Sabtu, 03 Juni 2017

[Dunia] Filipina Akan Berhenti Menerima Senjata Bekas dari AS

✈ Ilustrasi pasukan Filipina di Marawi

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, berjanji bahwa ia akan menyediakan ALUTSISTA baru untuk militernya. Ia menegaskan tidak akan lagi mau menerima senjata bekas yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS).

Sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (3/6/2017) pasukan Filipina menggunakan pesawat, kendaraan lapis baja serta senapan serbu yang diperbaharui dalam menggempur sekira 400 militan radikal yang menduduki Kota Marawi. Hal ini memicu Duterte angkat bicara dengan nada tinggi.

Saya tidak akan menerima peralatan militer bekas. Saya tidak ingin benda-benda yang diberikan Amerika. Selama masa (pemerintahan) saya, saya tidak ingin muatan bekas,” ujar Dutere di depan para tentara yang berada di markas militer Mindanao.

Reuters mewartakan, semenjak 2000 tenyata AS memberikan bantuan militer yang bernilai hampir USD 800 juta. ALUTSISTA yang diberikan itu terdiri dari drone, helikopter, senapan serbu serta perlengkapan militer lainnya.

Namun demi memodernisasi ALUTSISTA-nya dan tidak tergantung lagi dengan AS, Filipina telah mengalokasi dana lebih dari 100 miliar peso dengan 25 miliar peso sudah digunakan pada tahun ini untuk membeli peralatan militer dari Korea Selatan dan Israel.

Sang Presiden Filipina menambahkan, ia akan memperoleh sistem persenjataan baru dan modern walau harus mengeluarkan uang dua kali lipat. “Saat saya sudah berhenti jadi presiden, Anda akan memiliki 24 pesawat jet,” tutur Duterte. (emj)
 

  Okezone  

Empat KRI Merapat ke Perbatasan

⚓ Antisipasi pelarian kelompok MautePasukan TNI AL sudah bersiaga di wilayah perairan yang berbatasan dengan Filipinan, untuk mengantisipasi pelarian kelompok Maute yang digempur militer Filipina di Marawi.

Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII/Tarakan Laksamana Pertama TNI Ferial Fachroni menyebutkan, ada empat kapal perang Indonesia dengan senjata lengkap sudah berpatroli di perbatasan.

Ini masih ditambah Kapal Angkatan Laut (KAL) dan kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla) dari sejumlah satuan di bawah Lantamal XIII/Tarakan.

Di antaranya KRI Ki Hajar Dewantara dan KRI Teluk Sangkulirang. Kemudian unsur-unsur KAL maupun Patkamla dari Nunukan, Tarakan dan Bunyu juga,” ujarnya, Jumat (2/6).

Kapal-kapal perang tersebut, lanjutnya, sebenarnya sudah siaga sejak beberapa bulan lalu dengan tugas rutin menjaga perbatasan melalui operasi Ambalat dan sebagainya.

Namun, untuk momen ini armada tersebut diinstruksikan lebih giat meningkatkan pengawasan di perbatasan.

Selain di laut, pihaknya sudah menginstruksikan kepada Lanal Nunukan untuk melakukan pengawasan di darat dengan mewaspadai pintu keluar masuk warga di Nunukan.

Menurutnya, semua ini untuk mengantisipasi masuknya kelompok pemberontak Filipina yang terdesak dan melarikan diri ke sejumlah negara terdekat, termasuk Indonesia. Atau juga mewaspadai gelombang pengungsi Filipina ke Tanah Air.

Namun, Ferial Fachroni membantah sudah ada instruksi pusat untuk status siaga satu di perbatasan. Menurutnya, kondisi yang terjadi saat ini belum mendesak untuk menetapkan status. Hanya meningkatkan kewaspadaan di perbatasan.

Sebelumnya diberitakan, jajaran Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Tarakan juga mulai meningkatkan pengawasan terhadap jalur keluar masuk penumpang di Bandara Juwata.

Seperti pantauan Berau Post (Jawa Pos Group), Kamis (1/6), sejumlah anggota Lanud Tarakan lengkap dengan senjata mengawasi penumpang melalui pintu keberangkatan dan kedatangan.

Personel lainnya juga diinstruksikan berpatroli di sekitar terminal bandara. Mereka bertugas secara bergantian dalam waktu 24 jam.

Dengan perintah dari Pangkoopsau II, kami meningkatkan jam untuk patroli maupun pemeriksaan. Yang tadinya hanya 18 jam, sekarang 24 jam secara bergantian atau berkesinambungan,” ungkap Komandan Lanud Tarakan Kolonel Pnb Didik Kristiyanto.

Sebanyak 33 personel Brimob juga disiagakan di wilayah perbatasan, terutama akses darat untuk mengantisipasi adanya kelompok-kelompok yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban.

Karena seperti dikatakan Kapolres Nunukan AKBP Jefri Yuniardi melalui Kasubbag Humas Iptu M Karyadi, tidak menutup kemungkinan kelompok pemberontak di Filipina masuk ke wilayah perbatasan.

Untuk itu pimpinan Polri memerintahkan mengambil langkah menempatkan pasukan Brimob di pintu perbatasan yang merupakan keluar masuknya orang dan barang,” ujarnya. (mrs/fen)

  JPNN  

[World] Duterte Welcomes BRP Davao del Sur

President Rodrigo Duterte promises 'more acquisitions of vessels and equipment' for the AFP at the 119th anniversary of the Philippine Navy BRP DAVAO DEL SUR. One of the biggest ships of the Philippine Navy, the BRP Davao del Sur is commissioned on May 31, 2017. Photo by Manman Dejeto/Rappler  BRP DAVAO DEL SUR. One of the biggest ships of the Philippine Navy, the BRP Davao del Sur is commissioned on May 31, 2017. [Photo by Manman Dejeto/Rappler]

President Rodrigo Duterte welcomed the country’s newest military ship, the BRP Davao del Sur during the Philippine Navy’s 119th anniversary in Davao City on May 31, 2017.

The BRP Davao del Sur is 123 meters long and is the navy’s second amphibious landing dock vessel. On June 1, 2016, its twin ship, BRP Tarlac, was commissioned into the Navy. The two are the biggest ships in the navy's inventory.

Tarlac is the home province of former president Benigno Aquino III while Davao del Sur is the province closest to Duterte's hometown, Davao City, which is administered independently.

The two ships are part of the previous administration’s military modernization efforts. Aquino had poured over P 60 billion for military modernization during his term – a detail Duterte pointed out in his speech at the Navy event.

Photo by Manman Dejeto/Rappler [Photo by Manman Dejeto/Rappler]

In my time, my speech...kaya ayaw kong basahin kasi (that's why I don't want to read it because) it mentions here of the modernization program and the sea and air assets that we have acquired. But you know, I must be frank. I do not relish bannering out statements like that for after all, this happened not during my time,” said Duterte.

Ayaw ko lang magpayabang kasi babasahin ko ano ang nakuha ninyo ngayon at ang makarami po (I don’t want to brag because I’ll just read what you got now and it’s a lot) but in the process it seems that I would also be [lifting] my own chair as if I was responsible for this," he said.

Photo by Manman Dejeto/Rappler [Photo by Manman Dejeto/Rappler]

"I have 5 years. I will acquire more jets, air assets and boats. And I will make the Philippine Armed Forces a little bit stronger by the time, InShaAllah, I go out as President,” he added, amid applause from the crowd composed mostly of Navy men and women, and other top military officials.

Duterte promised “more acquisitions of vessels and equipment” for maritime law enforcement, counterterrorism, and disaster relief operations.

Photo by Manman Dejeto/Rappler [Photo by Manman Dejeto/Rappler]

Duterte vowed to improve the AFP's capability as government troops battle members of the terrorist Maute and Abu Sayyaf groups in Marawi City, Lanao del Sur.

There is a strife going on in the Philippines and I grieve the loss of my soldiers and policemen. It is not easy to read a briefer every day to find out that you’re losing plenty of your best soldiers and the hardworking policemen,” the President said at the start of his speech.

MAN AT THE HELM. President Rodrigo Duterte takes a seat at the ship's bridge. Photo from Presidential Photo
MAN AT THE HELM. President Rodrigo Duterte takes a seat at the ship's bridge. [Photo from Presidential Photo]

Terror groups attempted to take control of the city on May 23 after soldiers and police launched an operation against Isnilon Hapilon, an Abu Sayyaf member who allegedly has direct ties to ISIS.

Duterte later toured the ship with other officials, including Defense Secretary Delfin Lorenzana and Special Assistant to the President Christopher "Bong" Go.

  Rappler  

Jumat, 02 Juni 2017

Perbatasan Filipina Masih Kondusif

4 Hari Operasi TNI AU dengan pesawat pengintai https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2017/06/02/60910564-7186-47f6-9de4-a1943a748dbc.jpeg?w=780&q=90Pesawat Boeing 737 intai TNI AU. (Dok. Skadron 5) ☆

TNI AU mengerahkan pesawat pengintai untuk mengantisipasi pergerakan anggota ISIS dari daerah Marawi, Filipina, ke Indonesia, lewat perbatasan di wilayah Sulawesi Utara. Sejauh ini, belum ada indikasi pergerakan kelompok ISIS di perbatasan.

Patroli Maritim dengan pesawat pengintai milik Skadron 5 Makassar melakukan pengintaian di Perairan Utara Manado. Operasi yang disebut sebagai Kilat Badik itu sudah berlangsung selama 4 hari.

"Sementara baru 4 hari terlaksana. Rata-rata setiap satu kali penerbangan (durasi) 3 jam. Ke perbatasan-perbatasan Filipina Selatan," ungkap Komandan Skadron 5, Letkol Pnb HLP Ambarita dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (2/6/2017).

4 Hari Pesawat Intai Patroli, Perbatasan Filipina Masih KondusifOperasi TNI AU dengan pesawat pengintai. (Dok. Skadron 5)

Selama 4 hari operasi ini, kondisi di Perairan Sulawesi perbatasan dengan Filipina masih kondusif. Memang ada sejumlah kapal yang melintas baik dari atau ke Filipina.

"Tetapi masih normal, belum ada indikasi yang mencurigakan," jelas Ambarita.

Pesawat Boeing 737-200 intai dalam operasi Kilat Badik berangkat dari Lanud Sam Ratulangi, Manado. Menurut Ambarita, pengintaian juga dilakukan hingga ke Pulau Miangas, Sulut, salah satu pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Filipina.

"Dari hasil pengamatan di sekitar Pulau Miangas belum ditemukan hal-hal yang dikhawatirkan akan adanya pergerakan anggota ISIS dari Filipina yang melarikan diri menuju ke wilayah kedaulatan Indonesia," terangnya.

4 Hari Pesawat Intai Patroli, Perbatasan Filipina Masih KondusifOperasi TNI AU dengan pesawat pengintai. (Dok. Skadron 5)

Selain ke Miangas, pengintaian juga dilakukan sepanjang rute Pulau Marampit dan Pulau Marore, Sulut. Hingga saat ini belum ada aktivitas yang perlu dikhawatirkan.

"Hanya ditemukan satu kapal nelayan yang sedang beraktivitas di perairan dekat Pulau Marore," kata Ambarita.

"Operasi pengamatan akan dilanjutkan selama beberapa hari ke depan untuk meningkatkan kewaspadaan," imbuhnya.

Operasi Kilat Badik tersebut dipimpin oleh kapten pilot, Mayor Pnb Hendro Sukamdani. Total ada 14 kru yang terlibat dalam penerbangan untuk operasi pengintaian tersebut.

Setelah 4 hari operasi dilakukan, menurut Hendro, kondisi pulau terdepan dinyatakan aman. Dia dan tim tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan baik di pelabuhan maupun sepanjang pantai.

4 Hari Pesawat Intai Patroli, Perbatasan Filipina Masih KondusifKapal nelayan teridentifikasi dari pesawat pengintai. (Dok. Skadron 5)

"Dalam kondisi aman terkendali. Tidak ada kegiatan mencurigakan dari Filipina yang mengarah ke Indonesia. Selain itu keadaan infrastruktur dalam keadaan baik dan stabil," tutur Hendro saat dihubungi terpisah, Jumat (2/6).

Untuk itu, Hendro meminta warga agar tidak khawatir mengenai gejolak yang ada di Filipina. Masyarakat diminta untuk beraktivitas seperti biasanya.

"Tidak ada sedikitpun gejolak. Masyarakat dapat melakukan kegiatan rutinnya dengan aman," tutup Hendro. (elz/fjp)

  detik  

TNI AL Akan Bangun Lanal di Kulonprogo

https://3.bp.blogspot.com/-Q7OUvPJsxHE/WTFarufdVmI/AAAAAAAAKaA/cwTV9ICnW_IIGd9nW3EdLtKGjrKkhAdBgCLcB/s1600/woll.jpgIlustrasi KCR 60 TNI AL Latihan Bersama di Laut pantai Selatan ☆

Pangkalan TNI AL (Lanal) Yogyakarta saat ini telah memiliki tiga Pos AL yang terletak di Sadeng Gunungkidul, Samas Bantul serta Karangwuni Kulonprogo. Dari jumlah itu masih kurang jika dibanding dengan panjang pantai pesisir selatan DIY yang harus dijaga. Oleh karena itu kedepan akan dibangun Lanal tipe C di Kulonprogo.

Dari pimpinan sudah memberi lampu hijau tentang itu semua, dari Lanal juga sudah ke Pemda Kulonprgo terkait perizinan penggunaan lahan, tanah atau bangunan,” ungkap Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Yogyakarta, Letkol Laut (P) Arya Delano SE, Rabu (31/05/2017).

Dengan dibangunnya Lanal tipe C di Kulonprogo itu setidaknya bisa memperkuat tugas dari Lanal Yogyakarta sehingga sistem pertahanan pesisir selatan DIY bisa maksimal.

Diungkapkannya, dalam melakukan pengamanan di pesisir selatan memang sarana pendukung masih kurang memadai, namun hal tersebut tak dijadikan hambatan personel TNI AL dalam menjalankan tugas.

Salah satu terobosan yang kini dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan bersifat ilegal di pesisir selatan yakni dengan gencar menjalin kemitraan dengan masyarakat setempat. Yang tidak kalah penting prajurit TNI AL juga mendampingi dan memberdayakan nelayan hingga menjaga keselamatan wisatawan.

  KR Jogja  

[Teror] Insiden Penembakan di Resort Manila

Pria Lontarkan Tembakan lalu Bakar Diri https://img.okezone.com/content/2017/06/02/18/1705680/pria-lontarkan-tembakan-lalu-bakar-diri-di-kawasan-kasino-filipina-lGcCK1mVIO.jpgInsiden tembakan dan bakar diri di Manila. [EPA] ☆

Filipina kembali riuh. Suara tembakan memecah kesunyian pagi buta di Manila. Seorang pria bersenjata menyebabkan kepanikan di kompleks kasino yang merupakan kawasan resor turis di Ibu Kota Filipina.

Pria yang belum dipublikasikan namanya itu menembak membabi buta pada Jumat 2 Juni. Tembakannya membakar hangus sebuah meja.

Ketika polisi datang, perburuan terhadap pembuat onar itu harus terhenti begitu saja. Pasalnya, pria itu sudah terlanjur berbaring di sebuah kamar hotel, menyelubungi dirinya dengan selimut dan membakar diri.

Dalam video yang beredar di media sosial, seorang warga merekam kilasan kejadian ini dari atas gedung bertingkat. Perempuan dalam video itu meyakinkan ada kepulan asap di jalan.

Dia menceritakan ada yang saling tembak. Beberapa kali dia berseru, ‘Oh My God’ atau astaga untuk menggambarkan betapa mencekam situasi di sana.

Namun begitu, seperti diwartakan BBC, Jumat (2/6/2017) , polisi memastikan situasi ini tidak terkait aksi teror apa pun. Petugas menjelaskan, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.

Insiden ini juga tidak memicu korban jiwa. Meski begitu, polisi mencatat sebanyak 50 orang terluka akibat kekacauan pagi buta ini.

 Tewaskan 34 Orang 
Korban terluka dalam insiden penembakan di Manila. (Foto: Facebook/Tikos Louw/CNN)Korban terluka dalam insiden penembakan di Manila. [Facebook/Tikos Louw/CNN]

Insiden penembakan di resor Manila, Filipina, menewaskan 34 orang. Meski begitu, polisi menjelaskan para korban bukan meninggal karena luka tembak. Diduga, sebagian besar dari mereka tewas akibat sesak nafas.

Sementara itu, korban terluka dilaporkan Sky News dan CNN, Jumat (2/6/2017) berjumlah 54 orang. Para korban terluka saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan. Berdasarkan keterangan polisi Filipina, pria bersenjata yang tewas dengan membakar diri itu tidak ada kaitannya dengan jaringan terorisme. Dia diduga hanya bermaksud merampok para pemain di kasino setempat.

Kalau ini ada hubungannya dengan ISIS, semua orang di tempat berjudi itu pasti sudah ditembak mati atau diledakkan dengan bom. Dia tidak melukai siapa pun. Kebanyakan korban terluka karena mereka melompat dari jendela,” terang Kepala Polisi Filipina Ronald Dela Rosa.

Selewat tengah malam, pada Jumat 2 Juni pagi buta waktu setempat, seorang pria merangsek masuk dengan senapan serbu ke gedung Resorts World. Lokasi resor turis ini dekat dengan bandara internasional Manila.

Pelaku kemudian melontarkan tembakan ke layar televisi dan mulai mengisi tasnya dengan keping judi. Sebuah meja terbakar dan asap mengepul ke udara.

Meskipun pelaku tidak mengarahkan tembakannya ke seorang pun pengunjung, aksinya sontak memicu kepanikan. Orang-orang berlarian keluar gedung. Bahkan ada yang nekat melompat dari jendela. Awalnya polisi tidak menemukan korban tewas, baru setelah menelusuri ke dalam, petugas menemukan 34 jasad manusia.

Entah dia kalah berjudi di Kasino dan mau membalikkan keadaan, atau dia memang gila,” ujar Kepala Polisi Manila, Oscar Albayalde mengenai motif pelaku.

Setelah membuat keonaran di resor turis tersebut, pelaku lari ke Hotel Maxism. Di sana dia berbaring di atas tempat tidur, menyelubungi diri dengan selimut lalu membakar diri. Pelaku tewas terpanggang seketika. (Sil)

 Tidak Ada Korban WNI 
Paramedis merawat korban serangan penembakan di sebuah resor di Manila, Filipina. (Foto: James Austin/The Sun)Paramedis merawat korban serangan penembakan di sebuah resor di Manila, Filipina. [James Austin/The Sun]

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyatakan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam insiden penembakan di resor Manila, Filipina. Pria yang akrab disapa Tata itu juga meyakinkan bahwa belum ada indikasi terorisme dalam peristiwa yang menewaskan 34 orang tersebut.

"Informasi awal, belum ada WNI yang menjadi korban. Polisi Filipina juga menyampaikan itu bukan terorisme, tetapi tindakan kriminal," ujarnya dalam konferensi pers di Kemlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2017).

Tata menerangkan ketika kericuhan merebak di media, tim KBRI di Manila langsung berkoordinasi dengan otoritas setempat. Sehingga dipastikan, belum ada seorang pun WNI jadi korban sejauh ini.

Penembakan di Manila itu terjadi pada Jumat 2 Juni pagi buta waktu setempat. Seorang pria bersenjata memberondongi Resort World yang merupakan kompleks kasino, dengan senapan serbu.

Sebuah meja terbakar dan memicu kepulan asap tebal. Kepolisian Filipina menyatakan kebanyakan korban tewas akibat sesak nafas. Jumlah korban terluka mencapai 54 orang. Mereka pun terluka bukan karena ulah pelaku secara langsung, tetapi karena panik dan ada yang nekat melompat keluar lewat jendela.

Dari kasino, pelaku lari ke hotel Maxism yang tersambung dengan Resort Wolrd. Ia berbaring di ranjang, dan di bawah dekapan selimut pelaku membakar dirinya. Pelaku dinyatakan tewas terpanggang. (rfa)

  Okezone  

[Teror] Baku Tembak dan Ledakan Terjadi di Sebuah Resort di Manila

Polisi berada di luar resort World Manila, Filipina. [EPA] ★

Sebuah ledakan dan suara baku tembak dilaporkan terdengar di Resorts World hotel di Manila, Filipina. Berdasarkan laporan CNN Filipina, polisi dan pemadam kebakaran serta tim SWAT (Special Weapons And Tactics) kini tengah berada di lokasi menyusul terjadinya ledakan serta baku tembak tersebut.

Sementara itu, Manila Standard melaporkan, insiden itu dipicu karena seorang pria yang menggunakan masker dan membawa senjata telah melakukan penyerangan di hotel di area Pasay City tersebut. Beberapa orang dilaporkan mengalami luka tembak, namun hingga berita ini diturunkan belum diketahui pasti berapa jumlah korban yang terluka.

"Resorts World Manila saat ini sedang dalam proses pemeriksaan menyusul adanya penyerangan oleh orang tak dikenal. Kami akan bekerjasama dengan Polisi Nasional Filipina untuk memastikan bahwa semua tamu dan karyawan aman. Kami meminta doa Anda selama masa-masa sulit ini," terang pihak Resorts World Manila melalui akun resmi Twitternya sebagaimana dikutip dari Independent, Jumat (2/6/2017).

Semantara itu, sebuah sumber menyatakan, para pegawai dan tamu hotel telah dievakuasi. Dan menyebut polisi kini telah mengambil kendali sepenuhnya atas situasi. Sebagaimana diketahui, situasi Filipina sendiri memang kurang kondusif akibat terlibat pertempuran dengan kelompok militan sejak pekan lalu di Marawi yang telah menewaskan lebih dari seratus orang. (rfa)

  Okezone  

[Dunia] 2 Unit FA 50 Tiba di Filipina

Batch terakhir pesanan Filipina Pesawat FA50Ph [Manila Buletin News]

Dua lagi pesawat tempur FA-50 dari Korea Selatan tiba pada hari Rabu pagi di Hangar Harribon di Pangkalan Udara Clark, Pampanga, Filipina.

Batch terbaru tersebut melengkapi akuisisi Angkatan Udara Filipina yang berjumlah 12 unit jet tempur FA-50.

FA-50 berkursi ganda dengan tail number 011 dan 012 selain mampu membawa rudal udara ke udara jarak jauh juga misil udara ke permukaan.

Juru bicara Angkatan Udara, Francisco mengatakan, kedatangan pesawat tersebut diharapkan dapat memperkuat atau meningkatkan kemampuan Angkatan Udara, termasuk pelatihan pilot-pilotnya.

Pesawat juga akan membantu meningkatkan kemampuan pelatihan pilot kami, ini juga akan digunakan untuk tujuan pelatihan sehingga pilot kami dapat memperoleh lebih banyak keterampilan dalam menerbangkan jet tempur atau jet supersonik,” katanya.

Kedatangan pesawat ini merupakan bagian dari pembelian PAF dari 12 jet tempur senilai P18,9 miliar dari Korea Aerospace Industries.

Angkatan Udara Filipina juga mengatakan bahwa jet tempur siaga jika dibutuhkan untuk membantu operasi di Marawi, di mana kelompok teroris Maute mengepung daerah-daerah kunci di Marawi. [ABS-CBNnews]


  ★ Garuda Militer  

Kamis, 01 Juni 2017

[Dunia] Filipina Kirim Lebih Banyak Tentara

Habisi Teroris di Marawi Pasukan marinir Filipina [REUTERS/Erik De Castro]

Militer Filipina mengerahkan lebih banyak tentara ke kota Marawi selatan, yang diserang oleh militan Islam pekan lalu. Tentara telah merebut sekitar 90 persen wilayah Marawi dari kelompok yang bersumpah setia kepada ISIS itu.

Pihak militer mengatakan pertempurang sengit dengan kelompok pemberontak Maute di Marawi masih terjadi dan sejauh ini telah menewaskan 130 orang.

Juru bicara Komite Manajemen Krisis Provinsi Zia Alonto Adiong mengatakan kepada wartawan bahwa sekitar 34 warga diselamatkan oleh tentara setelah mendapat lebih banyak pemberontak. Dia memperkirakan lebih dari 2.000 orang masih terjebak di dalam kota seperti dikutip dari Euronews, Kamis (1/6/2017).

Kekerasan meletus di Marawi pada 23 Mei lalu setelah tentara melancarkan serangan untuk menangkap pemimpin militan Isnilon Hapilon. Hapilon telah ditunjuk sebagai pemimpin cabang negara Asia Tenggara.

Tapi misi tersebut menjadi kacau dan Hapilon berhasil lolos dengan pejuang yang setia kepadanya mengejutkan kekuatan pemerintah dengan senjata mereka. Mereka melakukan perlawanan dan menguasai kota Marawi selatan.

Sebagai tanggapan Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan darurat militer di wilayah tersebut. Duterte khawatir ekstremisme dapat menyebar lebih jauh ke seluruh penjuru selatan negara itu.

Lebih jauh, Duterte mengajak milisi Moro dan pemberontak Maois untuk bergabung memberangus kelompok ISIS dari Filipina. Duterte bahkan siap membayar dan memberikan rumah jika mereka bersedia bergabung untuk mengalahkan musuh bersama yaitu kelompok Maute.

 Serangan Udara Filipina Tewaskan 10 Tentara Pemerintah 
An OV-10 bomber flies to drop bombs during a continuous assault with insurgents from the so-called Maute group in Marawi City. REUTERS/Romeo RanocoPesawat OV10 Bronco turut bombardir Kelompok Maute [REUTERS/Erik De Castro]

Menteri Pertahanan Filipina mengatakan serangan udara selama operasi militer untuk mengusir pemberontak Islam keluar dari kota Marawi menewaskan 10 tentara pemerintah. Insiden ini adalah pukulan besar terhadap upaya untuk mengalahkan pemberontak Maute yang terkait dengan kelompok ISIS.

"Tujuh tentara lainnya terluka pada hari Rabu ketika dua pesawat tempur gabungan SF-260 menjatuhkan bom pada sasaran di jantung Kota Marawi," kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana dalam sebuah konferensi pers. Pesawat pertama berhasil mengenai sasaran tapi yang kedua meleset.

"Sangat menyedihkan bisa menghantam pasukan kita sendiri. Pasti ada kesalahan di suatu tempat, entah seseorang yang mengarahkan dari darat, atau pilotnya," imbuh Lorenzana seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/6/2017).

Angkatan bersenjata telah menggunakan kombinasi pasukan darat dan serangan roket dari helikopter sejak akhir pekan untuk mencoba memukul kelompok pemberontak Maute dari bangunan. Rabu adalah hari pertama pesawat SF-260 dikerahkan.

Tewasnya tentara tersebut menyebabkan jumlah pasukan keamanan terbunuh menjadi 38, dengan 19 warga sipil dan 120 pejuang pemberontak tewas dalam pertempuran di Marawi selama sembilan hari terakhir.

Lorenzana mengatakan bahwa militan merupakan warga Arab Saudi, Malaysia, Indonesia, Yaman dan Chechnya termasuk di antara delapan orang asing yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak Maute.

Dalam pesan teks sebelumnya kepada wartawan, dia mengatakan tentang insiden "tembakan teman sendiri": "Terkadang hal itu terjadi, kadang-kadang kabut perang. Koordinasi tidak dilakukan dengan benar sehingga kita memukul orang-orang kita sendiri."

Lorenzana mengatakan bahwa militer mungkin akan menangguhkan serangan udara, menggambarkan pemberontak sebagai kekuatan kecil yang "tidak dapat bertahan lama".

Militer melakukan serangan udara di lokasi di mana diyakini Isnilon Hapilon bersembunyi. Isnilon adalah sosok yang disebut sebagai "emir" ISIS dan menunjuk orang untuk operasinya di Filipina.

Konflik pecah di Marawi mulai pada tanggal 23 Mei ketika pemberontak Maute mengamuk, membakar dan merebut bangunan, mencuri senjata dan kendaraan polisi. Mereka juga menyandera dan membebaskan tahanan untuk bergabung dalam peperangan mereka.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte khawatir ideologi radikal menyebar di Filipina selatan dan bisa menjadi tempat berlindung bagi militan dari Asia Tenggara dan sekitarnya. (ian)

 Milisi dari 5 Negara 
Government troops during an assault on insurgents. REUTERS/Romeo Ranoco[REUTERS/Romeo Ranoco]

Menteri Pertahahan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan, milisi dari lima negara bergabung dengan kelompok Maute di Marawi, Filipina selatan. Marawi sejauh ini masih dikuasai oleh kelompok Maute, kelompok milisi Filipina yang sudah menyatakan sumpah setia pada ISIS.

"Militan dari lima negara berada di antara delapan orang asing yang terbunuh saat terjadi perang antara kelompok milisi dengan pasukan pemerintah di Filipina selatan," kata Lorenzana, seperti dilansir Reuters pada Kamis (1/6).

"Mereka adalah warga Arab Saudi, Malaysia, Indonesia, Yaman dan Chechnya. Mereka berada di antara korban tewas yang ditemukan di Kota Marawi selama sepekan terakhir. Delapan orang yang tewas diketahui bergabung dengan kelompok pemberontak," sambungnya.

Terkait dengan milisi asal Indonesia, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengaku sedang mencoba mengklarifikasi kabar tersebut. Kemlu menyebut, kabar kematian seorang WNI itu mereka dapatkan dari Angkatan Bersenjata Filipina (AFP).

"Kami mendapatkan informasi tersebut dari AFP. Namun, kami masih meminta klarifikasi lebih lanjut," kata Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal. (esn)


  ★ sindonews  

17 WNI Berhasil Dievakuasi Dari Marawi

Kementerian Luar Negeri Indonesia menuturkan, 17 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak pertempuran di Filipina selatan telah berhasil divekuasi. [Foto/Kemlu RI]

Sebanyak 17 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dengan selamat dari wilayah konflik di Filipina bagian selatan, oleh tim evakuasi dari KBRI Manila dan KJRI Davao yang berkoordinasi dengan otoritas keamanan Filipina.

Melalui pesan singkat yang diterima Antara pada Kamis, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan bahwa 11 WNI dievakuasi dari wilayah Marantao, Provinsi Lanao del Sur yang berjarak 20 kilometer dari Marawi City.

Sementara 6 WNI lainnya dievakuasi dari wilayah Sultan Naga Dimaporo, Provinsi Lanao del Norte.

Seluruh WNI tersebut kemudian dibawa ke Bandara Laguindingan, Mindanao Utara, dan langsung diterbangkan ke Davao City.

"Evakuasi dilakukan oleh dua tim berbeda setelah Menlu RI mendapat jaminan keamanan dari pemerintah Filipina untuk dilakukan proses evakuasi," ujar Iqbal.

Proses evakuasi dimulai pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 waktu setempat, setelah sempat tertunda beberapa hari karena situasi keamanan yang dinilai belum kondusif.

Proses evakuasi berawal dari informasi yang diterima Kemlu mengenai 16 WNI anggota Jamaah Tabligh dan 1 WNI yang menetap di Marawi yang terjebak di tengah konflik yang memanas di wilayah tersebut.

Setelah melakukan verifikasi status 17 WNI tersebut serta memastikan lokasi keberadaan mereka, Menlu Retno Marsudi segera memerintahkan pihak KBRI Manila dan KJRI Davao untuk memindahkan belasan WNI tersebut ke wilayah aman.

"Saat ini 17 WNI sudah berada di KJRI Davao dan akan segera dipulangkan ke Indonesia," kata Iqbal.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa keberadaan 16 WNI di Filipina bagian selatan murni untuk tujuan dakwah, bukan terlibat aksi militan Kelompok Maute yang mengaku berafiliasi dengan teroris ISIS seperti yang diinformasikan oleh militer Filipina.

"Ya kan pergi berdakwah dia, itu jamaah tabligh yang selalu pergi berdamai-damai, tinggal di masjid, ada yang datang ke Indonesia, ada juga yang ke luar, itu dakwah damai, benar itu," tutur Jusuf Kalla.

Menurut Wapres, keyakinannya didasarkan pada laporan yang diberikan kepadanya dari kementerian dan lembaga terkait, serta dari rekam jejak lembaga dakwah yang rutin melakukan kunjungan ke Filipina, dan negara-negara lain.


  ★ antara  

Badan Siber dan Sandi Negara Resmi Dibentuk

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah resmi dibentuk setelah ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomor 53 tahun 2017 oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Mei 2017.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara setelah mengikuti Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Kamis, memastikan Perpres BSSN diundangkan untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan siber.

"Perpresnya sudah, sudah diundangkan bahkan. Jadi Basinas ini dari mulai mendeteksi, mencegah, sampai kalau terjadi kalau ada kaitannya sama cyber security dia juga memperbaiki," katanya.

Ia mengatakan, Basinas atau BSSN telah dibahas sejak 2015 dan sejak Perpres ditandatangani oleh Presiden maka akan ada masa transisi.

Menurut dia, sejak diundangkan pada 23 Mei 2017 Perpres itu akan dibahas lebih lanjut secara teknis termasuk penggabungan antara kewenangan yang berada dalam ranah Kemenkominfo dengan Lembaga Sandi Negara.

Rudiantara juga membantah fungsi dan kewenangan BSSN akan tumpang tindih dengan lembaga lain termasuk Polri.

"Justru mengkoordinasikan agar semua lebih baik," katanya.

Soal pemilihan kepala BSSN dan struktur di bawahnya, kata Rudiantara, belum dibicarakan secara detail.

Sebelumnya Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).

Sebagaimana laman Sekretariat Kabinet merilis Perpres tersebut ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 19 Mei 2017 dan disebutkan bahwa BSSN bertugas melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan, mengembangkan dan mengkonsolidasikan semua unsur yang terkait dengan keamanan siber.

Dalam praktiknya, BSSN akan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dan dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh Sekretariat Umum serta empat deputi yaitu, Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi, Deputi Bidang Proteksi, Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan, Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian.

Kepala BSSN diangkat dan diberhentikan atas usul Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Sedangkan Sekretaris Umum dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala BSSN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sementara Lembaga Sandi Negara dan Direktorat Keamanan Informasi di bawah Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melebur ke dalam BSSN.

Peralatan, pembiayaan, arsip dan dokumen pada Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dan Lembaga Sandi Negara dialihkan ke BSSN.

Untuk pelaksanaan tugas di bidang persandian saat ini masih tetap dilakukan oleh Lembaga Sandi Negara hingga selesainya penataan organisasi BSSN. Begitu pula dengan tugas bidang keamanan di Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika.


  ★ antara  

RI dan Jerman Jalin Kerja Sama Strategis

✬ Di Sektor Maritim FPB 57 merupakan hasil transfer teknologi dari Jerman [TNI AL]

Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Republik Indonesia melakukan kerja sama bilateral dengan Jerman guna membangun poros kemaritiman di kedua negara tersebut.

Kerja sama tersebut tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dengan Deputi Perdana Menteri Jerman Sigmar Gabriel, di kantor Kementerian Luar Negeri Jerman, Berlin, pada Rabu (31/5/2017).

Turut pula hadir mendampingi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin, Dubes RI untuk Jerman Fauzi Bowo serta beberapa staf khusus Menko Maritim.

Kerja sama antar kedua negara tersebut merupakan implementasi dari deklarasi bersama antara Indonesia dengan Jerman dalam kerjasama komprehensif yang sempat dilakukan di Jakarta pada 12 Juli 2012.

Adapun yang tertuang dalam kerja sama tersebut antara lain kerja sama strategis maritim, keamanan dan keselamatan laut, investasi infrastuktur maritim, investasi galangan kapal, kerjasama riset dan teknologi serta pelatihan.

Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut Luhut juga terlibat dalam dialog dengan Deputi Perdana Menteri Sigmar Gabriel. Melalui keterangan Deputi Havas diketahui kedua belah pihak mendiskusikan beberapa topik hangat terkait geopolitik di kedua kawasan. Termasuk mengenai keamanan laut, dan potensi kerjasama strategis yang dijalin Indonesia-Jerman ke depan.

"Kedua pihak membahas geopolitik di kawasan, keamanan laut, counter terrorism, dan kerja sama strategis Indonesia-Jerman," ujarnya seperti dikutip dari keterangan pers Kemenko Maritim, Kamis (01/06/2017).

Selanjutnya diakui Havas, pertemuan tersebut rencananya akan ditindak-lanjuti dengan dua kunjungan balasan Deputi Perdana Menteri Jerman Sigmar Gabriel dan kunjungan Menteri Transportasi dan Infrastruktur Digital Jerman Alexander Dobrindt.

"Deputi PM Jerman akan datang ke Indonesia setelah Pemilu Jerman sekitar akhir September atau awal Oktober, sedangkan untuk kerja sama di bidang Konektifitas Maritim, menteri transportasi Jerman akan datang ke Indonesia sekitar Bulan Juli," ungkapnya. (ang/ang)


  ★ detik  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...