Modernisasi Alutsista dan teknologi militer di tubuh TNI terus dilakukan dalam rangka mewujudkan TNI yang kuat dan professional, guna mendukung tugas pokoknya menjaga dan mempertahankan kedaulatan dan integritas atau keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu langkah yang diambil Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) dalam mendukung program percepatan modernisasi teknologi TNI adalah dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan wahana Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal di masyarakat sebagai Drone.
Drone yang dikembangkan Dittopad ini meliputi berbagai aplikasi dan kegunaan, mulai dari sebagai wahana pemotretan udara untuk pemetaan, wahana pengangkutan logistik sampai dengan sebagai alat untuk melaksanakan monitoring pasukan serta pengintaian daerah musuh (Survaillance).
Daerah pegunungan Jaya Wijaya yang diindikasikan sebagai basis Tentara Papua Merdeka (TPM) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan lokasi yang sangat tepat untuk mengaplikasikan kemampuan Drone sebagai wahana Survaillance untuk melaksanakan pengintaian wilayah musuh.
Dengan pemanfaatan Drone di wilayah pengunungan seperti ini akan sangat membantu pasukan dalam melaksanakan kegiatan operasinya, selain menghemat tenaga pasukan karena lokasi musuh dapat ditemukan dengan pengintaian udara juga akan meminimalisir resiko kerugian personel, karena diharapkan melalui pengintaian awal yang dilaksanakan menggunakan Drone, pasukan yang akan bergerak ke wilayah musuh sudah dapat mengetahui dan memperkirakan bentuk medan yang akan dihadapi, sehingga dapat melakukan antisipasi-antisipasi yang diperlukan untuk memperlancar pergerakan pasukan.
Selain itu, kemampuan Drone yang dapat dipasangi segala macam jenis sensor, mulai dari kamera biasa hingga kamera infra red dengan sensor panas maupun mode night vision (penglihatan malam), membuat Drone dapat di operasikan di malam hari sekalipun, sehingga dapat menjaga status kerahasiaan pengintaian.
Dari fakta tersebut serta potensi yang dimiliki Drone, maka Dittopad membekalkan satu unit Drone kepada Satgas Pamrahwan Yonif Raider 509 Kostrad yang saat ini sedang melaksanakan penugasan di wilayah Puncak Jaya untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Selain membekali demgan Drone, Dittopad juga memperbantukan seorang anggotanya sebagai Perwira Topografi Satgas yaitu Lettu Ctp Yudhi Prayitno untuk mengawaki dan memberikan pelatihan kepada anggota Satgas yang disiapkan sebagai operator Drone. Dalam memberikan materi pelatihannya, Lettu Ctp Yudhi dibantu seorang Bintara anggota Topografi Kodam XVII/Cendrawasih, Sertu Edwin.
Menurut Lettu Ctp Yudhi, pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada anggota yang dilatih dalam mengoperasionalkan Drone sebagai wahana pengintaian udara. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini antara lain teknik menerbangkan dan mengendalikan Drone, serta pengenalan terhadap komponen-komponen dari sebuah Drone.
Tidak hanya dibekali pengetahuan untuk menerbangkan sebuah Drone secara manual menggunakan Radio Control, namun anggota Satgas juga dibekali dengan materi teknik menerbangkan Drone secara Autonomus (Auto Pilot) dengan menggunakan system yang telah dikembangkan di Dittopad, sehingga prajurit dapat menerbangkan Drone secara otomatis mengikuti jalur terbang yang telah deprogram sebelumnya melalui komputer atau laptop. Selain teknik menerbangkan Drone, anggota Satgas juga dibekali dengan pengetahuan untuk mengatasi permasalahan atau kerusakan ringan pada Drone, seperti cara membongkar dan mengganti suku cadang.
Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pasukan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugasnya. Tidak hanya diaplikasikan di wilayah Puncak Jaya, teknologi Drone ini juga telah digunakan oleh Satgas Tinombala yang sekarang sedang bertugas di Poso. Dittopad akan terus mengembangkan kemampuan Drone yang dimilikinya sehingga ke depannya pemanfaatan Drone dalam operasi militer dapat dimaksimalkan. [PenKostrad]
Drone yang dikembangkan Dittopad ini meliputi berbagai aplikasi dan kegunaan, mulai dari sebagai wahana pemotretan udara untuk pemetaan, wahana pengangkutan logistik sampai dengan sebagai alat untuk melaksanakan monitoring pasukan serta pengintaian daerah musuh (Survaillance).
Daerah pegunungan Jaya Wijaya yang diindikasikan sebagai basis Tentara Papua Merdeka (TPM) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan lokasi yang sangat tepat untuk mengaplikasikan kemampuan Drone sebagai wahana Survaillance untuk melaksanakan pengintaian wilayah musuh.
Dengan pemanfaatan Drone di wilayah pengunungan seperti ini akan sangat membantu pasukan dalam melaksanakan kegiatan operasinya, selain menghemat tenaga pasukan karena lokasi musuh dapat ditemukan dengan pengintaian udara juga akan meminimalisir resiko kerugian personel, karena diharapkan melalui pengintaian awal yang dilaksanakan menggunakan Drone, pasukan yang akan bergerak ke wilayah musuh sudah dapat mengetahui dan memperkirakan bentuk medan yang akan dihadapi, sehingga dapat melakukan antisipasi-antisipasi yang diperlukan untuk memperlancar pergerakan pasukan.
Selain itu, kemampuan Drone yang dapat dipasangi segala macam jenis sensor, mulai dari kamera biasa hingga kamera infra red dengan sensor panas maupun mode night vision (penglihatan malam), membuat Drone dapat di operasikan di malam hari sekalipun, sehingga dapat menjaga status kerahasiaan pengintaian.
Dari fakta tersebut serta potensi yang dimiliki Drone, maka Dittopad membekalkan satu unit Drone kepada Satgas Pamrahwan Yonif Raider 509 Kostrad yang saat ini sedang melaksanakan penugasan di wilayah Puncak Jaya untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Selain membekali demgan Drone, Dittopad juga memperbantukan seorang anggotanya sebagai Perwira Topografi Satgas yaitu Lettu Ctp Yudhi Prayitno untuk mengawaki dan memberikan pelatihan kepada anggota Satgas yang disiapkan sebagai operator Drone. Dalam memberikan materi pelatihannya, Lettu Ctp Yudhi dibantu seorang Bintara anggota Topografi Kodam XVII/Cendrawasih, Sertu Edwin.
Menurut Lettu Ctp Yudhi, pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada anggota yang dilatih dalam mengoperasionalkan Drone sebagai wahana pengintaian udara. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini antara lain teknik menerbangkan dan mengendalikan Drone, serta pengenalan terhadap komponen-komponen dari sebuah Drone.
Tidak hanya dibekali pengetahuan untuk menerbangkan sebuah Drone secara manual menggunakan Radio Control, namun anggota Satgas juga dibekali dengan materi teknik menerbangkan Drone secara Autonomus (Auto Pilot) dengan menggunakan system yang telah dikembangkan di Dittopad, sehingga prajurit dapat menerbangkan Drone secara otomatis mengikuti jalur terbang yang telah deprogram sebelumnya melalui komputer atau laptop. Selain teknik menerbangkan Drone, anggota Satgas juga dibekali dengan pengetahuan untuk mengatasi permasalahan atau kerusakan ringan pada Drone, seperti cara membongkar dan mengganti suku cadang.
Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pasukan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugasnya. Tidak hanya diaplikasikan di wilayah Puncak Jaya, teknologi Drone ini juga telah digunakan oleh Satgas Tinombala yang sekarang sedang bertugas di Poso. Dittopad akan terus mengembangkan kemampuan Drone yang dimilikinya sehingga ke depannya pemanfaatan Drone dalam operasi militer dapat dimaksimalkan. [PenKostrad]
☠ Kostrad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.