Sabtu, 21 Maret 2015

Pesawat Bomber Tercanggih Dimiliki Indonesia Era 60-an

TU 16 Badger AURI [google]

I
ndonesia pernah memiliki pesawat pembom strategis tercanggih di era 1960-an, yaitu Tupolev Tu-16 bomber (badger). Pada tahun 1961 varian pesawat jenis ini dimiliki AURI (nama TNI AU saat itu) sebanyak 25 unit. Pesawat bomber ini pernah dipersiapkan dalam operasi Trikora tahun 1962 guna merebut kembali Irian Barat dari cengkeraman Belanda.

Berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa sumber, Jumat (20/3/2015), sebanyak 14 unit Tu-16 tergabung dalam Skuadron 41 dan sisanya di Skuadron 42. Kedua skuadron ini bermarkas di Pangkalan Udara AURI Iswahyudi, di Madiun, Jawa Timur. Semua unit Tu-16 tidak diterbangkan lagi pada tahun 1969 dan keluar dari armada AURI tahun 1970.

Pesawat yang digunakan Indonesia saat itu hanya dimiliki empat negara di dunia, yakni Uni Soviet, Mesir, Irak termasuk Indonesia. Operasi Trikora adalah perintah langsung dari Presiden Soekarno, dalam pidatonya dengan lantang meminta kepada seluruh tentara dan rakyat Indonesia menggagalkan upaya pendirian negara Irian Barat bentukan Belanda tersebut.

Pesawat Tupolev Tu-16 adalah pesawat pembom jet bermesin ganda yang dikembangkan dan digunakan angkatan udara Uni Soviet. Pesawat ini telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun. Tupolev Tu-16 dirancang serba bisa dalam berbagai varian sebagai mata-mata, patroli maritim, pengumpul data elektronik intelijen, dan perang elektronik. Sebanyak 1.507 pesawat dibangun di tiga pabrik pesawat Uni Soviet antara tahun 1954 hingga tahun 1962.

Adapun daya angkut pesawat maksimal enam sampai tujuh kru dengan kecepatan maksimal mencapai 1.050 km/ jam (652 mph, 567 kn). Pesawat juga dilengkapi 6-7 × 23 mm Afanasev Makarov AM-23 meriam. Masing-masing ditempatkan pada bagian punggung dan perut pesawat.

Fasilitas senjata lainnya adalah, 2 × Raduga KS-1 Komet ( AS-1 Kennel ) rudal antikapal pada sayap pesawat, atau 1 × Raduga K-10S ( AS-2 Kipper ) antikapal rudal semi tersembunyi di badan pesawat, atau 2 × Raduga KSR-5 ( AS-6 Kingfish ) antikapal rudal pada sayap pesawat, serta bom jatuh dengan bobot 9.000 kg.(kur)

  sindonews  

[World] Malaysia Memilih NSM dan VL Mica untuk pertahanan kapal perangnya

Malaysia telah memilih Kongsberg Naval Strike Missile (NSM) untuk kapal patroli generasi kedua. (survincity)

T
he Kongsberg Naval Strike Missile (NSM) rudal anti-kapal dan MBDA VL Mica sistem rudal pertahanan titik dipilih sebagai pertahanan kapl patroli generasi kedua Malaysia (SGPV-SKB), demikian laporan dari sumber Angkatan Laut Malaysia (RMN) kepada IHS Jane, namun pemilihan kedua sistem masih menunggu konfirmasi akhir dari pemerintah Malaysia.

Pilihan kedua sistem mencerminkan kompromi antara RMN dan pemerintah Malaysia, yang telah terjadi perdebatan atas sistem senjata untuk program SGPV-SKB sejak 2012.

Setelah menerima letter of award (LoA) pada Desember 2011, Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd, anak perusahaan dari kelompok BHIC Malaysia, menerima kontrak senilai MYR 9 miliar (USD 2.4 miliar) untuk desain dan konstruksi dari program enam kapal SGPV-LCS.(Jane's)

  Garuda Militer  

Detasemen Jalamangkara TNI AL bebaskan tawanan teroris

Ilustrasi sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL dalam satu lathan antiteror. (inilah)

D
)etasemen Jala Mangkara TNI AL berhasil membebaskan sejumlah tawanan teroris, di Pertamina Plaju Palembang pada gelaran latihan pembebasan sandera satuan pasukan khusus elit TNI AL itu, Sabtu.

Latihan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu diskenariokan di lokasi Pertamina Plaju sebagai salah satu pusat energi di Sumatera Selatan.

Skenarionya, 25 teroris yang dilengkapi senjata api dan bahan peledak dipasang di kilang serta berhasil menguasai Pertamina Plaju, selanjutnya menyandera beberapa pejabat setempat dengan tujuan minta tebusan uang.

Operasi penyelamatan para sandera ini didudukung oleh beberapa tim yaitu combat free fall, rubber duck operation, advanced fastrope, dan tim perahu serbu sea raider.

Pada waktu yang sudah direncanakan, empat tim melakukan infiltrasi dengan navigasi jarak jauh melalui KRI Makassar 590 menuju kapal sasaran Pertamina memakai sea raider.

Dua tim rubber duck operation menurunkan satu perahu karet dan masing-masing tiga personel dengan menggunakan pesawat Cassa NC 212 dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Selanjutnya tim bergerak menuju ke sasaran yaitu gedung Marine Region III Pertamina Plaju.

Pada pusat sasaran tempat sandera ditahan tim combat free fall melakukan infiltrasi udara menggunakan helikopter Bell-412 dari KRI Makassar-509.

Sementara itu tim Delta bergerak untuk menjinakkan bahan peledak di sasaran ruang kontrol kilang dengan menggunakan teknik fast ropping.

Teroris pun berhasil dilumpuhkan, serta para sandera akhirnya diamankan. Selanjutnya Denjaka TNI AL melakukan pengecekan personel dan materil, misi pun selesai.

Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, cukup puas dengan hasil latihan hari ini. "Latihan ini menyiapkan Denjaka untuk mereka memiliki kompetensi sebagai pasukan anti teror aspek laut, nanti akan digunakan panglima TNI," katanya.

"Kalau untuk kegiatan di kita adalah sifatnya menangani perampokan kecil-kecilan naik ke kapal, tapi kalau untuk pembajakan yang sifatnya besar itu jarang terjadi," kata Supandi.

  Antara  

Memandang Jepang Lalu Bertandang

Armada Laut Jepang, mulai bangkit bertaring

S
elama hayat dikandung badan, perjalanan berpertahanan Indonesia hampir tidak pernah melirik Jepang. Boleh dikata negeri Sakura itu tidak menjadi sebuah harapan bagus utamanya ketika negeri ini sedang bergeliat dengan perkuatan militernya. Indonesia hanya melirik 2 negara “ras kuning” yang lain yaitu Korsel dan Cina. Dengan Korsel, kita banyak menjalin kerjasama perkuatan alutsista antara lain pengadaan 3 kapal selam Changbogo, pembelian 1 skuadron jet tempur T50, pembelian 22 panser canon Tarantula dan kerjasama teknologi pembuatan jet tempur generasi 4,5 yang dikenal dengan Project KFX/IFX.

Sementara dengan Cina berdasarkan data SIPRI 2015 Indonesia memesan ratusan peluru kendali anti kapal jenis C802 dan C705 untuk puluhan kapal perangnya, serta sangat dimungkinkan mendapatkan alutsista strategis peluru kendali SAM HQ16. Disamping itu ada kerjasama pertahanan dalam bentuk latihan bersama antar personil antar kesatuan kedua negara dan kerjasama produksi peluru kendali anti kapal C705. Bahkan baru-baru ini Cina menawarkan bantuan milyaran dollar untuk membangun poros maritim Indonesia.

Geliat Jepang dengan membuka “konstitusi diri” yang selama ini dibatasi, untuk mengekspor teknologi persenjataannya disambut hangat negara-negara sekitarnya tak terkecuali Australia dan India. Vietnam dan Filipina menyambut gembira kepedulian “saudara tua” itu dan sekaligus mengharapkan bantuan pertahanan menghadapi Naga Cina. Jepang juga memiliki konflik teritori dengan Cina di Laut Cina Timur dan Jepang berkomitmen menjaga stabilitas di Laut Cina Selatan dengan ikut menggelar patroli kapal permukaan dan kapal selam. Makin seru neh.

Jepang adalah sebuah harapan baru bagi perkawanan serius berlabel militer sementara di bidang lain negeri matahari terbit itu sudah membuktikan kehebatannya dalam kerjasama yang saling menguntungkan. Kesediaan Jepang untuk kerjasama pertahanan dengan RI sekaligus untuk mengimbangi ekspor senjata Korsel kepada Indonesia yang selama 4 tahun terakhir melonjak tajam. Maka jika kerjasama pertahanan itu diteken setidaknya beberapa pesawat amfibi ShinMaywa US-2, kapal perang kelas Shikishima, Hayabusha atau Fregat dan Destroyer bisa ditampilkan mengawal perairan Indonesia.

Kecerdasan Indonesia adalah menggauli semua pihak yang saling bermusuhan terhadap persoalan Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Musuh bersama negara-negara di kawasan itu adalah Cina sementara kita tidak punya sengketa teritorial dengan Cina meski ada perairan ZEE Natuna yang bertindihan. Meski begitu sebagai negara netral posisi Indonesia tetap harus mengantisipasi manakala Cina “mengamuk” lalu hantam sana hantam sini. Artinya perkawanan dengan Jepang adalah penguat daya tawar karena Jepang juga sedang bersiap diri memperkuat militernya sekalian mengekspor alutsistanya ke negara sekitarnya.

Itulah yang dibaca, dipelajari kemudian melalui kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Tokyo Jepang minggu depan tanggal 22-25 Maret 2015 akan ditandatangani kerjasama pertahanan dengan Jepang bersama PM Shinzo Abe. Sekedar diketahui Wapres Jusuf Kalla juga telah berkunjung ke Jepang tanggal 12-17 Maret 2015 yang lalu. Manuver Indonesia melalui kerjasama pertahanan ini tentu akan memberikan “nilai tambah” bagi negeri ini utamanya terhadap Cina. Sebagaimana kita ketahui setelah kunjungan ke Jepang, Presiden Indonesia akan bertolak ke Beijing Cina untuk maksud yang sama, memperkuat kerjasama pertahanan yang sudah berlaku.

Sebuah bentuk diplomasi yang cemerlang terutama terkait waktu kunjungan, tema kunjungan di kedua negara itu, yang menyiratkan betapa bebasnya negeri ini berkawan dengan siapapun. Ini juga bagian dari strategi RI untuk mengantisipasi kondisi terburuk manakala konflik LCS pecah atau justru menjadikan Cina berhati-hati. Luasnya teritori Indonesia yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan menjadi perhitungan Cina karena Indonesia pemilik ALKI 1 yang strategis bagi jalur perdagangan Cina. Bisa saja ketika konflik menjadi runyam dan Indonesia memilih ikut bergabung dengan kafilah pembenci Cina lalu bersama kekuatan militer Australia dan AS menutup akses ALKI 1,2,3 kemudian menghantam Cina dari Natuna dan Kalimantan. Semua skenario itu pasti sudah dianalisis Cilangkap dan Pejambon.

Yang jelas ada pacuan kekuatan militer di kawasan Asia Pasifik yang membentuk dua kutub. Satu kutub bernama Cina sementara kutub lain adalah aliansi pembenci Cina yaitu Jepang, Korsel, Taiwan, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunai. Dibelakangnya ada AS, Australia, Singapura. Seperti kita ketahui gelar kekuatan militer AS sudah mulai difokuskan ke Asia Pasifik. Lalu dimana posisi Indonesia saat ini. Yang jelas sejauh ini ada dimana-mana, boleh jadi bisa menjadi mediator alias penengah konflik agar tidak menjadi perang terbuka.

Namun jika Paman Mao tetap bersikukuh dengan klaimnya lalu menjalar ikut pula klaim Natuna, maka pilihan kita tentu ikut bertarung juga. Pelajaran yang harus kita antisipasi adalah perebutan sumber daya energi tak terbarukan bisa membuat negara “jagoan” bertindak arogan dan main serbu saja. Perjalanan ke Jepang itu adalah untuk mengingatkan Cina dan perjalanan ke Cina juga untuk mengajak Cina. Siapa tahu Shinzo Abe titip pesan ke Jokowi untuk disampaikan kepada Xi Jinping dan bisa jadi Xi Jinping menyambut baik. Namanya diplomasi, semuanya terbungkus, namanya kerjasama militer semuanya dijelasterangkan agar masing-masing pihak berhitung cermat.
****
Jagarin Pane / 20 Maret 2015

  Analisisalutsista  

Infrastruktur kapal selam dibangun 2016

Dokumentasi anggota TNI AL melakukan fast rope di atas kapal selam KRI Nanggala-402 saat peringatan HUT ke-69 TNI yang digelar di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10). Peringatan Hari TNI ini diharapkan dapat menjadi momentum dalam upaya meningkatkan profesionalisme, disiplin, dan semangat juang prajurit TNI. ANTARA FOTO/Suryanto)

D
irektur Utama PT PAL Indonesia (Persero), M Firmansyah Arifin, mengatakan, pembangunan infrastruktur kapal selam di Indonesia direncanakan pada 2016, untuk menindaklanjuti penunjukkan perusahaan plat merah itu dalam memproduksi kapal selam dari Kementerian Pertahanan.

TNI AL memproyeksikan memiliki enam kapal selam baru, melengkapi dua kapal selam saat ini, KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402, yang merupakan Tipe-209 dari Jerman. Korea Selatan menjadi salah satu alternatif penting sumber pengadaan keenam kapal selam baru itu selain kelas Kilo dari Rusia.

"Kita bangun dulu infrastrukturnya, sebab kita belum punya dan hanya punya landasannya kapal selam. Sehingga dengan ada infrastruktur, ke depan bisa lebih banyak produksi kapal selam," ucap Arifin, di Malang, Sabtu.

Ia mengatakan, keperluan Indonesia terhadap kapal selam sangat tinggi karena wilayahnya mayoritas adalah laut, sehingga kekuatan alutsista berupa kapal selam sangat dibutuhkan.

"Kalau kita melihat akan kebutuhan kapal selam sebenarnya Indonesia membutuhkan sebanyak 12 kapal selam. Sementara saat ini kita hanya mempunyai sedikit, itu pun produksi lama," katanya.

Terkait dengan rencana pembuatan kapal selam, Arifin menjelaskan saat ini sedang dalam proses produksi tiga unit, di antaranya satu unit akan dibangun di Indonesia, dua lainnya sedang dalam proses pembuatan di Korea Selatan.

"Sebanyak dua unit kapal selam dalam proses dibuat di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Korea Selatan. Lalu, satu unit dibangun di PT PAL Indonesia," katanya.

Untuk itu, sebelum memulai produksi satu unit kapal selam pihaknya akan membangun sejumlah infrastrukturnya terlebih dahulu, sehingga ke depan bisa dilanjutkan dengan produksi secara mandiri.

Sebelumnya, untuk merealisasi kapal selam PT PAL Indonesia mendapatkan kucuran penyertaan modal negara sebesar Rp 1,5 triliun untuk membangun tiga unit kapal selam dengan nilai Rp 500 miliar perunit.

Pembangunan itu, telah mendapat dukungan dari Komisi VI dan Komisi I DPR, dan alokasi biayanya juga menyangkut pengiriman tenaga ahli ke Korea Selatan untuk belajar pembuatan kapal selam.

Arifin berharap, ketika PT PAL Indonesia sudah memulai produksi kapal selam, akan memperkuat persenjataan Indonesia, khususnya di wilayah laut.

  Antara  

TNI AL dan AL Thailand berlatih bersama

TNI AL dan Angkatan Laut Kerajaan Thailand akan menggelar latihan bersama bersandi Exercise Sea Garuda 18AB-15, di Teluk Thailand pada 2-9 Juni 2015.

Dinas Penerangan TNI AL dalam keterangan pers diterima di Surabaya, Jumat, rencana latihan bersama itu telah dibahas dalam rapat finalisasi antara delegasi TNI AL dan delegasi AL Kerajaan Thailand, di Surabaya pada 18-19 Maret 2015.

Delegasi Indonesia dipimpin Kolonel Pelaut Mohamad Zaenal, sedangkan delegasi Thailand dipimpin Chief of Staff of Frigate Squadron 1, Royal Thai Fleet, Captain (kolonel) Paisarn Meesri.

Zaenal mengatakan, dalam Exercise Sea Garuda 18AB-15 itu akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu Tahap Pangkalan, Tahap Manuver Laut, dan Tahap Pengakhiran.

Tahap Pangkalan pada 2-4 Juni 2015 meliputi perencanaan dan koordinasi, kunjungan kehormatan, upacara pembukaan, pre sail briefing, pertukaran LO, olahraga dan permainan, resepsi dan makan malam kehormatan.

Selanjutnya Tahap Manuver Laut pada 5-7 Juni 2015 yaitu serial latihan di Teluk Thailand, kemudian tahap terakhir yaitu Tahap Pengakhiran pada 8-9 Juni 2015 yang meliputi kaji ulang dan upacara penutupan.

"TNI AL akan melibatkan dua kapal perang, yaitu KRI Usman Harun-359 dan KRI Sultan Hasanudin-366, satu pesawat CN 235 dan satu helikopter Bell BO-105 yang tergabung di KRI Sultan Hasanudin-366," katanya.

Sementara itu, Angkatan Laut Kerajaan Thailand melibatkan tiga kapal perang, yaitu HTMS Rakut Rajakumarn, HTMS Rattanakosin dan HTMS Sukhothai, juga satu pesawat Dornier Do-288 dan dua helikopter.

Latihan akan dihadiri Panglima Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Laksamana Muda TNI Darwanto, yang selama di Thailand akan melaksanakan kunjungan kehormatan ke panglima Armada Angkatan Laut Kerajaan Thailand, komandan Pangkalan Sattahip, komandan Skuadron 1 dan komandan kapal induk HTMS Chakri Naruebet.

  Antara  

Tiga kapal Thailand ditangkap KRI Sutedi Senoputra-378

KRI TNI AL

S
alah satu unsur kapal perang jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), KRI Sutedi Senoputra-378, berhasil mengamankan tiga kapal ikan asing dari Thailand di Laut Cina Selatan, Jumat.

Kepala Dispenarmabar Letkol Laut (KH) Ariris Miftachurrahman, di Jakarta, Jumat, mengatakan ketiga kapal asing tersebut diamankan KRI Sutedi Senoputra-378 yang tengah melaksanakan operasi Rakata Jaya di bawah BKO Pangarmabar di wilayah perbatasan laut Indonesia dan Malaysia.

Ia menjelaskan, kejadian berawal ketika radar JRC KRI mendeteksi kontak yang mencurigakan, selanjutnya diidentifikasi secara visual dengan menggunakan teropong dan diketahui kapal ikan asing.

Mengetahui hal tersebut, kata Ariris, Komandan KRI Sutedi Senoputra Mayor Laut (P) Hendra Astawan memerintahkan anggota KRI untuk melaksanakan peran pemeriksaan dan penghentian kapal.

Dari hasil pemeriksaan, lanjut dia, diketahui ketiga kapal tersebut adalah jenis kapal ikan asing berbendera Thailand masing-masing berbobot 60 sampai 70 GT dengan masing-masing tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK) dan setiap kapal memiliki muatan ikan campuran.

Setelah diperiksa lebih lanjut, ketiga kapal ikan asing tersebut tidak bisa menunjukkan dokumen penangkapan ikan yang sah di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

"Ketiga kapal ikan asing dikawal menuju Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ranai untuk proses hukum lebih lanjut," kata Ariris.

  Antara  

Kasau Terima Dubes Amerika

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat Robert Blake di Mabesau Cilangkap, Jumat (20/3). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk perkenalan sehubungan dengan masa tugasnya yang baru di Indonesia.

Pada pertemuan tersebut dibicarakan hubungan bilateral antar kedua negara khususnya kedua angkatan udara di bidang kerjasama militer dan teknologi seperti pengadaan pesawat maupun pendidikan setingkat Lemhannas maupun Sesko.

Pada kesempatan tersebut Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna didampingi Asrena Kasau Marsma TNI Mawardi, Aspam Kasau Marsma TNI Masmun Yan Mangesa, Asops Kasau Marsda TNI I. Bagus Anom Manuaba, Aspers Kasau Marsda TNI Bambang Samoedro, Aslog Kasau Marsda TNI M.Nurullah S.IP dan Kadispenau Marsma TNI Hadi Tjanhjanto, S.IP, sedangkan Dubes Amerika Robert Blake didampingi Atase pertahanan Amerika Marbles dan Atase Udara Amerika Stelling.

  TNI AU  

Penerbang tempur TNI AU berlatih survival

Ilustrasi

S
ejumlah penerbang tempur TNI AU dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, melakukan latihan survival atau teknik bertahan hidup di lereng Gunung Lawu, Magetan Jawa Timur, dengan menghadapi persoalan yang tidak mudah di lapangan.

Diskenariokan penerbangan pesawat tempur TNI AU yang diberi misi pengintaian bersenjata (armed reconnaissance) melontarkan diri dari kokpit setelah diserang musuh dan pesawat tempurnya rusak setelah ditembak musuh.

Sebagai upaya untuk menyelamatkan diri dan agar tetap bertahan hidup, maka penerbang tempur TNI AU berupaya mempertahankan hidup yang disebut SERE (Survival, Evation, Resistance, Escape), sebut keterangan tertulis Dinas Penerangan TNI AU, diterima di Jakarta, Jumat petang,

Teknik dan prosedur SERE ini, harus dikuasai penerbang tempur sampai bantuan datang.

Dalam skenarionya ada dua tahap yang harus dihadapi para peserta SERE ini, yaitu survival di laut (sea survival), di Telaga Sarangan dan survival hutan (jungle survival) dimana para peserta survival dihadapkan persoalan-persoalan yang tidak mudah.

Mereka, harus bekerjasama memecahkan permasalahan, mulai dari hambatan pagar kawat, tebing curam dan rasa lapar karena kehilangan bahan makanan yang berada di survival pack, maka mengharuskan membuat jebakan untuk menangkap satwa liar untuk dimakan.

Dalam latihan SERE selama tiga hari diikuti 30 personel, terdiri para penerbang tempur dan awak darat, yang semuanya didukung Batalion Pasukan 463 Paskhas.

Sesuai doktrin operasi udara TNI AU, pasukan yang datang menyelamatkan pilot tempur itu adalah pasukan yang berkualifikasi SAR Tempur. Korps Pasukan Khas TNI AU mempunyai kualifikasi itu, selain menjadi salah satu tugas pokok mereka.

  ARC  

[Video] Uji Coba Meriam Buatan Korea di Lumajang

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) menggelar uji coba alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru berupa meriam Howitzer 155 mm KH-179 buatan Korea Selatan sebanyak 18 unit di Pantai Watu Godek, Kecamatan Tempursari (17/03).

"Meriam ini buatan Korea tahun 2011. Termasuk baru, kami belum pernah memakai," kata Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan Brigadir Jenderal Sonhaji.

Ada dua jenis amunisi yang ditembakkan, yakni high explosive dan rocket assisted projectile, yang ditembakkan ke tiga sasaran dengan jarak jangkau yang berbeda. Sasaran penembakan meriam adalah Dampar, yang berjarak 11 km dari lokasi penembakan; Pandan Arum (18 km); serta Pandan Wangi (30 km).

Setelah diuji coba, meriam-meriam ini nantinya akan ditempatkan di tiga daerah untuk memperkuat pertahanan Indonesia. "Enam unit meriam kami tempatkan di Berau, Kalimantan Timur; enam di Ngabang, Kalimantan Barat; dan enam di Aceh," kata Sonhaji.

Berikut penampakan Howitzer 155mm dari Youtube :



  Garuda Militer  

[World] Penyanderaan 3 Jam di Tunisia

Penyanderaan 3 Jam di Tunisia Berakhir, 22 Orang Tewas Penyanderaan tiga jam di Museum Bardo, Tunisia, sebanyak 22 orang tewas. [Reuters]

Drama penyanderaan di sebuah museum di Ibu Kota Tunis, Tunisia, oleh dua pria bersenjata selama tiga jam telah berakhir. Sebanyak 22 orang tewas, termasuk 17 turis asing dan dua pria bersenjata.

Dari 17 turis asing itu, belum ada informasi resmi dari pemerintah Tunisia apakah ada warga Indonesia di dalamnya. Perdana Menteri Tunsia, Habib Essid, mengatakan kebuntuan telah berakhir.

Penyanderaan yang berlangsung Rabu petang kemarin, bermula dari aksi dua pria bersenjata yang menyerbu Museum Bardo di Tunis. Pasukan keamanan Tunisia lantas mengambil tindakan dengan menyerbu lokasi yang berada di sebelah gedung parlemen Tunisia itu.

Menurut PM Essid, warga Italia, Jerman, Polandia dan Spanyol ikut jadi korban tewas dalam penyanderaan itu. Menurutnya, pasukan keamanan Tunisia pada Kamis (19/3/2015) masih mencari dua atau tiga orang yang diduga ikut membantu para pria bersenjata tersebut.

Ahmad Fadli, saksi mata saat penyanderaan berlangsung yang juga koresponden surat kabar Al-Tunisia, mengatakan, bahwa para pria bersenjata merupakan militan yang mengenakan seragam tentara. “Saya berada persis di seberang Museum Bardo. Beberapa orang berseragam militer kembali menuju museum dan mulai menembak dan mengambil sandera,” ujar Fadli.

”Setidaknya ada dua orang bersenjata, meskipun ada mungkin lebih. Keduanya terlihat dengan senapan Kalashnikov bergegas masukke dalam gedung,” ujarnya.

Menurut Reuters, sekitar 200 orang diyakini ada di dalam museum ketika penyanderaan berlangsung. Media Tunisia melaporkan, ada 160 turis yang diselamatkan dari gedung museum melalui pintu belakang, sementara sekitar 20 sampai 30 turis masih berada di dalam gedung saat penyanderaan terjadi.(mas)
Anjing Polisi Jadi "Pahlawan" dalam Penyanderaan di TunisiaAnjing polisi yang ikut mati dalam penyanderaan di Tunisia jadi "pahlawan". [Mirror]

Seekor anjing polisi Tunisia ikut mati dalam serangan dan penyanderaan di Museum Bardo, Kota Tunis, Tunisia. Anjing itu dianggap pahlawan dan disambut tepuk tangan haru warga Tunisia.

Anjing heroik itu dianggap ikut berjasa menyelamatkan banyak orang, ketika penyanderaan oleh orang-orang bersenjata berlangsung sekitar tiga jam. Sebuah video, tampak orang-orang bertepuk tangan sambil menangis ketika melihat tubuh anjing tak sudah mati itu ditandu keluar dari Museum Bardo.

Dalam serangan itu, sekitar 22 orang tewas, termasuk 17 turis asing, polisi Tunisia dan dua pria bersenjata pelaku penyanderaan.”Bravo!”, teriak warga di sekitar museum sambil tepuk tangan saat menyaksikan anjing itu dibawa keluar.

Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid, memastikan kematian dua pria bersenjata penyerang Museum Bardo. Identitas dua penyerang itu tidak dirilis, tapi pemerintah Tunisia curiga keduanya terakit kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS).

”Bangsa kita berada dalam bahaya,” kata Essid dalam pidatonya di stasiun televisi nasional. ”Kami akan tanpa ampun dalam membela negara kita,” katanya lagi.

Sementara itu, pemerintah Indonesia mematikan tidak ada warga negara Indonesia yang jadi korban dalam serangan di Museum Bardo. Indonesia mengecam serangan dan penyanderaan yang memakan banyak korban jiwa itu.

”Laporan sementara dari KBRI Tunis tidak ada WNI di antara korban yang meninggal,” tulis Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui Twitter yang dikutip Sindonews, Kamis (19/3/2015).
Tunisia Ungkap Identitas Pelaku Teror Museum 22 orang tewas dalam aksi teror di museum Bardo, Tunisia kemarin.

Pemerintah Tunisia mengaku telah berhasil mengungkap identitas pelaku teror di museum Bardo, yang menewasan 22 orang dimana mayoritas korban adalah warga asing.

Menurut pihak kepolisian Tunisia, serangan tersebut diduga dilakukan oleh empat sampai lima orang. Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid menyatakan, berdasarkan informasi yang dia dapat dari pihak intelijen, dirinya sudah mendapatkan dua nama pelaku teror itu. Salah satu pelaku diketahui bernama Yassine Laabidi.

Namun, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (19/3/2015), Essid mengatakan pihaknya belum mendapatkan keterkaitan antara Laabidi dengan kelompok teror manapun.

Sedangkan satu orang lainnya diketahui bernama Hatem Khachnaoui. Pemimpin Tunisia itu mengaku belum memiliki informasi seputar Khachnaoui dan saat ini bekerjama dengan beberapa negara untuk mengungkap siapa sebenarnya Khachnaoui.

Laabidi dan Khachnaoui merupakan dua pelaku yang tewas ditembak oleh pihak kepolisian saat mereka melakukan aksi teror, semalam. Sementara itu dua atau tiga orang temannya berhasil kabur, yang saat ini tengah dalam pengejaran polisi.

Dunia internasional langsung menyampaikan kecamanan keras atas insiden di negara Afrika tersebut. Kecaman paling keras datang dari negara yang warganya turut menjadi korban dalam serangan itu, seperti Italia, Jepang, Spanyol, Jerman dan Australia.(esn)
Dibekuk, 9 Orang yang Diduga Terlibat Teror di Museum Tunisia Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi menyatakan, pihaknya sudah berhasil menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan museum Bardo, kemarin. [Reuters]

Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi menyatakan, pihaknya sudah berhasil menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan museum Bardo, kemarin. Penangkapan ini dilakukan hanya beberapa saat setelah Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid mengumumkan nama dua pelau teror yang tewas ditembak polisi.

"Pasukan keamanan mampu menangkap empat orang yang diduga terlibat langsung dalam aksi penyerangan tersebut, dan lima orang lainnya dicurigai memiliki hubungan dengan insiden itu," ucap Essebsi dalam sebuah pernyataan.

Namun, seperti diberitakan Al Arabiya pada Kamis (19/3/2015), Essebsi masih enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas kesembilan orang tersebut, dan peran apa yang mereka emban dalam serangan yang menewaskan 22 orang tersebut.

Dirinya hanya menyatakan, saat ini Tunisia sedang dalam keadaan darurat paska insiden tersebut. Ia menyebut para terduga teroris lainnya sudah melarikan diri ke wilayah-wilayah pegunungan dan pedesaan di negaranya.

"Untuk mengantisipasi hal yang tidak terduga, kami telah memperkuat keamanan di kota dengan menambah jumlah pasukan keamanan dan juga kami akan memperketat wilayah perbatasan, khususnya yang berbatasan dengan Libya dan Aljazair," tambahnya.(esn)
Sebut Penyerang Ksatria, ISIS Biang Teror Berdarah di Tunisia ISIS mengklaim bertanggung jawab atas teror berdarah di Tunisia dan menyebut dua pelakunya sebagai ksatria. [Reuters]

ISIS mengklaim sebagai biang teror berdarah di Musuem Bardo di Kota Tunis, Tunisia dengan korban tewas 23 orang. ISIS menyebut dua pelaku serangan dan penyaderaan di museum itu sebagai kstraria.

Klaim itu disampaikan kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) melalui pesan audio yang di-posting secara online. “Dua ksatria dari ISIS berat bersenjata dengan senjata otomatis dan granat, menargetkan Museum Bardo,” bunyi pesan audio kelompok ISIS, semalam.

Kelompok radikal itu juga mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut. ”Apa yang Anda lihat itu hanya awal,” lanjut pesan ISIS, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (20/3/2015).

Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid, mengatakan salah satu dari dua pria bersenjata dalam serangan itu sudah diketahui intelijen. Dalam sebuah wawancara dengan radio Prancis, RTL, Essid mengatakan bahwa Tunisia bekerja sama dengan negara lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang latar belakang penyerang.

Menurutnya, dua penyerang itu diidentifikasi sebagai Yassine Laabidi dan Hatem Khachnaoui. Mereka sudah tewas dibunuh oleh pasukan Dinas Keamanan Tunisia ketika menggerebek Museum Bardo setelah drama penyanderaan berlangsung tiga jam.

Kementerian Kesehatan Tunisia telah merilis resm jumlah korban tewas dalam teror berdarah di Museum Bardo. Jumlah korban tewas sebanyak 23 orang, termasuk di antaranya 20 turis asing. Itu merupakan teror paling mematikan di Tunisia dalam 13 tahun terakhir.

Pemerintah Indonesia telah mengutuk serangan di Tunisia. Pihak KBRI di Tunis telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban dalam teror berdarah itu.(mas)
Pura-pura Tewas, Turis Ini Selamat dalam Teror di Tunisia Maryline, turis Prancis, pura-pura tewas agar selamat dalam teror berdarah di Tunisia. [itv.com]

Lantaran pura-pura tewas, seorang turis Prancis berhasil selamat dari teror berdarah di Museum Bardo di Kota Tunis, Tunisia. Turis bernama Maryline itu mengolesi tubuhnya dengan darah korban dan berpura-pura tewas.

Kisah itu dia ungkap kepada wartawan setelah teror berdarah selama tiga jam dengan korban tewas 23 orang itu berakhir kemarin. Kelompok ISIS mengklaim bertanggungjawab atas teror itu dan menyebut dua penyerang bersenjata sebagai ksatria.

Turis wanita Pancis itu, mengaku berada di dalam Museum Bardo, ketika dua pria bersenjata menyerbu gedung meusem. Sebelum berpura-pura tewas, Maryline sempat meringkuk di balik pilar bersama dengan turis lainnya yang ketakutan.

Maryline juga melihat seorang pria yang ada di depannya ditembak di bagian kepala. Pria itu, kata dia, mungkin bermaksud menyelamatkannya.

“Ada lubang besar di kepalanya. Tubuhnya tergelincir ke arah saya. Saya mengerti bahwa mungkin berkat orang ini saya masih hidup,” kata Maryline,seperti dikutip itv.com, Jumat (20/3/2015).

Maryline sendiri mengalami luka tembak di lutut ketika pelaku bersenjata menembak ke segala arah. “Jadi apa yang kita lakukan, karena kami takut para teroris akan kembali, maka kami mengolesi darah korban atas tubuh kita. Kita terluka, tapi hanya luka ringan,” ujarnya.

Teror berdarah itu menewaskan 23 orang, termasuk 20 turis asing. Dua penyerang juga sudah ditembak mati pasukan keamanan Tunisia.(mas)


  ★ sindonews  

[World] UE Harus Terus Tekan Rusia

http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/19/41/978919/dewan-eropa-ue-harus-terus-tekan-rusia-Bx9.jpg Presiden Dewan Eropa Donale Tusk kembali mendesak Uni Eropa (UE) untuk terus menekan Rusia dengan sanksi-sanksi lanjutan. Foto: istimewa

Presiden Dewan Eropa Donale Tusk kembali mendesak Uni Eropa (UE) untuk terus menekan Rusia dengan sanksi-sanksi lanjutan. Tekanan itu muncul di tengah pertemuan puncak negara UE, dimana sanksi terhadap Rusia menjadi salah satu agenda utama pertemuan itu.

Tusk menilai sanksi harus terus dijatuhkan karena Rusia belum melakukan apapun untuk memastikan perjanjian Minsk dilaksanakan secara penuh di Ukraina timur. Sanksi itu, lanjut Tusk, merupakan salah satu bentuk dukungan kepada pemerintah Ukraina.

"Salah satu cara terbaik untuk mendukung Ukraina adalah dengan terus memberikan tekanan kepada Rusia melalui sanksi-sanksi lebih lanjut. Tekanan itu harus terus diberikan sampai kita menyaksikan implementasi penuh perjanjian Minsk," ucap Tusk, seperti dilansir Reuters pada Kamis (19/3/2015).

"Langkah ini kelak pada akhirnya akan bermuara pada kendali penuh Ukraina atas wilayah-wilayah di perbatasan, seperti yang sudah tercantum dalam perjanjian yang dimediasi oleh Presiden Prancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman Angela Merkel," tambahnya.

Sampai saat ini perdebatan masih terjadi di tubuh UE mengenai apakah mereka akan memperpanjang dan memperluas sanksi untuk Rusia atau tidak. Setidaknya sudah tujuh negara, yakni Siprus, Yunani, Slovakia, Hungaria, Austria, Spanyol dan Italia yang menolak usulan untuk memperjang sanksi tersebut.(esn)
UE Mulai Bahas Perpanjangan Sanksi Rusiahttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/19/41/978830/ue-mulai-bahas-perpanjangan-sanksi-rusia-Kwc.jpgFoto: ilustraasi-istimewa

Para kepala negara dan pemerintahan dari 28 negara Uni Eropa (UE) akan melakukan pertemuan puncak di Brussels mulai Kamis (19/3/2015). Sanksi terhadap Rusia menjadi salah satu agenda utama pertemuan tersebut.

Menurut juru bicara urusan luar negeri UE, dalam pertemuan puncak itu para pemimpin UE akan membahas mengenai apakah sanksi terhadap Rusia akan diperpanjang sesuai dengan saran Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk atau dicabut. Dirinya mengatakan, semua kemungkinan masih terbuka lebar.

"Usulan yang disampaikan oleh Donald Tusk saat ini sedang dibahas," ucap juru bicara itu dalam sebuah pernyataan. Tusk, seperti dilansir Itar-tass, sedang berusaha untuk mendekati Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande agar mendukung usulannya.

Juru bicara itu mengatakan, bila berdasarkan hasil pembicaraan awal, nampaknya sanksi Rusia akan diperpanjang dan mumgkin akan diperluas. "Mayoritas peserta pertemuan mendukung usulan untuk memperluas sanksi untuk Rusia," imbuhnya.

Dari 28 negara UE, diketahui hanya tujuh negara yang menolak perpanjangan dan perluasan sanksi untuk Rusia. Negara-negara itu antara lain Siprus, Yunani, Slovakia, Hungaria, Austria, Spanyol dan Italia. Sanksi pada Rusia sendiri sejatinya akan berakhir pada Juli mendatang.(esn)
Uni Eropa Tabuh Genderang Perang Propaganda dengan Rusiahttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/20/41/979243/uni-eropa-tabuh-genderang-perang-propaganda-dengan-rusia-Q5k.jpgUni Eropa menabuh genderang perang propaganda dengan Rusia, terkait krisis Ukraina dan krisis lain di Erop. Foto: Reuters.

Uni Eropa menabuh genderang perang propaganda baru dengan Rusia. Uni Eropa sudah sepakat untuk melawan perang propaganda yang telah diluncurkan Kremlin baik dalam kisruh Ukraina maupun krisis lain di Eropa melalui pemberitaan media-media Rusia.

Para pemimpin Uni Eropa telah memberikan persetujuan formal untuk kampanye perang propaganda dengan Rusia pada pertemuan puncak pada hari Kamis kemarin.

Para pejabat Uni Eropa kepada Reuters, bahwa sudah ada selusin pakar komunikasi yang mulai bekerja pada akhir Maret di Brussels. Uni Eropa akan melawan informasi yang salah yang disengaja diatur Kremlin atas peran Rusia dalam setiap masalah, terutama terkait perang di Ukraina timur.

Uni Eropa menerima informasi bahwa Rusia menggelontorkan dana besar untuk para penyiar berita pro-pemerintah Rusia. Dana itu lebih besar dari yang diterima stasiun televisi lokal yang berbasis pada tayangan hiburan.

Para pemimpin Uni Eropa, terutama di negara-negara Baltik, telah khawatir dengan cara Rusia yang memanfaatkan media untuk mendapatkan dukungan dalam menjalankan kebijakan Kremlin.

Selain bersiap untuk perang propaganda, Uni Eropa juga telah sepakat untuk memperpanjang sanksi ekonomi. Tujuannya agar Rusia menghormati dan menjalankan kesepakatan damai Ukraina yang ditandatangani di Minsk, Belarusia.

”Menekankan perlunya untuk menantang kampanye disinformasi yang sedang berlangsung Rusia,” bunyi pernyataan tertulis yang beredar di kalangan pejabat Uni Eropa yang dilihat Reuters, Jumat (20/3/2015).

“Tugas baru yang mendesak untuk dilakukan Unit Brussels (Uni Eropa) adalah mengoreksi dan memeriksa fakta informasi yang salah dan mengembangkan narasi Uni Eropa melalui pesan kunci, artikel, lembaran fakta, infografis, termasuk materi dalam bahasa Rusia,” lanjut pernyataan itu.

Rusia belum merspons soal kebijakan terbaru dari Uni Eropa ini, termasuk soal keputusan untuk memperpanjang sanksi ekonomi. Rusia sebelumnya menuding Amerika Serikat (AS) sebagai biang di balik krisis Ukraina.(mas)

  ♆ sindonews  

[World] Sepertiga Delegasi Rusia adalah Mata-mata

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Fotona-Heli-Apache.jpgKantor CIA juga memamerkan karya teknologinya berupa kendaraan mata-mata tak berawak yaitu Micro Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang dibuat pada tahun 1970. dailymail.co.uk

Badan intelijen Swedia (Säkerhetspolisen atau SAPO) menilai Rusia meningkatkan operasi intelijennya di negara Skandinavia ini. SAPO menyebut Rusia menggunakan sepertiga dari staf diplomatiknya di Stockholm untuk pengumpulan intelijen secara klandestin.

Kepala analis SAPO Wilhelm Unge menggambarkan mata-mata Rusia "berpendidikan tinggi, kebanyakan lebih muda daripada di era Soviet. Mereka didorong dan berorientasi pada tujuan dan kompeten secara sosial."

SAPO, dalam laporan tahunannya, menyebut Rusia sebagai "ancaman intelijen terbesar melawan Swedia, diikuti oleh Iran dan Cina." Tahun lalu badan ini mengaku berhasil menghentikan beberapa upaya Rusia untuk mendapatkan teknologi Swedia untuk tujuan militer.

Kedutaan Rusia belum memberi komentar atas berita ini.

SAPO memperingatkan tahun lalu bahwa Rusia telah meningkatkan spionase politik, ekonomi dan militer di Swedia di tengah memburuknya hubungan mereka dengan Barat atas krisis Ukraina. Swedia bukan anggota NATO, tetapi bekerja sama erat dengan pakta pertahanan itu.

"Ada ratusan perwira intelijen Rusia di Eropa dan Barat. Mereka melakukan pelanggaran terhadap wilayah kita setiap hari," kata Unge kepada wartawan di markas SAPO di Solna, di luar Stockholm, pada peluncuran laporan tahunan badan itu, Rabu, 18 Maret 2015.

"Yang penting dicatat adalah bahwa sekitar sepertiga dari personel diplomatik Rusia pada kenyataannya bukan diplomat, tetapi petugas intelijen," kata Unge.

Lalu mengapa SAPO tidak meminta mereka, para mata-mata yang menyamar sebagai delegasi Rusia itu, keluar dari Swedia? "Kami tidak berhak memutuskan siapa yang harus atau tidak harus di Swedia. Itu terserah pemerintah," ujar Unge.

Kementerian Luar Negeri Swedia tidak memberikan komentar soal berita ini.

  ♙ Tempo  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...