Sabtu, 02 November 2019

Kapal BRS Pesanan TNI AL Target Selesai 2021

⍟ Mampu Tampung 163 PasienSSV PT PAL

Manajemen PT PAL Indonesia memaparkan progres pembuatan kapal bantu rumah sakit (BRS) pesanan TNI-AL kemarin (14/10). Saat ini pembuatan kapal dengan nomor pembangunan W000302 itu sudah mencapai 27 persen. Targetnya, proyek tersebut selesai pada 2021.

Pembuatan kapal BRS dimulai Juli lalu. Kapal tersebut mampu mengangkut 651 orang. Itu sudah termasuk tenaga kesehatan yang berjumlah 89 orang. Dengan memiliki bobot total 7.300 ton, alat transportasi itu memungkinkan untuk membawa dua helikopter dan ambulans.

Kepala Divisi Corporate Secretary PT PAL Indonesia Rariya Budi Harta menuturkan bahwa keberadaan kapal tersebut bakal melengkapi dua kapal rumah sakit milik TNI-AL sebelumnya. Yakni, KRI Dr Soeharso dan KRI Semarang. ’’Bedanya, sejak awal kapal ini benar-benar dirancang untuk rumah sakit. Jadi, peralatannya cukup lengkap,” kata Rariya di sela-sela acara keel laying kemarin.

Acara yang digelar di Grand Assembly Divisi Niaga, PT PAL Indonesia, itu tidak hanya diikuti direksi dan manajemen PT PAL Indonesia. Sejumlah perwira TNI-AL juga hadir. Termasuk Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda Moelyanto.

Rariya menambahkan, ke depan kapal tidak hanya digunakan untuk kegiatan militer. Angkutan itu juga akan bergerak untuk misi kemanusiaan. Salah satunya bila terjadi bencana alam.

Kepala Proyek Kapal BRS-W000302 Adenandra Sulistyo menyebut fungsi utama kapal itu memang untuk kesehatan. Dengan begitu, bagian-bagiannya didesain secara khusus untuk membantu tindakan medis. Kapal tersebut setara rumah sakit tipe C di darat.

’’Kapasitasnya cukup besar. Estimasi mampu menampung 163 pasien,” kata Adenandra. Dia menyebutkan bahwa kapal itu juga dilengkapi ruang operasi sehingga memungkinkan adanya kegiatan pembedahan sewaktu-waktu. ’’Tentunya, petugas akan mempertimbangkan kondisi ombak agar operasi lancar,” kata Adenandra.

Selain ruang operasi, lanjut Adenandra, kapal itu dilengkapi sarana kesehatan lainnya. Mulai UGD, poliklinik, hingga ruang rawat inap. Dengan fasilitas lengkap, kapal tersebut diharapkan mampu membantu kegiatan diplomasi angkatan laut.

  Jawa Pos  

Jumat, 01 November 2019

Medium Tank Harimau Akan Gunakan Amunisi Pindad

https://1.bp.blogspot.com/-dsb3ts82LcU/W_aIB-aIIdI/AAAAAAAALr4/-v7Zgr1kdH49v9jzFSlPZ-_RRH1Dx4tWwCPcBGAYYCw/s1600/Harimau%2Bmedium%2Btank%2Bwidja207.pngMedium Tank Harimau hasil kerjasama Pindad dan FNSS sedang lakukan demo tembak

PT Pindad sedang melengkapi pembuatan medium tank Harimau dengan amunisi. Harimau merupakan tank tempur kelas menengah yang didesain khusus untuk daerah tropis dengan bobot lebih ringan dari kelas Main Battle Tank.

Sekarang sedang pengujian-pengujian. Memang masih dalam pengembangan terus. Satu saat, mudah-mudahan tahun depan sudah bisa kita penuhi amunisinya,” kata Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Tuning Rudyati kepada Tempo, Kamis, 3 Oktober 2019..

Medium Tank Harimau mengusung meriam kaliber 105 milimeter. Pengembangan amunisinya kini sedang dalam tahap pengujian dan sertifikasi. Dengan penguasaan amunisi maka pengembangan Tank Harimau tersebut lengkap.

Amunisinya juga dari Pindad. Satu itu, perlengkapannya, semua,” kata Tuning.

Medium tank Harimau bersama kendaraan tempur Kobra dan badak akan mengikuti defile HUT TNI ke-70, yang digelar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 5 Oktober 2019.

Medium Tank Harimau mengusung turet dengan meriam 105 milimeter dan senapan mesin Kaliber 7,62 milimeter dengan bobot 30-35 ton. Tank ini dilengkapi BMS (Battlefield Managemant System) yang terintegrasi penuh untuk mendukung situasi tempur moderen.

Kecepatan maksimal Tank Harimau bisa menembus 70 kilometer per jam di jalan raya. Tank Medium ini dilengkapi sistem proteksi 4569 Level 5 untuk standar NATO.

  Tempo  

Sekilas Spesifikasi F16V

https://1.bp.blogspot.com/--VQnu2W51uw/WQo-Vu9iYQI/AAAAAAAAKN4/zVDdb4IQ5GUYoSYUWFU29L7HRlmjianxgCPcBGAYYCw/s320/Credit%2Bto%2BGerry%2BSoejatman..jpggPesawat F!6 V dengan camo TNI AU [Lockheed Martin]

TNI Angkatan Udara akan membeli jet tempur F-16 Block 72 Viper dari Amerika Serikat. Hal itu disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Yuyu Sutisna dan akan didatangkan bertahap pada rencana strategis (renstra) TNI AU pada 2020 hingga 2024.

"Insya Allah kita akan beli dua skadron di Renstra berikutnya 2020 sampai 2024. Kita akan beli tipe terbaru Block 72 Viper," kata Yuyu di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Senin, 28 Oktiber 2019, dikutip Antara.

Hingga saat ini, Indonesia masih mengandalkan pesawat F-16, pesawat tempur favorit dunia. Indonesia memiliki 33 unit F-16 Fighting Falcon yang masih menjadi salah satu senjata utama AURI. Namun, bagaimana spesifikasi jet tempur garapan Lockheed Martin itu?

F-16 lahir sebagai respons terhadap program Light Weight Fighter (LWF) untuk memenuhi persyaratan pesawat tempur yang gesit dan murah untuk mengapit F-15 dalam peran tempur udara ke udara. Viper (seperti pilot menyebut F-16) telah berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang kompak.

Kecepatan maksimum yang terdaftar adalah Mach 2.05 pada 40.000 kaki, atau sekitar 1.570 mil per jam, demikian National Interest, beberapa waktu lalu. F-16 Block 72 merupakan jet tempur generasi baru dari F-16 V yang diproduksi oleh Lockheed Martin.

Burung besi itu dibuat dengan berbagai peningkatan struktur yang membuatnya semakin canggih. F-16 V diperkenalkan pertama kali di Singapore Airshow pada 2012. Generasi terbaru yakni Block 70/72 disebut Super Viper. Pesawat tempur yang dikembangkan berdasarkan generasi F-16IN dan banyak dipesan.

Lockheed Martin melengkapi F-16 Block 70/72 dengan teknologi mutakhir dalam desain avionik dan sistem tempurnya. Salah satunya adalah AESA APG-83 Northrop Grumman, teknologi ini memungkinkan fleksibilitas dan penargetan semua cuaca lebih cepat dan presisi.

Dengan APG-83, pilot dapat mengetahui detail area target yang belum diketahui sebelumnya, serta peta digital yang bisa disesuaikan dengan beberapa fitur. Kokpit dalam F-16 Block 70/72 didesain modern, dilengkapi Display Pedestal (CPD) terbaru yang dapat memberi citra taktis bagi pilot pada layar beresolusi tinggi.

Layar bisa menampilkan peta situasi udara bergerak dan berwarna, lebih mudah untuk dioperasikan. Layarnya juga memungkinkan pilot untuk mengoperasikan radar AESA, demikian dilansir laman resmi Lockheed Martin.

TNI AU menjadikan F-16 sebagai pesawat tempur andalan bukan tanpa alasan. Populasi pesawat jenis F-16 itu mencapai 3.000 unit lebih dan digunakan oleh banyak negara di dunia. Selain itu, sejumlah operasi militer juga berhasil dilakukan dengan menggunakan pesawat asal Amerika Serikat itu.

  Tempo  

Kurangi Impor Alutsista

Intruksi Presiden  https://1.bp.blogspot.com/-IIewXjkh26E/WKCTeuPD38I/AAAAAAAAJ8c/2cGS4ryrnMUe8Rcu1l11PinPbw6EMVS2ACPcBGAYYCw/s1600/16123862_Battallion%2BRaider%2B323.%2BCredit%2Bto%2BPen%2BYonif%2BRaider%2B323..jpgIlustrasi alutsista produksi BUMNIS

Presiden Joko Widodo instruksikan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar memanfaatkan anggaran pertahanan untuk pengembangan industri strategis dalam negeri.

Presiden tidak ingin pemerintah mengimpor seluruh alutsista untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Selain itu, pengembangan industri strategis diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimum persenjataan yang sudah ditargetkan.

Sedapat mungkin jangan sampai kita impor semuanya tetapi harus dianggarkan, yang ada harus dimanfaatkan untuk pengembangan industri strategis dari hulu sampai ke hilir,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait penyampaikan program dan kegiatan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10).

Presiden juga meminta agar Kementerian Pertahanan dapat bekerja sama dengan BUMN dan juga perusahaan swasta untuk mengembangkan industri strategis.

Kerja sama dengan BUMN kerja sama dengan swasta terus dilakukan bahkan kita ingin agar produk-produk yang ada itu bisa kita ekspor,” tambah dia.

  Republika  

Seminar Litbang Guidance System dan Seeker untuk Missile Tahap I-III

https://1.bp.blogspot.com/-3K7ErgtBOzM/Xbsc6p2IMXI/AAAAAAAAMNI/sUTB0tNwtukd5kzKNoXDYoDaroopFOFYwCLcBGAsYHQ/s1600/Ilustrasi%2Bujicoba%2Brudal%2Bdi%2BBPPT%2B%255Bdef.pk%255D%2B_2019-10-30_18-27-9.pngfIlustrasi ujicoba rudal di BPPT [def.pk]

P
uslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan menyelenggarakan seminar litbang Guidance System dan Seeker untuk Missile Tahap I-III yang dilaksanakan di Rupatama Lantai V Gedung Ir. H. Djuanda Balitbang Kemhan, Jl. Jati No.1 Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Seminar dihadiri oleh Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Rosidin, M.Si (Han), M.Sc., sekaligus membuka seminar mewakili Kabalitbang Kemhan, Kapuslitbang Strahan Balitbang Kemhan Laksma TNI Arif Harnanto, S.T., M.Eng., para pejabat di lingkungan Balitbang Kemhan dan undangan. Sebagai narasumber adalah Bapak Rianto Adhy Sasongko, Ph.D dan Bapak Oni Arifianto, Ph.D dari PT. LAPI ITB, Peneliti Pertama Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Heriana, S.T., M.T., dan sebagai moderator Peneliti Madya Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Kal Agus Wahyudi, S.E., M.M.

Kabalitbang Kemhan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan mengatakan, seminar ini dilaksanakan pada hakekatnya untuk mendapatkan saran masukan, sehingga penguasaan pembuatan dan pengembangan teknologi Guidance System dan Seeker mendapatkan hasil yang optimal.

Litbang ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan ketersediaan alutsista dari pengadaan luar negeri. Selain itu seminar ini bagian dari upaya memberdayakan industri dalam negeri agar berpartisipasi untuk memproduksi alutsista serta memenuhi kebutuhan Guidance System dan Seeker untuk satuan TNI.

Mengakhiri sambutannya, Kabalitbang Kemhan mengucapkan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada pembicara, moderator dan undangan yang telah meluangkan waktunya demi kepentingan bangsa dan negara. Kepada seluruh pendukung dan panitia pelaksana seminar ini, kami ucapkan terima kasih atas perhatian, bantuan dan kerjasamanya hingga sampai pada tingkat pelaksanaan seminar hari ini.

  Kemhan  

Kamis, 31 Oktober 2019

PT Dirgantara Indonesia Ekspor 3 Pesawat

Senilai Total US$ 60 Juta https://1.bp.blogspot.com/-WBSpYDdU8-o/XblrUsPJz6I/AAAAAAABIXY/Qef0ctB_YisH8dedCf7_d_PqKF9blsGwwCLcBGAsYHQ/s320/5db9139bb9cd4.jpgCN235-200 Nepal [Kompas] ♣

PT
Dirgantara Indonesia (Persero) berhasil mengekspor tiga pesawat pada tahun ini senilai US$ 60 juta.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Elfien Goentoro menuturkan perusahaan telah mengirim dua unit pesawat per 30 Oktober 2019.

Ekspor tersebut terdiri dari dua unit NC 212 I, di mana satu unit sudah dikirimkan pertengahan bulan Oktober dan satu unit lagi menyusul bulan depan. Pesanan tersebut milik Kementerian Pertanian Thailand.

Sementara itu, satu unit lagi adalah CN 235-220 military transport, pesanan Angkatan Darat Nepal yang sudah dikirimkan pada Kamis (30/10/2019).

"Total nilai ekspor kurang lebih hampir US$60 juta untuk tiga pesawat itu," ujar Elfien di sela-sela ferry flight CN 235-220 military transport ke Nepal.

Ke depannya, PT DI sudah mengantongi komitmen pengiriman satu pesawat CN 235 ke Sinegal pada 2020 dan komitmen pengadaan enam unit pesawat dari pemerintah Filipina.

Untuk pesanan Filipina, Elfien mengaku pihaknya masih menunggu kepastian persetujuan pembelian dari parlemen negara tersebut.

Elfien menuturkan pesanan pesawat banyak berdatangan, tetapi umumnya negara atau pihak pemesan membutuhkan fasilitas pendanaan.

Oleh karena itu, PT DI memerlukan adanya dukungan perbankan atau lembaga keuangan untuk memberikan fasilitas buyers' kredit bagi pihak pembeli.

"Argentina, negara-negara Asia Pasifik memang membutuhkan pendanaan itu, tapi memang belum ada," ujarnya.

Dengan fasilitas buyers' credit yang diberikan kepada pengimpor, Elfien yakin produksi perusahaan dapat meningkat.

Buyers' credit atau kredit pembeli adalah fasilitas kredit jangka pendek yang biasa diberikan bagi pengimpor dari bank atau lembaga keuangan.

Ke depannya, perusahaan tengah berencana menyiapkan fasilitas khusus bagi perakitan pesawat baru N219 yang tengah disertifikasi untuk tahapan produksinya.

Rencananya, PT DI akan memanfaatkan fasilitas yang ada. "Hanggar yang lama bisa kami gunakan untuk fasilitas assembly dan sub assembly," ujar Elfien.

 Dukung Ekspor ke Afrika, LPEI Siapkan Buyer's Credit 
NC212i Thailand  [PT DI]

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membuka peluang pembiayaan melalui buyer's credit untuk pesawat terbang. Opsi ini dilakukan untuk meningkatkan ekspor industri strategis, terutama yang memiliki kekhususan, risiko dan tujuannya adalah pasar non tradisional.

LPEI berencana masuk pada buyer's credit yang bersifat jangka panjang, khusus untuk pasar Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah, selain itu bisa diperluas ke Argentina dan Colombia. Dengan skema pembiayaan ini diharapkan ekspor bisa meningkat pesat.

"Kami secara lembaga belum pernah melakukan buyer's credit. Kami akan mulai di luar pesawat misalnya untuk proyek infrastruktur di Afrika. Kita masuk ke Afrika dengan buyer's credit infrastruktur US$ 500 juta, dan kami lagi due dilligence mudah-mudahan bisa berhasil," kata Senior Executive Vice President I LPEI Yadi J. Ruchandi, Rabu (30/10/2019).

Selain pesawat militer tipe CN235, dia menilai bisa dikembangkan lebih jauh seperti N219, terutama terkait sertifikasi.

Tahun depan, PT Dirgantara Indonesia juga akan mengekspor pesawat militer ke Senegal. Yadi mengatakan, pihaknya tengah bernegosiasi dengen Senegal untuk mengambil alih existing buyer's credit, agar bisa menambah pesanannya.

Selain Senegal, PTDI juga berencana ekspor pesawat ke Filipina yang rencananya akan menggunakan skema buyer's credit dan tengah dalam proses negosiasi.

"Minatnya cukup besar khususnya untuk host countries yang memerlukan. Jadi bisa lebih, jadi yang tadinya cuma beli satu jadi 3-5," kata Yadi.

Saat ini pembiayaan yang diberikan LPEI untuk PTDI adalah melalui National Interest Account (NIA) senilai Rp 400 miliar, dengan nilai ekspor US$ 30,5 juta.

Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan pembiayaan dengan skema buyer's credit sangat penting untuk meningkatkan ekspor pesawat. Elfien menyebutkan jelang akhir tahun saja ekspor pesawat mencapai US$ 60 juta untuk tiga pesawat.

Untuk meningkatkan jumlahnya, diperlukan buyer's credit yang bisa meningkatkan minat negara lain untuk beli pesawat dari Indonesia. Jika tidak ada buyer's credit maka ada risiko gagal ekspor karena tidak cukup hanya didukung dari modal kerja.

"Jadi kami sudah ada yang sepakat tapi belum ada pendanaan jadi belum bisa sign kontrak. Ada beberapa negara yg mengharapkan ada pendanaan dar kita. Termasuk Argentina yang proposalnya mengharapkan pendanaan dari kita. Untuk itu kami harap LPEI bisa support buyers credit," jelasnya.

  Bisnis  j CNBC  

PTDI Delivers CN235-220 Nepal

The aircraft with several configuration modes. https://1.bp.blogspot.com/-WBSpYDdU8-o/XblrUsPJz6I/AAAAAAABIXY/Qef0ctB_YisH8dedCf7_d_PqKF9blsGwwCLcBGAsYHQ/s400/5db9139bb9cd4.jpgCN235-200 Nepal [Kompas]

S
tate-owned aircraft manufacturer PT Dirgantara Indonesia (PTDI) delivered a military transport aircraft CN235-220 ordered by the Nepalese Army on Wednesday.

The plane that departed from the Husein Sastranegara Airbase in Bandung, West Java, on Wednesday (Oct 30) is scheduled to arrive in Kathmandu on Saturday (Nov 2), PTDI Director Elfien Goentoro stated at PTDI's fixed wing hangar in Bandung.

The plane was built in line with a US$ 30-million contract inked with the Nepalese Army in June 2017.

"Alhamdulillah (thank God), we can deliver the plane on time," he stated.

The aircraft has six configuration modes -- transport, cargo, paratroop, medevac, maritime patrol, and also VIP -- applicable in accordance with the need, he explained.

Nepal ordered the aircraft with several configuration modes. The complementary facilities of the configuration mode were delivered to Nepal earlier by a cargo aircraft, he revealed.

The CN235-220 aircraft was flown by Captain Esther Gayatri Saleh, as the test pilot in command, and flight instructor and Captain Ervan Gustanto, as the co-pilot.

The Nepalese Army is expected to conduct a subsequent flight test and final acceptance flight after the plane arrives in Nepal.

He noted that the contract is valued at some US$ 30 million. However, the value of the plane can also be influenced by spare parts costs and other requirements.

  antara  

Rabu, 30 Oktober 2019

Beli Dua Skadron F-16 Viper dan Satu Skadron Su-35

✈️ Bagaimana Nasib IF-X untuk TNI AU?✈️ Pesawat F!6 V dengan camo TNI AU [Lockheed Martin]

Berbasis pada rencana penggantian pesawat Hawk 100/200, TNI AU pernah menyebutkan kalau F-16 Viper (Block 70/72) buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat memiliki peluang paling besar untuk dipilih.

Sebab, selain TNI AU sudah memiliki dua skadron F-16 (Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 16) dengan jumlah total saat ini 33 unit, F-16 dinilai sebagai jet tempur yang tangguh dan memiliki populasi paling banyak di dunia.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna pada 9 April 2019 lalu kepada Airspace Review menyatakan, TNI Angkatan Udara telah merencanakan penggantian pesawat tempur taktis Hawk 100/200.

Pesawat tersebut kini masih dioperasikan oleh Skadron Udara 1 Lanud Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat, dan Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.

Secara bertahap pesawat-pesawat tempur buatan BAE Systems, Inggris yang digunakan oleh TNI AU sejak 1995 ini akan diganti dengan pesawat baru.

Untuk diketahui, tahun depan (2020) armada Hawk 100/200 TNI AU berusia pakai 25 tahun. Dan pada 2025 nanti usia pakainya menjadi 30 tahun alias saat yang pas untuk mulai diganti.

Dengan demikian, tepat juga bila rencana pengganti Hawk 100/200 masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) TNI AU 2020-2024. Dibutuhkan proses 2-5 tahun untuk pengadaan satu pesawat tempur pada umumnya. Ini pun hitungan paling cepat.

Yuyu menerangkan, rencana pengadaan pengganti Hawk 100/200 juga sudah masuk dalam pengajuan pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum (MEF) Tahap IV. Sedangkan hingga akhir tahun ini, TNI AU masih menuntaskan pelaksanaan Renstra ke III periode 2015-2019.

https://1.bp.blogspot.com/-z9wadb-5Pdo/V-kbl2_rBxI/AAAAAAAAJCk/Nbrnu543BywmEdLAgypJkmJcghpWvmv0ACPcBGAYYCw/s1600/14192720_hawk%2Bdef.pk.jpgProses pemensiunan Hawk 100/200, lanjut Yuyu, akan dilaksanakan secara bertahap.

Tahap pertama, Skadron Udara 1 “Elang Khatulistiwa” akan digeser penempatannya ke Skadron Udara 12 “Black Panther”. Sehingga, semua armada Hawk 100/200 TNI AU akan berada di Skadron Udara 12 Pekanbaru.

Sementara Skadron Udara 1, akan diisi oleh pesawat tempur baru berdasarkan spesifikasi teknis yang diajukan oleh TNI AU.

Jadi rencananya begitu, pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 1 akan digabung ke Skadron Udara 12 di Pekanbaru. Nah, Skadron Udara 1 akan diisi oleh pesawat tempur baru,” ujar orang nomor satu di TNI AU ini.

Pada Renstra ke IV TNI AU juga telah merencanakan pembangunan satu skadron tempur baru di Lanud El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pesawat yang akan ditempatkan di skadron tempur baru ini nantinya sama tipenya dengan pesawat baru yang akan digunakan oleh Skadron Udara 1.

Ya, kita sudah merencanakan pembangunan skadron tempur baru di Kupang. Ini masuk dalam Renstra ke IV periode 2020-2024,” jelas penerbang tempur F-5 dengan callsign “Lion” itu.

Kini, enam bulan berlalu, berita teranyar yang keluar dari pernyataan KSAU adalah bahwa Indonesia akan membeli dua Skadron F-16 Block 70 dari Amerika Serikat.

Hal ini diutarakan Yuyu kepada para awak media di Pekanbaru saat melakukan kunjungan kerja ke Lanud Roesmin Nurjadin.

Insya Allah kita akan beli dua skadron di Renstra berikutnya, 2020 sampai 2024. Kita akan beli tipe terbaru Block 72 Viper,” ujar Yuyu Sutisna seperti dikutip Antara News, Senin (28/10/2019).

Yuyu menambahkan bahwa proses pengadaan Viper ini akan segera dilaksanakan.

Mudah-mudahan 1 Januari 2020 diproses sehingga menambah kekuatan kita. Kalau kita memiliki itu, berarti kita termasuk memiliki F-16 tercanggih,” terangnya.

Ia menilai, dengan banyaknya angkatan udara di dunia yang menggunakan F-16 menunjukkan bahwa tingkat keandalan pesawat Fighting Falcon/Viper memang sangat baik.

Kembali mengonfirmasi rencana pembelian F-16 Block 72, apakah F-16 Viper ini sesuai rencana semula akan menggantikan pesawat Hawk 100/200 dan pembentukan skadron tempur baru di Kupang? KSAU menjawab diplomatis.

Yang jelas masuk di perencanaan Renstra IV 2020-2024,” ujar Marsekal Yuyu menjawab Airspace Review, Selasa (29 Oktober 2019).

https://1.bp.blogspot.com/-EWT69pkxz_c/VwTLn1CiW4I/AAAAAAAAIb4/e7ywJNz5EJ4miTuytkkOway8xGscocKUwCPcBGAYYCw/s1600/SUKHOI-SU-35-Infographic-1.jpegSu-35 [istmewa]

Pertanyaan lain, dengan akan dibelinya dua skadron F-16 dari AS, lalu bagaimanakah peluang untuk mengakuisisi Su-35 dari Rusia sebagai pengganti F-5 Skadron Udara 14?

Yuyu menekankan bahwa TNI AU turut mendorong terlaksananya pengadaan jet tempur dari blok Timur ini.

Selain itu, juga kita akan ditemani pesawat dari Timur, Su-35 juga sedang proses,” papar alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1996 ini.

Informasi dari beberapa sumber non-ofisial yang Airspace Review dapatkan menyebut, kontrak efektif pengadaan Su-35 dari Rusia sebenarnya tinggal menghitung hari saja karena semuanya sudah siap.

Diharapkan, Menteri Pertahanan RI yang baru Prabowo Subianto dapat mempercepat pengadaan pesawat pengganti F-5 ini. Namun demikian, keputusan sepenuhnya memang tergantung Jakarta. Ditandatangani atau tidak.

Selain dua proyek yang telah disebutkan, Indonesia masih punya proyek pengadaan jet tempur lainnya yaitu IF-X bekerja sama dengan Korea Selatan.

TNI AU bahkan disebut-sebut akan dilengkapi dengan pesawat ini sebanyak tiga skadron. Hal ini terungkap dalam jumpa pers sosialisasi hasil PDR (Preliminary Design Review) program jet tempur KF-X/IF-X yang diadakan PT Dirgantara Indonesia di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta pada 6 Desember 2018 lalu.

Program Manager IF-X dari PTDI Heri Yansyah menyebut, berdasarkan MoU, TNI AU akan mendapatkan tiga skadron pesawat generasi 4,5 ini.

Berdasar MoU, TNI AU akan mendapatkan sebanyak tiga skadron,” ujar Heri saat diwawancara Airspace Review.

Disebutkan, satu skadron jet tempur IF-X akan berisi 16 pesawat, berarti total sebanyak 48 IF-X akan memperkuat sayap TNI AU.

https://1.bp.blogspot.com/-6e7ww0OGha8/WT1b7EoIfvI/AAAAAAAAKbY/oBkAZSqVHrQaFptqxkTymeMVUc6euq3CQCPcBGAYYCw/s1600/1496980790sheldon%2Bkfx.jpgIlustrasi KF-X [sheldon]

Dalam penyelenggaraan Seoul ADEX 2019, 15-20 Oktober, Korea Aerospace Industries (KAI) memunculkan mock-up KF-X kepada publik.

Proyek jet tempur Korea Selatan – Indonesia ini langsung menjadi sorotan banyak pihak termasuk media.

Pasalnya, Korea Selatan sama sekali tidak mencantumkan tanda-tanda keikutsertaan “Merah Putih” alias Republik Indonesia di proyek pesawat ini.

Hal ini berbanding terbalik saat pelaksanaan Indo Defence, November 2018, di mana both KAI menampilkan program KF-X/IF-X berikut model skala yang ditampilkan.

Pertanyaanya adalah bagaimana nasib IF-X? Apakah masih akan berlanjut? Kita tunggu lagi bersama kabar terbarunya. [Roni Sontani]

  ✈️ Airspace Review 

Selasa, 29 Oktober 2019

Pengiriman Jet Tempur Su-35 Rusia ke Indonesia Bakal Segera Rampung

✈️ AS Beri Peringatan✈️ Pesawat SU35 Rusia

Pemerintah Indonesia dan Rusia dikabarkan bakal segera membuat sekaligus merampungkan kontrak mengenai pengiriman 11 unit jet tempur Su-35 ke Jakarta. Harapan tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Layanan Kerja Sama Militer-Teknik Rusia, Dimitry Shugayev.

"Su-35 bukan masalah tertutup, kami akan membahas pengembangan (dari topik). Kami berharap untuk melaksanakan kontrak di masa mendatang. Semoga keputusan penerapan kontrak akan dibuat," kata Shugayev, ketika ditanya tentang kemungkinan pengiriman Su-35 ke Indonesia, seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (20/10/2019).

Pada akhir Agustus lalu, pihak Rusia mengungkap adanya ancaman Amerika Serikat (AS) terhadap Angkatan Udara Indonesia jika nekat membeli pesawat jet tempur Su-35. Ancaman berupa sanksi itulah yang membuat militer Indonesia berhati-hati untuk mengakuisisi pesawat tempur tersebut.

Direktur Kerja Sama Internasional dan Kebijakan Regional Rostec Rusia, Victor Kladov, membeberkan ancaman Washington terhadap Jakarta.

"Kami merasa beberapa negara lebih berhati-hati. Misalnya, kemarin saya berbicara dengan Kepala Angkatan Udara Indonesia dan dia menyebutkan CAATSA, hukum AS," katanya lagi mengacu pada Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CATSAA), sebuah undang-undang AS yang mengamanatkan penjatuhan sanksi terhadap negara-negara yang membeli senjata Rusia, Korea Utara dan Iran.

"Dari apa yang dia katakan, saya mengerti mereka menerima ancaman. Mereka tergantung tidak hanya pada peralatan Rusia, mereka tergantung pada sebagian besar peralatan buatan AS. Jika sebagai tindakan hukuman, katakanlah, pabrikan Amerika berhenti memasok suku cadang, berhenti mendukung peralatan buatan Amerika, maka akan ada pelanggaran keamanan di pertahanan nasional di Indonesia. Jadi, mereka sangat berhati-hati," papar Kladov.

Pada Agustus 2017, Jakarta mengonfirmasi akan membeli 11 unit jet tempur Su-35 dengan harga sekitar USD 1,14 miliar. Sistem pembayarannya melibatkan komoditas pertanian Indonesia, termasuk kopi. Dengan sistem pembayaran yang unik ini, jet tempur itu terkadang dipelesetkan sebagai "jet tempur rasa kopi".

Militer Indonesia yang menjaga hubungan baik dengan AS dan Rusia cenderung enggan berkomentar terkait masalah tersebut.

  ✈️ Warta Ekonomi  

TNI AU Akan Beli 2 Skadron F-16 Block 72 Viper

✈️ Pesawat F!6 V dengan camo TNI AU [Lockheed Martin]

Indonesia akan membeli dua skadron jet tempur canggih F-16 Block 72 Viper dari Amerika Serikat. Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyebutkan, pesawat tempur baru akan didatangkan bertahap sebagai rencana strategis 2020-2024 mendatang.

"InsyaAllah kita akan beli dua Skadron di Renstra berikutnya 2020 sampai 2024. Kita akan beli tipe terbaru Block 72 Viper," kata Marsekal TNI Yuyu Sutisna di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Senin (28/10).

Menurutnya, hingga saat ini, Indonesia masih mengandalkan pesawat F-16 yang merupakan pesawat tempur favorit di dunia. Jumlahnya cukup banyak, yaitu 33 unit F-16 Fighting Falcon dari berbagai tipe.

"Mudah-mudahan 1 Januari 2020. Sehingga bisa menambah kekuatan kita. Kalau kita memiliki itu berarti kita termasuk memiliki F-16 tercanggih," kata Yuyu.

Tak hanya TNI AU, banyak juga negara lain yang ikut mengandalkan F-16 sebagai pesawat siap tempur. Jumlah pesawat jenis F-16 di dunia mencapai 3.000 unit lebih. Hal ini merupakan bukti F-16 merupakan pesawat yang teruji.

"Banyak negara yang mengandalkannya. Banyaknya populasi tentunya keandalan pesawat ini sangat baik," tandasnya.

 F-16 Viper Cat TNI AU 

Pada Bulan April 2019, lalu Lockheed Martin sudah memamerkan pesawat tempur F-16 Viper Blok 70/72 yang diwarnai loreng khas biru dan abu-abu muda ala pesawat tempur TNI AU.

Dalam website Lockheed Martin disebutkan pesawat itu merupakan generasi paling baru dan paling mutakhir untuk TNI AU. Mereka juga menyebut seri F-16V Blok 72 itu adalah yang paling canggih di dunia saat ini.

Beberapa kelebihan yang dimiliki seri ini adalah radar Active Electronically Scanned Array (AESA). Software yang digunakan hampir sama dengan F-22 dan F-35. Radar ini memungkinkan pilot mendeteksi secara detil posisi lawannya dalam segala kondisi. F-16 Viper juga memiliki kemampuan manuver yang lebih baik serta sistem persenjataan yang lebih canggih dari seri-seri sebelumnya.

Lockheed Martin memang tengah gencar menawarkan F-16 Viper ke sejumlah negara. Pengalaman selama 36 tahun sebagai pesawat tempur terlaris di dunia jadi modal mereka.

Saat ini tercatat Bahrain menjadi pemesan pertama F-16 Viper. Disusul Slovakia yang memesan 14 unit F-16V menggantikan MiG-29 mereka. Taiwan pun tak ketinggalan mengupgrade F-16 mereka menjadi setara blok 72. (mdk/fik)

  ✈️ merdeka  

Senin, 28 Oktober 2019

TNI AL Kembangkan Dermaga di Tarakan Timur

Lantamal XIIIPembangunan dermaga di Mamburungan Tarakan

Pangkalan Utama TNI AL XIII (Lantamal XIII) yang baru berusia 4 tahun terus melakukan perbenahan diri dengan melakukan membangun sarana dan prasarana sebagai penunjang tugas pokok. Salah satu tugas pokok tersebut yaitu melaksanakan pelayanan untuk mendukung unsur operasi TNI AL.

Salah satu pendukung unsur operasi TNI AL adalah dermaga, saat ini Lantamal XIII Tarakan sedang melaksanakan pembangunan renovasi dan pelebaran dermaga yang berada di Mamburungan Jl. Sei Ngingitan Kelurahan Mamburungan Tarakan Timur Provinsi Kalimantan Utara. Proses pembangunan dermaga tersebut kemarin (23/10) ditinjau secara langsung oleh Wakil Aslog Kasal.

Kunjungan Waaslog Kasal dan Rombongan ke Lantamal XIII Tarakan merupakan rangkaian kegiatan Safari Logistik sekaligus meninjau sarana dan prasarana yang ada di Lantamal XIII. Kedatangan Waaslog Kasal disambut oleh Wadan Lantamal XIII Kolonel Marinir Ali Bahar Saragih, S.E. di Loby Mako Lantamal XIII.

Rombongan tersebut terdiri dari Waaslog Kasal Laksaman Pertama TNI Sudarmoko, Kadisfaslanal Laksamana Pertama TNI Puguh Santoso, Kolonel Laut (T) Agus Santoso, Letkol Laut (T) Ichwan, Letkol Laut (S) Ir. Yudhi, Letkol Laut (T) Agus Wahyudi, Mayor (KH) Agung Nova W, Kapten Laut (KH) Aprilian Ismana, S.T. dan Sertu PDK Nurma Aji.

Pada awal kegiatan beliau di Mako Lantamal XIII Mamburungan kemarin (23/10) sekitar pukul 14.00 Wita dilaksanakan acara pendalaman materi logistik yang diselenggarakan di ruang rapat Lantamal XIII yang di hadiri oleh Wadan Lantamal XIII, para Asisten Danlantamal XIII, Dan Satrol Lantamal XIII dan para Kasatker Lantamal XIII yang diisi dengan Paparan Kewasgiatan Logistik Lantamal XIII dan dilanjutkan dengan tanya jawab.

Setelah pendalaman materi Waaslog Kasal langsung meninjau proses pembangunan renovasi dan pelebaran dermaga yang sedang berlangsung. Renovasi dan pelebaran dermaga tersebut apabila sudah selesai, nantinya akan dapat dirapati oleh unsur unsur KRI melaksanakan operasi di wilayah perbatasan laut Indonesia-Malaysia di wilayah kerja Lantamal XIII yang lebih besar serta menampung KRI yang lebih banyak.

Selain peninjauan hal tersebut di atas, Waaslog Kasal beserta rombongan hari ini (24/10) juga melaksanakan kunjungan ke PT Kayan Juata guna peninjauan lapangan fasilitas dan Workshop Dock serta meninjau perbaikan KAL Simaya oleh CV Dharma Persada di Juata Tarakan Utara. Selanjutnya Waaslog Kasal dan rombongan meninjau fisik pembangunan Mako Yonmarhanlan XIII dan Rumah Dinas Yonmarhanlan XIII yang berada di Kelurahan Amal Tarakan Timur.

   TNI AL  

Puspenerbal Survey Pengembangan Pangkalan Udara TNI AL

★ Wilayah Riau dan Kalimantan BaratKomandan Puspenerbal yang diwakili Direktur Perencanaan dan Pengembangan (Dirrenbang Puspenerbal) Kolonel Laut (P) Kicky Salvachdie, S.E. melaksanakan survey dalam rangka pengembangan pangkalan udara TNI AL di bawah jajaran Puspenerbal yang berada di wilayah Koarmada I. Rabu (23/10/2019).

Wing Udara 1 yang merupakan satuan operasional yang secara langsung melakukan pembinaan kekuatan dan kemampuan untuk mendukung satuan operasional, khususnya di wilayah Koarmada I.

Selain itu, Wing Udara 1 turut serta dalam mendukung pelaksanaan survey ke bandara Letung dan Lanudal Matak yang terletak Kabupaten Anambas Provinsi Kepulauan Riau serta ke wilayah Singkawang Pontianak Provinsi Kalimantan Barat dengan satu unsur Pesud jenis Casa NC-212/U-6208 yang diawaki oleh Capt Pilot Letkol Laut (P) Bambang Edi Saputro.

Dengan adanya penambahan pangkalan udara TNI AL di wilayah Letung Kepulauan Riau dan Singkawang Kalimantan Barat tugas yang diemban oleh penerbangan TNI AL di wilayah Koarmada I dapat memberikan hasil lebih maksimal demi mewujudkan Penerbangan TNI AL yang besar dan profesional.

Dalam kunjungan tersebut Komandan Wing Udara 1 Kolonel Laut (P) Gering Sapto Sambodo, M. Tr. Hanla., M.M beserta Perwira Staf Wing Udara 1 melepas tim survey Dirrenbang Puspenerbal di Apron Lanudal Tanjungpinang.

  TNI AL  

Minggu, 27 Oktober 2019

Kemhan Selenggarakan FGD Kapal Selam

Ilustrasi kapal selam U209 TNI AL ★

Focus Group Discussion (FGD) Kapal Selam dengan tema Pemberdayaan Kemampuan PT. PAL Melalui Jasa Konsultan Menuju Kemandirian Bidang Kapal Selam (Empowerment of the Capability of PT. PAL through Consultancy towards the Independence of Submarine Technology) dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019 di Hotel Java Paragon, Surabaya.

Tujuan dari FGD adalah untuk mendapatkan kesamaan visi tentang kemampuan yang telah dicapai oleh PT. PAL melalui jasa konsultansi untuk membangun Kapal Selam secara mandiri.

FGD dibuka oleh Dirjen Pothan Kemhan dengan menyampaikan bahwa Kapal Selam merupakan salah satu dari Tujuh Program Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan kompleksitas teknologi yang tinggi untuk digunakan oleh TNI AL dalam menjaga dan mengamankan wilayah NKRI khususnya menghadapi ancaman dan gangguan dari dalam maupun dari luar.

FGD dilakukan untuk menakar sejauh mana peningkatan kemampuan PT. PAL setelah mengikuti konsultansi teknologi Kapal Selam dari DWL selama 7 tahun dalam mewujudkan kamandirian Kapal Selam, hambatan yang dihadapi serta langkah-langkah yang harus dilakukan kedepan untuk dapat mewujudkan kemandirian tersebut.

Narasumber dalam FGD ini adalah PT. PAL Indonesia (Bapak Marx Jefferson) yang memaparkan tentang Kesiapan PT. PAL (Indonesia) untuk Memproduksi Kapal Selam dan Daewoo Logistic (DWL / Mr. Son, Kye-hyun) yang memaparkan tentang Prediction on PT. PAL Capability after Submarine Consultation (7 years).

Dari FGD diketahui bahwa PT. PAL, dalam menyiapkan kemampuan membangun kapal selam di dalam negeri (Whole Local Production), masih memerlukan pendampingan dari konsultan teknologi pembangunan kapal selam. Hasil konsultansi selama tujuh tahun dari konsultan pembangunan kapal selam DWL, telah tersusun 534 dari keseluruhan 558 Working Standard prosedur pembangunan kapal selam.

PT. PAL memerlukan pemenuhan infrastruktur, sarana dan prasarana produksi untuk mendukung kemampuan membangun kapal selam.

Dalam penutupnya Dirjen Pothan Kemhan menyampaikan bahwa PT. PAL harus optimis dan yakin dapat berhasil dalam menguasai teknologi pembangunan Kapal Selam dengan menyiapkan SDM yang handal dan dikelola dengan baik.

  Kemhan  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...