Sabtu, 23 Maret 2013

Legislator Minta Pemerintah Kaji Pakta Perdagangan Senjata

M Najib
Jakarta Anggota DPR Komisi I DPR RI, Muhammad Najib, mengatakan Pemerintah perlu mengkaji ulang pakta perdagangan senjata (ATT) karena sejumlah pasal di dalamnya berimplikasi terhadap Indonesia.

"Indonesia sebaiknya tidak buru-buru menandatanganinya atau DPR menolak untuk meratifikasinya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Sejumlah pasal yang dinilai memberikan dampak buruk bagi Pemerintah antara lain dengan tidak dimasukkannya hak sebuah negara untuk melindungi teritorinya. Selain itu juga tidak dimasukkannya agresi sebagai sebuah pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Karena itu, dengan alasan HAM bisa saja sebuah negara diintervensi," tambahnya.

Apabila Indonesia dinilai melanggar HAM, maka Pemerintah tidak bisa lagi mengimpor suku cadang atau komponen persenjataan yang diperlukan untuk pertahanan Negara.

Dengan demikian, industri pertahanan dalam negeri bisa mengalami kelumpuhan serta tidak bisa lagi melakukan transfer teknologi alat pertahanan.

"Lebih dari itu, apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM ditentukan sepenuhnya oleh negara parner yang bisa sarat kepentingan," katanya.

Konferensi Akhir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang ATT, yang berlangsung di Markas Besar PBB New York, telah digelar sejak 18 Maret dan akan berakhir pada 28 Maret.

Dalam pembukaannya, Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menyerukan agar dilakukan instrumen komprehensif guna menetapkan standar perdagangan internasional senjata konvensional.

Ban mendesak perwakilan dari 193 negara anggota untuk menyelesaikan pekerjaannya dan menekankan bahwa hal itu sangat mendesak dan penting.

"Kita di sini tidak untuk memulai negosiasi baru, melainkan untuk memperkuat dan menyimpulkan pekerjaan yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh sejak awal proses ATT pada 2006," kata Ban.(F013/E001)

  Antara  

Penyerangan Lapas Cebongan

 Menko Polhukam Perintahkan Panglima TNI dan Kapolri Usut Penyerangan Lapas Sleman 

Djoko SuyantoJakarta Menko Polhukam Djoko Suyanto telah memerintahkan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengusut penyerangan ke Lapas Sleman yang menyebabkan empat tahanan tewas tertembak.

“Siapa pun pelakunya harus ditangkap dan diadili,” kata Djoko Suyanto dalam pesan singkat ke redaksi Suara Pembaruan.

Seperti diberitakan, sejumlah orang bersenjata menyerbu penjara Sleman dan menembak empat tahanan, Sabtu (23/3) dini hari. Kasus tersebut berawal dari pengeroyokan oleh keempat korban terhadap anggota Kopasssus di Hugos Café, Selasa (19/3) malam. Pengeroyokan itu mengakibatkan salah satu anggota Kopassus, Sertu Santoso, meninggal dunia.(BS)

 Kronologi Penyerangan Lapas Sleman

Warga berkerumun pasca-penyerangan Lapas Sleman yang menewaskan empat tahanan.Segera setelah peristiwa penyerangan, Kepala Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sukamto Harto, mengirimkan surat yang berisi kronologi kejadian kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Derah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Berikut kronologi kejadian berdasarkan surat tersebut.

Sekitar pukul 00.45 WIB, datang segerombolan orang ke Lapas. Salah seorang dari gerombolan yang berpakaian paling rapi mengetuk pintu utama Lapas sembari menunjukan surat dari Polda DIY. Atas permintaan membukakan pintu, petugas penjaga gerbang menolaknya.

Akibat penolakan itu, anggota gerombolan lain terlihat menodongkan senjata dan granat. Mereka memaksa masuk dan meminta kunci blok hunian para empat tahanan titipan dari Polda DIY.

Petugas Lapas mengatakan, bahwa kunci blok hunian dipegang oleh Margo Utomo, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas di rumah dinasnya. Salah seorang dari gerombolan meminta diantarkan ke rumah Margo sembari menodongkan senjata laras panjang.

Kemudian, Kepala Jaga Edi Prasetyo, dipaksa untuk menunjukkan ruangan kepala Lapas dan tempat penyimpanan alat rekam CCTV di lantai dua. Lagi-lagi mereka melakukan perintah para anggota gerombolan dibawah todongan senjata laras panjang. Sesampainya di ruang kepala lapas, Edi diminta tiarap.

Tak lama berselang, Margo tiba di Lapas membawa kunci kotak untuk membuka kunci blok hunian. Ia sempat menghubungi Sukamto, namun tindakannya tersebut diketahui oleh anggota gerombolan, sehingga ponsel direbut secara paksa dan kunci kotak dirampas.

Kotak berisi kunci tersebut nyatanya sudah dipecahkan dan Edi diperintahkan untuk menunjukan kunci blok hunian. Para gerombolan dan sejumlah petugas Lapas menuju blok hunian. Sempat terjadi kontak fisik antara gerombolan dengan petugas Lapas.

Sesampainya di BLOK A kamar nomor 5 yang berisi 35 tahanan, petugas Lapas diminta tiarap dan sempat dipukul oleh petugas gerombolan. Dalam posisi tersebut, mereka tidak bisa menyaksikan apa yang terjadi. Mereka hanya mendengar beberapa kali letusan senjata api.

Setelah terdengar beberapa kali bunyi letusan, para gerombolan itu lari ke pintu utama dan meninggalkan Lapas. Para petugas Lapas yang tengah tiarap itu berdiri dan menyaksikan ada empat tahanan yang sudah tak bernyawa akibat luka tembakan dibagian tubuhnya.

Rombongan yang berjumlah 10 hingga 15 orang tersebut melarikan diri pada pukul 01.05 WIB menggunakan dua buah mobil yang terparkir di jalan depan area lapas.(BS)

 Pelaku Penyerangan Lapas Sleman Diduga Oknum TNI

Kementerian Hukum dan HAM (Kemkum HAM) menduga, pelaku penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta adalah oknum TNI.

Hal itu dikatakan oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkum HAM), Denny Indrayana dalam konferensi pers di kantor Kemkum HAM, Sabtu (23/2).

"Tidak bisa di-judge pelakunya dari TNI. Walaupun kita enggak bisa melarang-larang orang untuk menduga (ada keterlibatan oknum TNI)," kata Denny.

Denny menegaskan hal itu hanya dugaan. Terlebih banyak pihak yang menghubungkan peristiwa penyerangan sekaligus pembunuhan empat tahanan titipan Polda DIY itu, berkaitan dengan peristiwa sebelumnya.

"Salah satu dugaan terkait dengan jajaran TNI pelakunya. Terkait insiden sebelumnya, ada anggota Kopasus meninggal, jadi ada yang diarahkan ke sana," kata Denny.

Agar polemik siapa pelaku penyerangan tidak semakin melebar, ia mengatakan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM sudah berkomunikasi dengan Kepala Staf Angkatam Darat untuk mengambil langkah antisipasi demi mengungkap peristiwa ini.

Aparat hukum, lanjut Denny, akan melakukan investigasi secara komprehensif, menyeluruh dan cepat terkait kasus ini.

"Kita pastikan siapa pelakunya atas insiden ini. Tentu pelaku harus diproses secara hukum dan adil. Pelaku harus bertanggungjawab," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu (23/3) dini hari, terjadi penyerangan ke Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, oleh sekelompok orang bersenjata dan bertopeng.

Dua puluh orang yang belum diketahui identitasnya itu menembaki empat tahanan titipan Polda DIY hingga tewas. Selain korban tewas, terdapat pula korban luka dari pihak Lapas yaitu Widiatmana yang mengalami luka di dagu, dan Supratikno yang mengalami luka di mata sebelah kanan.

Menurut informasi, empat tahanan tewas ditembak diduga adalah empat pelaku penganiaya yang menewaskan Sersan Satu Santoso yang merupakan anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro,Solo.

Keempat tahanan tersebut berinisial D, DD dan AL serta YJ yang merupakan pelaku penganiayaan di Hugos Cafe pada Selasa (19/3), sehingga menyebabkan tewasnya Sertu Santoso.(BS)

 Pangdam: Penembak di Lapas Cebongan Orang Terlatih

Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso menegaskan pelaku penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, dengan menggunakan senjata adalah orang-orang yang tidak dikenal.

Ia berjanji untuk menuntaskan kasus penyerangan yang menewaskan empat orang. "Saya tegaskan orang-orang menyerang adalah orang yang tidak dikenal,"katanya di Lapas cebongan sleman, Sabtu 23 Maret 2013.

Kodam Diponegoro, katanya, siap membantu tugas penyidikan yang dilakukan Polda DIY untuk mengungkapkan kasus ini secara tuntas. Ia minta agar semua pihak jangan berspekulasi siapa penyerang lapas Sleman ini. "Jika saya tahu maka akan saya beri informasi," paparnya.

Ia menjelaskan, kasus tewasnya Serka Heru Santosa tidak ada kaitannya dengan Kopassus. Serka Heru sudah menjadi anggota Den Intel Kodam IV Diponegoro dan bukan lagi anggota Kopassus ataupun Kodim Yogyakarta.

Penguasa militer wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebut kembali menegaskan dan memperingatkan kepada orang-orang yang tidak kenal atau preman untuk tidak mengganggu masyarakat, melukai anggota polisi dan TNI yang sedang bekerja. "Serka Santosa sedang menjalankan tugas selama 1X24 jam. Tugas pemantauan wilayah bisa dimana saja," katanya.

Ia juga menegaskan penyerangan lapas Sleman ini bisa dilakukan siapa saja dan tidak bisa langsung dikaitkan kepada TNI. Namun yang pasti, kelompok orang yang menyerang ini sangat terlatih. "Teroris itu juga terlatih. Mereka pandai merakit bom. Terlatih tidak identik dengan militer."(V)

 Kopassus: Tidak Ada Personel ke Luar Markas Tadi Malam

Grup 2 Kopasus Kandang Menjangan, Kartasura menyatakan tidak ada satu pun anggota Kopassus yang ke luar dari markas yang terletak di Kabupaten Kartasura, Jawa Tengah, saat terjadi aksi penembakan brutal di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta Sabtu dini hari, 23 Maret 2013.

Kasi Intel Grup 2 Kopassus Kapten Infanteri Wahyu Juniartoto menjelaskan, semalam seluruh pasukan melakukan siaga di dalam kesatuan sehingga tidak ada satupun personel yang melakukan kegiatan di luar.

"Sesuai SOP di satuan Kopasus, ketika ada kegiatan di malam hari semua pasukan di dalam satuan untuk melakukan kegiatan pengamanan lapangan (markas)," kata Wahyu kepada wartawan, Sabtu 23 Maret 2013.

Ia menjelaskan, gerbang markas Grup 2 Kopassus hanya ada satu, sehingga pergerakan anggota Kopasus dapat terdeteksi. Setiap ada anggota Kopassus yang keluar harus terkoordinasi dan terdaftar. "Sedangkan pada malam hari tadi tidak ada satupun anggota Kopassus yang keluar dari markas," katanya.

Markas Grup 2 Kopassus terletak di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Grup 2 Kopassus ini satu-satunya markas Kopasus di Jawa Tengah-DIY-Solo dengan kekuatan 800 personel. Pantauan VIVAnews, kegiatan di sekitar markas berjalan normal.(V)

  ● Berita Satu | Vivanews  

Menilai Paradigma

Belanja alutsista yang digelontorkan Pemerintah untuk paket 2010-2014 tentu sangat menggembirakan kita sekaligus membanggakan. Belanja itu sekaligus membuktikan komitmen yang serius dari Pemerintah untuk mendandani tentaranya melangkah menuju kualifikasi setara dan berteknologi. Perkuatan alutsista TNI dan peningkatan kuantitas serta kualitas pelatihan prajurit telah membangkitkan sebuah paradigma baru bagi militer kita, yaitu berlatih tanpa henti dan bersiap diri dengan alutsista berteknologi.

Ketika uji tembak rudal Yakhont di perairan Laut Sulawesi beberapa waktu lalu, kebanggaan yang diraih dengan keberhasilan menenggelamkan KRI LST Teluk Berau itu merupakan kebanggaan dalam menilai sebuah paradigma teknologi tempur. Yaitu keberhasilan yang mandiri tanpa dibantu oleh ilmuwan Rusia meluncurkan dan menembak tepat lambung LST tua itu sampai terjengkang kemudian tenggelam. Ini adalah keberhasilan pertama yang dilakukan militer di luar Rusia dalam mengoperasikan rudal maut yang punya kemampuan jelajah sampai 300 km untuk menghajar kapal musuh.

Tahun ini direncanakan berlangsung latihan gabungan TNI berskala besar. Ini akan melibatkan banyak personil dan alutsista terbaru yang dimiliki TNI. Area latihannya berpeluang besar dilakukan untuk yang kesekian kalinya yaitu diwilayah sekitar perairan Ambalat dan Sangatta di Kalimantan Timur. Hanya bedanya di wilayah perbatasan itu saat ini sedang berlangsung “pertempuran emosional” antara pasukan Malaysia yang bersenjata lengkap dengan gerilyawan Sulu yang mengklaim wilayah Sabah. Tentunya jika konflik itu berkepanjangan, ketika dilakukan Latgab TNI akan terjadi tontonan yang menarik karena armada laut Malaysia yang sekarang sedang melakukan patroli laut di perairan Sabah akan bertemu dengan rombongan besar armada TNI AL yang melakukan show of force.

Paradigma yang berbeda dari show of force kali ini adalah armada laut TNI AL sudah dilengkapi dengan persenjataan yang mematikan seperti rudal yakhont, C802 dan C705, termasuk tank amfibi terbaru BMP3F. Rasa percaya diri militer Indonesia tentu sudah jauh menuju kesetaraan segala matra dengan asumsi titik awal ada di tahun 2014 saat sebagian besar alutsista modern sudah ada di pangkuan. Meski secara diplomasi tidak menganggap Malaysia atau Singapura sebagai kompetitor tetapi tetaplah secara naluri kebangsaan keinginan memiliki alutsista modern dengan kuantitas dan kualitas yang minimal setara dengan negara tetangga menjadi idaman kita semua.

 Persiapan Marinir
Sekedar ilustrasi catatan keberhasilan ekonomi Indonesia tahun 2012 berdasarkan data resmi BPS memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi stabil selama delapan tahun dengan rata-rata diatas 6 %, lalu pendapatan perkapita posisi Desember 2012 telah mencapai US$ 3.850, bandingkan dengan pendapatan perkapita tahun 1998 yang sebesar US$ 482 dan tahun 2004 sebesar US$ 1.188. Posisi produk domestik bruto Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor 16 pada tingkat dunia. Bursa saham di Jakarta pun ikut mekar berkembang yang menunjukkan tingkat investasi yang baik di negeri ini.

Sejalan dengan itu target yang hendak dicapai untuk pendapatan perkapita tahun 2014 adalah sebesar US$ 4.800 – 5.000,- sementara pencapaian tahun 2025 ditargetkan sebesar US$ 13.000 – 16.000 dengan produk domestik bruto menduduki ranking 12 besar dunia. Tentu saja keberhasilan ini membawa kepastian akan kekuatan daya beli (purchase power) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dan salah satu kekuatan daya beli itu adalah kekuatan anggaran belanja alutsista. Belanja alutsista RI dengan ritme pertumbuhan ekonomi dan kekuatan beli yang dikenal dengan APBN dipastikan akan meningkat tajam apalagi jika komitmen next government memberikan angin segar bagi perkuatan alutsista TNI.

Mestinya ikut pula terbawa cara pandang yang mampu menilai paradigma ber TNI dan ber alutsista sejalan dengan perkembangan kekuatan postur TNI. Kenyataannya masih banyak kalangan yang berpola pikir masa lalu dalam melihat postur TNI yang mendapatkan alutsista baru. Misalnya dengan tabuhan gendang dari segelintir oknum “membela yang bayar” dikumandangkan bahwa senjata-senjata itu nantinya digunakan untuk menggebuk rakyat sendiri. Suara ini didengungkan dan lalu diamini oleh segelintir rakyat yang kurang paham atau yang sudah punya pola prasangka buruk pada pemerintah.

Kita harus akui bahwa masih banyak kekurangan dalam karya di pemerintahan kita, utamanya korupsi yang masih merajalela atau belum meratanya keadilan hukum bagi semua pihak. Tetapi harus diakui bahwa stabilitas ekonomi dengan pertumbuhan yang tinggi dan iklim investasi yang semakin baik merupakan nilai keberhasilan selama sembilan tahun ini. Dunia mengakui itu tetapi ada sebagian kecil dari kita yang tidak menganggap itu sebagai keberhasilan. Tetapi setelah kita teliti ternyata kelompok orang yang bersuara sumbang itu, ya itu-itu saja orangnya dari kumpulan barisan sakit hati yang memang dibiayai untuk bersuara sumbang sampai-sampai ingin menggulingkan pemerintah.

Tentara di republik ini tidak terjun lagi ke dunia politik, tugasnya sebagai komponen utama pertahanan negara tentu juga menjaga lambang-lambang negara termasuk Presiden. Oleh karena itu upaya-upaya yang mengatas namakan rakyat dari segelintir barisan sakit hati tadi yang mengancam hendak melakukan gerakan inkonstitusional tentu akan berhadapan dengan tentara dan polisi serta sebagian besar rakyat Indonesia yang punya pola rasional, perspektif dan prasangka baik. Hanya saja komponen masyarakat ini tidak terekspos atau tak ingin tampil.

Menilai paradigma ber pemerintahan sangat kental hubungannya dengan kosa kata “politik”. Hanya orang waras dan cerdas yang dapat menilai paradigma adanya kemajuan selama sembilan tahun ini. Tetapi jika sudah ada unsur politisasi maka nilai paradigma itu tidak mampu dibaca dengan kacamata bening hati. Sama juga ketika kita melihat pertumbuhan postur TNI yang semakin gagah, nilai paradigma dari perubahan menuju kekuatan sengat yang berteknologi pasti akan memberikan nilai kebanggaan. Tetapi jika sudah dimasuki unsur iri, dengki dan nuansa politis tentu kejernihan menilainya sudah ternoda. Dan itu bukan menilai paradigma dengan kebeningan hati. 

******

Jagvane / 22 Maret 2013

Diposkan Marsekal81 (kaskuser)

  Kaskus  

Siapa Yang Mau Tanggung Jawab Kalau Kudeta?

 Mantan Panglima TNI Endriartono
Jakarta Setiap keputusan pasti memiliki risiko, tak terkecuali kudeta. Kudeta juga memiliki dampak buruk pada masyarakat. Kudeta atau pengambil alihan kekuasaan secara paksa memang kerap dilakukan ketika semua elemen masyarakat tak lagi mengendaki negaranya dipimpin oleh pemimpin saat itu. Namun, tanpa disadari yang akan mengalami kesulitan akibat kudeta yang dilakukan adalah rakyat.

Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto menyatakan, kudeta dapat berdampak langsung pada rakyat. Karena, pertanyaan jika memang terjadi, kapan kudeta akan bertahan lama. Kudeta juga memiliki potensi untuk saling balas mengkudeta.

"Siapa yang mau tanggung jawab kalau terus kudeta, jika harga beras 1 kilogram Rp 100 ribu. Yang susah kan rakyat juga," kata Endriartono usai menghadiri diskusi di Rumah Kebangsaan, Jakarta, Jumat (22/3/2013).

Menurut purnawirawan TNI bintang 4 ini, setiap kudeta pasti membawa isu atas kepentingan rakyat. Tapi pada kenyataanya, kepentingan kelompok dulu yang didahulukan sebelum kepentingan rakyat.

Karena itu, dia berharap tidak akan ada kudeta pada pemerintahan saat ini. "Waktunya kan tinggal 1,5 tahun. Biarkan sajalah. Kalau kudeta di tengah jalan akan terjadi chaos. Yang rugi masyarakat juga," cetus Endriartono.(Frd)

  ● Liputan6  

[Foto] Gelar Kesiapan Marinir


Surabaya 
Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso (kiri) melakukan pengecekan kendaraan tempur BMP-3F di lapangan apel Kesatrian Supraptono, Semarung, Ujung, Surabaya, Jumat, (22/3).


Pengecekan kesiapan prajurit Korps Marinir TNI AL beserta material tempur yang dimiliki tersebut dalam rangka persiapan mengikuti latihan Parsial Latgab TNI tahun 2013 yang akan dilaksanakan di pantai Banongan, Situbondo pada 25 hingga 27 Maret 2013.[ANTARA/Kuwadi Sintel/zn]


  ● Metrotv  

Vektor G12 20mm : Penangkis Serangan Udara KRI Clurit 641

 KRI Clurit 641 

Di lini kanon kaliber 20 mm yang digadang TNI AL sebagai senjata penangkis serangan udara, ada nama yang relatif baru melengkapi sista (sistem senjata) pada armada kapal perang. Adalah Vektor G12 buatan Denel, manufaktur senjata asal Afrika Selatan. Vektor G12 diketahui menjadi senjata penangkis serangan udara pada 4 korvet kelas SIGMA buatan Belanda, dimana pada tiap-tiap kapal terdapat 2 pucuk Vektor G12 yang ditempatkan pada posisi samping.

Tidak hanya korvet kelas SIGMA yang menggunakan kanon ini, dua satu KCR (Kapal Cepat Rudal) terbaru TNI AL, yang juga diproduksi PT Palindo di Batam, yakni KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 juga mengandalkan kanon ini sebagai senjata utama pada sisi haluan, tentunya selain ada bekal 2 set rudal anti kapal C-705. Ditilik dari sejarah penggunaanya, kanon ini di negara asalnya jamak dipasang pada kendaraan tempur lapis baja, seperti Ratel 6×6. Bahkan G12 juga banyakk diadopsi sebagai kanon andalan pada helikopter serbu. Rancangan asli Vektor G12 sejatinya mengambil inspirasi dari M693, kanon 20 mm buatan GIAT, Perancis.

http://indomiliter.files.wordpress.com/2012/10/20120104_031315_kri2.jpg
Vektor G12 pasa sisi haluan KRI Clurit 641
 Vektor G12 pada KRI Clurit/Kujang, (Audrey)

Dari sisi performa, Vektor G12 mempunyai jarak tembak maksimum hingga 10.020 meter dan jarak tembak efektif 2.000 meter dengan amunisi HE (high explosive). Kecepatan tembak kanon laras tunggal ini mencapai 750 amunisi per menit, sedangkan kecepatan luncur proyektilnya adalah 1.050 meter per detik. Jenis amunisi kaliber 20×139 mm ini dapat memuntahkan proyektil dengan hulu ledak APC-T HEI, HEI-T, TP, APDS-T, APHEI, APHEIT, dan TP-T.

Keberadaan Vektor G12 dipandang sebagai senjata alternatif untuk kebutuhan armada kapal perang TNI AL. Sampai saat ini kapal perang TNI AL jenis korvet SIGMA belum juga dibekali sistem senjata berbasis CIWS (Close In Weapon System). Sedangkan untuk KRI Clurit dan KRI Kujang, keduanya disebut-sebut dalam pemberitaan dilengkapi dengan sistem kontrol persenjataan canggih berupa Sensor weapon control (Sewaco), yang mampu mengintregasikan kanon kaliber 30 mm 6 laras sebagai CIWS. Tapi nyatanya hingga tulisan ini dibuat, kedua KRI tersebut masih mengandalkan Vektor G12 di area haluan.

Vektor G12 di geladak KRI Diponegoro 365

Alhasil, mungkin sembari menunggu kesiapan upgrade ke CIWS, Vektor G12 dipersiapkan sebagai solusi untuk senjata untuk target anti permukaan dan anti serangan udara dalam jarak dekat. Sebelum Vektor G12, TNI AL sudah menggunakan kanon kaliber 20 mm, seperti pada jenis Oerlikon dan Rheinmetall. Vektor G12 yang ada di korvet kelas SIGMA dan KCR KRI Clurit dan KRI Kujang, sama-sama dioperasikan secara manual oleh seorang juru tembak. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Spesifikasi Vektor G12:
Negara asal : Afrika Selatan
Kaliber : 20 mm
Jarak tembak maksimum : 10.000 meter
Jarak tembak efektif : 2.000 meter
Kecepatan tembak : 750 peluru per menit
Kecepatan luncur proyektil : 1.050 meter per detik

  ● Indomiliter  

Tinggalkan Langit Yogyakarta, “Jupiter Aerobatic Team” Menuju Langkawi Malaysia

 JAT Pilot
Jogyakarta BERANGKAT dari Pangkalan Udara Adisutjipto, 7 pesawat KT-01 Wong Bee menuju Malaysia. Jupiter Aerobatic Team, yang bermarkas di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat pagi (22/3), bertolak meninggalkan Langit Yogyakarta untuk segera unjuk kebolehan tampil di Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013, wilayah utara Malaysia.

Dimulai Briefing Penerbangan pagi, yang dipimpin oleh Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus munandar, SE, dan Komandan Wing Pendidikan Terbang Kol. Pnb Minggit Tribowo juga menghadirkan seluruh Penerbang JAT serta pihak PLLU, Meteo, Lambangja, Perwira teknik. Briefing terakhir yang membahas teknis penerbangan yang akan dilakukan berlangsung singkat dan diakhiri dengan doa bersama.

Komandan Lanud Adisutjipto dan Komandan Wing Pendidikan Terbang ikut dalam rombongan Tim JAT dengan 7 pesawat tadi. Mulai hari ini hingga 1 April nanti  Tim Jupiter akan melaksanakan unjuk kebolehan di negara tetangga. Komandan Pangkalan TNI AU Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Agus Munandar, SE, disela-sela keberangkatan juga menyempatkan diri untuk foto bersama dan dilanjutkan dengan menaiki Cockpit bersama Jupiter 4 Mayor Pnb HS. “Condor” Romas.

Sedangkan 35 Ground Crew dan para pendukung lainnya juga bersama-sama menuju langkawi namun singgah di Lanud Halim Perdanakusuma sebelum menuju langkawi Malaysia, mengunakan Hercules A-1308 dan A1326.

Dipimpin oleh Flight Leader Letkol Pnb Dedy “Leopard” Susanto, SE, JAT masing-masing diawaki oleh May Pnb Frando Marpaung, Mayor Pnb HS. Romas, Mayor Pnb Marcelinus, Mayor Pnb HM Kisha, Kapten Pnb IB Adi Brata. Menurut rencana JAT akan menampilkan 15 formasi antara lain : Jupiter Roll, Loop, XClover Leap, Mirror, Tango to dan Jupiter Roll back., Hi “G” TurnRoll Slide dan Break Off.(red***)


  ● Majalah Potret Indonesia  

Kalau Ada yang Kudeta, Kami Serbu

Menhan: Kalau Ada yang Kudeta, Kami Serbu  
 Menhankam
Jakarta Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah ada pihak-pihak yang akan melakukan kudeta pada tanggal 25 Maret 2013. Sebab, untuk melakukan kudeta, perlu modal kekuatan senjata.

"Sementara yang punya senjata militer kan hanya TNI," kata Purnomo di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat, 22 Maret 2013. Dia menjamin TNI tidak akan melakukan kudeta. Sebab, TNI memegang teguh prinsip kedaulatan Tanah Air.

Indonesia, Menteri Punomo melanjutkan, memang memegang asas demokrasi. Siapa saja berhak mengeluarkan dan mengemukakan pendapat. Namun, asas demokrasi tetap ada batasnya yaitu tidak boleh melanggar batas kedaulatan Indonesia. "Itu prinsip TNI dan Kementerian Pertahanan. Kalau terjadi kudeta yang ingin menggoyahkan Indonesia, kami serbu mereka," ucap dia.

Sebelumnya, muncul isu akan ada kudeta untuk menggulingkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Maret mendatang. Isu kudeta sebenarnya sudah kerap diembuskan pada 2011 dan 2012 lalu. Semuanya tidak pernah terjadi.


  ● Tempo  

Jumat, 22 Maret 2013

Pilot TNI AU Akan Kalahkan Pilot Eropa dan Amerika

Bagi Purnomo, sudah saatnya Indonesia tampil untuk menunjukkan kualitas tempurnya.

JAT on action (hanyna) 
Jakarta MENTERI Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menghadiri dan pameran Maritim dan Kedirgantaraan bersama Tim Aerobatic Jupiter yang akan melaksanakan demontrasi Udara di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (22/3/2013).

Demonstrasi Udara tersebut dalam rangka The Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2013 di Malaysia pada tgl 26-30 Maret 2013.

Purnomo mengatakan, tujuan Langkawi International Maritime dan Pameran Aerospace sebagai ajang untuk pameran Maritim dan Kedingantaraan yang menargetkan pangsa pasar Asia Pasifik dalam pertahanan, penegakan hukum, sektor sipil dan komersil.

Indonesia akan mengirim tim aerobatik TNI AU ke ajang Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA). Mereka akan adu kehebatan dengan sejumlah penerbang lain di Eropa dan Amerika. Selain itu, dikirim juga 6 pesawat dengan masing-masing 2 penerbang.

Satu pesawat cadangan disiapkan untuk mengantisipasi kerusakan. Jenis pesawat yang dikirim berjenis KT1-Wong Bee, buatan Korea tahun 2006. Di Indonesia, pesawat ini ada 16 unit.

"Kita akan menunjukkan pilot-pilot kita punya kemampuan. Mereka tampil sangat baik sekali," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro.

Bagi Purnomo, sudah saatnya Indonesia tampil untuk menunjukkan kualitas tempurnya. Dia yakin, kemampuan pasukan TNI AU tidak kalah dengan negara lain di Eropa dan Amerika.

"Walaupun ini dalam bentuk acrobatic show, tim Jupiter, tapi publik luar akan bisa mengukur seberapa kemampuan pilot kita. Di sana nanti akan hadir tim dari Prancis, Amerika, Eropa, kita akan bersaing," jelasnya.

KSAU Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, para penerbang akan menampilkan 18 manuver. Namun bila cuaca buruk, kemungkinan akan dikurangi.

  ● Pelita Online  

Indobatt Gelar Lomba Tembak Antarkompi

tembak-subLEBANON Prajurit TNI yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB dan tergabung dalam Satgas Indobatt (Indonesian Battalyon) Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), menggelar lomba tembak antarkompi.

Lomba Tembak dibuka oleh Wadansatgas Indobatt Mayor Inf Pio L. Nainggolan mewakili Komandan Satgas (Dansatgas) Mayor Inf Lucky Avianto, bertempat di Lapangan Tembak Ebel Elshaki, Desa Marjayoun UN POSN 7-2, Lebanon, Kamis (21/3/2013).

Lomba tembak yang digelar selama satu hari, diikuti oleh 20 peserta dari masing-masing Kompi Indobatt (Alpha, Bravo, Cheta, Delta, Bantuan, Satma dan Mayon), mempertandingkan katagori menembak dengan Pistol jarak 25 m dan Laras Panjang dengan jarak 100 m.

Untuk menembak dengan Laras Panjang 100 m dimenangkan oleh Sertu Heru (Kompi Delta) dengan nilai 138, sementara menembak dengan Pistol jarak 25 m diraih oleh Sertu Rahmat (Kompi Cheta) dengan nilai 136 m. Para pemenang diberikan hadiah berupa uang yang diserahkan langsung oleh Wadansatgas mewakili Dansatgas Indobatt.

Wadansatgas Indobatt Mayor Inf Pio L. Nainggolan usai pertandingan, antara lain mengatakan kepada para pemenang agar tetap menjaga dan melatihkan apa yang sudah didapat saat ini, sehingga pada saat menghadapi kejuaraan lomba tembak tingkat UNIFIL bisa menghasilkan nilai yang baik dan memperoleh kemenangan seperti sekarang ini.

tembak-tengah

Sementara itu ditempat terpisah, Dansatgas Indobatt Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto mengatakan, dirinya sengaja menggelar kejuaraan menembak antar kompi tersebut selain untuk mengasah kemampuan para petembak sekaligus menjaring petembak-petembak ulung guna dipersiapkan dalam kejuaran menembak bergengsi yang akan di gelar oleh UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) sesuai dengan jadwal yang ditentukan, serta  untuk mempererat persaudaraan antara Kompi Indobatt.

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL
Lettu Sus Sundoko

  ● Poskota  

Korpaskhas TNI AU uji parasut baru


Beberapa personel Korps Pasukan Khas TNI AU mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Sulaeman, Jawa Barat. Mereka baru menguji parasut tempur baru. (Penerangan Korps Pasukan Khas TNI AU)

Jakarta Parasut yang handal menjadi tuntutan pasti bagi Korps Pasukan Khas TNI AU dalam melaksanakan tugasnya. Sejak beberapa hari lalu, mereka menguji dinamik parasut baru, dari Mach III tipe Military Specification buatan Amerika Serikat, di udara Pangkalan Udara TNI AU Sulaeman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Kepala Penerangan Korps Pasukan Khas TNI AU, Mayor Khusus Rifaid OB, di Jakarta, Jumat, menyatakan, "Sebanyak 38 penerjun tempur kami dikerahkan untuk menguji performansi calon payung baru ini. Prosedurnya, mulai dari terbang, exit dan langsung cabut, hingga ada masa pelayangan, cabut, dan mendarat sempurna."

Yang dia maksud, sortie-sortie awal pengujian dilakukan di ketinggian 7.000 kaki di atas permukaan tanah dan penerjun demi penerjun langsung membuka payung begitu keluar dari pintu pesawat terbang pengangkut.

"Lama-lama ketinggian pembukaan payung terjun itu dikurangi, tinggal 3.000 kaki saja karena ketinggian serendah itu juga menjadi tuntutan kami," katanya. Ke-38 penerjun tempur Korps Pasukan Khas TNI AU itu pemegang brevet terjun tempur dengan kualifikasi minimal jump master. "Ada juga yang berkualifikasi rigger dan supervisor penerjunan," kata Rifaid.

Tim ini adalah tim pertama yang diterjunkan di satu pangkalan udara yang akan direbut dan menjadi penjuru operasionalisasi misi matra udara selanjutnya, misalnya menginformasikan kondisi meteorologi dan sandi-sandi yang digunakan serta posisi-posisi target berikut yang dituju pasukan atau sortie penerbangan militer berikut. 

Tidak banyak angkatan udara negara-negara di dunia yang memiliki pasukan tempur matra udara seperti Korps Pasukan Khas TNI AU yang dulu bernama Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Oedara RI ini. Amerika Serikat memiliki pasukan serupa, di antaranya Resimen Para Angkatan Darat Inggris.

Di antara ke-38 penerjun tempur itu, terdapat enam penerjun senior Korps Pasukan Khas TNI AU dengan jumlah penerjunan di atas 6.000 kali. Mereka adalah Pembantu Letnan Dua Rusli, Pembantu Letnan Dua Dwijo Iriantono, Serdan Dua Petrus, Sersan Kepala Almustofa, Sersan Kepala Widiasih, dan Sersan Kepala Khuldori.

"Salah satu keistimewaan calon payung kami ini adalah kemampuannya dibuka pada ketinggian sangat tinggi, antara 20.000 dan 25.000 kaki di atas permukaan tanah. Cukup jarang payung terjun yang bisa dibuka dan langsung mengembang sempurna pada ketinggian itu atau pada ketinggian ekstrim rendah," kata Petrus.

Untuk menghindari misi terbongkar, sering kali penyusupan ke garis belakang pertahanan musuh dilakukan melalui penerjunan di ketinggian ekstrim tinggi dan payung terjun baru dibuka pada ketinggian rendah (HALO - high altitude low opening) atau sebaliknya, dibuka pada ketinggian tinggi (HAHO - high altitude high opening).(*)


  ● Antara  

Indonesia Akan Adakan Simposium Maritim

Jakarta Kepala Staf TNI AL, Laksamana Marsetio, mengatakan, Indonesia akan menyelenggarakan simposium maritim pada Desember 2013 guna membahas masalah terkini terkait keamanan dan kegiatan kemanusiaan di kawasan.

"Kami akan mengundang seluruh negara yang tergabung dalam Simposium Angkatan Laut Samudera Hindia (IONS) dan Simposium Angkatan Laut Wilayah Pasifik Barat (WPNS) untuk menghadiri simposium maritim di Jakarta pada Desember 2013," kata Marsetio, usai acara Dialog Pertahanan Internasional Jakarta (JIDD) 2013, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, TNI AL akan mengundang setidaknya 45 kepala staf angkatan laut di wilayah tersebut untuk menghadiri simposium yang juga akan membahas penanggulangan bencana serta kegiatan kemanusiaan.

Marsetio mengatakan simposium lebih memfokuskan kepada kegiatan kemanusiaan karena sejumlah negara di kawasan berlokasi di wilayah gunung api yang rentan terjadi bencana.

"Saya rasa isu tersebut penting mengenai bagaimana upaya sejumlah negara menanggulangi bencana dan bagaimana cara memperkuat upaya penanggulangan bencana," kata Marsetio.

Selain itu Marsetio juga akan memberikan tawaran mengenai rencana latihan maritim gabungan secara multilateral.

"Hal pertama yang akan kami lakukan adalah mengundang sejumlah negara anggota ASEAN dan juga bisa ditambah dengan negara lain menjadi ASEAN plus 2, 3, atau 10," kata Marsetio.

Sebelumnya Indonesia telah mengikuti sejumlah simposium internasional mengenai sektor maritim yang membahas kerjasama keamanan maritim.

Marsetio mengungkapkan bahwa TNI AL akan tetap menjaga kedaulatan negara Indonesia serta mendukung rasa kebersamaan dalam menjaga keamanan maritim secara damai.


  ● Antara  

Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295

 C295
Jakarta Dalam acara Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA), Indonesia akan memamerkan sejumlah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia. Kabarnya, Malaysia tertarik pada CN 295 seiring dengan merebaknya konflik di Sabah.

Budiman Saleh, Direktur PT Dirgantara Indonesia, mengatakan ada beberapa pesawat yang akan dipamerkan. Di antaranya CN 295 dan produk-produk buatan PT DI lainnya.

"Target kita dari Filipina, 212, 235, dan 295. Saat ini itu target kita Malaysia, yang juga tertarik 295 karena konflik Sabah. Korea tetap tertarik pada 212. PT DI punya stand, ada pesawat TNI AU aktif demo," kata Budiman saat jumpa pers di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2013).

Apa kelebihan CN 295? Menurut Budiman, pesawat itu generasi terbaru dari semua jenis 'medium lifter'. Pesawat jenis bisa sebagai pengganti pesawat Fokker 27.

"Sebenarnya CN 235, nah yang bentuknya lebih itu CN 295, juga lebih besar mesinnya, hasil kerja sama dengan Airbus Military, Spanyol. Optimistis bakal banyak order," jelasnya.

Menhan Purnomo Yusgiantoro menambahkan, CN 2935 sudah dikirim ke Langkawi. Selain pesawat di atas, ada juga Thailand yang tertarik dengan light transporter buatan PT DI.

"Semoga nanti di sana kita bisa menarik perhatian," ucap Purnomo.

Acara LIMA digelar mulai tanggal 26-30 Maret 2013 di Langkawi, Malaysia. Peserta LIMA terdiri dari negara-negara di Asia Pasifik.

  ● Derik  

CN-235 Pesawat Pertahanan Favorit Lokal

http://4.bp.blogspot.com/-0ihCVxyO3AA/UUvKMvtfBAI/AAAAAAAAa88/_yBVyAKUv2U/s1600/cn-235.jpg
CN 235 
Bandung Pesawat CN235 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) termasuk jenis pesawat favorit untuk pertahanan karena berkemampuan mendarat dan lepas landas di landasan pendek dilengkapi pintu belakang (ramp door).

"Banyak peserta acara Asia-Pacific Security and Defense Expo (APSDEX) dari negara-negara Asia-Pasifik bertanya pada kami tentang CN235," kata Rachmat Eko, staf senior Marketing Aircraft Integration PT DI , kepada wartawan di lokasi pameran APSDEX, Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu.

APSDEX yang berlangsung sampai Rabu diselenggarakan sebagai bagian dari program dua tahunan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) dibuka Presiden Susilo Yudhoyono, Selasa (20/3). Acara ini dihadiri pejabat militer dan sipil dari 33 negara dan berbagai utusan bisnis swasta.

Eko menambahkan pelanggan PT DI adalah negara-negara tetangga yang berminat dengan jenis pesawat ini, dalam waktu dekat ini setelah pengiriman pesawat CN-235 TNI AL selesai, kemungkinan besar Angkatan Udara Filipina akan memesan pesawat CN-235.

"Tahun lalu kami menuntaskan pengiriman empat CN-235 versi patroli maritim ke Korea Coast Guard," katanya.

Dalam acara APSDEX ini bererapa peserta dari negara Asia Pasifik mengunjungi stand PTDI sangat antusias dengan produk-produk PTDI, hal ini akan menjadi prospek yang baik untuk pemasaran produk PTDI ke negara-negara Asia Pasifik di masa yang akan datang.

PTDI memproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan, dunia akan membutuhkan 355 pesawat sekelas CN235 sehingga untuk jenis pesawat ini pangsa pasarnya masih cukup menjanjikan, kata Ghozaly Eko.

Berdasarkan proyeksi tersebut, CN-235 diperkirakan akan punya potensi pasar sejumlah 56 untuk segmen sipil dan 33 militer, sehingga total 89 unit pesawat dalam kurun waktu 2012-2016.

CN235 dirancang pertama kali sebagai produksi kerja sama PTDI (dulu IPTN) dengan CASA dari Spanyol, yang kini sudah berganti nama menjadi Airbus Military.

  ● Antara  

Yon 465 Paskhas Latihan Rapelling

SEBANYAK 20 prajurit Tim SAR Tempur Batalyon 465 Paskhas Lanud Supadio Pontianak melaksanakan latihan Rapelling. Latihan Rapelling ini dilaksanakan di Appron Lanud Supadio pada pukul 06.00 WIB, Kamis(21/3) dengan menggunakan Helly Super Puma H 3214 milik TNI AU dengan pilot Kapten Pnb Agung dan Lettu Pnb Cahya dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor.

Komandan Batalyon 465 Paskhas Letkol Psk Soleh, S. Pd., M.M. ikut mengawasi dan mengendalikan jalannya latihan Rapelling ini. ”Utamakan Safety“ tegas Danyon 465 Paskhas kepada prajuritnya.

Latihan ini bertujuan guna mengasah kemampuan dan ketrampilan prajurit Tim SAR Tempur Yon 465 Paskhas secara berkelanjutan sehingga menjadi prajurit yang professional.
Kekuatan fisik dan mental sangat diperlukan dalam latihan rapelling ini, di sampaing skill yang harus dimiliki dengan terlebih dahulu melaksanakan latihan rapelling dan fastroping di Tower Batalyon 465 Paskhas.

Dengan keberadaan Helly Super Puma HA 3214 di Lanud Supadio rencananya akan dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendukung latihan-latihan baik SARPUR (rapelling, fastroping, hoisting dan mobud) juga sebagai sarana profesiency bagi peterjun free fall anggota Batalyon 465 Paskhas dan FASIDA Kalbar. Di sampng tugas utamanya adalah Stand By SAR untuk operasional penerbangan Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio.

(pentak supadio)

BNPT Blokir 15--20 Situs Internet Milik Teroris

Logo BNPT - Kumpulan LogoJakarta  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah bekerja sama dengan Kemenkominfo memblokir 15--20 laman atau situs internet milik teroris yang mengandung konten ajakan dan doktrin terorisme.

"Ya, para teroris itu sudah memasuki `cyber media` untuk melakukan sosialisasi doktrin terorisme, bahkan mereka sudah memanfaatkan internet untuk membagi pengetahuan tentang cara merakit bom," kata Deputi I BNPT Mayjen TNI Agus Surya Bakti di Surabaya, Rabu.

Di sela-sela Rapat Koordinasi Pencegahan Terorisme di Jatim yang dibuka Sekdaprov Jatim Dr Rasiyo dan dihadiri sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, TNI, dan Polri, ia menjelaskan pihaknya berusaha mencegah konten-konten seperti itu.

"Kami melakukan pencegahan dengan mengumpulkan berbagai informasi terkait sumber tumbuhnya terorisme, termasuk konten internet, tapi informasi itu kami sampaikan kepada Kemenkominfo untuk memblokir," katanya.

Tidak hanya laman/situs internet, katanya, para teroris juga sudah memanfaatkan "cyber media" untuk penggalangan dana, seperti MLM di Medan yang dimanfaatkan untuk donasi bagi aksi terorisme di Poso, Palembang, dan sebagainya.

"Mereka mampu menghimpun donasi sebesar Rp8 miliar, tapi upaya penggalangan dana ala MLM di Medan itu akhirnya dapat dicegah aparat penegak hukum. Jadi, para teroris sudah memanfaatkan jaringan internet untuk beraksi," katanya.

Bahkan, katanya, berbagai aksi pengeboman di Tanah Air diduga kuat dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan internet, sehingga aparat penegak hukum mengalami kesulitan menemukan operator aksi terorisme yang terjadi.

Selain itu, BNPT juga sudah menemukan aksi terorisme yang menggunakan "bio terorism" di Jakarta dan Solo. "Para teroris itu sudah mencoba meracuni anggota Polsek se-Jakarta, kemudian mereka juga melakukan hal serupa di Solo, tapi upaya mereka terdeteksi," katanya.

Di hadapan puluhan peserta rakor, ia menjelaskan di Indonesia ada enam kelompok radikal yakni radikal gagasan, radikal milisi, radikal separatisme, radikal premanisme, radikal teroris, dan radikal lainnya.

"Bagian kita adalah radikal teroris, namun kita bersifat pencegahan dan eksekusi di lapangan akan dilakukan aparat penegak hukum. Kita juga mewaspadai radikal gagasan, seperti keinginan mendirikan negara Islam atau provokasi ala Ustaz Abubakar Baasyir," katanya.

Namun, katanya, perang melawan radikal gagasan itu harus mengedepankan upaya hukum. "Negara kita adalah negara hukum, karena itu kalau gagasan itu hanya pemikiran dan belum dilakukan secara aksi nyata, tentu hanya patut untuk diwaspadai. Kalau hanya gagasan ya bebas, tapi kalau betul-betul mereka sudah mau mewujudkan secara nyata akan kita sikat," katanya.

Dalam kesempatan itu, BNPT merencanakan pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Jatim.

"FKPT itu melapor ke BNPT, lalu BNPT yang akan melakukan koordinasi di tingkat pusat, termasuk dengan pemerintah daerah dan provinsi lain. Saat ini, FKPT sudah terbentuk 20 forum dan kami akan melakukan koordinasi dengan 20 FKPT itu pada April mendatang," katanya.

Rencananya, Kepala BNPT Ansyaad Mbai melantik pengurus FKPT Jatim pada 21 Maret, lalu orang nomer satu di BNPT itu melakukan diskusi dengan pimpinan media di Surabaya. "Kami juga mengunjungi beberapa kantor media dengan mengajak mantan teroris Nasir Abbas dan pengurus Asosiasi Korban Bom Indonesia," katanya.

  Antara  

NKRI Gagal, Indonesia Timur Pilih Federasi

Jakarta Perhimpunan Indonesia Timur (PIT) akan menggelar kongres untuk membahas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau federasi menuju Indonesia yang lebih baik di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 20 Mei mendatang.

Pembahasan NKRI tersebut karena sistem ini dinilai telah gagal, tak mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya yang terjadi adalah ketimpangan sosial, sehingga masyarakat Indonesia Timur khususnya dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dipersepsikan sebagai preman, anarkhis, dan itu diperkuat dengan simbol John Key, Hercules, Sangaji, dan lain-lain.

Demikian disampaikan tokoh PIT yang juga Wakil Ketua DPD RI Laode Ida bersama Muhammad Syukur Mandar, Hatta Taliwang, Benny Matindas, Robert B. Keytimu, HAR Maklin, Boy Simpotan, Petrus Selestinus, Franky Maramis, Mikel Manufandu, Basri Amin, Julis Bobo, Roy Simbiak, dan Jefry di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (20/3).

Kongres ini akan dihadiri peserta dari 15 provinsi.

“Padahal kesan buruk terhadap masyarakat Indonesia Timur tersebut akibat kemiskinan dan ketimpangan sosial akibat kebijakan negara tidak berpihak pada rakyat. Jadi, selama ini pemerintah telah gagal membangun Indonesia yang berkeadilan, sehingga kasus anarkhisme masyarakat itu tak boleh terus-menerus dibiarkan. Untuk itulah federasi sebagai alternatif  dan ini bukan makar,” tandas Laode Ida.

 NKRI Gagal 

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sudah 68 tahun ini dinilai Syukur sebagai sistem politik yang gagal, karena ketika rakyat membutuhkan negara, negara malah tidak hadir.

Oleh sebab itu, federasi sebagai salah satu alternatif  pengganti NKRI.

"Kalau pun tetap NKRI, maka sistem pengelolaan negara harus diperbaiki. Misalnya, masalah presiden dan wakil dari satu provinsi Jawa Timur, yaitu SBY dan Boediono,” ujarnya.

Menurut Syukur, federasi justru akan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya alam (SDA) secara mandiri. Apalagi, SDA di Indonesia Timur sangat potensial dari pertambangan maupun minyak dan gas alamnya.

“Dengan penduduk yang kecil, dan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya rakyat Indonesia Timur sejahtera, namun yang terjadi adalah kemiskinan. Inilah yang mesti diperbaiki,” ungkapnya.

Laode Ida dan Syukur membantah kalau kongres ini sengaja dilakukan menjelang Pemilu 2014, karena hal itu sudah dibicarakan sejak reformasi 1998 silam.

“Yang jelas forum ini bukan untuk mendegradasi posisi Indonesia, tapi lebih dimaknai sebagai forum yang memberi artikulasi dan penjabaran lebih komprehensif atas peran Negara dalam memakmurkan rakyatnya untuk memicu semangat nasionalisme baru,” kata Syukur lagi.[L-8]

  ● Suara Pembaruan  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...