan negara itu. Bagi Jokowi, tindakan ini akan memberikan kesan untuk mengurangkan pencerobohan oleh nelayan Malaysia ke kawasan perairan negara itu," demikian dikutip dari Utusan.com.my.

Jokowi, menurut media tersebut, adalah pemimpin yang angkuh. "Ini seolah-olah memperlihatkan Jokowi memilih pendekatan konfrontasi, bertentangan dengan gambaran yang diberikan sebelum ini. Tetapi tidak dinafikan sebahagian besar rakyat Indonesia berbudaya dan tatasusila tinggi."

Ketegangan di antara kedua negara, kata media tersebut, dipicu oleh ditahannya 200 nelayan asal Malaysia yang menerobos perairan Indonesia. "Pihak Maritim Malaysia bagaimanapun menafikan nelayan Malaysia ditahan di Indonesia kerana tidak mendapat laporan tentang penahanan itu."

Indonesia, menurut Utusan.com, sebenarnya tidak perlu menahan para nelayan, melainkan cukup mengusir kapal tesebut. "Jokowi agak gopoh. Dia tidak menghayati memorandum persefahaman yang ditandatangani oleh pemimpin sebelum ini terhadap Garis Panduan Bersama Tentang Layanan Terhadap Nelayan oleh pihak maritim kedua-dua negara. Antara isi garis panduannya, kedua-dua negara mencapai kesepakatan hanya mengusir dan tidak menahan nelayan yang menceroboh perairan. Menenggelamkan bot dalam kata lain memusnahkan harta benda nelayan tidak ada dalam garis panduan berkenaan."

Menurut media tersebut, seharusnya Malaysia yang melancarkan konfrontasi karena banyaknya tenaga kerja Indonesia ilegal di negeri tersebut. "Malaysia sepatutnya yang berkonfrontasi kerana pendatang tanpa izin Indonesia menyumbang kepada masalah sosial sekaligus merampas keamanan di negara ini."
Malaysia Stop Ekspor Ikan ke Singapura Nelayan menampung udang hasil tangkapannya usai ditimbang di tempat pelelangan ikan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat, Jumat malam, 31 Oktober 2014. TEMPO/Prima Mulia

Malaysia menghentikan ekspor ikannya ke Thailand dan Singapura mulai bulan ini sebagai antisipasi terhadap kekurangan pasokan selama muson. Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk ekspor ikan jenis cencaru, selar, selayang dan kembung.

Thailand dan Singapura merupakan dua importir terbesar ikan dari Malaysia. "Kami sudah menerbitkan larangan ekspor ikan hingga muson berakhir, untuk mengamankan suplai."

Akibat merosotnya jumlah pasokan ke Singapura, harga ikan di negeri berlambang Merlion itu pun melonjak. Harga ikan selar misalnya, dijual sekitar $8 per kilogram dari sebelumnya $7 kilogram. Menurut sejumlah pedagang ikan, turunnya pasokan sudah terjadi dalam sebulan terakhir.

Pemerintah Indonesia dengan tegas melarang penangkapan ikan oleh kapal negara tetangga di perairan Nusantara. Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti mengancam akan menindak tegas kapal-kapal dari negara tetangga--seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina--yang menolak bekerja sama menghentikan praktek pencurian ikan di wilayah Indonesia. Boikot dinilai bisa menghentikan praktek penangkapan ikan yang tidak sah, tidak dilaporkan, dan tak sesuai dengan aturan (illegal, unreported and unregulated fishing/IUU).

Presiden Joko Widodo juga mendukung langkah tegas Menteri Susi. Pemerintah sudah meneggelamkan 200 kapal milik nelayan Malaysia yang menyerobot perairan Indonesia.

Akibat langkah Jokowi ini, media online Malaysia melancarkan kritik pedas. Utusan.com menulis bahwa Jokowi angkuh dan ingin konfrontasi dengan Malaysia.

  Tempo  

Mengapa Dia Begitu Sensitif

Ketika presiden sipil Indonesia berteriak lantang untuk menenggelamkan kapal nelayan asing yang maling ikan di perairan kita sehubungan dengan uji nyali jalesveva jayamahe, satu rumah tetangga yang bernama Malaysia tiba-tiba jadi berisik dan bereaksi negatif. Lewat media online yang merupakan corong pemerintahnya, mereka merasa tak nyaman, tak enak badan lalu dengan tak elok pula bilang Jokowi arogan, antek Amerika dan sebagainya.

Bertetangga dengan jiran yang satu ini memang seperti berhadapan dengan saudara bertabiat congkak dan angkuh. Sebenarnya dia yang angkuh karena reaksinya itu terhadap gaya Jokowi yang tegas dan jelas. Mengapa dia merasa kelasnya lebih tinggi dari Indonesia karena gambaran negeri ini ada di wajah-wajah tenaga kerja yang merantau kesana. Jadi TKI, PATI Indon itu adalah bingkai cermin cara dia memandang kita. Belum lagi cara pandang feodal negeri yang terdiri dari kerajaan-kerajaan berbasis Melayu Islam, tentu menjadi pengental cara pandang terhadap apapun yang berbau buruh, kuli atau tenaga berbayar.

Sekedar catatan dengan dua jiran yang lain Indonesia baik-baik aja tuh meski ada persoalan perbatasan dengan kita. Menjelang akhir pemerintahan SBY dicapai kesepakatan perjanjian tapal batas bilateral dengan Singapura dan Filipina tanpa gembar gembor. Ini membuktikan ruang kelas dan kualitas dialog dengan kedua negara itu menghasilkan kesepakatan ciamik “bersih cemerlang tanpa menggores”. Berbeda dengan kawan sebelah ne yang gemar melakukan klaim demi klaim. Ya karena cermin itu tadi, dianggapnya kita ini kelas buruh berbayar yang kelasnya dibawah dia.

Adalah menjadi hak yang jelas dan terang bagi pemerintahan bangsa besar ini untuk menyatakan perintah bagi jajarannya agar bertindak keras dan lugas menghadapi para pencuri sumber daya kelautan termasuk menenggelamkan kapal mereka jika perlu. Kita juga kan tak pernah dan tak elok meributkan kenapa pemerintah Malaysia tak mau membuka keran demokrasinya untuk kesamaan hak bagi setiap warganegaranya. Lihat saja yang terjadi sepanjang sejarah negeri itu pimpinan pemerintahannya selalu bernama L4 (Lu Lagi Lu Lagi) maksudnya kalau ditelisik tidak jauh-jauh dari turunan kakek, bapak, anak, sepupu.

Ketika militer Indonesia sedang puasa alutsista di awal reformasi, jiran sebelah ne banyak kali tingkahnya. Sipadan-ligitan dia goyang dengan melakukan manuver militer. Sekali waktu di awal tahun 2001 empat pesawat coin kita OV10 Bronco melakukan patroli di Sipadan, eh dia malah mengerahkan jet tempur F5E. Padahal masih dalam status sama-sama berhak. Dia berhasil di Sipadan-Ligitan melalui Mahkamah Internasional tapi terus kemudian berupaya nak ekspansi pula ke Ambalat. Indonesia pasang kuda-kuda dengan otot militer.

Akhirnya memang berhadapan dengan tetangga pongah harus dihadapi dengan cara pandang militer. Ini penting untuk diingat saudara-saudaraku. Cara pandang militer (bukan melotot lho) adalah garis tegas di wajah yang menahan amarah manakala pelecehan demi pelecehan dipertontonkan. Maka RI pun belanja alutsista secara besar-besaran, terus menerus dan tak terbendung lagi. Setelah Presiden SBY menggelontorkan dana US $15 milyar untuk shopping alutsista selama lima tahun terakhir ini maka Presiden Jokowi semakin jelas dan banyak lagi membelanjakan duit untuk alutsista segala matra.

Yang menarik orang dekatnya yang menjadi Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto adalah pakar pertahanan dan militer yang sangat visioner. Sebenarnya ada dua figur pakar militer lagi yang sama-sama lantang menyuarakan modernisasi TNI, yaitu Salim Said dan Connie Rahakundini. Jauh-jauh hari sebelum Andi jadi Seskab dia sudah melontarkan prediksi bahwa belanja alutsista TNI lima tahun ke depan minimal US$ 20 milyar. Seskab bersama Kemenhan tentu menjadi pilar utama untuk mengambarkan renstra lanjutan lima tahun ke depan.

Terkait dengan poros maritim sudah tentu penggelontoran dana akan terpusat di AL dan AU. TNI AL segera membentuk armada tengah, divisi 3 marinir, melanjutkan pengadaan KCR (Kapal Cepat Rudal), memperbanyak pesanan PKR, mengakuisisi kapal perang kelas fregat termasuk percepatan pengadaan kapal selam. TNI AU juga diperkirakan akan menambah sedikitnya 2 skuadron tempur baru disamping mengganti 1 skuadron F5E yang dipensiunkan. Disamping itu akan ada penambahan radar-radar militer, satuan peluru kendali darat udara jarak sedang, pesawat intai strategis, intai taktis.

Gebrakan untuk menenggelamkan kapal nelayan asing sejatinya untuk mengukur kesiapan armada Angkatan Laut, KKP, Bea Cukai, Polisi Air dengan dukungan Angkatan Udara. Sinergi dan koordinasi akan memberikan pesan apa yang masih harus diperbaiki, ditambah dan dikuatkan. Ini harus dipraktekkan di lapangan. Bisa jadi yang diperbanyak kapal-kapal patroli non rudal atau bahkan kapal selam sesuai dengan tugas utamanya sebagai penggentar bawah air tak tertandingi.

Sangat diniscayakan bahwa dalam lima tahun ke depan militer Indonesia akan tampil dengan dandanan gahar, berkualitas dan bergengsi. Kalau sudah begini apakah si Pakcik akan melontarkan statemen angkuh lagi. Atau jangan-jangan setelah dia membaca tulisan ini malah sekujur tubuhnya demam lalu mengigau: “kita kan serumpun bang, adek ne hanya bergurau bang, tak nak kita bergaduh, tak elok dilihat sepupu kita Singapura. Nanti dia orang ketawa senang nak lihat kita bergaduh terus”. Ternyata igauannya di dengar Pak Jokowi, lalu sang presiden egaliter itu berkomentar: “emang gue pikirin”.

****

Jagvane / 29 Nop 2014

  analisisalutsista 

Kasau India Kagumi The Jupiters

Rombongan Angkatan Udara India (Indian Air Force) mengunjungi Lanud Adisutjipto, Selasa (25-26/11). Rombongan yang dipimpin oleh Chief of Air Staff Indian Air Force, Air Chief Marshal Arup Raha ini disambut langsung oleh Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Yadi I Sutanandika, M.S.S.

Rombongan yang terdiri dari pejabat teras termasuk Ibu Kepala Staf Angkatan Udara India Mrs Lily Raha ini selanjutnya langsung menuju AAU untuk melihat dari dekat pola pendidikan Taruna TNI Angkatan Udara. Usai makan siang Kasau India menuju Wing pendidikan Terbang yang didampingi langsung oleh Komandan Lanud Adisutjipto.

Marsekal Pertama TNI Yadi I Sutanandika, M.S.S. Dalam penerimaannya, Komandan Lanud Adisutjipto didampingi oleh Komandan Wingdikterbang Kolonel Pnb Ign. Wahyu Anggono, SE, Kadislog Lanud Adisutjipto Kolonel Tek Suryanto dan Kadispers Lanud Adisutjipto Letkol Pnb Arif Hartono serta sejumlah pejabat Lanud Adisutjipto. Sedang rombongan tamu yang mendampingi Air Crmde Manish Khan VM Air Officers Commanding Air force Station Bidar, dan Gp Capt P Ghana.

Kedatangan Kasau India dan para pejabat teras Angkatan Udara India ini merupakan kunjungan persahabatan antara kedua negara. Kunjungan ke Lanud Adisutjipto merupakan upaya menjalin hubungan antara kedua negara, terutama perkembangan penerbangan di kedua negara.

Selama di Yogyakarta rombongan mengunjungi Wingdikterbang Lanud Adisutjipto, AAU, Borobudur dan pertunjukan Ramayana di Candi Prambanan selanjutnya Rombongan akan melanjutkan lawatannya ke Pulau Dewata Bali.

Di sela-sela Kunjungannya Kasau India menyempatkan poto diatas cockpit pesawat KT -01 Wong Bee, dan merasa tertarik dan kagum dengan kebolehan "The Jupiters" apalagi The Jupiters ini telah memeriahkan event-event dunia. Beliau juga sempat menawarkan untuk mengundang The Jupiters tampil di negara India. "ya kita tunggu perintah" tegas Danlanud Adisutjipto.

Komandan Lanud Adisutjipto menyampaikan bahwa "kunjungan ini dapat menjadi sarana tukar menukar informasi kedua belah pihak baik TNI AU maupun Indian Air Force".

Selanjutnya Komandan juga berharap bahwa kerjasama ini dapat terus ditingkatkan dalam beberapa aspek yang mendorong kemajuan Angkatan Udara kedua negara yaitu India dan Indonesia pada khususnya, serta kerjasama militer di area Asia Pasifik pada umumnya.

  TNI AU  

Patroli Inggris dan Lencana Merah Putih

Akhir 1945 adalah masa-masa yang mencekam di Jakarta. Begitu Sekutu (terdiri dari serdadu Inggris, Australia dan Belanda) mendarat, Kaum Republiken (pendukung proklamasi) memilih untuk menyingkir ke luar kota, akibatnya sebagian Jakarta kosong dan hanya menyisakan para priyayi pro Belanda dan borjuis-borjuis kulit putih yang tinggal di kawasan elit Menteng. "Selain komunitas pro Belanda, Jakarta saat itu hanya terdiri dari kaum gerilyawan kota dan para bandit," ujar Robert Cribb dalam Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949.

Jika para gerilyawan kota memiliki aktivitas menyerang kedudukan serdadu-serdadu Sekutu dan berupaya merampas senjata-senjatanya, tidak begitu dengan para bandit. Hampir dipastikan mereka tiap malam beroperasi menggasak harta benda penduduk Jakarta yang mengungsi dan menggarong rumah-rumah di Menteng. Tak jarang juga terjadi praktek pemerkosaan dan pelecehan seks terhadap perempuan Indo dan kulit putih.

Situasi tersebut mejadikan Jakarta mirip "kota liar dan tak bertuan" seperti dalam cerita koboy wild-wild west. Untuk mengantisipasi soal ini, Sekutu lantas menugaskan para tentaranya untuk memulihkan keamanan dengan cara melakukan patroli dan pemeriksaan rutin. Operasi pemulihan ini justru lebih banyak menciduk Kaum Republiken dibanding para bandit. Bahkan ada upaya dari pihak NICA (Pemerintah Sipil Hindia Belanda bentukan Van Mook) menyamaratakan semua aksi orang bumiputera sebagai aksi-aksi kriminalitas.

Ini adalah salah satu foto koleksi dari IWM, Inggris yang memperlihatkan sebuah patroli Sekutu dari unsur tentara Inggris tengah melakukan pemeriksaan rutin di wilayah Salemba. "Kalau Inggris yang melakukan pemeriksaan tidak begitu khawatir kita, karena mereka melakukannya sopan dan tidak kasar. Beda dengan perlakuan dari serdadu-serdadu NICA yang terkenal kejam," ujar Bustomi seorang mantan lasykar kepada saya beberapa waktu lalu.

Soal perlakuan bengis ini memang bukan isapan jempol semata. Menurut Adam Malik, salah seorang pentolan pemuda Menteng Prapatan, para serdadu NICA selain kerap memukul dan menembak juga tak jarang menyiksa para pemuda di luar batas kewajaran. "Jika kedapatan ada pemuda yang memakai lencana merah putih, mereka akan memaksa sang pemuda tersebut menelan lencana tersebut. Tak peduli lencana itu terbuat dari kain atau kaleng..." tulis Adam Malik dalam Mengabdi Republik. [Diposkan by samuel.tirta]


  Garuda Militer  

[World] Jendral NATO Khawatirkan Peningkatan Jumlah Tentara Rusia di Krimea

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTdY0rSe2_BrKcxloNbk5to9xepTbGqyQHmJkTM6suzLDxKERqmEwNATO mengkhawatirkan keberadaan pasukan bersenjata Rusia di Krimea. Hal tersebut disampaikan oleh Jendral Philip Breedlove, Panglima Tertinggi Eropa untuk Komando Operasi Aliansi NATO pada Interfax.

“Kami sangat khawatir Krimea akan mengalami militerisasi,” kata Breedlove dalam konferensi pers di Kiev pada Rabu (26/11).

Ia menjelaskan, kekhawatiran tersebut muncul karena dua faktor. “Pertama, pasukan bersenjata Rusia terus berupaya menguasai wilayah tersebut. Kedua, kami melihat ada sejumlah besar senjata termasuk misil kapal laut di Krimea yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di wilayah Laut Hitam,” kata sang jendral AS tersebut.

Ia juga mengingatkan pada Maret lalu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan mereka bisa saja mengirim senjata nuklir ke Krimea.

“Kami akan terus mengawasi isu ini,” ujar Breedlove.

Sang jendral juga menyatakan NATO mengkhawatirkan pembentukan markas militer pasukan pro-Rusia di Donbas. Menurut Breedlove, pasukan bersenjata Rusia yang berada di Ukraina timur mungkin akan mempersenjatai dan melatih mereka, yang merupakan ‘tulang punggung’ pasukan pro-Rusia.

“Pasukan Rusia membantu militan lokal menggunakan senjata yang dibawa dari Rusia. Ini semua merupakan hal yang akan kami awasi,” kata Breedlove.

  RBTH  

RI Rancang Pesawat Baling-baling Komersial Terbesar di Dunia

http://media.militaryphotos.net/photos/albums/album283/abg.jpgN250 IPTN

Pengembangan pesawat terbang di Indonesia kembali bergairah pasca tertidur lama. Industri pesawat terbang nasional sempat mati suri pasca dihentikannya program pesawat baling-baling N250 dan pesawat mesin jet N2130 saat krisis ekonomi 1998.

Kemudian pada tahun 2000-an muncul ide mengembangkan pesawat perintis bermesin turboprop N219. Pengembangan pesawat ternyata tidak berhenti di N219.

Kali ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengusulkan pengembangan pesawat komersial atau penumpang baling-baling (propeller) terbesar di dunia. Pesawat yang bernama N2140 ini, nantinya mampu membawa 144 penumpang.

"Kita dapat ide dari pesawat A400 M yang memiliki baling-baling besar. Ini nggak masuk ke pasar jet. Kita kembangkan pesawat yang cocok dengan kondisi Indonesia," kata Kepala Program Pesawat Terbang LAPAN Agus Aribowo kepada detikFinance di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014).

A400 M merupakan pesawat angkut militer atau cargo berbadan lebar yang diciptakan oleh Airbus Military. Pengembangan N2140 nantinya akan memakai mesin EuroProp. Ini merupakan mesin terbaru, setelah turboprop, untuk kelas propeller.

Meski bukan mesin jet, EuroProp memiliki kemampuan layaknya mesin pesawat jet. Daya jangkau pesawat ini menyerupai daya jelajah pesawat sekelas Boeing 737 hingga Airbus A320.

"EuroProp bisa masuk transonic. Kalau Boeing (Boeing 737) kecepatan 0,78 mach (kecepatan suara), kalau EuroProp 0,7 mach. Ini nggak beda jauh," jelasnya.

Keunggulan pesawat N2140 daripada pesawat bermesin jet sekelas Airbus 320 dan Boeing 737 ialah konsumsi bahan bakar. Pesawat baling-baling ini hemat dalam pemakaian BBM sekitar 20-25% daripada pesawat jet.

Keunggulan sangat bermanfaat bagi maskapai komersial karena selama ini menerima hantaman tingginya biaya avtur. Harga avtur sendiri menyumbang komposisi sekitar 60% dari biaya di industri penerbangan.

Selain hemat BBM, pesawat N2140 bisa mendarat atau terbang di landasan lebih pendek daripada pesawat jet dengan ukuran serupa. Selain itu, LAPAN merancang kondisi suara atau tingkat kebisingan di dalam kabin pesawat yang sangat rendah meskipun pesawat tidak memakai mesin jet.

"Ini pakai noise active control. Jadi suara engine dikombinasikan dengan suara di dalam cabin agar bisa menghilangkan resonansi sehingga tingkat kebisingan menjadi lemah,” papar Agus.

Pengembangan N2140 merupakan bagian dari loncatan program N219. Konsep awal setelah N219, LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan mengembangkan pesawat N245 dan N270.

Khusus program N270, pengembangannya diubah karena ada program pengembangan pesawat R80 atau pesawat berpenumpang 80 orang yang memiliki pasar sejenis. Ahasil LAPAN mencari jalan keluar sehingga lahirnya konsep pesawat propeller angkutan penumpang berbadan lebar terbesar pertama di dunia.

Pesaing pesawat tipe propeller, ATR, sama sekali belum memiliki rencana untuk mengembangkan pesawat baling-baling penerbangan sipil di atas 100 penumpang.

"Kita nggak masuk di kelas jet. Kita main propeller yang terbaru dan belum ada yang masuk. Kalau ATR nggak main ke sana,' ujarnya.

Program N2140 nantinya akan diusulkan kepada pemerintah untuk memperoleh dukungan pendanaan. Pesawat N2140 akan masuk program 15 tahun atau jangka panjang dari LAPAN. Setidaknya untuk membiayai program pengembangan hingga proses sertifikasi N2140, diperlukan dukungan pendanaan di atas Rp 1 triliun.

"Kita planning 15 tahun sehingga bisa diproduksi rencananya tahun 2030 atau pemerintah ingin 10 tahun. Ini juga bisa karena sudah dibuktikan oleh PT DI yang sanggup 10 tahun waktu pengembangan N250," kata Agus.

  ★ detik  

Jumat, 28 November 2014

Helikopter TNI AU mendarat darurat di pedalaman

Faktor cuaca yang menyebabkan heli mendarat darurat Ilustrasi - Helikopter AS-332 Super Puma TNI AU. (ANTARA FOTO/Adhitya Hendra)

Helikopter AS-332 Super Puma TNI AU yang sebelumnya dilaporkan hilang kontak, Jumat, ternyata mendarat darurat di pedalaman Papua, yakni antara Batom dengan Kiwirok di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Data yang dihimpun ANTARA menunjukkan helikopter yang membawa anggota satuan tugas perbatasan dari Batalion Infantri 133 TNI AD itu berhasil mendarat secara selamat.

Helikopter transport-serba guna dengan pilot Mayor Penerbang Tarigan itu sempat mengalami gangguan mesin dalam perjalanannya dari Sentani menuju Kiwirok.

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Fransen Siahaan, yang dihubungi ANTARA membenarkan adanya insiden tersebut, namun ditegaskan bahwa helikopter berhasil mendarat dengan selamat.

"Faktor cuaca yang menyebabkan heli mendarat darurat," ujar Pangdam Cendewasih Mayjen TNI Siahaan.

Heli jenis AS-322 Super Puma TNI AU itu dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Kiwirok, Sabtu (29/11).

  ★ Antara  

★ Pantau Maling Ikan Hingga Daerah Berbahaya, LAPAN Bikin Pesawat Tanpa Awak

LSU 05 LAPAN

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengembangkan pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Program bernama LAPAN Surveillance UAV (LSU) sudah menghasilkan 5 jenis pesawat tanpa awak yakni LSU 01, 02, 03, 04, dan 05.

Pesawat tanpa awak ini bisa dipakai untuk pemantauan daerah perbatasan, daerah bencana, daerah berbahaya, serta misi terbang jarak jauh.

"Fungsi bisa dipakai pemantauan atau surveillance seperti lahan pertanian, mitigasi bencana, maritim, tepi pantai," kata Kepala Bidang Teknologi Prokusi Puslitbang LAPAN, Bayu Utama kepada detikFinance di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014).

Varian terbaru pesawat tanpa awak atau drone ini ialah LSU 05. Pesawat ini memiliki daya jelajah hingga 240 km dengan lama terbang 8 jam dan mampu membawa beban 30 kg. Pesawat ini memakai bahan bakar tipe Pertamax.

"Ini LSU 05 bisa bawa beban lebih besar. Berat yang dibawa bisa 30 kg," jelasnya.

Tidak hanya pesawat tanpa awak, LAPAN juga mengembangkan pesawat mata-mata berawak. Program ini bernama LAPAN Surveillance Aircraft (LSA).

Program ini memanfaatkan pesawat kecil berkapasitas 2 orang dan bermesin tunggal. Pesawat yang memiliki bentang sayap 18 meter ini didatangkan langsung dari Jerman, namun LAPAN memiliki kesempatan mempelajari pengembangan LSA untuk tahap berikutnya. LAPAN mengirim 6 insinyurnya untuk belajar ke Berlin sesuai perjanjian transfer of technology.

"Kita kirim 6 insinyur ke Berlin, berlanjut tahun depan. Ada instrumentasi diuji. LSA nanti bisa otomatis tanpa pilot, tapi pilot harus naik dulu. Setelah naik, dia tinggal pakai pilot autonomous sesuai program," terangnya.

Pemanfaatan pesawat UAV, kata Bayu, bisa dipakai untuk keperluan damai hingga militer. Pesawat UAV bisa dilengkapi persenjataan. Tipe pesawat UAV dinilai sangat aman untuk melakukan misi berbahaya karena tidak khawatir ada korban luka karena tertembak. Sebab pesawat UAV dikendalikan dari jarak jauh.

"Ke depan bisa dilengkapi senjata. Semua teknologi bisa dipakai untuk perang atau damai," ujarnya.(feb/hds)

  ★
detik  

LAPAN Serahkan Drone LSU 02 Ke TNI AD

LSU 02

LAPAN (Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional) memberikan pesawat tanpa awak (drone atau UAV) tipe LSU 02 kepada TNI AD di HUT nya yang ke 51 di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis 27/11/2014.

Turut hadir dalam kesempatan ini adalah Thomas Djamaludin Kepala LAPAN, Brigjen Rudiono Edi, Kadis Litbang, Gunawan Setio Prabowo Kapustekbang LAPAN dan Rika Andiarti Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN. Pihak TNI AD diwakili oleh Brigjen TNI Rudiono Edi, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat.

LSU-02 (Lapan Surveillance UAV) merupakan sebuah pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) yang dibangunkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan yang telah melakukan berbagai misi surveilance baik sipil maupun militer, kemampuan terbang pesawat yang diklasifikasikan sebagai Tactial UAV ini, telah mampu terbang secara autonomous dan menempuh jangkauan terbang cukup jauh sekitar 200 Km.

Saat diujikan pesawat tanpa awak (UAV) ini pergi dan pulang ke lapangan udara Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. UAV dengan bahan bakar Pertamax Plus (RON 95) ini terbang secara autonomous dan berhasil kembali mendarat dengan mulus di lapangan udara Pameungpek, Garut.

Pesawat LSU 02 mempunyai bobot 15 kg, dilengkapi 2 kamera foto dan kamera video. Pesawat ini mampu terbang dengan ketinggian 3000 meter. Lapan kini sedang menyiapkan generasi baru UAV yang mampu terbang hingga ketinggian 7200 meter, dengan payload dan endurance yang lebih besar.

Dalam artian, Lapan terus meningkatkan jangkauan terbang (long distance), kemampuan terbang (long endurance), kemampuan terbang secara otomatis (autonomous flying), dan kemampuan take off dan landing.

LSU 02 buatan LAPAN ini mampu membawa beban dengan berat maksimal hingga 3 kg dengan kecepatan terbang hingga 100km/jam. Pesawat nirawak seperti LSU 02 ini sangat bermanfaat untuk memantau wilayah yang sulit dijangkau manusia atau wilayah yang berbahaya, misalnya memotret kawah gunung berapi atau memantau kawasan bencana.

Pesawat nirawak LSU 02 besutan LAPAN ini memiliki panjang sayap hingga 2,4 m dan panjang badan pesawat 1,7 m. Seperti layaknya pesawat UAV lainnya, pesawat LSU 02 ini memiliki kemampuan untuk terbang secara otomatis yang dikendalikan dari jauh atau diprogram untuk menuju sasaran tertentu.

  ★ LAPAN  

Pertemuan Jokowi dengan Perwira Tinggi di Bogor


Para Jenderal TNI Diberi Waktu 3 Menit Sampaikan Uneg-unegnya ke Jokowi Bogor Perwira tinggi TNI akan bertemu Presiden Jokowi dan Wapres JK. Namun sebelum bertemu untuk berdialog, Panglima TNI memberi arahan kepada para perwira TNI.

Bertempat di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014), para perwira TNI mulai dari Pangdam seluruh Indonesia, Pangarmabar, Pangarmatim, Marinir, Kopassus, Paskhas AU datang ke Istana Bogor.

Tampak KSAL Laksamana Marsetio, KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo mendengarkan arahan Moeldoko.

"Saya akan memberikan pembukaan, kalau ada persoalan yang tidak pokok atau tidak signifkan tidak perlu disampaikan," jelas Moeldoko.

"Dan nanti akan diberi urutan Pangkostrad, Pangdam Jaya, Pangdam Siliwangi sampai Pangdam Cendrawasih, kemudian Pangarmabar, Pangarmatim dan sampai Marinir serta Kopassus. Waktu yang disiapkan 3 menit," tutur Moeldoko.
Curhat Moeldoko ke Jokowi: Dongkrak Peran BAIS Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan peran dan fungsi Badan Intelijen Strategis harus ditingkatkan. Menurut dia, pascareformasi, peran BAIS menurun.

"Setelah reformasi, Badan Intelijen Strategis mengalami penurunan, maka kita mengambil langkah agar bisa efisien. Sekarang sedang berjalan," katanya dalam pertemuan antara Panglima Komando Utama TNI dan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Bogor, Jumat, 28 November 2014.

Moeldoko mengatakan TNI berkomitmen menciptakan sumber daya manusia intelijen yang berkualitas. Moeldoko juga berkomitmen meningkatkan fungsi peralatan canggih militer saat ini demi mempertahankan kekuatan TNI angkatan darat, laut, dan udara.

"Kita rancang hardware, software-nya sehingga semua berada dalam satu kendali yang efektif," katanya.

Pagi ini, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengadakan pertemuan dengan para panglima komando utama operasional di Istana Bogor. Pertemuan dimulai pukul 08.00 WIB.

Dalam pertemuan ini, tiap panglima komando utama menyampaikan persoalan yang terjadi di wilayahnya. Tiap pangkotama memiliki waktu tiga menit untuk curhat dengan Jokowi dan Kalla.

Beberapa menteri Kabinet Kerja hadir dalam pertemuan ini, di antaranya Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Presiden Jokowi pertimbangkan usulan penambahan organisasi TNI Presiden Joko Widodo mempertimbangkan penambahan dan penataan organisasi TNI diantaranya pembentukan Komando Daerah Militer di Manado dan Papua serta Armada Tengah untuk Angkatan Laut.

"Dalam proses secepatnya, biar digodok di tingkat atas dulu baru disampaikan ke saya kalau sudah final termasuk Komando Gabungan WIlayah Pertahanan, termasuk Armada Tengah," kata Presiden di Istana Bogor, Jumat.

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam paparannya di Istana Bogor dalam pertemuan antara Presiden dan Wakil Presiden dengan para Panglima Komando Utama (Pangkotama), Jumat, mengatakan saat ini TNI melakukan penataan organisasi.

"Kami telah melakukan penataan organisasi, pertama pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, kami mengusulkan atas pembentukan tiga komando gabungan pertahanan," kata Panglima TNI.

Ditambahkannya, "Untuk itu hanya menunggu keputusan Bapak Presiden, mohon kiranya bisa membuat keputusan atas terbentuknya tiga komando wilayah pertahanan."

Panglima juga mengatakan, "Pembangunan dan pembentukan organisasi kami akan bentuk Kodam Manado dan Papua dan pembentukan Divisi 3 Kostrad, TNI AL kita akan bentuk satu komando armada, Armada Tengah, Korps Angkatan Udara, kita tambah satu Korps Angkatan Udara 3."
Rencana Strategis TNI di Bawah Pemerintahan Jokowi Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memiliki rencana ke depan untuk pemberdayaan dan meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI. Rencana Jokowi ini sudah tentu berbeda dengan apa yang dilakukan pemerintahan sebelumnya. Untuk itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko telah mengevaluasi rencana strategis untuk prajurit TNI agar sesuai dengan rencana Jokowi.

"Rencana renstra (rencana strategis) pembangunan 2014-2019 kita akan evaluasi," kata Moeldoko di hadapan Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 28 November 2014.

Beberapa yang dievaluasi, diantaranya adalah rencana strategis untuk kesejahteraan prajurit yang akan dilaksanakan pada 2015-2019. Sebab, kata Moeldoko, rencana pembinaan dan kesejahteraan prajurit belum ada.

"Sehingga kita bisa bangun proyeksi pada tahun depan berapa perumahan prajurit bisa diselesaikan, rumah sakit prajurit dan sistem penggajian dan peningkatan bagi prajurit TNI," ujar dia.

Moeldoko menambahkan, rencana strategis ini juga berlaku dalam pemeliharaan alutsista dan perkantoran. "Sehingga semua alutsista yang kita beli jangan sampai ada kerusakan bersamaan tetapi anggaran belum tersedia," kata Moeldoko.

Rencana strategis ini tentu berbeda dengan masa pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di pemerintahan lalu, lebih mengutamakan pembelian senjata baru yang lebih canggih.

Moeldoko juga menyoroti soal penguatan pusdiklat TNI untuk mengembangkan sumber daya manusia di tubuh TNI. Di mana, peralatan canggih TNI yang terus berdatangan harus juga diimbangi dengan kemampuan para prajuritnya.

"Saat ini berdatangan alutsista yang canggih, sehingga penguatan SDM ini ditingkatkan dari waktu ke waktu," ujar dia.

Selain itu, Moeldoko juga mengaku telah melakukan penguatan badan intelijen strategis dengan melakukan pendidikan selama enam bulan.

"Setelah reformasi berjalan, badan intelijen strategis kita telah mengalami penurunan. Kami telah melakukan langkah-langkah agar efektif dan efisien, peningkatan. Kami didik secara berkelanjutan, kami ingin menciptakan manusia-manusia intelijen," ucapnya.
Jokowi Tanya ke TNI, Kenapa Enggak Bisa Kejar Illegal Fishing ? Presiden Joko Widodo memanfaatkan pertemuannya dengan para panglima komando daerah militer (pangdam) untuk menggali persoalan TNI, terutama mengenai alat utama sistem persenjataan (alutsista). Jokowi menanyakan persoalan sulitnya TNI dalam mengamankan laut Indonesia dari pencurian ikan.

"Mengenai kondisi-kondisi alutsista kita seperti apa, keadaan seperti apa, kemudian mengenai kondisi BBM (bahan bakar minyak) seperti apa, kenapa enggak bisa mengejar illegal fishing, juga mungkin yang lain, illegal logging. Persoalan dasarnya apa, semua sudah disampaikan," ujar Jokowi seusai pertemuan di Istana Bogor, Jumat (28/11/2014).

Jokowi tidak menyampaikan secara spesifik mengenai persoalan dasar dari lemahnya pengawasan dalam aksi illegal fishing.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko pernah mengungkapkan bahwa TNI AL sulit mengawasi pencurian ikan di laut Indonesia karena kurangnya anggaran untuk mengoperasikan kapal-kapal patroli. "Selama ini, kami utang ke Pertamina, utang jadi makin banyak. Utang terakhir TNI itu sekitar Rp 6 triliun. Enggak tahu tuh mau diputihkan atau bagaimana," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Kantor Presiden, Senin (17/11/2014).

Moeldoko mengungkapkan bahwa kapal laut yang dimiliki TNI AL saat ini berjumlah 64 unit. Kapal-kapal itu terdiri dari jenis kapal frigate, kapal korvet, kapal patroli, kapal selam, kapal hidrografi, hingga kapal penyapu ranjau. Dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki TNI AL, Moeldoko bahkan melontarkan candaan. "Ini kapal nelayan kecil lawan kapal perang. Jangan sampai nyamuk digebuk pakai meriam," kata Moeldoko.

Meski memiliki kecanggihan yang mumpuni, kapal-kapal milik TNI AL itu nyatanya tak bisa beroperasi lantaran tidak adanya BBM. Akhirnya, banyak wilayah laut Indonesia yang tak terawasi. "Secara (jumlah) kapal, kami cukup banyak. Hanya, sekali lagi, mengerahkan kapal itu urusannya gede banget. Untuk operasi, waduh, bisa ribuan ton itu urusan BBM," ucap Moeldoko.

Adapun Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengungkapkan, kebutuhan ideal BBM bagi kapal patroli TNI AL mencapai 5,6 juta kiloliter per tahun. Namun, kondisi yang terjadi saat ini jauh dari ideal. "Hanya 13 persen saja kami dapat BBM. Jadi, sehari hanya bisa 7-15 kapal. Yang dalam posisi siap sebenarnya ada 60-70 kapal," ucapnya.

  ★ detik | Tempo | AntaraVivanews | Kompas  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...