Sabtu, 27 Oktober 2012

Penangkapan Kelompok Hasmi



Polri: 11 Terduga Teroris Berasal dari Jaringan Hasmi

Pihak Polri menyebut mereka masih akan mendalami lagi jaringan itu, untuk memastikan apakah bakal ada kemungkinan penangkapan baru. 
Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror menangkap 11 anggota jaringan teroris Harakat Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi). Selain para terduga, diamankan pula sejumlah barang bukti bom siap ledak.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri, Irjen (Pol) Suhardi Alius menuturkan, sebelum rangkaian penggerebekan pada hari ini, Densus melakukan penggerebekan di Perumahan Amarta Residen Nomor B3, Taman, Josenan, Madiun, pada Jumat (26/10) sekitar pukul 20.00 WIB.


"(Di situ) Diamankan dua orang atas nama Agus Anton alias Thorik, dan Warso alias Kurniawan. Ditemukan barang bukti sejumlah bom siap ledak, bahan baku, serta buku panduan pembuatan bom," ujar Suhardi dalam jumpa pers di Mabes Polri, Sabtu (26/10).


Dikatakan Surhadi, Densus kemudian melakukan pengembangan, lalu menggerebek tiga tempat berbeda di Solo, Bogor dan Jakarta, secara serempak pada sekitar pukul 11.00 WIB hari ini.


"Di Solo, diamankan tiga orang. Pertama Abu Hanifah, pimpinan Hasmi. Ditangkap di Jalan Lawu Timur RT5 RW09, Mojosongo, Jembres, Solo. Kemudian, Harun ditangkap di Jalan Sumpah Pemuda, Dukuh Nowoso, RT05 RW12, Mojosongo, Jebres, Solo. Terakhir, Budianto alias Ari alias Ahmadun. Saat penangkapan dia sedang membonceng Abu Hanifah," terangnya.


Suhardi menyampaikan, di Solo juga ditemukan barang bukti bahan peledak, baik yang sudah siap ledak maupun dalam perakitan. "Barang buktinya, bahan peledak sudah siap, maupun (dalam) proses perakitan," jelasnya.


Selanjutnya, masih menurut Suhardi, Densus juga menggerebek sebuah tempat di Negla Sari Kidul, RT01 RW02, Leuwimekar, Leuwiliang, Bogor.


"Diamankan tiga orang. Pertama atas nama Emir dan Zainudin. Lalu dilakukan pengejaran terhadap Usman di daerah Cikaret, kurang lebih setengah jam dari Leuwiliang. Barang bukti yang diamankan, (adalah) bahan-bahan pembuatan serta perakitan bom, sejumlah amunisi dari beberapa kaliber, dan detonator," ungkapnya.


Lantas di Jakarta, Densus 88 pun melakukan penggerebekan di Palmerah Barat II RT03 RW09 Palmerah, Palmerah, Jakarta Barat.


"Ada dua orang yang diamankan atas nama Azhar dan Herman. Kemudian dikembangkan ke Kebon Kacang. Ditangkap atas nama Narto. Barang bukti yang diamankan (adalah) bahan-bahan perakitan bom," paparnya.


Dalam kesempatan itu, Suhardi pun menuturkan, semua terduga teroris tersebut merupakan anggota jaringan Hasmi.


"Mereka semua jaringan Hasmi. Ini jaringan baru. Kami masih mendalami lagi, apakah ada kemungkinan penangkapan baru," tandasnya.


Empat Titik Sasaran Bom Teroris Kelompok Hasmi

Belum diketahui kapan rencana dan pola peledakan, tapi dua titik sasaran diketahui berada di Jakarta, satu di Jawa Tengah, serta satu di Surabaya.

Polisi di Kemanggisan, Jakbar
Para terduga teroris dari kelompok Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi), disebutkan mengincar Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) dan tiga tempat lainnya, sebagai tempat sasaran pengeboman.

"Sasaran kelompok Hasmi ini: pertama, Konsulat Jenderal Amerika, Jalan Citra Raya Niaga 2, Surabaya; Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta; Plasa 89 yang di depannya terdapat Kedutaan Besar Australia dan kantor Freeport; serta Mako Brimob Jawa Tengah di Srondol, Jawa Tengah," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Suhardi Alius, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Sabtu (27/10).


Dikatakan Suhardi, pihaknya masih mendalami, kapan waktu yang direncanakan kelompok ini akan melancarkan aksinya.


"Kami masih dalami, kapan akan dilaksanakan. Kami juga belum tahu apakah akan diledakkan secara bersama-sama atau tidak. Sementara ini, dari hasil interograsi, sasaran mereka tempat-tempat itu," tambahnya.


Suhardi pun menuturkan, kelompok Hasmi merupakan kelompok baru. Kendati merupakan kelompok baru, mereka menurutnya punya kemampuan sama dengan kelompok lama.


"Mereka sudah belajar perakitan dan membuat bom sendiri. Belajar dari buku panduan, ada bahasa Indonesia dan Inggris. Biasa di-download dari internet. Ini kelompok baru. Tapi mereka punya kemampuan yang sama dengan kelompok lama," terangnya.


Menyoal apakah ada kaitannya kelompok Hasmi ini dengan kelompok lain, Suhardi menyampaikan bahwa pihaknya masih mendalaminya. "Kami masih dalami, apakah ada kaitannya dengan kelompok lain," katanya.


Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror menciduk 11 orang terduga teroris yang tergabung dalam jaringan Hasmi, pimpinan Abu Hanifah, di beberapa wilayah seperti Madiun, Solo, Bogor, dan Jakarta. Pada saat penangkapan, ditemukan sejumlah barang bukti berupa bahan peledak siap ledak, bahan yang masih dalam perakitan, amunisi, detonator, serta buku-buku panduan.


"Totalnya ada 11 orang yang ditangkap. Mereka semua satu jaringan. Latar belakang pendidikan mereka ada (yang) sarjana, buruh, dan lainnya. Kenapa kami tangkap secara serentak, supaya tidak lari kemana-mana," kata Suhardi pula.


Terkait dari mana jaringan ini mendapatkan dana atau adakah penyokong dananya, Suhardi mengatakan lagi bahwa pihak Densus 88 masih menelusurinya. "Penyokong dana masih dikembangkan. Densus 88 masih dalami itu," tandasnya.


Penjinak Bom Polri Ledakan Tabung Gas yang Dikira Bom

Diledakkan dengan pemicu jarak jauh

Tim Penjinak Bahan Peledak Brimob Polda Jawa Timur berhasil meledakkan sebuah tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang diduga bom rakitan dari rumah kontrakan terduga teroris Agus Anton, di Perumahan Puri Amarta Jalan Cokrobasonto, Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (27/10).


Bahan tersebut diledakkan di tengah kebun milik warga yang tak jauh dari lokasi sekitar pukul 17.30 WIB. Sebelum diledakkan dengan pemicu jarak jauh, lokasi peledakan disterilkan dari warga hingga radius 100 meter.


Meski suaranya tidak lantang, namun sempat membuat ratusan warga yang berada di lokasi kaget. Ratusan warga ini penasaran dan menonton aktivitas polisi yang sedang mengamankan lokasi.


"Tetap saja kaget padahal sudah siap-siap saat dikasih aba-aba sama Pak Polisi," ujar Sukardi, salah satu warga di lokasi tersebut.


Sebelum diledakkan, tim jihandak melakukan pemeriksaan intesif di seluruh bagian rumah. Pemeriksaan juga dilakukan di lingkungan luar rumah.


Hasilnya, petugas berhasil mengamankan satu buah tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang diduga bom rakitan. Tabung tersebut terlihat diplester dengan lakban berwarna hitam.


Kapolres Madiun Kota AKBP Adi Deriyan Jayamarta, tidak banyak berkomentar tentang peledakkan dugaan bom rakitan tersebut.


"Kami hanya mengamankan lokasi sekitar dari aktivitas warga. Di luar itu bukan wewenang kami karena langsung ditangani oleh Mabes Polri," ujar AKBP Adi di lokasi.


Rumah bernomor 3B tersebut dikontrak oleh terduga teroris Agus Anton Figian (31), warga Desa Sewulan Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, yang telah ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror pada Jumat (26/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Agus ditangkap di sebuah masjid di sekitar rumah kontrakannya.


Rumah tersebut dikontrak sejak satu tahun terakhir, namun baru terlihat aktivitas aneh sejak dua bulan terakhir.


"Rumah itu milik Pak Bambang. Dikontrakan sejak setahun terakhir. Seingat saya, dari awal yang mengontrak ya orang yang ditangkap polisi itu," ujar warga penghuni Perumahan Puri Amarta, Hendra.


Meski bertetangga, Hendra mengaku tidak kenal dengan Agus Anton. Sebab, orangnya pendiam dan tidak pernah berinteraksi dengan tetangga. Selain itu, tetangga anehnya tersebut juga sering beraktivitas di malam hari. Rumah tersebut juga sering didatangi oleh tamu pada malam hari.


Di lokasi Perumahan Puri Amarta hanya terdapat lima unit rumah. Dari lima unit rumah tersebut, hanya dua rumah yang telah ditempati. Yakni rumah yang dikontrak terduga teroris Agus Anton dan lainnya milik Hendra. Perumahan ini berjarak sekitar 100 Meter dari perumahan penduduk.


Bom Kelompok Hasmi Berdaya Ledak Tinggi

Menurut kepolisian, bahan peledak tabung gas itu terkategori high explosive, serta sudah ada beberapa buah yang siap ledak.

Gegana di Solo
Bahan peledak milik kelompok Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi) yang diamankan di Madiun, menurut pihak kepolisian, diketahui memiliki daya ledak tinggi. Ada sejumlah bahan yang sudah siap diledakkan.

"Bahan peledak tabung gas ini high explosive. Berisi bahan material pembuatan bom. Jumlahnya ada beberapa yang siap ledak," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri, Irjen (Pol) Suhardi Alius, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Sabtu (27/10).


Dikatakan Suhardi, pada saat penggerebekan di Madiun, Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror mendapatkan bahan peledaknya lebih dulu, baru menangkap terduga teroris.


"Kita dapatkan bomnya dulu, baru orangnya. Saat penggeledahan, orangnya tak ada. Lalu kita tangkap di tempat lain," tambahnya.


Menurut Suhardi, diketahui rencananya bom-bom itu akan diledakkan di sejumlah tempat. Antara lain yaitu Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Jakarta, Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya, Plasa 89 dekat Kedubes Australia dan kantor Freeport di Jakarta, serta Mako Brimob Jawa Tengah di Srondol.


Seperti diberitakan sebelumnya, Densus 88 telah menciduk 11 orang terduga teroris yang tergabung dalam jaringan Hasmi, di beberapa wilayah seperti Madiun, Solo, Bogor dan Jakarta. Mereka di antaranya adalah Agus Anton alias Thorik dan Warso alias Kurniawan (di Madiun); Abu Hanifah (pimpinan Hasmi), Harun, serta Budianto alias Ari alias Ahmadun (di Solo); lalu Emir alias Emirat, Zainudin dan Usman (Bogor); serta Azhar, Herman dan Narto (di Jakarta).


Pada saat penangkapan, pihak kepolisian menyebut ditemukan pula sejumlah barang bukti berupa bahan peledak siap ledak, bahan yang masih dalam perakitan, berikut amunisi, detonator, serta buku-buku panduan.

Tujuh Kapal Perang Koarmatim Ikuti Latgab TNI 2012

Kapal Perang sedang isi perbekalan
(Foto TNI AL)
Surabaya - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) akan menyiapkan beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), guna mengikuti Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2012. Beberapa unsur kapal perang yang disiapkan diantaranya, 3 kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR), 1 kapal perang kelas Sigma, 1 kapal Patrol Ship Killer (PSK), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT) dan 1 kapal Fast Patrol Boat (FPB).

Unsur kapal perang tersebut tergabung dalan Komado Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla), yang dipimpin oleh Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Arie Sudewo. Kemampuan tempur para awak kapal diuji dalam latihan Tactical Floor Game (TFG), di Gedung Panti Cahaya Armada (PTA), Koarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (25/10).


Tahap latihan kering atau TFG ini, disaksikan langsung oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, didampingi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Pangdiv-2 Kostrad Mayjen TNI Styo Sularso, serta para pejabat latihan. Dihadapan Panglima TNI, para pelaku latihan memaparkan tentang apa yang mereka laksanakan pada tahap Manuver Lapangan (Manlap) nanti.


Dalam tahapan ini, para pelaku masih dapat mengevaluasi tugas masing-masing unsur dan personel pada waktu yang telah ditentukan mereka hurus berada dimana dan berbuat apa. Seluruh unsur komando dalam latihan, mulai dari Kogasgabla, Kogasgabrat, Kogasgabfib, Kogasgabud dan Kogasgabratmin, berlatih di TFG guna menyamakan persepsi dan berkoordinasi sesuai sekenario yang akan diaplikasikan di lapangan.


“Sebagai titik berangkat pelaksanaan Latgab ini memilki dimensi taktis dan strategis serta dimensi politis. Dalam dimensi taktis dan strategis, latihan gabungan ini diarahkan guna meningkatkan kemampuan perorangan dan satuan, serta aplikasi doktrin dan protap operasi gabungan, sebagaimana perkembangan operasi militer modern, kata Panglima TNI pada saat membuka latihan ini, Sabtu (20/10).


Sedangkan dimensi politis, lanjut Panglima TNI, latihan ini sebagai bentuk kontinuitas dan deterrence effect dalam penyelenggaraan keamanan negara di masa damai terhadap gangguan kedaulatan negara dan menjaga aset nasional dalam bentuk sumber daya alam dan sumber daya lainnya.

© Dispenarmatim

PT PAL dapat dana revitalisasi

Mengawali tahun 2013, PT PAL Indonesia (Persero) berniat memperbanyak belanja modal peralatan. Sedikitnya, Rp 75 miliar anggaran diperuntukkan khusus untuk merevitalisasi fasilitas produksi hingga 2014. 

PT PAL Anggarkan Belanja Modal Rp 549 Miliar Untuk Tahun 2013
“Revitalisasi ini akan terus berjalan, dan belanja modal kami khususkan untuk modernisasi peralatan,” kata Direktur Utama PT PAL Firmansyah Arifin, Kamis (25/10).

Sebelumnya, PT PAL juga telah menginvestasikan biaya revitalisasi fasilitas produksi pada tahun ini senilai Rp 150 miliar. Bahkan, produsen kapal ‘berbendera’ BUMN tersebut mendapat tambahan dana revitalisasi untuk belanja modal seperdua bagian dari penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 648 miliar. “Separuhnya lagi untuk operasional perusahaan,” aku mantan Dirut PT DOK dan Perkapalan Surabaya (DPS) ini.

Dengan demikian, PT PAL yang sempat terseok karena merugi sekitar Rp 1,32 triliun pada tahun lalu itu mengalokasikan biaya revitalisasi untuk belanja modal sebesar Rp 549 miliar. Angka tersebut diperoleh dari rincian investasi senilai Rp 150 miliar pada tahun 2012 yang ditambahkan Rp 75 miliar biaya revitalisasi dalam setahun serta tambahan separuh bagian dari Rp 648 miliar dana PMN.


“Ini langkah awal dan kami optimis. Dukungan pemerintah melalui kucuran dana yang juga berasal dari stakeholder, semakin membangkitkan kami untuk merevitalisasi peralatan produksi,” ujarnya di sela peresmian program revitalisasi fasilitas produksi dan pendukung PT PAL, Rabu (24/10) siang.

Ia juga berkeyakinan, PT PAL bisa kembali menjadi lebih baik dalam hal produksi dan pembangunan kapal baru, produksi rekayasa umum, desain kapal maupun pelayanan perawatan serta perbaikan kapal, off shore maupun on shore. “Kami bertekad untuk memberikan yang terbaik dengan orientasi untuk kepuasan pelanggan,” jaminnya.

Disebutkan, untuk divisi perawatan dan perbaikan, pihaknya akan berusaha memangkas durasi doking kapal separuh dari waktu sebelumnya yang mencapai 3-4 minggu. Pasalnya, masa doking sangat berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan dan konsumen yang menggunakan jasa PT PAL. “Bukan hanya cepat, tapi kualitas doking, juga kami perhatikan,” ingatnya.

Dengan pelaksanaan revitalisasi fasilitas produksi dan pendukung ini, PT PAL siap memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan yang selama ini telah memberikan kepercayaan. Selain itu, revitalisasi ditubuh PT PAL akan semakin menguatkan sistem kinerja perseroan yang lebih baik.

Seperti diketahui, fasilitas yang ada PT PAL secara keseluruhan akan direvitalisasi dengan modernisasi peralatan canggih. Revitalisasi tersebut dilakukan dari seluruh divisi yang bergerak dalam ruang produksi pabrik pembuat kapal di lingkungan TNI AL tersebut.

Mengutip catatan publikasi PT PAL, sejumlah sarana yang direvitalisasi adalah Divisi Produksi termasuk fasilitas yang ada di Divisi Teknologi. Masing-masing diantaranya Divisi Kapal perang, Divisi Kapal Niaga, Divisi Rekayasa Umum, Divisi Perawatan dan Perbaikan serta Divisi Teknologi.
© Surabaya Pos

10 Terduga teroris ditangkap di Empat Wilayah

Jakarta - Detasemen Khusus Antiteror 88 Markas Besar Kepolisian RI menangkap 10 orang tersangka anggota teroris di empat wilayah. Penangkapan ini dilakukan Densus 88 sejak Sabtu pagi hingga siang ini.

"Infonya ada 10 orang, info lainnya setelah pemeriksaan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli, saat dihubungi, Sabtu, 27 Oktober 2012.

Boy memaparkan, penangkapan dilakukan di empat wilayah, yaitu tiga orang di Palmerah, Jakarta; dua orang di Bogor, Jawa Barat; tiga orang di Solo, Jawa Tengah; dan dua orang di Madiun, Jawa Timur. Boy belum bisa menjelaskan secara detail kronologi, identitas, dan jaringan 10 tersangka ini.

Polisi belum bisa menjelaskan lebih detail mengenai awal alur penangkapan, maupun hubungan tiap tersangka. "Tunggu sebentar, masih dikumpulkan (datanya)," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius.

Densus 88 Tangkap Tiga Terduga Teroris di Palmerah?

Jakarta - Detasemen Khusus 88 menangkap tiga orang yang diduga teroris sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka ditangkap di sebuah rumah yang terletak di Gang Haji Kimin, Palmerah Barat II, Palmerah, Jakarta Barat.

Informasi yang didapatkan Tempo, pasukan antiteror telah menahan tiga orang yang diduga merupakan pelaku terorisme. Berdasarkan keterangan warga sekitar, tiga orang tersebut adalah Suherman, 22 tahun, David, 18 tahun, dan satu orang yang belum diketahui identitasnya. "Satu lagi temannya, tapi tidak kenal siapa," kata Prawitno, 17 tahun, salah seorang warga Palmerah.

Rumah tersebut diketahui merupakan milik Turijo yang telah meninggal. Warga sekitar mengetahui rumah tersebut dihuni oleh kakak-beradik Suherman dan David, serta ibu keduanya, Mariyam, 40 tahun.

Hingga kini tim Gegana dari Polda Metro Jaya masih menyisir rumah pelaku. Tim gegana membawa satu tas hitam berukuran besar yang dicurigai memuat bahan peledak. Penggerebekan menjadi tontonan warga sekitar yang penasaran dengan peristiwa tersebut.

Polisi masih berjaga-jaga di sekitar tempat perkara. Garis kuning polisi telah dipasang agar masyarakat tidak mendekat ke rumah tersebut.

Temuan Densus 88 Saat Gerebek Teroris di Solo

Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menemukan dua bom siap ledak dan bahan pembuat bom saat menggeledah rumah terduga teroris di Jalan Lawu Timur IV, Mojosongo, Jebres, Solo, Sabtu, 27 Oktober 2012.

Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta, Komisaris Besar Asdjimain, mengatakan dua bom siap ledak kemudian diledakkan di luar rumah. "Kami juga menemukan detonator," ujarnya, di lokasi. Kemudian ditemukan 10 botol cairan kimia dan rangkaian bom.

Dia mengatakan pemilik rumah yang digerebek polisi ditangkap di Madiun, Jawa Timur pada Sabtu subuh, 27 Oktober 2012. "Dia diduga turut serta dalam tindak pidana terorisme," katanya. Namun, Kapolres menolak menyebutkan identitas pemilik rumah.

Menurut salah seorang warga, Sigit, rumah itu dihuni Bakrun, 70 tahun, dan anaknya, Mustofa. "Mereka tertutup. Tidak pernah bersosialisasi dengan warga," ujarnya.

Detasemen Khusus Antiteror 88 Markas Besar Kepolisian RI menangkap 10 orang tersangka anggota teroris di empat wilayah, sepanjang Sabtu pagi hingga siang ini. "Infonya ada 10 orang, info lainnya setelah pemeriksaan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli, saat dihubungi, Sabtu, 27 Oktober 2012.

Densus 88 Temukan Pistol Baretta Saat Penggerebekan di Solo

Jakarta - Lurah Mojosongo, Agus Triyono, mengatakan Detasemen Khusus Antiteror Mabes Polri menemukan pistol Baretta, cairan belerang, pupuk urea, rangkaian kabel, dan timbangan dari rumah yang digerebek di Jalan Lawu Timur IV, Marengan, Mojosongo, Jebres, Surakarta, Sabtu siang, 27 Oktober 2012.

"Tadi yang sudah jadi bom ditemukan di dalam rumah. Lalu diledakkan di luar rumah," katanya. Ia juga ikut menyaksikan proses penggeledahan.


Agus mengatakan sudah pernah menerima laporan warga tentang kegiatan mencurigakan di rumah tersebut. Laporan diterima sejak setahun lalu. “Sudah ada laporan sejak setahun lalu," katanya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta, Komisaris Besar Asdjimain, menyatakan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menemukan dua bom siap ledak dan bahan pembuat bom. Dua bom siap ledak kemudian diledakkan di luar rumah. "Kami juga menemukan detonator," ujarnya di lokasi. Kemudian ditemukan 10 botol cairan kimia dan rangkaian bom.

Satu Terduga Teroris Ditangkap di Tanah Abang

Jakarta - Detasemen Khusus 88 dan tim Gegana menangkap satu lagi orang yang diduga anggota Jaringan Anshorut Tauhid. Penangkapan itu terjadi sekitar pukul 12.15, di rumah milik Narlis, Jalan Kebon Kacang 14 Nomor 9, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Inisialnya NT yang ditangkap," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Sabtu, 27 Oktober 2012.

Rikwanto menjelaskan, Densus 88 telah mengambil dua tas ransel yang berisi bahan dan benda berbahaya. "Ransel itu ditemukan di dalam kamar oleh tim Jibom," ujarnya.

Saat ini, tim Gegana masih berjaga-jaga di lokasi kejadian dan memasang garis polisi. "TKP sudah diamankan dan situasi kondusif," ujar Rikwanto.

Empat Terduga Teroris Dibawa ke Mabes Polri

Jakarta - Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan sebanyak empat orang terduga teroris yang ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 langsung dibawa ke markas besar Kepolisian Republik Indonesia. Keempat terduga teroris yang ditangkap didua tempat berbeda di Jakarta itu bernama Suherman, 22 tahun; David, 18 tahun; Anto, dan Narto.

"Semuanya laki-laki dan langsung dibawa ke Mabes Polri," kata Rikwanto kepada Tempo, Sabtu 27 Oktober 2012.

Rikwanto membenarkan penangkapan ini merupakan kelanjutan dari penangkapan terduga teroris yang sebelumnya ditangkap di Solo, Madiun, dan Bogor.

Siang tadi, sekitar pukul 11.00, Densus 88 menangkap tiga orang yang diduga teroris. Penangkapan itu dari hasil penggerebekan di sebuah rumah yang terletak di Gang Haji Kimin, Palmerah Barat II, Palmerah, Jakarta Barat. Tiga orang tersebut bernama Suherman, 22 tahun; David, 18 tahun; dan Anto.

Kemudian, sekitar pukul 12.15, Densus 88 dan tim Gegana kembali menangkap satu orang yang diduga anggota Jaringan Anshorut Tauhid di sebuah rumah milik Narlis, Jalan Kebon Kacang 14 nomor 9, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Satu orang yang ditangkap itu bernama Narto.

Saat ini, kedua lokasi masih dijaga oleh tim gegana dan garis polisi juga sudah dipasang, agar tidak ada yang melintasi lokasi tersebut.

Menjaga Asa Militer Indonesia Untuk Menjadi ' Macan Asia "

Jakarta - Lembaga globalfirepower pada 2012 menyatakan Indonesia sebagai negara ke- 18 dalam hal kekuatan militer. Namun,itu lebih karena kekuatan manusianya.

Adapun untuk kondisi alat utama sistem senjata (alutsista), Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga berperingkat Globalfirepower di bawah Indonesia. Dalam sejumlah kesempatan, seperti pada awal Agustus 2012 di Mabes TNI dan diulangi pada saat HUT Ke-67 TNI pada 5 Oktober 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan betapa pentingnya penguatan pertahanan.

“Cita-cita dan semangat untuk tampil sebagai ‘macan asia’, itu masih. Lima tahun mendatang kita akan berubah, memiliki persenjataan, kita punya postur, punya alutsista. Saya minta dukungan rakyat, tidak boleh negara itu lemah dalam pertahanan. Nanti kalau lemah, mohon maaf, juga disepelekan negara-negara lain,” kata Presiden. Karena itu, pemerintah berkomitmen membangun pertahanan.

Alutsista TNI diperkuat melalui program percepatan pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF). Pembangunan itu semata-mata untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta integritas wilayah. Komitmen pemerintah tersebut ditandai dengan terus ditingkatkannya anggaran untuk sektor pertahanan. Pada 2004, anggaran pertahanan hanya Rp 21,7 triliun.

Kemudian meningkat pada 2006 menjadi Rp 28 triliun. Selanjutnya Rp 32,6 triliun pada 2007, Rp 32,8 triliun pada 2008, dan meningkat lagi menjadi Rp 33,67 triliun pada 2009. Sejak itu, anggaran terus bertambah hingga menjadi Rp 42,8 triliun pada 2010, lalu naik menjadi Rp 47,5 triliun pada 2011, dan Rp 64,4 triliun pada tahun ini. Tahun depan, direncanakan naik lagi menjadi Rp 77,7 triliun. Di luar anggaran APBN itu, ada dana khusus untuk percepatan pengadaan alutsista sesuai MEF senilai Rp 156 triliun untuk kurun 2010-2014.

Target 40% MEF
 

MBT Leopard 2 Revolution
Rencana strategis pengadaan alutsista sudah disusun dan mulai dijalankan. Selama 2010-2012 pengadaan berbagai jenis alutsista dilakukan. Butuh proses panjang sebelum pengadaan alutsista benar-benar terealisasi. Pro dan kontra selalu terjadi. Peristiwa yang masih hangat adalah saat pengadaan Leopard, hibah F-16 dari AS, maupun pembelian Sukhoi dari Rusia. Pada 2011 lalu tercatat sejumlah alutsista diterima TNI.

Di antaranya helikopter M1-17 asal Rusia untuk TNI AD dan kapal angkut landing platform dock (LPD) untuk TNI AL. Tahun ini TNI AU menerima empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano dari Brasil dan dua unit pesawat angkut ringan CN-295 asal Spanyol (bekerja sama dengan PT DI). TNI AL juga kembali menerima beberapa kapal cepat rudal (KCR).

Tak ketinggalan, TNI AD menerima tank tempur utama (MBT) Leopard, dan tank tempur medium Marder. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, hingga semester pertama 2014 akan ada sekitar 45 kegiatan pengadaan alutsista bergerak meliputi TNI AD,AL,AU. “Khusus untuk AU, alutsista bergerak 30%. Ada 14 jenis alutsista yang akan menambah kekuatan TNIAU, yakni pesawat tempur (5 jenis), pesawat angkut (3 jenis), helikopter (2 jenis), pesawat latih (2 jenis), UAV dan lainnya (2 jenis). Ini di luar radar,” sebutnya.

Untuk TNI AD, selain tambahan Leopard dan Marder, akan datang multi launcher rocket system (MLRS) dan meriam 155 mm/caesar. TNI AL di antaranya akan menerima kapal fregat, KCR, dan kapal selam. Dengan kondisi ini, pencapaian dari target MEF 2024 sudah bisa dirasakan cukup signifikan. “Pada akhir kabinet ini, saya yakin tidak hanya 30% untuk mencapai kemampuan pokok minimum, tapi saya yakin bisa mencapai 40%,” Purnomo meyakinkan.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menuturkan, pemerintah tidak memprioritaskan matra tertentu saja untuk diperkuat dengan menomor duakan matra lain. “Masing-masing sudah punya prioritas, Angkatan Darat punya, Angkatan Laut punya, Angkatan Udara punya. Itu yang kita laksanakan,” katanya. Dia juga yakin pemenuhan MEF bisa lebih cepat dari yang direncanakan.

Artinya, program itu sudah bisa dicapai sebelum 2024. Pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, menilai pengadaan alutsista yang berlangsung sekarang ini secara umum sudah sesuai rencana strategis (renstra). Andi menilai sekarang ini pemerintah sedang berusaha agar masing-masing angkatan memiliki senjata utama. “Platformnya apa yang perlu ditingkatkan sudah tepat,” katanya.

Sementara itu, gelontoran anggaran sektor pertahanan yang sangat besar dan terus meningkat tiap tahun diharapkan juga berdampak positif bagi kesejahteraan prajurit TNI. Pada akhirnya tidak saja alutsista TNI yang kuat, kesejahteraan prajurit juga meningkat.

Pemerintah meyakinkan bahwa kesejahteraan prajurit akan terus ditingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan. “Sekarang sudah ada tujuh macam tunjangan bagi prajurit, di luar gaji pokok,” kata Purnomo.[fefy dwi haryanto]
© Seputar Indonesia

TNI AL Sebagai Pionir Kebangkitan Spirit Maritim

Sebagai pengawal terdepan penjaga kedaulatan NKRI, TNI AL harus mampu menunjukkan bahwa kekuatannya mampu menanggulangi seluruh gangguan terhadap wilayah Indonesia. Kekuatan dan keunggulan utama TNI AL akan dinilai dari kiprah-kiprah satuan operasional Armada dalam menjamin kepentingan nasional di laut. Jika hal ini secara tuntas dapat dilaksanakan maka impian menjadikan TNI AL sebagai aset pertahanan nasional yang mumpuni telah menemukan jalurnya.

Pembekalan logistik (TNI AL)
Pada abad XIV dunia barat diramaikan dengan teori Copernicus, heliocentric system, yang menyatakan bahwa bumi bulat. Banyak kalangan memperdebatkan teori ini, termasuk para otoritas gereja yang meyakini bumi datar. Christopher Columbus yang juga meyakini bahwa bumi berbentuk bola kecil beranggap sebuah kapal dapat sampai ke timur melalui jalur barat. Dia kemudian menjelajah Samudra Atlantik dan tiba di benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492. Meskipun sebelumnya orang-orang Viking telah lebih dahulu tiba di Amerika Utara pada abad ke 11, namun sampai 6 abad kemudian klaim Columbus sebagai penemu benua Amerika tak tergoyahkan.

Bumi bulat juga diyakini Ferdinand Magellan yang kemudian membuktikannya dengan berlayar dari Eropa ke barat menuju Asia dengan maksud mengelilingi bola dunia dan menjadi orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik. Meskipun dia tewas terbunuh di Filipina, tim ekspedisinya berhasil menyelesaikan misi mengelilingi bola dunia dan kembali ke Spanyol tahun 1522. Tahun 1498 Vasco da Gama mengarungi samudera Atlantik untuk meneruskan misi Bartolomeus Dias yang hanya sampai Tanjung Harapan dan berhasil mendarat di India.

Temuan jalur ini membuka rute antara Eropa dan India serta Timur Jauh yang kemudian membawa peningkatan ekonomi luar biasa bagi masyarakat Eropa, sekaligus berakibat kemunduran luar biasa bagi pedagang-pedagang Muslim yang semula menguasai jalur tersebut. India yang sebelumya wilayah terpencil dan hanya menjalin hubungan ke Asia Tenggara, segera menjadi wilayah penting dalam perdagangan Timur - Barat.

Cara Barentz berbeda lagi, dia ingin mencapai Asia dengan keliling bumi melalui Utara. Sayangnya ekspedisi Barentz terhenti karena sesampai di Kutub Utara air laut membeku. James Cook melakukan langkah serupa tetapi kearah selatan dan pada tahun 1770 dia berhasil mendarat di Australia sehingga dia dianggap sebagai penemu Benua Australia.


Dari rentetan berbagai penjelajahan laut ini menjadi gambaran bahwa para pelaut mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan peradaban dunia. Hal-hal yang sebelumnya sebatas ilusi dan teori-teori di lembaran buku, di tangan para pelaut menjadi empiris. Tanpa pelaut mungkin agama Hindu - Budha hanya akan menjadi agama eksklusif orang-orang India, agama Kristen hanya milik orang Jerusalem, agama Islam hanya milik orang Mekah-Madinah. Namun oleh para pelautlah kitab-kitab suci “berbunyi” dan menjadi penggerak dinamika kehidupan di muka bumi. Kaum pelaut tidak hanya menjadi penggubah dan pengubah sejarah, tetapi sekaligus penyebar seruan.

Penjelajahan para pelaut juga tidak sebatas pengembaraan saja tetapi juga meninggalkan berbagai catatan sejarah penting. Jika Marcopolo tidak menceritakan dan membuat catatan penjelajahan ke Asia, mungkin orang Eropa akan lebih lama terkungkung dalam kegelapan. Jika I-tsing tidak membuat catatan dalam kunjungan ke Sriwijaya, mungkin sejarah nusantara pertama itu hanya akan terdengar sayup-sayup. Jika Mattiussi tidak meninggalkan catatan dalam perjalanannya ke Jawa, mungkin sedikit yang diketahui tentang sejarah perang Singasari - Mongol. Juga dengan pentingnya catatan penjelajahan Laksamana Cheng Ho ke wilayah Nusantara yang sempat berkunjung ke Majapahit pada masa Wikramawardhana, hal itu memperkaya literatur sejarah kejayaan para pendahulu kita. Tanpa wawasan maritim Gajahmada, mungkin saat ini tidak ada Wawasan Nusatara. Tanpa pembangunan kekuatan maritim dan para pelaut tangguh seperti Laksamana Nala, mungkin wilayah nusantara akan menjadi jarahan bangsa Mongol yang masih bersikeras membalas dendam atas perlakuan Kertanegara dan kekalahan dari Raden Wijaya. Oleh otot dan pena para pelaut, sejarah itu diuntai sehingga tersambung menjadi rentetan benang merah perjalanan dunia. Bayangkan, tanpa kegigihan para pelaut mungkin peradaban bumi akan bergerak sangat lamban.

Melihat bagaimana pelaut menorehkan sejarah panjang di muka bumi, maka selayaknyalah para pelaut Indonesia bangga telah menjadi bagian masyarakat penggerak peradaban dunia. Bahkan tidak hanya dimuka bumi, peran pelaut dalam mendorong peradaban menjamah hingga luar angkasa. Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa Neil Armstrong, astronot pertama yang mendarat di bulan adalah perwira US Navy. Amstrong yang meninggal pada 25 Agustus lalu telah menerima 20 medali pertempuran. Peran pioner pelaut dalam mendorong peradaban tidak lepas etos-etos pelaut yang melekat kuat dan menjadi nyawa bagi terbentuknya budaya kelautan, seperti inklusif, berani, tangguh, kuat, disiplin, pantang menyerah, solidaritas tinggi, dan respek. Budaya-budaya seperti inilah yang saat ini langka di Indonesia. Budaya penjelajah samudra sebagaimana nenek moyang Nusantara yang mampu menyeberangi Samudra Hindia hingga mencapai Afrika pada abad ke 5 SM, telah lama rapuh.



Saat ini, meskipun mayoritas masih sebatas wacana, keinginan untuk membangkitkan dunia maritim Indonesia kembali bergairah. Lahirnya Wawasan Nusantara di tahun 1957 tidak lepas dari kesadaran maritim para pemimpin bangsa kala itu. Kegagalan Indonesia menjadi negara agraris menggiring sektor laut kembali mengemuka, terlebih dengan lahirnya lapisan masyarakat yang aktif berkampanye pentingnya kembali ke semangat maritim dan budaya maritim. Belajar dari berbagai negara maju seperti China, Jepang, Korea Selatan yang mampu unggul dengan berpijak pada budaya adi luhung mereka, maka
bangsa inipun sebenarnya bisa melakukan hal serupa dengan budaya unggul kita yang sudah terbukti pernah membawa kejayaan, yaitu budaya maritim.


Beberapa contoh budaya maritim yang apabila diaplikasikan dalam etos hidup keseharian dapat menjadi budaya unggul kita misalnya ketaatan mutlak pelaut terhadap peraturan diatas kapal yang tidak terbantahkan, ini tentu akan mendorong kedisiplinan warga terhadap peraturan yang berlaku sehingga tidak perlu ada suap menyuap dan korupsi. Sikap respek terhadap atasan dan sesama awak kapal, jika diaplikasikan dalam keseharian akan menjadi perekat bagi keselarasan hidup berbangsa dan bernegara. Sifat berani, pantang menyerah, siap bekerja keras dan keinginan kuat mencapai hasil terbaik yang merupakan sikap yang telah terpatri bagi tiap pelaut, apabila diaplikasikan akan menciptakan budaya sukses bagi tiap warga bangsa. Pentingnya kehormatan bagi pelaut juga dapat menjadi contoh bagi setiap warga negara untuk menciptakan budaya malu dan hidup lebih beretika. Sendainya spirit maritim ini menjadi nafas bagi bangsa ini, Indonesia akan menjadi bangsa unggul dan tidak lagi menjadi budak bangsa asing.

Untuk mentransformasikan ini kita membutuhkan pelopor, terutama dari kaum pelaut sendiri terutama TNI AL. Keluarga besar TNI AL harus mampu menjadi role model bagi bangkitnya budaya maritim dengan cara menunjukkan etos dan perilaku maritim sehingga mampu menjadi insipirasi bagi setiap warga bangsa. Untuk dapat menjadi role model TNI AL harus kuat dan tangguh dan ini merupakan keniscayaan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Sebuah benua maritim tentu membutuhkan kekuatan maritim yang besar berikut berbagai atributnya. Tentu agak sulit untuk kembali membangun kekuatan TNI AL seperti pada era 1960-an, karena selain membutuhkan anggaran yang besar juga perlu waktu yang lama. Tugas yang diemban TNI AL sangat berat sehingga harus dibekali infrastruktur yang memadai.

Untuk menjaga lebih dari 17 ribu pulau yang terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudera Hindia dan Pacific dengan panjang pantai 95.181 kilometer dan luas lautan 5.866.165 Km2 tentu membutuhkan sumber daya yang luar biasa. Geostrategis Indonesia yang merupakan silang dua samudra besar dan merupakan alur laut tersibuk di dunia menjadikan tantangan tersendiri bagi pembangunan kekuatan laut Indonesia. Belum lagi dengan dinamika pertahanan kawasan yang setiap saat dapat mengancam kedaulatan negara, seperti kebijakan pertahanan Australia AMIS 2005 (Australia’s Maritime Identification System) sejauh 1000 mil (1850 Km) yang berarti memasukkan wilayah ZEE Indonesia sebagai zona penangkal dalam satu waktu dapat saja menyulut sengketa. Juga dengan kebijakan USA tentang seapower protects (the American way of life) dengan strateginya A Cooperative Strategy for 21st Century Seapower yang implementasinya telah mengepung wilayah Indonesia dengan penempatan armada di Darwin, Singapura dan Philipina.


Berbagai kalangan berpendapat bahwa ancaman perang konvensional sudah berkurang, namun menilik dari belanja pertahanan laut negara-negara Asia Pasifik selama sepuluh tahun terakhir yang mencapai US $ 108 milyar bukanlah sebuah khabar baik. Pada masa ini ada sekitar 841 kapal baru yang siap beroperasi, 83 diantaranya adalah kapal selam, yang akan bertebaran di wilayah Asia Pasifik. Tebaran kekuatan laut negara-negara tetangga dapat segera menjadi ancaman apabila masalah perbatasan maritim Indonesia dengan negara tetangga tidak segera dituntaskan. Konfigurasi kekuatan laut kawasan inilah yang akan menjadi batu ujian yang sangat berat bagi TNI AL sehingga keberadaan armada tangguh mutlak harus. Tidak tuntasnya penanganan berbagai gangguan terhadap kedaulatan maritim Indonesia seperti pembajakan, pencurian ikan, pembuangan limbah oleh kapal asing, trafficking, penyelundupan narkoba, nelayan pelintas batas hingga persengketaan perbatasan dengan negara tetangga sedikit banyak akan mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap TNI AL. Sebagai pengawal terdepan penjaga kedaulatan NKRI, TNI AL harus mampu menunjukkan bahwa kekuatannya mampu menanggulangi seluruh gangguan terhadap wilayah Indonesia. Kekuatan dan keunggulan utama TNI AL akan dinilai dari kiprah-kiprah satuan operasional Armada dalam menjamin kepentingan nasional di laut. Jika hal ini secara tuntas dapat dilaksanakan maka impian menjadikan TNI AL sebagai aset pertahanan nasional yang mumpuni telah menemukan jalurnya.

Namun demikian tentunya hal tersebut tidak dapat dipikul oleh TNI AL sendiri, TNI AL dapat menjadi sumber inspirasi jika berada dalam lingkungan keunggulan dan lingkungan ini memerlukan dukungan politik. Pembangunan karakter memang penting, namun tanpa dukungan infrastruktur yang kuat akan sulit bagi TNI AL menghadapi ancaman global.

Matra laut tidaklah sama dengan matra lain yang dalam keadaan kepepet cukup modal nekad dan modal bambu runcing. Pertahanan laut membutuhkan piranti teknologi yang handal. Kita tentu berharap berbagai keterbatasan ini tidak akan sedikitpun menyurutkan TNI AL dalam menghadapi badai gelombang. Dan kita juga berharap kegigihan ini akan menular dan menjadi inspirasi bangkitnya budaya maritim. Tidak hanya mendorong terciptanya budaya unggul tetapi juga menjadi penerus tradisi-tradisi besar para pelaut masa lampau sebagai pendorong dinamika peradaban dunia.(mz/jalasena)

Jalasveva Jayamahe !!!.
© Jalasena * Edisi No. 09 * September Th. I  2012 ©

Jumat, 26 Oktober 2012

Singapura Apresiasi Peran Indonesia dalam Isu Laut China Selatan

http://www.jurnas.com/fototmp/detail/58417-74831-3612786-0-d03c2be953da616e3dc7f070ffc745ed.jpg?1351129612
HUBUNGAN bilateral Indonesia - Singapura semakin kuat. Faktor kerja sama ekonomi yang saling menunjang menjadi faktor pendorongnya. Singapura mengapresiasi peran Indonesia dalam isu Laut China Selatan

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegewa ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam di Yogyakarta, Rabu (24/10) di sela-sela pertemuan ke-5 Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction.

Dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri dinyatakan, kedua menteri sependapat bahwa hubungan kedua negara secara keseluruhan berlangsung baik dan semakin kuat.

Ini tercermin dengan semakin meningkatnya angka perdagangan antara kedua negara. "Singapura merupakan investor terbesar di Indonesia," kata Marty.

Sementara Shanmugam menggambarkan kerja sama ekonomi dengan Indonesia sangat menguntungkan.

Selain isu bilateral, pertemuan ini juga membahas isu seputar kawasan Laut China Selatan. Shanmugam menyambut baik prakarsa Marty tentang Zero Draft COC (code of cunduct) dan mengapresiasi peran Indonesia dalam mengelola isu Laut China Selatan.

Pertemuan bilateral ini merupakan forum 6 bulanan yang membahas kerja sama dua negara dan isu-isu strategis tentang kawasan.

Pertemuan dua menteri ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan dua kepala negara bulan depan.

Menurut Marty, pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam itu juga akan membahas perkembangan kerja sama antara kedua negara.
© Jurnas

Hibah F-16 dan Sistem Pertahanan Negara

F-16 melakukan patroli rutin
(Foto TNI AU)
BERITA paling hangat dibidang pertahanan Indonesia kini adalah tentang kabar hibah pesawat terbang tempur F-16 dari pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia. F-16, sebagai “multirole jet fighter aircraft” adalah satu dari sedikit jenis pesawat tempur yang paling laris di dunia, karena telah membuktikan dirinya sebagai “Jet fighter aircraft yang telah “war-proven”. Pesawat tempur yang telah memperlihatkan unjuk kerjanya yang spektakuler pada laga pertempuran udara dalam banyak panggung perang terbuka dimuka bumi ini.

Pada prinsipnya, proses pengadaan pesawat tempur yang ideal sebagai sub sistem dari alat utama sistem persenjataan haruslah mengalir dari satu perencanaan jangka panjang yang matang dan terpadu serta konsisten. Itu sebabnya antara lain, proses pengadaan ditengah jalan yang muncul dari format hibah atau apapun namanya pasti dan selalu mengundang kontroversi. Tidak selalu buruk dan inefisiensi yang akan terjadi, tetapi peluang untuk berhadapan dengan banyak kesulitan telah berulang kita alami.

Satu diantaranya adalah “hibah” atau “beli murah” sebanyak 39 buah kapal perang ex Jerman Timur. Yang sangat menonjol, disamping problema lain-lain yang terjadi adalah timbulnya berbagai masalah dalam peng-operasi-an kapal saat digunakan oleh para personil Angkatan Laut kita. Dengan singkat dapat disebutkan bahwa muncul masalah prinsip dan bersifat teknis pada aspek operasional di Angkatan Laut sebagai pengguna kapal perang.

Indonesia sebagai satu Negara yang serba terbatas, terutama dalam sektor finansial pendukung pembangunan Angkatan Perang, maka model “hibah” menjadi layak juga untuk dipertimbangkan. Hanya saja kajian yang dilakukan sebelum diambil keputusan, harus benar-benar memperhatikan berbagai aspek terkait dan terutama sekali aspek penggunaan operasionalisasinya. Faktor efisiensi dan otorisasi penggunaan anggaran pasti menjadi penting dalam hal ini, karena “hibah” juga akan menyangkut soal dukungan dana yang akan berpengaruh kepada aspek kepentingan politik baik dalam maupun luar negeri Indonesia. Namun diluar semua itu yang paling dan akan sangat dominan untuk dipertimbangkan adalah “aspek operasional” nya, karena akan berkait langsung dengan figur dan performa dari satu sistem pertahanan Negara secara keseluruhan. 

Pengoperasian satuan atau gugus atau unit tempur, yang antara lain dipagari oleh ”operation requirement” dari satu Angkatan Perang mengandung banyak hal yang harus dipertimbangkan masak-masak dan detil sifatnya. Dalam hal pengadaan, lebih-lebih yang bermodel “hibah” peralatan militer, maka kajian bidang operasi menjadi sangat penting, dengan risiko kekeliruan sedikit saja dalam perhitungan akan berakibat fatal. Fatal dalam konteks taktik dan teknik penggunaan sistem senjata sebagai peralatan perang. Harus dipahami sungguh-sungguh bahwa ”operation requirement” dan semua yang berkait langsung dengan penggunaan sistem senjata dalam peperangan, bukan sesuatu yang mudah untuk dipelajari. Hal ini tidak dapat dipahami dalam 1 atau 2 hari atau bahkan 1 atau dua bulan saja. Pemahaman tentang hal ini memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang puluhan tahun lamanya.

Sekedar contoh saja hubungannya dengan pesawat F-16, buatan ”General Dynamic” dan sekarang ”Lockheed Martin”. Sebagai pesawat yang cukup banyak dipakai oleh Angkatan Udara dari berbagai negara, maka pesawat F-16 mengalami banyak penyempurnaan dalam tahapan produksinya. Penyempurnaan sebagai konsekuensi logis dari penggunaan pesawat terbang yang sukses berperan dalam berbagai misi pertempuran udara. Agar lebih banyak lagi pemakainya, maka pihak pabrikpun tidak ragu-ragu memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya dari waktu ke waktu sesuai dengan masukan yang diterima dari berbagai pengguna pesawat dilapangan.

Demikianlah kemudian dikenal pesawat-pesawat F-16 dengan berbagai variant dan juga peningkatan kemampuan mesin dan avionik serta kerangkanya yang antara lain menggunakan kode ”Block”. Ada F-16 A/B atau D dan juga F-16 block 10; 20; 30 dan yang terakhir block 60 yang merupakan pesanan Uni Emirat Arab. Seri A, B serta Block disamping menggambarkan jenis pesawat serta peningkatan kemampuan dan penyempurnaan sistem mesin, kerangka dan radar serta peralatan elektroniknya, juga mencerminkan misi apa yang akan disandang oleh pesawat yang bersangkutan. Disamping sukses sebagai pesawat dengan peran perang udara, F- 16 juga sukses digunakan sebagai pesawat untuk ground attack, penyerang sasaran didarat yang sangat presisi.

Disini hendak digambarkan bahwa tidak selalu harus mengartikan pesawat block 50 itu lebih baik dari pada block 40 misalnya. Semua masih akan tergantung pada banyak faktor kepentingan operasi lainnya seperti akan digunakan apa F-16 tersebut ditata di skadron udara dalam jajaran susunan tempur Angkatan Udara. Bisa untuk perang udara dan juga bisa untuk keperluan penyerangan udara ke darat, dan masih banyak lagi faktor lainnya dalam merumuskan kualifikasi unsur satuan tempur yang akan terdiri dari pesawat-pesawat fighter sejenis F-16. Pemahaman ini, sekali lagi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat menguasainya.

Sangat tidak mungkin diperoleh hanya dari ceramah salesman nya pabrik atau lebih-lebih dari agen penjualnya. Untuk diketahui dalam konteks pengoperasian sistem senjata (taktik dan teknik), Angkatan Udara lebih banyak dan lebih intens mendiskusikannya dengan Angkatan Udara pengguna utama peralatan tersebut dalam hal ini USAF dan Angkatan Udara Negara lain pengguna F-16, misalnya dalam kerangka forum kerjasama operasi dan latihan antar Angkatan Udara (airman to airman talk). Pihak pabrik hanya terbatas memberikan informasi yang berkait dengan aircraft development, yang berkait dengan masalah rancang bangun dari pesawat dan peralatan persenjataan, elektronik dan navigasi saja.

Oleh sebab itu, dengan berbagai pertimbangan yang masuk akal, maka proses hibah F-16 layak dan patut dipertimbangkan dengan catatan pelaksanaannya harus atau hanya melalui G to G dalam hal ini mungkin melalui FMS (Foreign Military Sales). Spesifikasi teknis harus datang dari Angkatan Udara sebagai pengguna yang tahu betul aspek pengoperasian, pemeliharaan dari pesawat tempur serta pengelolaan sdm nya. Keterlibatan pihak ketiga seyogyanya dihindari, karena dipastikan mereka secara teknis tidak menguasai ”technical know-how”, terutama dalam penggunaan operasional sebuah pesawat tempur. Pada umumnya pihak ketiga hanya dibekali sedikit pengetahuan teknis yang lebih menjurus pada aspek ”marketing” suatu produk yang berasal dari pabrik pembuat atau agen penjualnya belaka. Hal ini akan sangat berpeluang membuka pintu terjadinya inefisiensi penggunaan dana yang sudah terbatas itu.

Untuk mekanisme dalam pertimbangan prosedur dan penggunaan dana tentu saja tetap menjadi hak nya institusi terkait sesuai undang-undang, tetapi sekali lagi untuk aspek operasional penggunaan sebuah peralatan sistem senjata serahkanlah kepada calon pemakainya dalam hal ini Angkatan Udara.

Dengan demikian dapat diharapkan, model hibah yang merupakan pengadaan yang muncul ditengah jalan, tidak lah akan menjadi faktor yang memporak-porandakan rencana jangka panjang pembangunan sistem pertahanan nasional Indonesia.

Jakarta 26 Oktober 2011
Chappy Hakim
Artikel ini sudah dimuat Koran Kompas tanggal 26-10-2011
© Chappy Hakim

Kamis, 25 Oktober 2012

Alutsista TNI AU Terus Ditingkatkan

Sukhoi TNI AU
MENTERI Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro memberikan pembekalan tentang perkembangan kebijaksanaan pertahanan negara terkini kepada 130 Perwira Siswa (Pasis) Seskoau Angkatan ke-49 di Bangsal Srutasala Seskoau, Lembang, Rabu (24/10).

Pembekalan ini merupakan program Pendidikan Seskoau untuk memberikan wawasan kepada para perwira siswa, sebelum mereka mengakhiri pendidikan akhir Oktober 2012 mendatang.

Dalam pembekalan itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyoroti soal “Produk Strategis, Alokasi Anggaran dan Perkembangan MEF (Minimum Essential Force atau Kekuatan Pokok Minimum).

Menhan secara khusus menyoroti berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) yang digunakan TNI Angkatan Udara saat ini dan rencana jangka pendek serta jangkauan ke depan.

“Saat ini TNI telah melaksanakan modernisasi berbagai alutsistanya, yang sejak 15 tahun sebelumnya tidak mengalami perkembangan berarti,” kata Menhan seperti dilansir dalam siaran pers Komandan Seskoau Marsekal Muda TNI Sudipo Handoyo yang diterima Jurnal Nasional.

Menurut Menhan, alutsista TNI AU seperti pesawat tempur, pesawat angkut, pesawat terbang tanpa awak dan Radar akan terus dikembangkan melalui industri strategis dalam negeri. Target yang ingin dicapai hingga tahun 2024 adalah dapat menguasai produksi alutsista yang dibutuhkan TNI. Bahkan industri strategis dalam negeri diupayakan dapat melakukan pengembangan baru.

Usai ceramah, diadakan tanya-jawab antara Menhan dengan perwira siswa. Beberapa pertanyaan perwira siswa umumnya menanyakan isu-isu aktual pertahanan yang berkembang pada saat ini.

Sebagai acara pamungkas adalah Penyerahan Produk Kemhan dari Menhan yang diterima langsung oleh Danseskoau Marsekal Muda TNI Sudipo Handoyo. Selanjutnya Danseskoau dan perwira siswa juga menyerahkan cinderamata kepada Menhan.
© Jurnas

Koarmabar Siapkan 9 Kapal Perang Latihan Gabungan

armabar-subJakarta – Komando Arrmada RI Kawasan Barat (Koarmabar) direncanakan menyiapkan 9 unsur KRI yang  dilibatkan dan tergabung  dalam latihan gabungan (Latgab) 2012 yang akan melaksanakan manuver lapangan di perairan laut Sulawesi dan pendaratan Amphibi di pantai Sangata Kalimantan Timur.

Sembilan Unsur kapal perang RI yang dilibatkan dari Koarmabar meliputi unsur kapal perang  jenis perusak kawal 5 KRI  terdiri dari KRI Patimurra 371, KRI Teuku Umar 385, KRI Wiratno 379, KRI Silas Papare 386 dan KRI Tjiptadi 381 yang sehari-hari dibawah pembinaan satuan kapal eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkor koarmabar).

Selain itu jenis FPB 57 KRI Todak 631 dan KRI Barakuda 633 yang sehari-hari dibawah pembinaan satuan kapal cepat Komando armada RI Kawasan Barat (Satkat Koarmabar) dan 2 KRI jenis angkut Tank tipe Froch KRI Teluk Celukan Bawang 532 dan KRI Teluk Sibolga 536, yang sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Kapal amfibi Komando Armada RI Kawasan Barat (Satfib Koarmabar).


Dari sejumlah kapal perang RI jajaran Koarmabar tersebut, dua unsur yang dilibatkan jenis Fast Patrol Boat (FPB) 57 m merupakan produksi dalam negeri yang dibuat oleh putra-putra Indonesia yaitu KRI Barakuda 633 mulai dioperasikan tahun 1995 dan saat ini dengan  komandan Mayor laut Arya Delano, sedangkan KRI Todak 631 dengan Komandan Mayor laut (P) Rubiantoro mulai dioperasikan oleh TNI AL pada tahun 2000.

Kepala Dispenarmabar
Agus Cahyono
Letkol Laut (KH) NRP. 108


Teks Gbr- KRI Pattimura -381 dengan Komandan Letkol laut (P) Anang Nurjatmiko dan KRI Teuku Umar-385 dengan komadan Ketkol laut (P) Tomi Erizal  saat melaksanakan pengecekan kesiapan material dan logistik di Dermaga Pondok Dayung Jakarta.
© Poskota

Indobatt Juara Satu Menembak Pistol UNIFIL

banon-subLebanon – Satuan Tugas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-F/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) atau Indobatt (Indonesioan Batallion) meraih juara satu di kelas pistol pada pertandingan menembak Intercontingen Shooting Championship yang diselenggarakan oleh Sektor Timur UNIFIL, bertempat di lapangan tembak Sektor Ebel El Saqi, Lebanon Selatan.

Indobatt menempati urutan pertama setelah mendapatkan nilai mutlak kumulatif Tim 435, urutan kedua Indbatt (India Battalion) dengan nilai 415, sedangkan LAF (Lebanise Armed Force) Brigade 8 menempati urutan ke tiga dengan  total nilai 346.

Lomba menembak tingkat Sektor Timur UNIFIL kali ini diikuti oleh 8 tim petembak, antara lain dari Spain Batt (Spanyol), Indobatt (Indonesia), Indbatt (India), Nepalbatt (Nepal), Malcoy (Malaysia), Sector East Military Police Unit (Indonesia), Brigade-8 LAF (Lebanon) dan Brigade-9 LAF, dengan mempertandingkan dua kelas yaitu senjata laras panjang (Rifle) dan senjata pistol, sementara untuk kelas laras panjang petembak Indobatt menempati urutan kedua setelah India dengan nilai kumulatif tim 267 sedangkan menempati urutan ke tiga dari Sector East Military Police unit  dengan nilai total 207.

Dari nilai kalkulasi akhir  pada dua kelas kejuaraan menembak Intercontingen Shooting Champoionship  Sektor Timur UNIFIL kali ini, keluar sebagai juara umum India Batallion dengan nilai 711 disusul peringkat kedua petembak Indobatt Konga XXIII-F/UNIFIL dengan nilai 702, sedangkan menempati urutan ketiga diraih oleh Brigade-9 LAF  dengan nilai 540.


Tim petembak Indobatt yang tampil pada turnamen menembak tingkat Sektor Timur UNIFIL yaitu, Kapten Psk Puthut Herwanto, Praka Marlin dan Serda Hari Santoso yang turun dikelas Pistol, sedangkan turun dikelas laras panjang yaitu Serka Agus, Serda Anton dan Pratu Sapriyadi.

Penyerahan piala kepada para pemenang diserahkan langsung oleh Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Manuel Romero Carril, dan dari Indobatt piala diterima oleh Kapten Psk Phutut, turut hadir pada kesempatan turnamen Intercontingen Shooting Champoionship UNIFIL, Wadansatgas Indobatt Letkol Mar FJH. Pardosi.

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL
Lettu Inf Suwandi
© Poskota

TNI AL siapkan pengganti KRI Dewaruci

KRI Dewaruci (Solopos)
Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menyiapkan pengganti kapal perang Dewaruci yang akan pensiun pada 2013.

"Untuk pengganti KRI Dewaruci ini masih dalam tahap negosiasi. Sekarang masih dalam proses di Kementerian Pertahanan," kata Wakil Kepala Staf TNI A, Laksamana Madya TNI Marsetio, di Jakarta, Rabu.


Menurut dia, ada lima perusahaan dari tiga negara yang siap memproduksi kapal pengganti KRI Dewaruci. Lima perusahaan itu, dua perusahaan dari Spanyol, dua perusahaan dari Belanda dan satu perusahaan dari Polandia.


Kepala Dinas Penerangan AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, menyebutkan, saat ini TNI AL telah menyerahkan rekomendasi tiga perusahaan yang akan memproduksi kapal Dewaruci tersebut.


"Saat ini prosesnya sudah mengerucut menjadi tiga perusahaan. Kami sudah menyerahkan kepada Kementerian Pertahanan sebagai domain yang memutuskan pembuat kapal Dewaruci," katanya.


Menurut dia, kapal latih pengganti ini harus memiliki standar yang sama dengan kapal Dewaruci yang selama ini dikenal tangguh dan telah mengikuti berbagai gelaran maritim internasional.


"Paling tidak memiliki standar yang sama bahkan lebih, baik dari segi fisik, lebar, daya tampung, maupun manuver karena ini merupakan kapal latih," ujar Suropati.


Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Keamanan, Mayjen TNI Hartind Asrin, mengatakan, pihaknya akan mengkaji terlebih dulu melalui Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) di bawah Kabaranahan setelah menerima rekomendasi perusahaan pembuat kapal, yakni TNI AL.


Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Kolonel Kav Bambang Hartawan, menyebutkan saat ini Kemhan baru menerima proses penawaran dan akan mengkajinya terlebih dahulu.


Berdasarkan informasi yang diperoleh, TNI AL sebelumnya telah mengerucutkan lima nama perusahaan calon pembuat pengganti KRI Dewaruci. Penyerahan rekomendasi sebelumnya telah dilakukan oleh TNI AL ke Kementerian Pertahanan namun dikembalikan karena dinilai kurang layak.


Namun penyerahan rekomendasi kedua TNI AL ke Kementerian Pertahanan masih terdiri atas tiga dari lima perusahaan sama yang ditolak.


Lima perusahaan yang sebelumnya bersaing untuk direkomendasikan menjadi calon pembuat kapal latih baru itu adalah Astilleros Gondán S.A dari Spanyol, Bumar SP ZOO asal Polandia, Icon Yachts dari Belanda, Freire Shipyard dari Spanyol, dan DSNS Belanda.


Dari nama tersebut, Astilleros Gondán S.A memiliki penawaran harga terendah, 53,18 juta dollar Amerika namun hanya memiliki panjang kapal 78 meter, sementara Freire Shipyard mengajukan kapal dengan panjang 110 meter namun dengan harga 74,7 juta dolar AS.


Bumar mengajukan penawaran sebesar 64,7 juta dolar dengan panjang kapal dibuat 78 meter. DSNS Belanda mengajukan penawaran dengan nilai 75,9 juta dolar untuk kapal sepanjang 96 meter.


Sedangkan Icon Yachts mengajukan penawaran sebesar 68,9 juta dolar dengan rincian kapal sepanjang 107 meter dan lama pembuatan 18 bulan serta memastikan kesanggupan pembuatan dengan melibatkan banyak bahan baku dan sumber daya manusia dari dalam negeri.

© Antaranews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...