Sabtu, 07 Januari 2017

Australia Harus Hukum Penerobos KJRI di Melbourne

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menegaskan, otoritas Australia harus segera menangkap dan memproses hukum penerobos Gedung Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne, yang kemudian mengibarkan bendera kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Otoritas Australia harus segera menuntaskan investigasi dan memproses hukum pelaku kriminal penerobos KJRI Melbourne," kata Marsudi, melalui pernyataan yang dimuat pada akun media sosial Kementerian Luar Negeri, Sabtu petang.

Lebih lanjut, Marsudi menyampaikan, penerobosan di kompleks Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne merupakan tindakan kriminal yang sama sekali tidak dapat ditoleransi.

Oleh karena itu, Australia sebagai negara penerima memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk segera memproses hukum pelaku dan menjamin keamanan semua misi Indonesia di Australia, sesuai Konvensi Wina 1961 dan 1963 tentang Hubungan Diplomatik dan Konsuler.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, Marsudi juga telah melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, Sabtu pagi, untuk menekankan agar pemerintah Australia segera melakukan investigasi dan memproses hukum pelaku.

Pada sisi lain, Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib R Kesoema, juga terus berkomunikasi dengan otoritas Australia guna memastikan keamanan semua misi dan staf diplomatik serta konsuler Indonesia di Australia.

Pada Jumat (6/1), pelaku yang diduga simpatisan OPM menerobos gedung apartemen yang berdekatan dengan kompleks Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne, dan kemudian memanjat tembok gerbang setinggi lebih dari 2,5 meter dan mengibarkan bendera OPM.

 Indonesia minta Australia tangkap pengibar bendera OPM 

Pemerintah Indonesia meminta otoritas Australia untuk segera menangkap pelaku yang menerobos Konsulat Jenderal RI di Melbourne dan mengibarkan bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Juru Bicara Kementerian Luat Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berkomunikasi dengan Menlu Australia Julie Bishop, Sabtu pagi, yang menekankan kewajiban Australia untuk melindungi semua properti diplomatik sesuai dengan Konvensi Wina.

"Pemerintah RI telah menyampaikan protes kepada pemerintah Australia dan meminta agar pelaku segera ditangkap dan dihukum secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," kata dia.

Dalam komunikasi tersebut, Menlu Australia menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut dan komitmen untuk menangkap pelaku serta meningkatkan keamanan di seluruh kantor diplomatik dan konsuler Indonesia.

Insiden penerobosan dan pengibaran bendera OPM tersebut terjadi pada hari Jumat (6/1) saat sebagian besar staf KJRI sedang melakukan ibadah Salat Jumat.

Pelaku menerobos halaman gedung apartemen tetangga KJRI, kemudian memanjat pagar tembok KJRI yang tingginya lebih dari 2,5 meter.

Terkait dengan kejadian tersebut, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa pemerintah RI dan Australia sebaiknya waspada agar hubungan kedua negara tidak terganggu.

"Besar kemungkinan, pelaku memanfaatkan situasi pascapenangguhan kerja sama pelatihan militer antarkedua negara," katanya.

Ia menegaskan, "Tindakan tersebut sulit untuk dianggap terpisah dari ingar-bingar di kedua negara pascapenangguhan itu."

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengumumkan penghentian sementara kerja sama pelatihan Indonesia-Australia setelah mencuat pidato dan makalah di institusi Australia yang menghina ideologi Pancasila.

 Indonesia kecam keras pengibaran bendera OPM di KJRI di Melbourne 

Pemerintah Indonesian mengecam keras tindakan kriminal yang menerobos dan mengibarkan bendera Organisasi Papua Merdeka, di dalam kompleks Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne, Australia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, melalui pernyataan pers, di Jakarta, Sabtu, menyampaikan pemerintah telah mengirimkan protes kepada pemerintah Australia, serta meminta agar pelaku ditangkap dan dihukum dengan tegas sesuai hukum yang berlaku.

Menurut informasi dari Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne, tindakan kriminal simpatisan kelompok separatis itu terjadi pada Jumat, sekitar pukul 12.50 waktu setempat, saat sebagian besar staf di perwakilan resmi Indonesia itu tengah melakukan ibadah sholat Jumat.

Pelaku menerobos gedung apartemen tetangga Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne, dan kemudian memanjat pagar tembok premis Indonesia itu, yang tingginya lebih dari 2,5 meter.

Adalah kewajiban negara tuan rumah yang menghormati kedaulatan negara sahabat untuk wajib menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar presmis resmi negara yang membuka hubungan diplomatik dengan negara itu.

Hal serupa selalu dilakukan Indonesia terhadap semua kompleks perwakilan resmi negara sahabat di Indonesia. Bahkan terdapat satuan khusus dari Kepolisian Indonesia yang juga ditugaskan untuk itu.

Selain menyampaikan protes, pemerintah Indonesia juga mengingatkan tanggung jawab pemerintah Australia untuk melindungi perwakilan diplomatik dan konsuler yang berada di wilayah yuridiksinya, sesuai Konvensi Wina 1961 dan 1963 tentang Hubungan Diplomatik dan Konsuler.

Oleh karena itu, Nasir menambahkan, pemerintah Indonesia meminta otoritas Australia untuk memastikan dan meningkatkan perlindungan terhadap semua properti diplomatik dan konsuler RI.

Dia juga mengatakan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Sabtu pagi, telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, untuk menekankan kewajiban Australia terhadap perwakilan diplomatik dan konsuler sesuai Konvensi Wina.

Menanggapi pernyataan Marsudi, Bishop menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut dan komitmen untuk menangkap pelaku, serta meningkatkan keamanan di seluruh kantor diplomatik dan konsuler Indonesia.

Terkait kejadian tersebut, guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan, pemerintah Indonesia dan Australia sebaiknya waspada agar hubungan kedua negara tidak terganggu.

"Besar kemungkinan, pelaku memanfaatkan situasi pascapenangguhan kerja sama pelatihan militer antarkedua negara," kata dia.

Menurut Juwana, kejadian tersebut sulit untuk dipisahkan dari hingar-bingar di kedua negara pascapenangguhan kerja sama militer yang diumumkan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, setelah mencuat pidato dan makalah di institusi Australia yang menghina ideologi Pancasila.

  ⚓️ Antara  

Kemhan Kunjungi Galangan Kapal

⚓️ Di Batam Sekjen Kemhan dalam Kunjungan ke PT Infinity Global Mandiri dilaksanakan Kamis (5/1) dalam rangka meninjau perkembangan pembangunan Kapal Angkatan Laut (KAL) 28 Meter. [Harian9]

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Laksdya TNI Widodo melakukan kunjungan kerja ke dua perusahaan industri galangan kapal swasta nasional di Batam yaitu PT Infinity Global Mandiri dan PT Bandar Abadi.

Dua perusahaan tersebut termasuk salah satu dalam kemitraan startegis industri pertahanan dalam negeri.

Kunjungan ke PT Infinity Global Mandiri dilaksanakan Kamis (5/1) dalam rangka meninjau perkembangan pembangunan Kapal Angkatan Laut (KAL) 28 Meter.

Di kunjungan ini Widodo dan rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Infinity Global Mandiri Ivan Hartono dan segenap staffnya.

Sedangkan kunjungan ke PT Bandar Abadi dilaksanakan Jum’at (6/1) dalam rangka meninjau langsung sejauh mana kompetensi, kapasitas dan kualitas dari perusahaan galangan kapal tersebut.

Dalam kunjungan ini, Widodo dan rombongan diterima oleh Dirut PT Bandar Abadi Standly Rojali.

https://4.bp.blogspot.com/-2XSy09RhdP8/WHEUVe_NKDI/AAAAAAAAJ5U/rhvagOEwvygHU_cTLzfRGzJa56MDzTqDACLcB/s1600/kal-28-m-propeller.jpgIlustrasi KAL 28M produksi galangan kapal di Batam

Melalui peninjauan ini, Widodo berharap kedepan PT Infinity Global Mandiri dan PT Bandar Abadi terus meningkatkan kapasitas dan kemampuannya, sehingga dapat turut serta berkontribusi membangun kekuatan TNI dan juga mendukung program Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Kami ingin melihat bagaimana kopetensi dan kapasitasnya, melihat sepintas memang akan sangat mendukung program poros maritim dan juga pembangunan kekuatan TNI”, ungkapnya.

Widodo juga berharap agar PT Infinity Global Mandiri dan PT Bandar Abadi melakukan sinergi dengan industri dalam negeri lainnya, karena hal ini berhubungan dengan pemenuhan lokal konten.

Menurutnya, pembangunan kapal perang sangat berbeda dengan kapal niaga, seperti pada sistem elektroniknya. Sehingga perlu melibatkan dan bersinergi dengan PT Len.

Yang lain bila ada fasilitas helipad, maka juga perlu sinergi dan melibatkan dengan PT DI”, tambahnya.

Disisi lain, Widodo juga berharap untuk tenaga kerja semaksimal mungkin mengoptimalkan dan memberdayakan tenaga kerja dari daerah, tidak mengambil dari luar negeri. Hal ini diharapkan roda perekonomian dapat berputar dan daya beli masyarakat juga naik, dilansir dari kemhan.go.id, Sabtu (07/01). (03)

  ⚓️ Harian9  

PT Pindad Targetkan Produk Ekspor

⚓️ Naik Menjadi 40 Persen Senjata Buatan Pindad Diminati Negara Timur Tengah [Harian Bernas]

PT Pindad menargetkan ekspor mencapai 40 persen dari penjualan produknya. Saat ini, pasar dalam negeri masih mendominasi produk dari perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang manufaktur alat utama sistem persenjataan tersebut.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan saat ini 80 persen produk Pindad dipasarkan di dalam negeri. Sisanya 20 persen diekspor ke berbagai negara. Di era pasar bebas saat ini, ia ingin melebarkan pangsa pasar ekspor mencapai 40 persen dari total produksi.

Kami harapkan komposisinya 60 persen pasar dalam negeri dan 40 persen ekspor, tapi bukan berarti yang domestik turun, tapi pasar ekspornya naik menjadi 40 persen,” kata Abraham kepada wartawan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (6/1).

Ia menyebutkan, beberapa produk PT Pindad seperti tank, panser, dan senjata. Sedangkan produk di luar bidang militer antara lain alat berat seperti ekskavator. Untuk meningkatkan ekspor, PT Pindad melakukan kerja sama dengan vendor-vendor maupun pabrikan yang lebih maju. Perusahaan akan bekerja sama dengan vendor yang telah memiliki bahan yang belum dimiliki Pindad atau sebaliknya. Terlebih di era MEA, menurutnya perusahaan harus berkompetensi dari kesiapan SDM, kemampuan berinovasi, dan dari kesiapan sertifikasi keahlian. “Saat ini kami menjajaki beberapa negara tujuan ekspor yang diperbolehkan untuk dilakukan ekspor, tentunya atas seizin Kementerian Pertahanan,” ujarnya.

Di samping itu, PT Pindad juga gencar melakukan promosi agar produknya diminati negara lain. Salah satu caranya dengan mengikuti kejuaraan tingkat internasional. Ia menyebut, senjata buatan Pindad telah berhasil meraih gelar juara sebanyak sembilan kali di tingkat internasional.

Abraham menambahkan, produk-produk Pindad menggunakan bahan baku 60 persen dari lokal, sisanya 40 persen masih impor. Bahan baku yang impor tersebut misalnya pelat-pelat besi khusus yang memang belum diproduksi di dalam negeri, serta bahan-bahan spesifik yang belum tersedia di dalam negeri.

Meski demikian, Pindad terus berupaya agar komponen dalam negeri (TKDN) menjadi 100 persen sesuai dengan arahan Presiden RI. Salah satu caranya dengan melakukan substitusi impor. Ada beberapa produk yang dibuat dengan material dalam negeri. Selain itu, produk yang tidak dituntut spesifikasi tinggi kemudian menggunakan plat-plat baja dan besi dari PT Krakatau Steel.

Ada yang untuk pola-pola operasional itu kita sudah produksi dalam negeri. Tapi ada beberapa hal yang menuntut spesifikasi tinggi mau tidak mau komponen kita impor,” ujarnya.

  ⚓️ Republika  

TNI AL Akan Meresmikan KRI RE Martadinata 331

⚓️ Pangarmabar Cek Kesiapan Dermaga Pondok Dayung KRI produksi PT PAL Indonesia [def.pk]

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos melakukan pengecekan kesiapan Dermaga Pondok Dayung yang akan digunakan sebagai tempat sandar Kapal Perang Terbaru TNI Angkatan Laut, di Kompleks Kesatuan Koarmabar I Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (6/1/17).

Dermaga Pondok Dayung, akan menjadi tempat sandar dan peresmian KRI Raden Eddy (RE) Martadinata-331 PKR (Perusak Kawal Rudal) SIGMA Class 10514, salah satu kapal pesanan pertama Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia.

Pangarmabar juga melakukan pengecekan sarana dan prasarana, fasilitas dermaga di Komplek Satuan Koarmabar I Pondok Dayung, mulai dari pengaspalan dermaga dan seluruh fasilitas pendukung fasilitas labuh serta seluruh gedung yang berada di Pondok Dayung diantaranya Gedung Satuan Kapal Eskorta Koarmabar, Satuan Kapal Amfibi Koarmabar, Satuan Kapal Bantu Koarmabar, Satuan Komando Pasukan Katak Koarmabar, Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmabar (Dislambairarmabar) dan Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Jakarta serta penataan lingkungan dan taman yang ada di Komplek Kesatuan Koarmabar I Pondok Dayung.

Disela-sela kegiatan tersebut, Pangarmabar juga melaksanakan olah raga bersama bulutangkis serta latihan menembak di lapangan tembak Satuan Komando Pasukan Katak Koarmabar dengan menggunakan senjata laras pendek jenis pistol.

Turut serta dalam kegiatan tersebut, Kepala Staf Koarmabar Laksamana Pertama TNI Yudo Margono, S.E., Komandan Gurpurla Koarmabar Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah,Komandan Lantamal III Jakarta Brigjen (Mar) I Ketut Suardana S.H., para Asisten Pangarmabar dan para Kepala Dinas Koarmabar.

  ⚓️ Siaga Indonesia  

[Dunia] Duterte Berharap Rusia Jadi Sekutu dan Pelindung Filipina

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2017/01/06/40/1168689/duterte-berharap-rusia-jadi-sekutu-dan-pelindung-filipina-KWO.jpgPresiden Filipina Rodrigo Duterte mengunjungi kapal perang Rusia yang tengah bersandar di negara itu. [Istimewa] ☆

Presiden Filipina, Riodrigo Duterte berharap Moskow akan menjadi sekutu dan pelindung negaranya. Ia mengatakan hal itu saat mengunjungi salah satu dari dua kapal perang Rusia yang mengunjungi Manila selama empat hari.

Pernyataan Duterte ini datang sehari setelah duta besar Rusia mengatakan negaranya siap untuk memasok Filipina dengan senjata canggih dan bertujuan untuk menjadi teman dekat.

"Kami menyambut baik teman-teman Rusia kita. Setiap kali Anda ingin dermaga di sini untuk apa pun, untuk bermain, untuk mengisi kembali persediaan, atau mungkin menjadi sekutu untuk melindungi kami," kata Duterte sambil menjabat tangan Laksaman Eduard Mikhailov, kepala rombongan Angkatan Laut Armada Pasifik Rusia.

Kunjungan oleh kapal perang Rusia ini adalah kontak resmi pertama antar Angkatan Laut kedua negara. Mikhailov pada Selasa lalu mengatakan ingin mengadakan latihan maritim dengan Filipina untuk membantu memerangi terorisme dan pembajakan seperti dikutip dari Asian Correspondent, Jumat (6/1/2016).

Bulan lalu, Duterte mengutus Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan ke Moskow untuk membahas penawaran pembelian senjata. Hal itu dilakukan setelah seorang senator Amerika Serikat (AS) mengatakan akan memblokir penjualan 26 ribu senapan serbu ke Filipina karena khawatir jumlah korban perang narkoba di Filipina terus meningkat. (ian)

 Rusia Tawari Filipina Senjata Canggih, AS Klaim Tak Terganggu 

Rusia menawarkan senjata canggih kepada Filipina. Moskow bahkan mempertimbangkan untuk menggelar latihan perang bersama Manila di Laut China Selatan yang melibatkan berbagai kapal perang.

Amerika Serikat (AS) yang saat ini masih tercatat sebagai sekutu Filipina mengaku tak terganggu dengan sepak terjang Moskow yang mendekati Manila. AS mengklaim hubungan dengan Filipina akan tetap kuat.

Kapal-kapal perang Arnada Pasifik Rusia sedang melakukan kunjungan lima hari ke Filipina. Armada itu dipimpin Laksamana Eduard Mikhailov.

Berbicara di pelabuhan Manila, Mikhailov mengatakan bahwa pihaknya mengajak Filipina untuk bergabung dengan Rusia. ”Anda dapat memilih untuk bekerja sama dengan AS atau untuk bekerja sama dengan Rusia,” kata Mikhailov, seperti dikutip Sputnik, Jumat (6/1/2017).

Tapi dari pihak kami, kami dapat membantu Anda dalam setiap cara yang Anda butuhkan. Kami yakin bahwa di masa depan kita akan memiliki latihan (militer) dengan Anda. Mungkin hanya manuver atau mungkin menggunakan sistem tempur dan sebagainya,” ujarnya.

Rusia menyadari bahwa Filipina mengalami kendala dalam memerangi terorisme dan pembajakan kapal. ”Kami memiliki pengalaman dalam memerangi ini (ancaman terorisme),” kata Mikhailov. ”Kami akan berbagi pengetahuan pada Anda tentang masalah ini, bagaimana memecahkan masalah pembajakan dan terorisme,” imbuh dia.

Mikhailov juga memberikan sinyal bagi China dan Malaysia untuk bisa bergabung dengan latihan militer Rusia di Laut China Selatan dalam beberapa tahun mendatang.

Duta Besar Rusia untuk Filipina Igor Anatolyevich Khovaev juga mengonfirmasi tawaran penyediaan senjata canggih Moskow untuk Filipina. Menurutnya, tujuan dari penawaran itu agar Rusia menjadi teman dekat Filipina. Berbagai senjata canggih yang ditawarkan, kata dia, mencakup pesawat dan kapal selam.

Ini bukan pilihan antara mitra ini dan orang-orang tersebut. Diversifikasi berarti melestarikan dan menjaga mitra tradisional lama dan mendapatkan yang baru. Jadi Rusia siap untuk menjadi mitra terpercaya baru dan teman dekat dari Filipina,” katanya.

Kami tidak mengganggu hubungan Anda dengan mitra tradisional dan mitra tradisional Anda harus menghormati kepentingan Filipina dan Rusia,” lanjut dia menyindir AS.

Kami siap untuk memasok senjata kecil dan senjata ringan, beberapa pesawat, helikopter, kapal selam dan banyak, banyak senjata lainnya. Senjata canggih. Rusia memiliki banyak (senjata) untuk ditawarkan tetapi semuanya akan dilakukan secara penuh, sesuai dengan hukum internasional.

Sementara itu, Pemerintah AS telah mengecilkan pengumuman tawaran pemasokan senjata canggih Rusia untuk Filipina. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengatakan, pengumuman dari Moskow itu tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Washington dengan Manila.

Kami secara keseluruhan, hubungan (militer dengan militer) tetap kuat, dan itulah yang kita ingin lihat terus,” ujar Kirby dalam konferensi pers.

Saya akan membiarkan pemerintah Filipina dan pemerintah Rusia berbicara dengan tentang beberapa derajat hubungan pertahanan bilateral mereka dan bagaimana mengambil bentuknya. Saya sudah mengatakan berkali-kali, dan ini adalah contoh yang baik dari itu, hubungan luar negeri tidak biner.” (mas)

  SINDOnews  

[Dunia] Pesawat Pengebom B-52 Alami Kerusakan Mesin di Tengah Penerbangan

B-52 Stratofortress. [wikipedia]

Sebuah pesawat pengebom nuklir milik AU Amerika Serikat mengalami kerusakan di salah satu mesinnya saat tengah mengudara.

Pesawat pengebom B-52 Stratofortress itu kehilangan satu dari delapan mesin turbofan-nya dalam jarak sekitar 45 kilometer dari pangkalan udara Minot, Dakota Utara.

Seorang juru bicara AU mengatakan, pesawat itu dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir seberat 32.000 kilogram.

Dalam insiden tersebut pesawat berawak lima orang itu tak membawa senjata dan berhasil mendarat dengan selamat dengan menggunakan tujuh mesin yang masih hidup.

Pesawat terbang bermesin delapan itu mendarat di kawasan kosong tak berpenduduk sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau korban.

Sang juru bicara menambahkan, kru pesawat sudah menyatakan kondisi darurat saat pilot mengetahui salah satu mesin tak berfungsi.

Pesawat pengebom jarak jauh itu dibangun untuk membawa bom nuklir ke atas wilayah Rusia di masa Perang Dingin.

Pesawat ini mulai digunakan AU Amerika Serikat pada 1952 dan akan tetap digunakan hingga 2040.

Kecelakaan fatal terakhir yang melibatkan B-52 Stratofortress terjadi pada 2008 ketika pesawat itu jatuh di Samudera Pasifik saat menjalani latihan.

Enam kru pesawat tewas dan tim penyidik mengatakan kemungkinan besar kecelakaan itu disebabkan adanya malfungsi sistem.
 

  Kompas  

Jumat, 06 Januari 2017

Bakamla Tinjau Kapal di Palindo

Sestama Bakamla RI Tinjau Alutsista di Zona Barathttp://www.janes.com/images/assets/201/65201/p1651689.jpgDesain kapal Bakamla [IHS Janes]

Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Sestama Bakamla RI) Laksda TNI Agus Setiadji, S.A.P. didampingi Kepala Bagian Kepegawaian Bakamla RI Kolonel Laut Dr. I Wayan Warka, M.M. melakukan inspeksi dan peninjauan terkait kesiapan sumber daya Bakamla RI dari sisi personel dan sarana prasarana di beberapa lokasi di Zona Maritim Wilayah Barat, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (5/1/2017).

Pelaksanaan rangkaian kegiatan yang didampingi pula oleh Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Barat Laksma TNI Prasetyo S.Pi., M. Tr (Han)., M.A.P. tersebut diawali dengan kunjungan ke PT. Palindo Marine Shipyard Tanjung Uncang dan diterima oleh Direktur Palindo Harmanto. Pertemuan berlanjut ke galangan kapal untuk melaksanakan peninjauan terkait pembangunan kapal 110 meter Bakamla RI yang telah dimulai sejak 2015.

Platform yang akan menjadi kapal terbesar yang dioperasikan oleh Bakamla RI ini dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan Bakamla RI dalam melakukan pengawasan maritim serta pencarian dan penyelamatan (SAR) terutama di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif. Dengan kecepatan maksimal lebih dari 20 knot dan kecepatan jelajah 15 knot kapal ini menampung tiga RIB (Rigid Inflatable Boats) di port kanan, kiri dan di buritan yang dapat diluncurkan melalui small boat recovery system. Kapal patroli lepas pantai (OPV) ini juga memiliki kemampuan untuk mengoperasikan shipborne helicopter atau UAV, dengan kemampuan membawa beban pada platform flight dek hingga 12 ton.

Seusai peninjauan kapal 110 meter, Sestama Bakamla RI beserta rombongan melanjutkan kegiatan peninjauan ke Pangkalan Armada Batam untuk memeriksa kesiapan alutsista di pangkalan, khususnya pembangunan Long Range Camera (LRC), Global Maritime Distress Safety System (GMDSS), ROV dan sarana prasarana di Pangkalan Armada Batam. Dalam kesempatan tersebut, sekaligus Sestama Bakamla RI melakukan inspeksi ke Kapal Negara (KN) 4801 Bintang Laut dan KN. 4806 Belut Laut.

Rangkaian kegiatan diakhiri dengan peninjauan ke Kantor Kamla Zona Maritim Barat. Kegiatan meliputi rapat pelaporan APBN-P 2016, kondisi kantor secara fisik dan SDM beserta permasalahan yang dihadapi melalui presentasi yang disampaikan oleh Kepala Zona Barat dan Kabagum Kombes Hadi Purnomo, serta dihadiri pula oleh jajaran personel Kantor Kamla Zona Maritim Barat.

Kunjungan Sestama ke beberapa titik di wilayah Zona Kamla Maritim Barat ini merupakan kunjungan ke kantor-kantor kamla di daerah yang pertama kalinya sejak dilantik pada 9 Desember 2016. Kunjungan ini perlu dilakukan untuk memeriksa kondisi kesiapan Bakamla RI di daerah, dalam hal ini di wilayah zona kamla maritim barat dalam melaksanakan kegiatan pengawasan perairan Indonesia.
 

  Maritimnews  

Enggak Usah Ditanggapi Tudingan Media Australia

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi bulan-bulanan media di Australia setelah memutuskan, menghentikan sementara kerja sama militer Australia. [Isra Triansyah/Sindonews]

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi bulan-bulanan sejumlah media di Australia‎ setelah dirinya memutuskan, menghentikan sementara kerja sama pertahanan antara militer Indonesia dengan Australia.

Gatot mengaku, dirinya tidak perlu menanggapi tudingan media Australia terhadap dirinya.‎ "Ya enggak usah ditanggapi (media Australia)," kata Gatot usai Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) di Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (6/1/2017).

Gatot juga enggan menanggapi terkait tudingan sejumlah media Australia yang menyebut dirinya berambisi ingin menjadi presiden, dengan memanfaatkan momentum insiden penghentian kerja sama antara Australia dengan Indonesia.

Menurut Gatot, dirinya tidak perlu menanggapi tudingan tersebut, dan menganggap biasa-biasa saja terkait serangan dari sejumlah media Australia itu‎.

‎"Ya enggak usah ditanggapi. Kalau ditanggapi lagi capek deh," ujarnya.

Gatot mengaku sudah mendengar permintaan maaf yang dilakukan pihak Militer Australia yang dianggap telah melecehkan ideologi negara. Meski begitu, dia meminta Australia melakukan investigasi secara serius sebelum ada pembicaraan tindaklanjut kerja sama.

Gatot juga menolak untuk datang ke Australia untuk membicarakan mengenai tindakan militer Australia. Seperti diberitakan sebelumnya, Militer Indonesia menangguhkan kerja sama militer dengan Australia.

Alasan penangguhan disebutkan karena alasan teknis. Namun, menurut sejumlah laporan, kerja sama ini ditangguhkan karena adanya sikap tidak sopan yang ditampilkan oleh militer Australia.

Seperti dilansir dari Reuters pada Rabu 4 Januari 2017, disebutkan pelatihan Pasukan Khusus Indonesia melihat adanya materi yang menghina prinsip Pancasila dalam program pelatihan Australia, yang mencakup kepercayaan kepada Tuhan, persatuan Indonesia, keadilan sosial dan demokrasi. (maf)

 Menghina Pancasila Berpotensi Berbahaya

Dasar negara Indonesia, Pancasila, dihina oknum Australian Defence Force (ADF) dengan memelesetkannya menjadi “Pancagila”. Profesor Greg Fealy dari Australia National University memperingatkan bahwa menghina Pancasila berpotensi berbahaya bagi Indonesia.

Imbas penghinaan ini membuat Indonesia menangguhkan kerja sama militer dengan Australia sejak awal Desember 2016 lalu. Namun, media Australia, ABC semalam (5/1/2017) melaporkan bahwa Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan penaggguhan kerja sama hanya akan berlaku untuk kelas bahasa di fasilitas Pasukan Khusus.

Profesor Fealy mengatakan kehebohan itu sejatinya hanya lelucon. Tapi, bagi Indonesia Pancasila tidak bisa dibuat lelucon.

Mengutip The Australian, seorang instruktur dari unit pasukan khusus Indonesia atau Kopassus yang berada di pangkalan militer Perth merasa tidak nyaman dengan beberapa topik yang dibahas di kelas pelatihan khusus pada November lalu.

Selain pelesetan Pancasila, materi itu juga menyinggung militer Indonesia yang dituduh melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia selama pendudukan Indonesia atas Timor Timur yang kini bernama Timor Leste. Tak hanya itu, ada juga materi yang diduga berisi seruan kemerdekaan Papua dari Indonesia.

Fealy yang merupakan ahli politik Indonesia, mengatakan Pancasila—yang berarti ”lima sila”—sangat penting bagi masyarakat Indonesia karena merupakan ideologi nasional Indonesia.

Setiap anak sekolah, setiap warga Indonesia tahu apa lima sila, semua benar-benar tertanam dan diajarkan dalam sistem pendidikan,” katanya kepada news.com.au. ”Bagi seorang perwira militer yang sangat nasionalistik, Pancasila memiliki status hampir suci.

Banyak orang melihat Pancasila sebagai hal yang sangat penting,” ujar Fealy. ”Mereka menganggap itu sebagai pernyataan umum atau dasar persatuan dan keanekaragaman Indonesia,” imbuh dia. ”Apa pun yang menghina Pancasila berpotensi berbahaya bagi Indonesia.

Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu, sebelumnya menegaskan bahwa penghinaan terhadap Pancasila dibuat oleh oknum militer berpangkat rendah di Angkatan Pertahanan Australia. Oknum itu telah ditegur dan dihukum.

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengatakan penyelidikan atas insiden itu sedang diselesaikan. “Australia berkomitmen untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan Indonesia, termasuk melalui kerjasama dalam pelatihan,” kata Payne dalam sebuah pernyataan.

 Australia Sangkal Rekrut TNI Jadi Mata-mata

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menyangkal tuduhan bahwa militernya merekrut personel terbaik dari Korps Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai mata-mata untuk Australia. Dia menyebut tuduhan seperti itu tidak berdasar.

Ini adalah sesuatu yang kita tidak akan setujui, tentu saja,” katanya, pada hari Kamis. Tuduhan muncul setelah Indonesia berhenti mengirimkan tentara terbaiknya untuk pelatihan di Australia.

Penghentian ini menyusul karena kekhawatiran yang disuarakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, di mana militer Australia dikhawatirkan merekrut anggota terbaik TNI sebagai mata-mata Australia.

Militer Indonesia sebelumnya menyatakan telah menangguhkan kerja sama dengan militer Australia, menyusul temuan bahan pendidikan oleh pasukan khusus Indonesia atau Kopassus saat latihan di Akademi Militer Australia di Perth, November 2106. Bahan atau materi itu dianggap menghina Pancasila dan Indonesia.

Materi tersebut berisi seruan kemerdekaan Papua dari Indonesia. Selain itu, materi memelestkan kata “Pancasila” menjadi “Pancagila”. Padahal, Pancasila merupakan dasar negera Indonesia. Materi itu, menurut Payne, telah dihapus.

Sementara itu, media Australia, ABC, semalam (5/1/2017), melaporkan bahwa Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan penaggguhan kerja sama militer kedua negara hanya akan berlaku untuk kelas bahasa di fasilitas Pasukan Khusus.

Kerja sama militer antara kedua negara terakhir ditangguhkan pada 2013 menyusul skandal penyadapan ponsel presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh intelijen Australia. (mas)
 

  SINDOnews  

Kolat Koarmabar Kembangkan Teknik Peperangan di Laut

Pangarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia menandatangani Prasasti saat meresmikan gedung Komando Latihan (Kolat) Koarmabar di Sunter Kodamar, Jakarta Utara, Rabu (4/1). [Dispen Koarmabar]

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia mengatakan Komando Latihan (Kolat) Koarmabar bertugas menyelenggarakan latihan, mengkaji dan mengembangkan taktik maupun teknik peperangan laut. Peran Kolat, kata Laksda Aan, amatlah penting dalam meningkatkan profesionalisme prajurit Koarmabar baik yang berdinas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) maupun di Pangkalan. Terutama dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis saat ini.

Hal tersebut disampaikan Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia saat meresmikan gedung Komando Latihan (Kolat) Koarmabar di Sunter Kodamar, Jakarta Utara, Rabu (4/1).

Menurut Aan, peran sumber daya manusia prajurit di Kolat Koarmabar juga sangat penting dalam menunjang pembinaan prajurit Koarmabar yang berkualitas, sehingga apa yang menjadi tugas pokok organisasi dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, tersedianya sarana prasarana Kolat Koarmabar diharapkan dapat meningkatkan kesiapan prajurit dalam melaksanakan tugas.

Pada kesempatan itu, Pangarmabar mengingatkan agar menggunakan gedung Kolat Koarmabar sesuai fungsinya dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Ia juga mengingatkan agar meningkatkan kepedulian dengan melakukan perawatan gedung secara terjadwal guna menunjang kesiapan gedung.

Pelihara dan jaga gedung Kolat Koarmabar dengan tidak melaksanakan kegiatan yang membahayakan seperti merokok tidak pada tempatnya ataupaun tindakan lain demi tercapainya zero accident,” kata Pangarmabar melalui siaran pers Kepala Dispenarmabar, Mayor Laut (KH) Budi Amin.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Yudo Margono, Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar (Danguspurlaarmabar) Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah, Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Dapuspomal) Laksamana Pertama TNI Muhammad Richard, Kepala Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Ketut Suarya, Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Ketut Suardana, dan Para Asisten Pangarmabar serta para Kepala Dinas Koarmabar.
 

  JPNN  

[Dunia] Salah Tekan Tombol

✈ Rudal Senilai USD 5 Juta Hilang P3CK Orion Korea Selatan [aviationwa.org.au]

Satu unit pesawat intai maritim P-3CK Orion milik Korea Selatan (Korsel) kehilangan beragam rudal senilai USD 5 Juta saat melakukan patroli perairan rutin di kawasan Laut Jepang (1/1/2017) siang waktu setempat.

Hilangnya rudal ini disebabkan oleh ulah seorang kru udara yang salah memencet tombol. Kantor berita Yonhap melaporkan, puluhan amunisi yang dibawa P-3CK Orion lepas dan jatuh ke laut setelah kru menekan emergency weapons release switch yang berada di bagian lantai kabin pesawat.

Dalam laporan resminya, AL Korea menyebut ketidaksengajaan personelnya ini mengakibatkan hilangnya tiga unit rudal Harpoon dan satu unit rudal antikapal selam buatan Korea Selatan Chang Sang Eo atau ‘Blue Shark’.

Rudal Harpoon dalam laporan itu dilaporkan bernilai USD 1,35 juta per unitnya, sedangkan Chang Sang Eo yang merupakan rudal kelas ringan dibeli dengan harga USD 883.000 per unitnya.

Semua rudal itu ditaruh di bawah sayap Orion. Pesawat sekelas Orion memang dibekali kemampuan untuk menjatuhkan seluruh senjata yang dibawa untuk menambah kecepatan terbang. Hal ini berguna mana kala ada pesawat tempur musuh yang menghadang dan mengejar pesawat intai yang sedang beroperasi.

Pihak militer Korsel saat ini telah membentuk tim gabungan dan mengoperasikan kapal penyapu ranjau dan kapal SAR untuk menemukan senjata yang hilang itu. Militer Korsel mengakui kejadian ini merupakan sebuah keteledoran manusia dan berjanji tidak akan terjadi hal yang sama lagi di masa depan.

Author: Remigius Septian

  Angkasa  

[Dunia] Patka

Helm Tempur Orang Sikh di India Helm model Patka tindak menghilangkan identitas Sikh.

Orang-orang Sikh (Singh) adalah para pengikut ajaran Sikh yang lahir di wilayah Punjab di India pada abad ke-15. Orang-orang Sikh terkenal pemberani, dan sejak lama banyak yang bergabung ke dalam dinas ketentaraan Inggris, dengan beberapa bahkan menerima medali Victoria Cross atas keberaniannya.

Enam batalion Sikh berperang untuk Inggris di berbagai front, termasuk dikirimkan ke Surabaya bersama pasukan Inggris yang mendarat dan mendapat perlawanan gigih dari para pemuda Surabaya.

Pasca kemerdekaan India, orang-orang Sikh pun banyak yang diserap ke dalam Angkatan Bersenjata India. Menurut ajaran Mahaguru Gobind Singh, seorang pria Sikh harus menggunakan turban untuk menutupi rambutnya, mempraktekkan kesetaraan (melawan sistem kasta Hindu) dan sekaligus sebagai simbol identitas.

Lalu bagaimana prajurit Sikh yang berdinas di dalam AD India? Mengenakan turban dan helm tempur jelas tidak memungkinkan, karena helm standar AD India mengadopsi desain Soviet tidak bisa menutup kepala sempurna saat pria Sikh mengenakan turbannya. Melepas turban juga tidak mungkin, karena akan bertentangan dengan keyakinan sang prajurit.

Nah, AD India ternyata punya solusi untuk mengatasinya. Para prajurit penganut Sikhisme diberikan helm khusus bernama Patka, yang memungkinkan pemakai turban mengenakan helm dan melindungi kepalanya. Bentuknya sepintas mengingatkan pada helm yang dikenakan pasukan komando pemberontak yang bertempur di Endor dalam film fiksi ilmiah Star Wars: The Return of the Jedi.

Orang Sikh dalam dinas militer India. Orang Sikh dalam dinas militer India.

Helm Patka dibuat oleh perusahaan Star Wire (India) Ltd dan didesain oleh Mayjen Vijay Kumar Datta, pendiri unit elite Special Protection Group dan NSG (National Security Guard). Patka berbentuk silinder yang menutupi kepala sampai dahi. Terdapat resleting mengelilingi Patka secara horizontal untuk memasukkan pelat balistik. Karena bentuknya tidak mengecil ke atas, seorang pria Sikh yang mengenakan turban masih bisa memuatkan turbannya di dalam Patka.

Walaupun kelihatannya mungkin tidak meyakinkan, ternyata Patka punya kemampuan proteksi sangat mumpuni, bahkan melebihi helm buatan Barat seperti helm PASGT buatan AS yang hanya bisa menahan peluru kaliber kecil seperti 9mm. Patka sejak awal didesain untuk bisa menahan hantaman langsung peluru 7,62x39mm m43 ComBloc alias peluru AK-47 dari jarak 25 meter! Kemampuan balistik superior ini datang dari penggunaan material Phantom Steel, yaitu racikan baja khusus yang dipasang sebagai insert pada bagian depan dan belakang yang menutupi dahi dan belakang kepala.

Ketebalan pelat baja yang dipasang berbeda-beda, sesuai kebutuhan dan bisa memilih mau memasang pelat depan dan belakang, atau pelat depan saja. Apabila menghendaki kemampuan menahan hantaman proyektil AK-47 dari depan dan belakang, maka bobot helm menjadi 1,4 kg plus tali strap.

Kalau hanya pelat depan yang dipasang, bobotnya menjadi 1,225 kg. Kalau pelat ringan yang dipasang dengan kemampuan menahan impak proyektil 9x19mm dari jarak 20 meter, maka bobotnya menjadi 957 gram. Ada pula asesoris berupa flap atau kain memanjang di belakang yang melindungi leher, pipi, dan telinga yang dapat dilepas pasang seberat 200 gram.

Patka disediakan dalam warna kamuflase sesuai dikenakan kesatuan AD India yang menggunakan beragam corak warna, dan Star Wire bisa menyediakannya dalam corak kamuflase negara lain yang mau memesannya. Bagian dalam pun juga sudah dilengkapi bantalan karet dan busa untuk menjamin kenyamanan penggunanya.

Karena proteksinya superior, saat ini banyak pengguna non Sikh ikut-ikutan mengenakan Patka, khususnya yang melaksanakan operasi militer melawan teroris di Kashmir. Satu kelemahan dari Patka adalah bagian atas yang menutupi ubun-ubun, yang hanya menawarkan proteksi terhadap proyektil 9mm karena hanya terbuat dari serat Kevlar untuk mengurangi beban secara keseluruhan.

Author: Aryo Nugroho

 ♖ Angkasa  

Yuniantono “Wolfhound” Capai 1.000 Jam Terbang

"Wolfhound" usai pencapaian 1.000 jam terbang di F-16 berfoto bersama Danlanud Iswahjudi dan pejabat lainnya. [Penlanud IWJ]

Kembali penerbang TNI AU dari Skadron Udara 3, Wing 3, Lanud Iswahjudi, Madiun berhasil mencapai angka 1.000 jam terbang di pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Dia adalah Kapten Pnb Yuniantono “Wolfhound” Wibowo yang sehari-hari menjabat Kasubsi Ops Udara Skadron Udara 3.

Alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 2006 ini mencapai prestasi membanggakan tersebut saat melaksanakan misi General Flight Instrument Flight di ketinggian 15.000 kaki di area Lanud Iswahjudi, Rabu (4/1/17).

Atas keberhasilan itu, “Wolfhound” kelahiran Malang 31 tahun lalu dan lulusan Sekolah Penerbang Angkatan 76 ini berhak menyandang badge 1.000 jam terbang. Badge disematkan oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Andyawan M.P, S.IP, M.Tr (Han) di shelter Skadron Udara 3.

Danlanud Iswahjudi atas nama pribadi dan seluruh keluarga besar Lanud Iswahjudi menyampaikan ucapan selamat dan kebanggaannya. Dikatakan, pencapaian 1.000 jam terbang di F-16 bukanlah sesuatu yang mudah karena memerlukan kerja sama, disiplin, dan kerja keras serta dedikasi yang tinggi.

Kepada Yuniantono Wibowo, Danlanud Iswahjudi juga berpesan agar tidak cepat berpuas diri. Pencapaian prestasi ini bahkan membawa konsekuensi lebih dalam pelaksanaan tugas, seperti meningkatnya tanggung jawab serta profesionalisme sebagai seorang penerbang tempur.

  Angkasa  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...