Sabtu, 02 Agustus 2014

[World News] Israel yang Bunuh Ratusan Orang, AS Justru Sebut Hamas Barbar

Gencatan senjata batal lagi http://static.republika.co.id/uploads/images/kanal_sub/hamas-_140801141853-500.jpgHamas

A
merika Serikat menuding Hamas telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang disepakati terjadi selama 72 jam hingga Sabtu (2/8) ini. Hal tersebut merujuk pada penyergapan di wilayah Rafah kemarin yang menewaskan dua orang tentara Israel dan satu komandan perang mereka Letnan Hadar Goldin disekap oleh Hamas.

Washington menuduh Hamas melakukan aksi barbar dengan tidak mengindahkan gencatan senjata yang sudah disepakati. Komitmen Hamas dalam gencatan senjata yang ikut dimediasi oleh Turki, Qatar, dan AS serta PBB ini pun dipertanyakan.

Namun, Hamas balik menuding Israel sebagai pemicu keruntuhan gencatan senjata itu. Pasalnya, militer Israel disebut telah melakukan penyerangan ke terowongan Hamas yang menyebabkan terjadinya pernyergapan oleh Qassam Brigades.

Dikutip dari Reuters, Sayap bersenjata Hamas ini akhirnya harus membunuh dua tentara Israel dan menyekap komandan mereka, Letnan Goldin. Tetapi Hamas sendiri tidak mengetahui seperti apa keadaan Goldin saat ini.

“Kami tidak memiliki informasi pada saat ini tentang tentara (Goldin) yang disebutkan hilang itu, apakah dia masih hidup atau tidak,” demikian pernyataan korps Qassam yang dinukil dari reuters Sabtu.

Di sisi lain, Israel melalui siaran radio mereka menyebut Qassam terakhir terlihat berada di tengah jasad dua tentara yang tewas dalam penyergapan yang dilakukan oleh Hamas. Namun, pihak Israel sendiri tidak yakin apakah Goldin masih hidup atau ikut tewas.

Sebelumnya, Israel merespons keras penyergapan yang dilakukan oleh Hamas di Rafah kemarin. Membabi buta, militer Israel menyerang wilayah yang diduga merupakan tempat persembunyian Hamas. Sebanyak 150 orang Palestina tewas akibat serangan brutal Israel ini.

Hamas Bantah Tudingan Sebagai Pelanggar Gencatan Senjata

Jubir Hamas, Sami Abu Zuhri, menegaskan tudingan Sekjen PBB dan Amerika terhadap Hamas sebagai pihak yang melanggar gencatan senjata pada Jumat pagi tak bisa diterima dan sangat tidak logis. Tudingan tersebut cenderung mendukung kepentingan penjajah zionis.

Dalam keterangan persnya pada Jumat (1/8) sore waktu setempat, Abu Zuhri menyatakan bentrokan senjata dengan militer Israel terjadi di wilayah Gaza akibat infiltrasi zionis. "Pihak perlawanan hanya mempertahankan diri," kata Zuhri seperti dikutip Infopalestina.

Abu Zuhri menambahkan PBB dan Amerika berupaya memfokuskan pada cerita serdadu zionis yang hilang saat serangan Israel terhadap warga sipil. Mereka mengabaikan pembantaian 72 warga sipil Palestina dalam serangan Israel ke Rafah, Gaza Selatan.

Gencatan senjata kemanusiaan yang digagas PBB selama 72 jam di Gaza langgung berakhir, pasca serangan intensif yang dilakukan artileri Israel terhadap warga sipil Palestina di Rafah Timur, puluhan korban jatuh, meninggal dan luka-luka.

Sebelum berlangsung kesepakatan gencatan senjata pukul 8 pagi, Brigade Al-Qassam terlibat bentrokan senjata dengan pasukan zionis Israel yang melakukan infiltrasi militer sejauh 2 km di Rafah Timur, yang menewaskan beberapa serdadu zionis dan melukai beberapa lainnya.

  ♞ Republika  

[World Article] "Libya sekarang lebih buruk dari pada masa Gaddafi"


http://3.bp.blogspot.com/-y4ySBqOhg_Q/U6ZQ685UUMI/AAAAAAAAEuE/nn_NRzIu7ZU/s1600/Anoa+RCWS+Garuda+Militer.gifBangkai pesawat yang terbakar terlihat usai terjadi serangan di Bandara Internasional Tripoli, Libya, Senin (21/7). (REUTERS/Hani Amara)

L
ibya mengalami perang saudara yang "jauh lebih buruk" daripada kerusuhan yang menggulingkan diktator Moamer Gaddafi pada tahun 2011, kata penduduk yang melarikan diri dari negara itu, Sabtu.

"Kami telah melalui (perang) sebelumnya, dengan Gaddafi, tetapi sekarang itu jauh lebih buruk," kata Paraskevi Athineou, seorang wanita Yunani yang tinggal di Libya, kepada AFP.

"Tidak ada pemerintah, kami tidak punya makanan, tidak ada bahan bakar, tidak ada air, tidak ada listrik selama berjam-jam," katanya.

Athineou salah satu dari 186 orang yang dievakuasi dari Tripoli oleh kapal angkatan laut Yunani dan mencapai pelabuhan Piraeus Sabtu pagi.

Selain 77 warga negara Yunani, ada 78 warga Tiongkok, 10 orang Inggris, 12 Siprus, tujuh Belgia, satu Albania dan Rusia.

Di antara mereka adalah beberapa diplomat, termasuk duta besar Tiongkok untuk Libya.

Libya telah menderita ketidakamanan kronis sejak penggulingan Gaddafi pada tahun 2011, dengan pemerintah baru tidak dapat mengendalikan milisi yang membantu untuk menyingkirkannya dan menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok Islam.

"Begitu banyak orang mati untuk membuat negara ini lebih baik. Tetapi sekarang kami mulai membunuh satu sama lain dalam perang saudara," kata Osama Monsour, yang berpengalaman kerja 35 tahun pada organisasi non-pemerintah di Tripoli.

Pertempuran antara milisi-milisi yang bersaing di Tripoli telah memaksa penutupan bandara internasional kota itu, sementara kelompok-kelompok Islam juga memerangi pasukan khusus di kota timur Benghazi.

"Perang adalah di kota ... dan kita warga sipil berada di bawah tembakan dari kedua pihak," kata Athineou.

"Ini lebih buruk dari 2011," kata Ali Gariani, seorang Libya yang menikah dengan wanita Yunani.

"Waktu itu dibom oleh NATO. Tetapi sekarang kita sedang dibom oleh orang-orang Libya sendiri, dan ini benar-benar memalukan," katanya.(Uu.H-AK/H-RN)

  ♞ Antara  

Satgas Rimpac Adakan Latihan Tahap Akhir

RIMPAC 2014 latihan-subKompi Marinir melaksanakan Latihan NEO, Raid Heli dan Serbuan Mekanis serta diakhiri dengan pelaksanaan latihan pendaratan amphibi gabungan yang melibatkan kendaraan tempur Landing Vehicle Tracked (LVT)-7 milik Korps Marinir TNI-AL dan Amphibious Assault Vehicle (AAV) milik US Marines Corps (USMC) bertempat di Pantai Pyramid Rock, Marine Corps Base Hawaii, Kaneohe Bay.

Masing-masing unsur dari Satuan Tugas (Satgas ) latihan Multilateral Rim of the Pacific (Rimpac) saat ini telah memasuki latihan tahap akhir menjelang berakhirnya latihan yang melibatkan 23 negara peserta latihan Rimpac di Pearl Harbour, Hawaii.

Pada tahap akhir ini KRI Banda Aceh-593 dengan komandan Letkol Laut (P) Arief Budiman yang merupakan kapal perang yang berada di jajaran Kolinlamil serta di bawah binaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta sedang melaksanakan latihan manuvra taktis bersama 40 kapal perang termasuk enam kapal selam, Boardex yang diakhiri dengan Photo Exercise.

Tidak turut ketinggalan, Helikopter jenis BU NV 412 dari Skuadron 400 Puspenerbal yang tergabung dalam satgas RIMPAC 2014 juga sedang mengadakan latihan Helly Cross Deck di atas KRI Banda Aceh-593.

Sedangkan di tempat terpisah, Kompi Marinir juga melaksanakan Latihan NEO, Raid Heli dan Serbuan Mekanis yang diakhiri dengan pelaksanaan latihan pendaratan amphibi gabungan melibatkan kendaraan tempur Landing Vehicle Tracked (LVT)-7 milik Korps Marinir TNI-AL dan Amphibious Assault Vehicle (AAV) milik US Marines Corps (USMC) yang menurunkan pasukan pendarat “Combat Landing Team (CLT)-4″ dari Australian Army, USMC, dan Meksiko di Pantai Pyramid Rock, Marine Corps Base Hawaii, Kaneohe Bay.

Seperti diketahui sebelumnya, Dalam latihan Rimpac tahun 2014 ini, TNI Angkatan Laut selain melibatkan KRI Banda Aceh-593 juga menurunkan 1 Kompi Marinir dan satu unit helikopter Bolcow BO-105 Puspenerbal yang on board di kapal, dua unit Tank LTV-7 Korps Marinir, serta satu unit Rhib-Impac Komando Pasukan Katak.

(dispen Kolinlamil/sir)

  ♞ Poskota  

Penembakan Terus Berulang, Pembangunan Lanny Jaya Bisa Terhambat

Aparat TNI-Polri tak usah takut HAM. Ini masalah kemanusiaanBupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Yigibalom

Bupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Yigibalom, mendesak aparat TNI-Polri untuk segera memulihkan keamanan dan ketertiban masyarakat menyusul meningkatnya gangguan dari kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Lanny Jaya.

Dia khawatir jika keadaan tersebut berlanjut akan menghambat misi pembangunan jangka pendek dan jangka panjang Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya.

“Aparat TNI-Polri tak usah takut HAM. Ini masalah kemanusiaan. Mana yang lebih penting, masa depan atau semua orang Papua mati karena miskin, bodoh, dan karena penyakit? Apakah dengan menembak aparat akan langsung merdeka?” kata Befa yang ditemui di Jayapura, Jumat (1/8/2014).

Saat ini, pemerintah dan warga Lanny Jaya sedang giat-giatnya membangun, tetapi terganggu oleh aksi dari kelompok kriminal bersenjata. Menurut Befa, warga marah karena aksi kelompok bersenjata itu biadab dan tidak mencerminkan adat orang Lanny Jaya, terlebih karena dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari luar Lanny Jaya.

“Orang-orang itu berasal dari Puncak Jaya yang difasilitasi oleh seorang warga Distrik Pirime, Enden Wanimbo. Tindakan mereka tidak mencerminkan adat warga Lanny Jaya. Orang yang sudah mati, tak boleh diserang lagi,” ungkapnya.

Menurut Befa, Enden Wanimbo berstatus pegawai negeri sipil sebagai guru di salah satu sekolah di Pirime. Namun, dia mengaku pemerintah kabupaten tak bisa berbuat banyak karena khawatir jika ditindak maka kelompoknya akan membuat keonaran.

“Saya menduga banyak warga yang ikut-ikutan dengan kelompok ini karena anggota kelompok ini hidup membaur dengan masyarakat. Mereka berpropaganda ketika merdeka akan ada kehidupan baru,” tutur Befa.

Senada dengan Befa, ditempat berbeda Ketua DPR Papua, Deerd Tabuni juga menyampaikan kecaman terhadap aksi penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata yang menewaskan 2 anggota Polisi, Senin lalu.

Putra asli asal Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, ini mengaku sejak beberapa tahun terakhir tidak ada lagi pergerakan warga menuntut kemerdekaan di wilayah mereka.

“Di Lanny Jaya, daerah kami yang menjadi pusat gerakan melawan aparat, tapi sejak beberapa tahun terakhir sudah tenang. Saya yakin pelakunya bukan warga Lanny Jaya,” ungkap Deerd.

Deerd mengaku setuju dengan rencana pengejaran aparat kepolisian dibantu TNI terhadap kelompok kriminal bersenjata tersebut. Menurut dia kelompok tersebut sudah meresahkan warga dan mengganggu aktivitas pembangunan di wilayah Lanny Jaya.

“Sebelumnya harus diadakan pertemuan antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dengan pejabat distrik dan kampung. Dari situ akan diperoleh informasi keterlibatan warga yang memfasilitasi keberadaan kelompok ini. Mereka juga harus ditangkap,” tegas Deerd.


  Kompas  

[World Article] Sierra Madre dan Konflik Laut China Selatan

Kapal Sierra Madre yang dikaramkan di Karang Seond Thomas oleh Pemerintah Filipina tahun 1990-an   - satu detasemen marinir filipina di tempatkan pada badan kapal berkarat ini (Tomas Etzler / CNN)Kapal Sierra Madre yang dikaramkan di Karang Seond Thomas oleh Pemerintah Filipina tahun 1990-an – satu detasemen marinir filipina di tempatkan pada badan kapal berkarat ini (Tomas Etzler / CNN)

Saat pertama kali melihat, kapal itu tampak seperti kapal hantu yang berlabuh di tengah laut, berkarat dan dipenuhi tikus. Kapal perang eks Angkatan Laut AS itu, benar-benar di garis depan dari ketegangan antara Filipina dan China yang terus meningkat di Laut China Selatan.

Kapal itu sengaja dikaramkan Filipina pada karang kecil di Laut China Selatan, bagian dari gugusan pulau yang diklaim oleh kedua negara. Kapal Sierra Madre sepertinya bukan tempat untuk detasemen marinir Filipina yang berjaga-jaga di sekitar atol, menjaga perairan yang biru dari kapal China.

Untuk mencapai “landmark” yang tidak biasa itu (Siera Madre), yang terletak 194 kilometer dari provinsi Palawan di Filipina barat, tetaplah pengalaman yang membuat saraf sangat tegang.

Kami menghampiri karang kecil itu menggunakan perahu kayu tua milik nelayan dengan kecepatan tinggi -11 knot per jam. Dari utara, sebuah kapal penjaga pantai modern China, berlayar mendekat dengan kecepatan setidaknya dua kali lebih cepat, dengan tujuan menghalangi jalan kami. Sebuah kapal China yang kedua dengan cepat mendekat dari selatan dengan maksud yang sama.

Tapi mereka tidak berhasil menghalangi kami. Setelah beberapa menit yang penuh ketegangan, kami memasuki kawasan karang yang terlalu dangkal untuk kapal China yang besar. Beberapa nelayan di perahu kami berdoa lega – tidak selalu terjadi seperti ini.

Mungkin bisa dikatakan, tidak banyak orang tahu tentang Second Thomas Shoal, yang dikenal sebagai Ayungin di Filipina dan Ren’ai Jiao di China. Karang berbentuk air mati ini adalah bagian dari Kepulauan Spratly, kepulauan yang sebagian besar tidak berpenghuni, di tengah-tengah antara Filipina dan Vietnam, yang diklaim sepenuhnya oleh China dan diklaim sebagiannya oleh Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.

Masalah semakin rumit, setelah konflik ini menarik keterlibatan Amerika Serikat, yang memiliki perjanjian pertahanan bersama dengan Filipina. Hal ini juga mendorong hubungan keamanan yang lebih erat antara Filipina dan Jepang, yang Jepang sendiri berselisih dengan China atas pulau-pulau di Laut China Timur.

Sengketa di sini, terfokus pada kepemilikan batu karang kecil yang tak berpenghuni. Namun dampak dari perselisihan teritorial ini memiliki potensi untuk mempengaruhi keseimbangan kekuatan di seluruh wilayah. Nilai dari wilayah ini benar-benar terletak di bawah dasar laut berupa kantong gas alam dan minyak – seperti yang kita lihat baru-baru ini dengan penyebaran rig eksplorasi minyak oleh China di Kepulauan Paracel -wilayah lain yang disengketakan di Laut China Selatan.
Awal perjalanan yang sulit

The journey:: Wartawan Tomas Etzler membuat perjalanan panjang ke Pag-asa di wilayah Kepulauan Spratly yang diklaim oleh Filipina dan China.
Untuk bisa pergi ke Karang Second Thomas membutuhkan negosiasi berbulan bulan dengan pemerintah Filipina -karena kekhawatiran logistik dan keamanan -dan dibutuhkan tujuh hari perjalanan dengan perahu.

Saya mulai pengembaraan pada bulan April tahun 2014 di Puerto Princesa, ibukota provinsi Palawan. Saya bepergian dengan Eugenio Bito-Onon Jr, walikota Kalayaan, Kota terkecil dan salah satu kota termiskin di Filipina. Kota itu terdiri dari 10 pulau kecil dan terumbu karang yang terletak di ujung utara Spratly.

Kami menuju Pag-asa terlebih dulu, satu-satunya pulau di daerah ini yang memiliki penduduk sipil. Pulau itu pun hanya titik penghubung untuk mencapai Kapal Sierra Madre. Biasanya kapal Bito-Onon yang berbasis di Puerto Princesa, hanya melakukan perjalanan ke Pag-asa sekali setahun. Kami berhenti di beberapa pulau kecil dalam perjalanan ini. Ada beberapa rumah untuk unit kecil detasemen marinir Filipina -pertahanan terakhir terhadap perambahan pihak asing.

Pada akhir hari ketiga perjalanan, kam tiba di Pag-asa, pulau terbesar kedua di Spratly. Sebelumnya pulau ini murni sebuah pangkalan militer. Pemerintah Filipina mendorong warga sipil untuk pindah ke sini pada tahun 2002. Lebih dari 12 tahun kemudian, sekarang ada 120 orang hidup berdampingan dengan unit kecil angkatan udara Filipina, angkatan laut dan marinir yang masih ditempatkan di sini.

Jacqueline Morales, 28 tahun, pindah ke pulau ini dari Palawan bersama suami dan dua anak mereka. Dia ingin melayani negaranya karena mendengar Pulau Pag-asa sangat membutuhkan guru. Biaya hidup warga di sini sebagian disubsidi oleh pemerintah pusat, namun dia mengakui “faktor China” adalah yang menjadi kekhawatiran yang paling nyata.

“Saya menonton televisi. Kita tahu China tertarik pada pulau ini,” katanya. “Kami mempersiapkan diri di sini, mengantisipasi jika China menyerang kita. Sekolah ditugaskan sebagai pusat evakuasi. Saya gugup karena hal itu mungkin terjadi. Apa akibatnya pada kami?”
Antisipasi blokade oleh China marinir filipinaSeorang Marinir Filipina dengan tombak ikan darurat untuk makan malam berada di bayangan Sierra Madre

Seperti yang kami rencanakan dari awal, bagian akhir dari perjalanan kami -pergi ke Kapal Sierra Madre- ada kemungkinan harus menghadapi kapal penjaga pantai China versus awak kapal nelayan tradisional yang kami sewa untuk perjalanan. Kami telah diberitahu dari awal bahwa kapal China akan menghentikan atau mencoba menghentikan kapal- kapal yang mencoba memasuki shoal tempat Kapal Sierra Madre dikaramkan.

Kami sepakat strateginya adalah selama kapal China itu tidak hendak menabrak kapal mereka –beberapa kali terjadi di wilayah sengketa teritorial di wilayah ini –sang kapten kapal akan mencoba mengatasi manuver kapal China demi mencapai tujuan.

Kapal Sierra Madre dibangun oleh Amerika Serikat pada tahun 1944 untuk bertugas di Pasifik sebagai kapal transportasi selama Perang Dunia II. Kapal itu berpindah tangan dua kali setelah perang.

Pertama dipindahkan ke Angkatan Laut Vietnam Selatan selama Perang Vietnam, kemudian ke Filipina setelah jatuhnya Saigon, sekarang dikenal sebagai Kota Ho Chi Minh. Pada tahun 1999, Filipina sengaja mengaramkan Sierra Madre di Karang Second Thomas.

Menteri Pertahanan saat itu, Orlando Mercado Sanchez, mengambil tindakan itu sebagai reaksi terhadap keputusan China pada tahun 1994 untuk mengambil kontrol dari Karang Mischief , yang 13 mil laut sebelah barat laut dari Second Thomas Shoal.

“Kami dipaksa, dan kami tidak punya pilihan lain selain mencari sarana yang kita dapat untuk mempertahankan kehadiran kami,” jelasnya. “Dan selama pengamatan kami, kami memutuskan bahwa yang terbaik yang bisa kami lakukan adalah menambatkan kapak ke shoal itu dan mempertahankan pasukan kami di sana. Mereka telah di sana, selama ini.”

Manila mengklaim lokasi sengketa berada dalam zona ekonomi eksklusif 200-mil laut Filipiana.

China, mengacu wilayah Spratly sebagai Kepulauan Nansha, yang pertama kali ditemukan dan dijalankan kedaulatannya atas pulau-pulau itu oleh Kerajaan Tiongkok Kuno.

China bahkan menyatakan hak mereka atas pulau-pulau itu telah dicurangi dunia internasional, seperti Potsdam Proklamasi, yang mengatur wilayah Jepang pasca menyerah setelah menduduki sebagian besar wilayah di laut China selama Perang Dunia II. Pulau-pulau itu adalah bagian dari petak besar Laut China Selatan dan masuk ke dalam apa yang disebut Beijing sebagai “garis sembilan putus-putus,” sebuah garis berbentuk U yang menandai klaim wilayah China atas kedaulatan mereka.

Sebagian besar kapal mendekati Second Thomas Shoal datang dari Palawan, dari tenggara. Kami datang dari barat laut, dimana kapal patroli China tidak akan mengantisipasi, ujar kapten kami beralasan. Perahu kami mencoba menghindari mereka.

Dari kejauhan, Sierra Madre tampak seperti kapal besar lainnya. Hanya ketika Anda lebih dekat Anda menyadari sesuatu yang tidak beres.

Badan kapal yang menjulang terbakar oleh matahari di atas perairan yang biru berkilauan, layaknya bagian dari film untuk sekuel epik postapocalyptic seperti “Mad Max” atau “Waterworld.” Menara jembatan begitu berkarat dan seperti bisa runtuh setiap saat, sedangkan lambung kapal, penuh bopeng dengan besar, lubang berkarat. marinir filipina

Di sekitar perairan, aku melihat beberapa orang berenang dengan snorkel saat kami mendekat. Mereka adalah beberapa dari marinir Filipina yang sedang memancing dan ditempatkan di sini. Kedua kapal China yang awalnya mengejar kami, sekarang memantau dari luar shoal, hanya beberapa ratus meter jauhnya. Peristiwa ini seakan tidak nyata dan absurd.

Setelah mendaki di dek melalui tangga darurat yang mengkhawatirkan, kami disambut oleh Sang Komandan Letnan Earl Pama, Komandan. Marinir berusia 29 tahun ini telah berada di sini sejak 30 Maret. Seperti pulau-pulau lain di daerah ini, marinir ini dirotasi datang dan pergi setiap tiga bulan. Ini bukan penempatan yang mudah; Unit Marinir ini berhasil ke kapal Sierra Madre pada usaha kedua. Percobaan pertama, mereka diblokir oleh kapal penjaga pantai China.
Kapal China seperti hiu predator Detasemen marinir menghabiskan tiga bulan ditempatkan di Sierra Madre, dengan kondisi yang sangat sulit.Detasemen marinir menghabiskan tiga bulan ditempatkan di Sierra Madre, dengan kondisi yang sangat sulit.

Mereka menghadapi matahari yang tanpa ampun dengan suhu yang membakar. Selama hujan atau angin topan, ruangan radio, adalah satu satunya kontak mereka dengan atasan di Palawan, dan satu-satu ruangan di kapal yang tidak bocor. Para prajurit terputus dari dunia luar, untuk sebagian besar waktu mereka.

“Hidup kita di sini kadang-kadang sulit karena kita jauh dari keluarga,” kata Hilbert Bigania, seorang sersan 30 tahun. “Kita tidak bisa berkomunikasi dengan mereka, dan kita berada di tengah laut. Itulah hidup kita sehari-hari di sini. Kita tidak bisa berbuat apa-apa.” Hal ini menjadi perjuangan untuk bertahan hidup.

Marinir mengklaim bahwa pada tahun 2012, kapal-kapal China menjadi lebih agresif dan mulai melecehkan kapal angkatan laut Filipina yang membawa pasukan untuk rotasi dan logistik. “Apa yang mereka lakukan adalah memblokir barang-barang yang akan disampaikan kapal kepada kami, sehingga kami tidak memiliki makanan untuk dimakan dan kita tidak memiliki persediaan, bahkan air,” kata Pama.

Khawatir terjadi konflik terbuka dengan China, angkatan laut Filipina mulai menggunakan airdrops atau kapal nelayan sipil untuk membawa persediaan. Pada hari kedua saya di Sierra Madre, dua pesawat kecil angkatan laut menjatuhkan dua kotak persediaan. Satu mendarat di kapal, yang kedua di dalam air. Pesawat-pesawat Filipina tampaknya dibayangi oleh pesawat lain – pesawat mata-mata China, ujar marinir mengklaim.

Bungkusan yang dijatuhkan Berisi persediaan sembako, minuman ringan, sandal jepit dan handuk. Tapi apa yang membuat Marinir bersorak adalah surat dari anak mereka serta kotak makanan cepat saji yang diisi ayam goreng, nasi dan kentang goreng. Itu adalah pesta langka, karena hanya ada satu atau dua dropping seperti ini selama setiap penempatan pasukan di sini.

Sebagian besar makanan mereka terdiri dari ikan yang mereka tangkap. Menggunakan senjata tombak buatan atau batang kayu, mereka mencari ikan dua kali sehari. Perairan di sekitar perahu memiliki kedalaman dangkal 5 kaki (1,5 meter) dan penuh dengan kehidupan laut. Para prajurit bergerak di sekitar shoal (karang) dengan perahu karet buatan dan menggunakan strip kayu dengan tali karet sebagai sirip untuk mendorong diri mereka di sekitar air. Tangkapan tersebut kemudian dikeringkan dan dipanggang di dek kapal.

Memancing juga membantu mereka untuk membunuh waktu; tidak banyak yang bisa dilakukan di kapal. Bahkan berjalan di geladak juga berbahaya. Kapal Sierra Madre sangat lapuk dan penuh dengan lubang. Ketika tidak memancing, marinir memantau kapal China yang membayangi mereka, membersihkan senjata, latihan Fisik menggunakan bagian logam dari kapal sebagai beban atau bersantai di tempat tidur gantung, atau mendengarkan musik pop Filipina.

Tapi sebagian besar waktu bagi mereka adalah permainan menunggu yang tak berujung, bertanya-tanya akankah kapal saingan teritorial mereka China, akan mengitari mereka dan melakukan pergerakan.

China tidak memiliki alasan untuk menyerang shoal/ karang. China telah menjadi semakin tegas dalam klaim teritorial mereka di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi mereka tampaknya tidak terburu-buru. Yang mereka butuhkan adalah kesabaran – itu hanya masalah waktu sebelum kapal Sierra Madre rusak dan orang di dalamnya harus pergi meninggalkan. Kapal-kapal China akan dapat bergerak ke shoal tanpa harus mengeluarkan tembakan.

Awal tahun ini, Filipina mengajukan kasus ke PBB atas perilaku China di Laut China Selatan, termasuk pengepungan Shoal Second Thomas. China mengatakan tidak akan menerima arbitrase internasional, dan mengatakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan sengketa tersebut melalui negosiasi bilateral.

“Terlepas dari bagaimana cara Filipina mengajukan paket gugatannya, penyebab langsung dari sengketa antara China dan Filipina adalah pendudukan ilegal Filipina di bagian pulau-pulau di Laut China Selatan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei dalam sebuah pernyataan bulan Maret lalu.

Pejabat pemerintah Filipna yang sempat saya temui di Manila mengatakan jika kasus itu dibahas di PBB, yang diharapkan awal tahun depan, dan bertentangan dengan China, maka keputusannya tidak akan banyak berubah. Tidak ada mekanisme untuk menegakkan putusan – China punya hak Veto di PBB. Kebuntuan antara kedua negara kemungkinan akan terus selama bertahun-tahun.
“Kami akan menyerahkan nyawa kita’ Selama malam kedua dan pagi terakhir di perahu, saya bergabung dengan Letnan Pama saat ia duduk sendirian di geladak meminum Gatorade – courtesy dari airdrop sebelumnya – menatap matahari terbenam yang indah. Sebuah kapal China berlayar hanya beberapa ratus meter jauhnya. Aku bertanya apakah dia pikir China akan pindah dari posisi mereka.

“Jika China mencoba masuk ke sini, kami akan mempertahankannya,” jawabnya tanpa ragu-ragu. “Kami akan menggunakan pelatihan kami untuk mempertahankan kapal. Kami akan menyerahkan nyawa kami untuk mempertahankan kapal ini.”

Kami meninggalkan kapal Sierra Madre segera setelah pukul 5 pagi di hari berikutnya. Saat itu kapal-kapal China tidak terlihat bergerak.(CNN)

Kisah Perjalanan Journalist CNN, Tomas Etzler
Cerita dan Gambar oleh: Tomas Etzler untuk CNN
Editor : Paul Armstrong, CNN

  ★ JKGR  

[World Article] Jenasah Osama Tidak Ditenggelamkan ke Laut

Jenazah Osama bin Laden Dibakar, Bukan Dibuang ke Laut Osama_bin_ladenJASAD Osama bin Laden yang lenyap, setelah kematiannya, terus dipertanyakan. Sebuah email rahasia bocor dari perusahaan analisis intelijen yang mengatakan tubuh pentolan teroris yang menggetarkan AS itu, sebenarnya dikirim ke AS untuk dikremasi (dibakar), bukan dikuburkan di laut, sebagaimana diberitakan selama ini.

Osama bin Laden tewas pada 1 Mei 2011 dalam sergapan Team Six Navy SEAL Amerika Serikat, di kompleks persembunyiannya yang dirahasiakan di di Abbottabad, Pakistan, Pakistan.

Pemerintahan Obama mengatakan, setelah Osama tewas dalam serangan yang terkenal di Pakistan pada 2 Mei 2011, tubuhnya segera dilarung ke laut dari kapal induk USS Carl Vinson – sesuai dengan tradisi Islam.

Namun menurut email yang bocor, pentolan Al Qaeda yang dituding bertanggung-jawab atas ledakan gedung kembar World Trade Centre di New York itu setelah ditembak, jenazahnya diangkut kembali ke AS dan dikremasi (dibakar).

Email yang diduga bocor itu diperoleh kelompok hacker Anonymous dari Stratfor, sebuah organisasi yang berurusan dengan analisis intelijen dan analisis geopolitik.

Pekan lalu, Anonymous mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan akses ke 2,7 juta korespondensi rahasia antar perusahaan, dan mengatakan mereka bisa memberikan “kepulan senjata untuk sejumlah kejahatan”.

Para hacker mengatakan Stratfor, yang berbasis di Austin, Texas, berhasil membobol datebase rahasia.

Dalam email yang diberikan kepada WikiLeaks, dan berhasil disadap itu, wakil presiden perusahaan untuk intelijen, Fred Burton, mengatakan ia meragukan versi resmi Gedung Putih tentang apa yang terjadi pada tubuh bin Laden.

Wakil presiden Stratfor untuk intelijen, Fred Burton, mengatakan mayat itu ‘menuju Dover, [Delaware] pada [a] ‘pesawat CIA’ dan menuju ke markas Angkatan Bersenjata Institut Patologi di Bethesda [Maryland]‘.

Klaim itu meyakini adanya teori konspirasi, karena Institut Patologi milik Angkatan Bersenjata itu menutup operasinya pada 15 September 2011, empat bulan setelah kematian Osama bin Laden.WO/d


  Poskota  

Jumat, 01 Agustus 2014

[World Article] Tentara Israel diculik militan Gaza

Tentara Israel diserang ketika sedang berupaya menghancurkan terowongan di Gaza selatan. Tentara IsraelIsrael meneruskan pencarian atas seorang tentara yang diduga diculik militan Hamas pada masa gencatan senjata, yang sudah dilanggar hanya beberapa jam sejak ditetapkan.

Hadar Goldin, 23 tahun, hilang saat pasukan Israel -yang sedang berupaya menghancurkan terowongan bawah tanah- diserang.

Dua tentara juga tewas dalam bentrokan di sebelah selatan Jalur Gaza itu, Jumat pagi waktu setempat.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, sudah mendesak agar tentara itu dibebaskan dan menyebut penculikannya sebagai tindakan 'yang memalukan'.

Pemerintah Washington juga menuduh Hamas bertanggung jawab atas pelanggaran gencatan senjata kemanusiaan selama 72 jam.

Hamas tidak mengukuhkan bahwa mereka yang menculik tentara tersebut.

Tahun 2006 mereka menculik tentara Israel, Gilad Shalit, dan menahannya selama lima tahun sebelum dilepaskan tahun 2011 dengan ditukar pembebasan sekitar 1.000 tahanan Palestina.

Sementara itu Mesir mengatakan siap menerima perwakilan Israel dan Palestina untuk membahas gencatan senjata jangka panjang.

Namun Menteri Luar Negeri Mesir, Shameh Shukri, menegaskan kepada BBC bahwa perundingan itu baru bisa dimulai jika kedua pihak mematuhi gencatan senjata kemanusiaan.

Hingga saat ini sekitar 1.460 warga Palestina tewas sejak operasi militer Israel pada tanggal 8 Juli lalu sementara di kubu Israel jatuh 63 korban jiwa, yang sebagian besar adalah tentara.


  ★ BBC  

[World News] Rudal Baru China Bisa Melesat Sampai Amerika

Rudal DF-41 bisa membawa 10 hulu ledak nuklir. http://2.bp.blogspot.com/-HMGvnksi0gk/UEYeIZoCUKI/AAAAAAAAIHE/ZpFBywXZpOg/s1600/Rudal-Balistik-Dongfeng-41-china.jpgRudal DF41 (Google)

Pemerintah China mengungkapkan teknologi baru rudal balistik antarbenua yang selama ini dirahasiakan. Rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir ini adalah generasi terbaru yang bisa melesat hingga ke kota-kota di Amerika Serikat.

Hal ini disampaikan di situs pusat pengawasan lingkungan China di Shaanxi pada laman Global Times, dikutip Channel News Asia, Jumat 1 Agustus 2014. Disebutkan bahwa fasilitas militer di kota itu tengah mengembangkan rudal Dongfeng-41 (DF-41).

Rudal jenis ini selama ini telah diantisipasi kehadirannya oleh para pengamat Barat. Menurut laporan situs Jane's Strategic Weapon Systems, DF-41 adalah salah satu rudal dengan jarak terjauh di dunia. Rudal ini mampu membawa 10 hulu ledak nuklir dan mencapai jarak 12.000-14.000 kilometer, hingga ke daratan Amerika.

Perihal rudal ini sempat disinggung bulan lalu dalam laporan tahunan militer dan keamanan AS soal China. Dalam laporan itu dikatakan bahwa China tengah melakukan program modernisasi militer yang komprehensif untuk jangka panjang.

Keberadaan rudal ini tidak pernah diumumkan sebelumnya karena dirahasiakan. Situs pemerintah yang mengumumkan DF-41 juta juga telah menghapus pemberitaannya. Januari lalu, Kementerian Pertahanan China menegaskan ujicoba rudal hipersonik mereka bukan untuk "mengincar negara atau mencapai target tertentu."

AS mengawasi dengan lekat perkembangan militer China menyusul perang urat syaraf kedua negara terkait Laut China Selatan dan peretasan siber. China meningkatkan anggaran pertahanan mereka hingga dua digit dalam beberapa tahun terakhir, terbesar setelah AS.

Rudal jarak jauh tercanggih yang sebelumnya dimiliki China adalah DF-54 yang bisa membawa hulu ledak nuklir tunggal. Rudal yang bisa mencapai jarak 12.000 km ini diuji coba pertama kali tahun 1971. Namun kekurangannya, rudal ini harus diisi bahan bakar sekitar dua jam sebelum penembakannya, menjadikannya senjata yang kurang efektif di saat darurat.(ita)


  ★ Vivanews  

Indonesian attack craft complete test of C-705 missile system

With AK 630 CIWS China Clurit 641 (TNI AL)

T
he Indonesian Navy's (Tentera Nasional Indonesia - Angkatan Laut, or TNI-AL's) first two KCR-40-class attack craft, KRI Clurit and KRI Kujang, have completed sea acceptance tests of its C-705 surface-to-surface missiles' fire-control system.

According to a statement issued by the TNI-AL's Western Fleet Command (KOARMABAR) on 24 July, the tests, which included firing the missiles at a target, were carried out in the waters near Lingga Island, which is located about 200 km south of Singapore.

The TNI-AL has, however, stopped short of revealing further details of the fire-control system or the type of target engaged during these tests.

The C-705 is a multipurpose missile that was first displayed by China in October 2008 and bears resemblance to the C-602 (YJ-62) anti-ship missile, albeit smaller and lighter. The projectile has a maximum effective range of 140 km and is, in its basic version, guided by an 8 mm active radar during its terminal stage. The C-705 is believed to be capable of carrying a 130 kg HE semi-armour piercing (SAP) directional warhead.

The statement by KOARMABAR claims that during the tests it assessed the C-705's probability of sinking a ship to be 95.7% for vessels with a displacement of up to 1,500 tonnes. Each KCR-40-class vessel can carry up to four C-705 missiles.

IHS Jane's reported in February 2013 that the TNI-AL's KCR-40-class missile boats will be equipped with an initial batch of C-705 anti-ship missiles purchased from China, before making the transition to a version built indigenously by state-owned arms manufacturer PT Pindad. PT Indonesian Aerospace was also reported to be participating in local production of the C-705 in the future but no details of the company's progress on this are yet available.

It is believed that TNI-AL will receive between six to 12 missiles from China by the end of 2014 to equip the first two vessels of the class.

Clurit (641) and Kujang (642) were commissioned in April 2011 and February 2012 respectively and were joined by two other vessels in class in 2013 - KRI Beladau (643) and KRI Alamang (644). Indonesia is expected to operate up to 24 KCR-40 missile attack craft.

Clurit and Kujang are currently under the strength of the TNI-AL's Western Fleet (KOARMABAR) and are expected to be deployed for maritime patrol duties in the Riau Archipelago once fully operational.


  ★ IHS Janes  

Alutsista Kini, Eranya F-16 C/D 52ID

"Threats Never Stop Evolving. Neither Does the F-16.(Ancaman tak pernah berhenti berkembang. Demikian juga F-16.)" -- Lockheed Martin, pembuat jet tempur F-16 Pengisisian ulang diudara dalam ferry flight menuju Indonesia (TNI AU)

Setelah menempuh perjalanan panjang, juga setelah lewatnya pro-kontra pengadaannya empat tahun silam, jet tempur F-16 yang didapuk dengan seri F-16 C/D 52ID TNI Angkatan Udara ini pada Jumat (25/7/2014) lalu tiba di Tanah Air, tepatnya di Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun (Kompas, 26/7/2014). Tiga dari 24 pesawat yang dipesan terbang dari Guam selama 5 jam 16 menit dengan pengisian bahan bakar di udara oleh tanker KC-10 dari Pangkalan AU Yokota di Jepang.


Penerbangan yang diberi kode Viper Flight ini, seperti disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto dalam siaran pers, dipimpin oleh Kolonel Howard Purcell dengan pesawat bernomor ekor TS-1625, diikuti oleh Mayor Collin Coatney dan Letkol Firman Dwi Cahyono (TS-1620), serta Letkol Erick Houston dan Mayor Anjar Legowo (TS-1623). Setiba di Lanud Iswahyudi, para awak F-16 mutakhir ini disambut oleh Panglima Komando Operasi AU II Marsekal Muda Abdul Muis, didampingi Komandan Lanud Iswahyudi Marsekal Pertama Donny Ermawan dan Kepala Proyek "Peace Bima Sena II", yang menaungi pengadaan F-16 baru ini, yakni Kolonel Tek Amrullah Asnawi.

Kepala Staf TNI AU Marsekal IB Putu Dunia, dalam menyambut kedatangan F-16 C/D 52ID, mengatakan, proyek "Peace Bima Sena II" merupakan bagian dari pembangunan Kebutuhan Pokok Minimal (MEF, Minimum Essential Force).

Bersama dengan 10 unit F-16 A/B yang sudah diperoleh Indonesia pada 1989, ke-24 F-16 baru diproyeksikan menjadi kekuatan utama Skuadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Madiun, dan Skuadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru.

Jet-jet F-16 diharapkan dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan kekuatan udara (air power) RI untuk menegakkan kedaulatan nasional. Pesawat tempur ini juga diharapkan bisa menjadi tulang punggung operasi pertahanan udara. Selain itu, juga sebagai penjamin keunggulan udara komando gabungan TNI dalam penyelenggaraan operasi darat, laut, ataupun udara.

 Penguatan Blok 25 

F-16 C/D 52ID yang diterima TNI AU berdasarkan kontrak senilai hampir 700 juta dollar (sekitar Rp 8 triliun), yang kesepakatannya ditandatangani pada Januari 2013, masih akan datang lagi secara bertahap hingga genap 24 pada minggu kedua Oktober 2015 (Kementerian Pertahanan).

Ditinjau dari evolusi F-16, tipe yang diterima Indonesia bukan dari tipe yang paling mutakhir. Tipe paling mutakhir F-16 E/F dimiliki oleh Uni Emirat Arab, yakni dari Blok 60, yang tergolong pesawat tempur generasi 4,5, sementara F-16 yang membentuk kekuatan udara AS dan sejumlah AU dunia lain dari Blok 50/52+ (Defense Industry Daily, 26/1/2014).

F-16 C/D 52ID sebenarnya berasal dari Blok 25 yang sudah tidak digunakan lagi di AS. Dalam proses upgrading dan refurbishment (peremajaan), F-16 Blok 25 ini dibongkar total di Ogden Air Logistics Center di Pangkalan AU Hill, Utah. Rangka pesawat diganti dan diperkuat, kokpit diperbarui, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang. Semua sistem lama diperbarui dan mission computer yang menjadi otak pesawat ditambahkan. Tujuannya agar kemampuan jet meningkat setara dengan Blok 50/52.

Harapan itu didasarkan pada fakta bahwa yang jadi pusat pemutakhiran adalah pemasangan komputer misi MMC-7000A yang juga merupakan standar pada Blok 52+. Ada juga peningkatan kemampuan radar AN/APG-68. Selain itu, juga ada pemasangan Improved Modem Data Link untuk komunikasi data serta pemasangan Embedded GPS/INS yang menggabungkan fungsi GPS dan INS untuk penembakan bom JDAM. Jet baru TNI AU ini juga dilengkapi peralatan perang elektronik maju AN/ALQ-213 dan peralatan lain, seperti penerima peringatan radar dan set pelontar penangkalan (countermeasures) seperti chaff/flare anti radar/anti rudal.

Untuk mesin, F-16 C/D 52ID yang berbobot kotor maksimum 37.500 lbs menggunakan mesin Prat & Whitney F100-PW-220/E dengan daya dorong 24.000 lbs sehingga rasio dorongan terhadap berat (thrust-to-weight, T/W) menjadi 0,64. Bandingkan dengan Blok 52 dengan berat kotor maksimum 52.000 lbs dan ditenagai mesin F100-PW-229 dengan daya dorong 29.000 lbs. Di sini rasio T/W hanya 0,56, lebih kecil dibandingkan dengan F-16 C/D 52ID.

"Dalam close combat (pertempuran jarak dekat), F-16 TNI AU dengan T/W lebih besar memiliki kelincahan lebih baik daripada F-16 Blok 52," tulis Kolonel Agung "Sharky" Sasongkojati di Angkasa (Juli, 2014).

Kelebihan Blok 52, tambah Agung, adalah karena mesin lebih besar, ia bisa mengangkut senjata lebih berat. Karena bisa dipasang tangki bahan bakar ekstra (conformal) di punggung yang mampu mengangkut 600 galon, Blok 52 bisa terbang lebih jauh.

Di bagian senjata, selain rudal standar untuk pertempuran udara jarak dekat AIM-9 Sidewinder L/M/X, ia juga bisa dilengkapi rudal udara-ke-udara jarak sedang AMRAAM AIM-120 untuk memburu sasaran di luar pandangan mata (beyond visual range). Sementara untuk sasaran permukaan, F-16 baru dilengkapi dengan kanon 20 mm, bom MK 81/82/83/84, bom berpemandu laser Paveway, bom penghancur landasan Durandal, rudal anti tank Maverick AGM-65, rudal anti kapal Harpoon AGM-84, serta rudal anti radar HARM AGM-88.

 Empat dekade sukses 

Jika kini sudah 4.500 jet F-16 dibuat dan menjadi armada tempur 28 negara, kisah sukses jet yang dijuluki "Fighting Falcon" ini dimulai pada 2 Januari 1974. Saat itu, prototipe (purwarupa) F-16 yang bercat merah, putih, dan biru lepas landas dari Pangkalan AU Edwards di California untuk penerbangan udara resmi. Ini karena dua pekan sebelumnya, saat menguji di landasan, pilot penguji Phil Oestricher terpaksa harus mengudarakan pesawat setelah tiruan Sidewinder yang dipasang di ujung sayap nyaris menyentuh landasan.

Setelah itu, YF-16 yang kala itu masih dibuat General Dynamics (GD) berhasil memenangi kontes AU AS yang membutuhkan pesawat tempur ringan (Lightweight Fighter, LWF). Yang dikalahkan adalah YF-17 Cobra, yang kemudian bermetamorfosis menjadi F/A-18 Hornet yang dibuat Northrop (Show News, Farnborough, 15/7/2014, Lockheed Martin).

Setelah menang di AS dan kontrak diberikan untuk membuat F-16A (yang berkursi satu) dan F-16 B (berkursi dua) Januari 1975, pada Juni tahun itu pula Belgia, Belanda, Denmark, dan Norwegia juga memilih F-16. Mereka memesan 348 jet yang dibuat oleh Fokker di Belanda dan SABCA di Belgia berdasarkan kit yang diberikan oleh GD.

Pada Juni itu pula, purwarupa YF-16 kedua melakukan debut di Eropa ketika pilot penguji utama, Neil Anderson, menampilkan demo udara spektakuler di Paris Air Show, membuat negara-negara Eropa semakin jatuh hati pada pesawat tempur baru ini.

Kini, F-16 yang sudah punya 138 konfigurasi masih terus berevolusi menuju tipe lebih mutakhir, yakni F-16 Viper.


  ★ Kompas  

Pendukung ISIS Terancam Hukuman


Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai.

K
epala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengatakan, warga negara Indonesia yang memberikan dukungan terhadap kelompok bersenjata yang tergabung dalam Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) terancam hukuman.

"Di antaranya Pasal 23 huruf (f) Undang-Undang No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI. Dalam pasal itu disebutkan, WNI akan kehilangan kewarganegaraannya jika secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut. Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), kan, bagian dari negara asing," ujar Ansyaad, Kamis (31/7/2014) di Jakarta.

Ansyaad menambahkan, selain UU Kewarganegaraan RI, juga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). "Namun, kami masih mempelajari," katanya.

Menurut Ansyaad, kelompok radikal dan terorisme, termasuk NIIS, tetap menjadi ancaman serius di Indonesia. "Kelompok radikal di Indonesia sangat potensial direkrut oleh jaringan NIIS," ujarnya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), lanjut Ansyaad, memperkirakan 30-an WNI dari sejumlah daerah masuk ke Suriah atau Irak dan bergabung dengan kelompok serta mendukung NIIS. Mereka di antaranya dari Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur.

Terkait penegakan hukum atas kelompok radikal dan terorisme di Indonesia, menurut dia, UU Terorisme harus terus diperkuat. Untuk itu, diperlukan perubahan UU Terorisme yang dilakukan pemerintah bersama DPR. Di antaranya, penguatan dengan memberikan sanksi terhadap segala upaya awal aksi terorisme, seperti menebar kebencian terhadap NKRI dan Pancasila.

"Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap ancaman dan bahaya terorisme juga harus terus ditumbuhkan lewat tokoh-tokoh agama," ujarnya.

Polri terus memonitor

Sementara itu, Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Sutarman mengatakan, aparat Polri terus memonitor kelompok garis keras di Indonesia yang memiliki jaringan dengan NIIS.

Terkait dengan sejumlah WNI yang mendukung NIIS, Polri masih terus mempelajari sejumlah pasal perundang-undangan yang bisa menjeratnya.

"Selain terus memonitor, tim Polri juga masih mempelajari kaitan ketentuan pasal-pasal tersebut," ujarnya.

Sutarman memperkirakan, setidaknya ada sekitar puluhan orang Indonesia yang masuk ke Suriah dan bergabung dengan kelompok NIIS. "Mereka masuk ke sana bisa dari negara-negara Timur Tengah, seperti Yaman, Afganistan, Sudan, termasuk negara tetangga kita," katanya tanpa merinci negara dimaksud.

Menurut Sutarman, terkait kemungkinan adanya unsur pelanggaran hukum, Polri akan menindaknya jika memang terindikasi dan terbukti melanggar. "Kalau ada unsur-unsur (hukum) yang dilanggar, pasti akan ditindak," ujar Sutarman.(FER)


  ★ Kompas  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...