Sabtu, 16 Maret 2013

Tim ORI Inspeksi Materiil Satgas Indobatt

banon-16-16LEBANON | Sebanyak 16 personil dari Tim ORI (Operational Readiness Inspection) melakukan inspeksi materiil Satgas Indobatt (Indonesian Battalyon) Konga XXIII-G/UNIFIL dalam melaksanakan misi perdamaian di Lebanon Selatan.  Kedatangan tim ORI yang dipimpin Mr. Sergiy Mazurov dari Rusia, diterima oleh Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto beserta para Perwira Staf di ruang rapat Markas Indobatt, UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan, Jumat (15/3/2013).

ORI adalah merupakan tim yang diterjunkan dari PBB melalui UNIFIL (United Nation Interim Force In Lebanon) yang dibentuk oleh UN (United Nations) dengan tujuan melihat secara langsung segala bentuk kesiapan materiil satgas, mulai dari kendaran tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, peralatan pribadi, kebersihan kamar, lingkungan, makanan dan lain sebagainya yang sesuai dengan standar dan sudah ditetapkan oleh UN.

Kegiatan ORI merupakan tindak lanjut dari tim COE (Contingent Owned Equipment) UNIFIL yang pernah dilaksanakan oleh Satgas Indobatt pada bulan Desember 2012. Dalam COE yang pernah digelar pada tahun lalu, tim telah menyatakan Indobatt siap dalam melaksanakan misi di Lebanon Selatan ini, tentunya kesiapan tersebut dilihat dari kesiapan segala perlengkapan yang dimiliki oleh Satgas Indobatt.

Dalam sambutan singkatnya Dansatgas Konga XXIII-G/Unifil Mayor Inf Lucky Avianto menyampaikan, kedatangan tim ORI bukanlah untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukan oleh Sergiy beserta timnya, kelak dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan. “Kepada para perwira staf, agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi”, ujarnya.

Hal senada juga dikatakan tim ORI yang diwakili Sergiy Mazurov, dan merasa yakin Satgas Indobatt Konga XXIII-G/Unifil dapat mentaati dan melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan oleh UN, sehingga segala bentuk materiil dapat terawat dan layak sesuai standar yang ditetapkan oleh United Nations.

Hasil penilaian inspeksi tim Operational Readiness Inspection di lapangan yang meliputi Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, bahwa Satgas Indobatt Konga XXIII-G/Unifil secara umum dinyatakan lolos dalam pelaksanaan pemeriksaan tersebut. Kegiatan inspeksi antara lain dihadiri oleh Wakil Komandan Sektor Timur Kolonel Inf Rizerius. E. HS, Wadansatgas Indobatt Mayor Inf Pio L. Nainggolan, dan Kasilog Indobatt Kapten Kal Uji Siagani selaku kordinator dari Indobatt dalam inspeksi tersebut.

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL
Lettu Sus Sundoko

 Berikut foto2 nya : 

Tim ORI Inspeksi Materiil Satgas Indobatt
Tim ORI melakukan pemeriksaan di Markas Indobatt, UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan. (Puspen TNI).

Tim ORI Inspeksi Materiil Satgas Indobatt
Tim ORI memeriksa peralatan Satgas Indobatt.(Puspen TNI).

Tim ORI Inspeksi Materiil Satgas Indobatt
Dalam pemeriksaan ini, Tim ORI dipimpin oleh Sergiy Mazurov dari Rusia.(Puspen TNI).

Tim ORI Inspeksi Materiil Satgas Indobatt
Dalam inspeksi ini, Tim ORI memeriksa sejumlah peralatan Satgas Indobatt, mulai dari kendaran tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, peralatan pribadi, kebersihan kamar, lingkungan hingga makanan.(Puspen TNI).

  ● Poskota | Detik  

Isu Kudeta 25 Maret 2013, SBY Percaya Sistem

Jakarta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan dirinya percaya pada konstitusi dan sistem kenegaraan yang ada. Karena itu, dia yakin berbagai rencana yang melawan konstitusi dan sistem tidak akan didukung rakyat.

Presiden mengungkapkan hal itu saat menerima para pemimpin redaksi (pemred) yang tergabung dalam Forum Pemred di Istana Negara, Jumat (15/3). Presiden merespons pertanyaan pemred tentang rencana aksi demo besar-besaran untuk menjatuhkan Presiden SBY pada 25 Maret 2013.

"Kita tidak toleran pada segala sesuatu yang melanggar konstitusi. Saya yakin sistem akan bekerja," kata Presiden SBY. Para pemred mengungkapkan dukungan rakyat terhadap demokrasi dan Presiden yang dipiilih rakyat sesuai konstitusi.

Dalam pertemuan dengan Forum Pemred, Presiden didampingi Wapres Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Seskab Dipo Alam, dan Mensesneg Sudi Silalahi.


  Berita Satu 

Indonesia in Asia’s Changing Balance of Power

Southeast Asia’s largest state and the de facto leader of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Indonesia has long served as a linchpin of regional order. More recently, Jakarta’s status has risen even higher as concern over China leads countries such as the U.S., Japan, South Korea and Australia to strengthen ties with Indonesia. Yet China’s attempts to stake its own claims to regional leadership pose a direct challenge to Indonesia, while China’s development of a blue-water navy and its claims to virtually the entire South China Sea directly threaten Indonesian interests. As a result, Indonesia has found it increasingly difficult to play its traditional mediating role within ASEAN.

Indonesia’s key interests in Southeast Asia are to promote stability and ensure that the region retains its autonomy from great power influence. In the broader Asia-Pacific, Indonesia seeks what Foreign Minister Marty Natalegawa calls a “dynamic equilibrium” in which “there is not one preponderant country.” Indonesia has historically used ASEAN as a tool to pursue these goals, and Jakarta’s purported ability to lead ASEAN is an important source of its international influence. Accordingly, Indonesia has a major interest in ensuring that regional architecture is built upon ASEAN, thereby giving its members agenda-setting influence and helping prevent their domination by larger powers.

As an archipelagic state sitting astride vital sea lines of communication connecting the Pacific and Indian Oceans, Indonesia prioritizes protecting the sovereignty of its waters. As a nation of 17,000 islands that lacks the military capacity to protect itself, Indonesia has a strong interest in ensuring that major naval powers abide by the U.N. Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Thus, China’s naval advances and its designation of its South China Sea territorial claims as a “core” interest directly threaten Indonesia.

The South China Sea disputes, in particular, encapsulate the challenges Jakarta faces. While Indonesia has responded to China’s maritime provocations by raising them in ASEAN and ASEAN-centered regional organizations, Jakarta realizes that U.S. participation in these mechanisms is a prerequisite for responding to China by multilateral diplomatic balancing. Indonesia has therefore welcomed the Obama administration’s attention to Southeast Asia and its renewed engagement with ASEAN and the East Asia Summit, even as it is aware that the shift is driven largely by U.S. concerns over China. Sino-American rivalry therefore enhances ASEAN’s regional status but risks turning ASEAN into a forum for Sino-American competition, something Indonesia wants to avoid.

Beginning in 2010, however, when then-U.S. Secretary of State Hillary Clinton used the ASEAN meetings to state that the U.S. had a “national interest in freedom of navigation, open access to Asia’s maritime commons, and respect for international law in the South China Sea,” confrontation over the maritime disputes has become an increasingly central component of the group’s meetings.

As the 2011 ASEAN chair, Indonesia made it a key goal to produce guidelines to transform ASEAN’s nonbinding 2002 Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea into a legally binding code of conduct. Because Indonesia is not party to any territorial disputes in the South China Sea, Jakarta has traditionally tried to position itself as an independent mediator. Nevertheless, China does claim waters in Indonesia’s Natuna Island exclusive economic zone, an area rich in carbon resources, and Jakarta’s calls for resolution of the dispute according to UNCLOS clearly conflict with China’s positions. In July 2011, ASEAN and China did agree on a set of guidelines for the declaration on conduct, but they studiously avoid the issue of sovereignty. Hopes that the guidelines would include concrete proposals to reduce the potential for clashes, such as advance notification of military exercises and rules of conduct for parties on the high seas, were disappointed.

In pursuing a diplomatic resolution of the disputes, Indonesia must also seek to balance the interests of its fellow ASEAN members. Vietnam and the Philippines, which have borne the brunt of recent Chinese naval assertiveness, have called for greater ASEAN backing and also sought outside support, particularly from the U.S. The heightened tensions over the issue, both among ASEAN members and between the U.S. and China, underscore the challenges Indonesia faces in maintaining ASEAN cohesion while balancing the interests of China and the U.S.

These challenges are further heightened when the rotating ASEAN chair is closely linked to China, as it was in 2012. Cambodia, which held the rotating chair at the time, failed to include the South China Sea dispute on its list of key agenda items, in contrast to the 2010 and 2011 chairs, while also proposing that China be included in the drafting of procedures to implement the declaration on conduct. This led to open discord at the July 2012 ASEAN meeting, which failed to issue a joint statement for the first time in 45 years. As ASEAN’s centrality in regional architecture depends on its cohesion, any threat to the latter is a threat to a key aspect of Indonesia’s regional leadership.

Recognizing this, Natalegawa embarked on a round of shuttle diplomacy to ASEAN capitals to secure agreement on a six-point approach to the South China Sea disputes that was issued in place of the final statement. Natalegawa’s diplomatic efforts have papered over ASEAN’s differences but not resolved them. Moreover, ASEAN’s agreement to these principles does not appear to have induced greater Chinese concern for ASEAN’s position.

Clearly, for Jakarta, maintaining Indonesia’s traditional position as a mediator balancing the interests of great powers and its ASEAN partners has become more challenging. As a result, some analysts have argued that ASEAN-led multilateral processes, based as they are on soft power, are not sufficient to sustain regional order.

China’s rise has upset the regional balance of power, with Indonesia’s goal of a “dynamic equilibrium” now depending in part on the U.S. Indonesia welcomes the renewed U.S. interest in Southeast Asia but fears that the “Asia pivot” may escalate tensions unnecessarily. That, in turn, could undermine Indonesia’s ability to help shape relations among Asia’s great powers and its ASEAN partners to promote its goals of regional peace and stability.

  ● Worldpoliticsreview  

Paskhas Latihan di Perairan Laut Cina Selatan

 Korpaskhas
Singkawang SEBANYAK 15 orang prajurit Tim Sar Tempur Batalyon 465 Paskhas TNI AU melaksanakan latihan menyelam dan penyelamatan terhadap penyelam yang mengalami masalah di Perairan Laut Cina Selatan, Singkawang, Jumat (15/3).

Latihan ini dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon 465 Paskhas, Letkol Psk Soleh dan Pgs. Pasi Ops Lettu Psk Irie Setianto serta Instruktur selam dari Inhasa Diving Club (IDC) Pontianak, Sigit Sugiandi.

Menurut siaran pers Dispenau yang diterima Jurnal Nasional, latihan selam ini dibagi menjadi tiga sesi. Pada pagi hari latihan selam dilaksanakan di perairan pulau Lemukutan, Singkawang. Sesi ini sebagai pengenalan menyelam di laut bebas guna membiasakan diri dan beradaptasi dengan air laut.

Pada kesempatan ini, Komandan Batalyon 465 Paskhas Letkol Psk Soleh beserta anggota tim SAR tempur Yon 465 Paskhas menyelam di dasar Laut Cina Selatan.

Pada sesi kedua yaitu siang harinya dilaksanakan kegiatan latihan penyelamatan dan pertolongan terhadap penyelam yang panik ketika akan menyelam. Tim SAR memberikan pertolongan terhadap penyelam yang pingsan di dalam laut.

Sedangkan sesi ketiga, yaitu latihan menyelam pada malam hari di perairan Pulau Penata Besar Singkawang, Kalimantan Barat.

Komandan Batalyon 465 Paskhas menjelaskan latihan selam ini bertujuan untuk melatih kemampuan dan ketrampilan para prajurit tim SAR Tempur Batalyon 465 Paskhas dalam menyelam agar mampu mencari, menemukan alutsista yang tenggelam atau hilang dan menyelamatkan korban di lautan bebas.

Selain itu, latihan ini juga dimaksudkan untuk melatih prajurit Paskhas dalam melakukan infiltrasi ke daerah sasaran musuh melalui media air atau lautan.

  ● Jurnas  

[Foto] Pemeliharaan Alutsista

http://image.metrotvnews.com/bank_images/galeri/1694_4075.jpg

Sejumlah prajurit Korps Marinir melakukan perbaikan dan pemeliharaan mesin kendaraan tempur tank di Detasemen Pemeliharaan (Denhar), Pangkalan Korps Marinir (Lanmar), Surabaya, Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Kamis (14/3). Lanmar Surabaya rutin melakukan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista), Korps Marinir melalui Denhar, untuk kesiapan dalam mengamankan kedaulatan NKRI.(Antara/Eric Ireng/vg)

http://image.metrotvnews.com/bank_images/galeri/1694_4074.jpg

  ● MetroTv  

Jumat, 15 Maret 2013

Persiapan Latihan Terbang Malam Skadron Udara 12

Pekanbaru SEBELUM melaksanakan latihan terbang malam, Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Andyawan MP, S.IP bersama segenap personel Skadron Udara 12 melaksanakan kegiatan yasinan dan doa bersama di Shelter Skadron Udara 12, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Rabu (13/3) lalu.

Pada kesempatan tersebut Danlanud Rsn menyampaikan bahwa, pelaksanaan latihan terbang malam yang akan digelar satu minggu ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan para penerbang dan seluruh crew pesawat dalam melaksanakan seluruh misi operasi penerbangan, baik misi operasi yang dilaksankan pada siang hari maupun misi operasi penerbangan yang dilaksanakan pada malam hari.

“Sebagai satu-satunya Pangkalan Induk TNI Angkatan Udara yang mengawaki alutsista pesawat tempur di pulau Sumatera, Lanud Roesmin Nurjadin harus selalu siap operasional baik siang maupun malam hari dalam melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara, selain kesiapan alutsista dan para penerbang yang mengawakinya, tentunya kesiapan seluruh komponen pendukung harus tetap terjaga termasuk para crew pesawat yang memiliki andil sangat besar dalam keberhasilan setiap operasi udara yang dilaksanakan," demikian disampaikan Danlanud Rsn, Kolonel Pnb Andyawan MP, S.IP.

Pada kesempatan yang sama Danskadron Udara 12, Letkol Pnb A. Yani Amrullah menyampaikan bahwa latihan terbang malam bukanlah merupakan sesuatu yang baru bagi “Black Panthers”, namun harus tetap dilatihkan secara berkala mengingat pelaksanaan terbang malam lebih mengandalkan instrument yang ada di pesawat tempur dibandingkan dengan terbang pada siang hari yang lebih mengandalkan visual penerbangnya.

Latihan-latihan yang digelar oleh Skadron Udara 12 ini, jelas Danskadron Udara 12, juga bertujuan meningkatkan kesiapan dalam menghadapi latihan-latihan yang lebih tinggi, terutama persiapan latihan antar satuan yang diselenggarakan oleh Koopsau I maupun pelaksanaan latihan puncak TNI Angkatan Udara “Angkasa Yudha” yang akan digelar dalam waktu dekat ini.

“Diawali dengan yasinan dan doa bersama sebelum melaksanakan latihan terbang malam, kita memohon dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar seluruh rangkaian latihan yang kita selenggarakan ini dapat berjalan dengan lancar, aman dan sukses sesuai dengan tujuan yang kita harapkan," ujar Danskadron Udara 12.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut seluruh kepala dinas dan komandan satuan jajaran Lanud Roesmin Nurjadin.

(pentak roesmin nurjadin)


  ● Majalah Potret Indonesia  

Kami ingin bergabung dengan Indonesia

Sultan Sulu: "Kami ingin bergabung dengan Indonesia" ..?Sultan Sulu Muizul Lail Kiram mengaku sangat frustasi terhadap konflik perebutan Sabah dan Serawak dengan Malaysia. Sebab itu, dia meminta bantuan Indonesia buat merebut kembali wilayah di utara Pulau Kalimantan itu.

"Saya akan menyerang kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami," kata Sultan Muizul. Dia mengoreksi namanya bukan Sultan Mudarasulail Kiram.

Menurut dia, Mudarasulail adalah orang mengklaim sultan Sulu. Aslinya dia bernama Faizal Abdul Naim, warga negara Malaysia asal Malaka.

Berikut penuturan Sultan Muizul Lail Kiram saat dihubungi Faisal Assegaf dari merdeka.com melalui telepon selulernya, Kamis (14/3).

Jadi apa rencana Anda selanjutnya?

Saya hari ini ada di Ibu Kota Manila. Mungkin besok saya akan bertemu Presiden Benigno Aquino III. Saya akan minta kepada dia untuk segera mengakhiri konflik di Sabah Saya yakin Presiden Aquino akan menanggapi permintaan itu karena orang Sulu warga Filipina.

Anda jadi minta bantuan kepada pemerintah Indonesia?

Saya tidak punya akses ke sana, tapi saya mendesak saudara kami di Indonesia untuk segera membantu kami. Saya memohon kepada Yang Mulia Presiden Indonesia (Soesilo Bambang Yudhoyono) untuk menolong kami.

Kenapa Anda minta bantuan kepada Indonesia?

Saya kemarin (dua hari lalu) melihat dokumen perjanjian Mafilindo, isinya pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap Sabah dan Serawak.

Lalu apa tawaran Anda buat pemerintah Indonesia?

Saya ingin bergabung dengan Indonesia. Saya akan menyerang kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami.

Bukankah lebih baik bergabung dengan Malaysia?


Malaysia munafik, sedangkan Indonesia berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam.

Bukankah Islam agama resmi di Malaysia, sedangkan di Indonesia ada lima agama lain selain Islam diakui?

Islam di Malaysia hanya sekadar kata-kata tapi perbuatan mereka tidak Islam.

Anda kedengarannya frustasi?

Saya memang frustasi karena itu saya sangat mengharapkan bantuan dari Indonesia.

  ● Merdeka  

Modernisasi KRI Karang Pilang-981 Koarmatim

Untuk mendukung blue print TNI Angkatan Laut tahun 2014 menuju Minimum Essential Force (MEF), Koarmatim melakukan modernisasi unsur-unsur yang berada dibawah jajarannya. Salah satu unsur tersebut adalah KRI Karang Pilang-981 yang berada dijajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim. Modernisasi yang dilakukan meliputi penggantian sistem pendorongan (propulsi), perbaikan interior kapal serta persenjataannya dengan menambah dua pucuk meriam kaliber 20mm. Perbaikan ini dilakukan di Dock Ship Lift Divisi Kapal Perang PT. PAL.

Dalam perbaikan ini sistem permesinan KRI Karang Pilang yang tadinya menggunakan empat Mesin Pendorong Pokok (MPK) bertenaga Water Jet direvitalisasi menjadi dua MPK Shaft Propeler. Dengan adanya penggantian sistem pendorong pokok ini secara teknis dapat mengurangi laju kecepatan kapal, namun disisi lain dari segi operasional sangat positif dalam efisiensi bahan bakar. Memang dengan dua MPK Shaft Propeler kecepatan kapal akan turun dari 40 knot menjadi 18 knot, namun dari segi pemakaian bahan bakar dapat menghemat pemakaian dari 2 ton per jam menjadi 2 ton per hari.

Melihat sejarah KRI Karang Pilang-981, awalnya adalah kapal penumpang milik PT. Pelni dengan nama KM. Ambulu, dibuat pada tahun 1996 di galangan kapal Lurrsen Jerman. Kemudian pada tanggal 07 April 2006 kapal tersebut dihibahkan ke Angkatan Laut dan dipercayakan memperkuat jajaran Satban Koarmatim. Kapal perang ini sangat efektif dalam melaksanakan opersi tempur laut, hal ini disebabkan oleh bangunan kapal perang terbuat dari aluminium, yang sulit dideteksi oleh radar kapal perang musuh. Dominasi platform kapal dari alminium secara teknis jika terdeteksi radar kapal perang musuh, akan tampak samar. Hal itu dapat dijadikan sebagai sarana kamuflase dan pengelabuahan terhadap lawan.

Di jajaran Koarmatim, KRI Karang Pilang memilki fungsi sebagai Kapal Cepat Angkut Personel (KCP), diawakai sekitar 30 personel dengan Komandan Mayor Laut (P) Basuki Mulyo Wibowo. Kapal ini naik dock PT. PAL pada tanggal 19 Februari 2013, dan sempat ditinjau oleh Irjen TNI Letnan Jenderal TNI Gerhan Lantara, Rabu (13/3) kemarin.

(Dispenarmatim)

  ● Koarmatiim  

Tahun depan, TNI AD tambah 16 Helikopter Bell-412 EP

TNI Angkatan Darat (AD) hari ini resmi menerima 6 Helikopter Bell-412 EP dari PT Dirgantara Indonesia (DI). Tahun depan rencananya, TNI AD akan menambah 16 unit lagi.

Berdasarkan kontrak jual beli, 6 helikopter ini dilego dengan US$ 6,5 juta. Sedangkan kontrak selanjutnya pada 2014 yakni 16 unit sebesar US$ 175.

Direktur PT DI Budi Santoso mengaku senang dengan kerja sama yang berkelanjutan ini. Dia berharap penyerahan helikopter mampu membawa pengaruh besar untuk tugas TNI AD yang semakin berat.

"PT DI sebagai penyedia selalu berupaya memenuhi kebutuhan yang diminta. Apalagi ini untuk kebutuhan pertahanan Indonesia," kata Budi, usai menyerahkan enam unit Helikopter Bell-412 EP, di Hanggar Rotary PT DI, Bandung, Jumat (15/3).

Wakasad TNI AD Letjen Moeldoko mengatakan, kebutuhan untuk ketahanan sifatnya tak terbatas. Karenanya dalam kesempatan itu yang juga hadir Komisi I DPR RI untuk terus mendukung.

"Pesanan ini dimaksudkan untuk perkuatan alutsista. Kami semua telah menyiapkan. Kami harap perkuatan alutsista semakin tinggi," katanya.

Pihaknya mengaku telah menerima 13 unit Helikopter Bell-412 dari PT DI. Rencananya kerja sama akan terus dilanjutkan hingga memenuhi kebutuhan 33 helikopter.

Di tempat sama Brigadir Jenderal Mochammad Afifuddin terus berangan-angan untuk terus menambah armada pertahanan khususnya TNI AD.

"Kebutuhan dalam waktu dekat yakni 4 skadron. Kebutuhan tidak dibatasi, sebanyak-banyaknya karena melihat kindisi negara yang berjauhan secara geografis," jelasnya.

Bahkan dia masih berangan-angan untuk mendatangkan pesawat canggih dari luar. Black Hawk. "Kita ingin terus tambah," ujarnya.

Helikopter tipe Bell 412 EP ini sendiri merupakan helikopter serbaguna yang ditenagai oleh sepasang engine, pratt dan whitney PT6T-3D dengan empat bilah rotor utama dan dua bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk kelas menengah diawaki 2 pilot dan co piloy serta 13 penumpang.

Keandalannya dalam operasi baik di Indonesia maupun negara lain, Heli ini mampu melaksanakan misi milter juga penerbangan sipil, operasi SAR, dan pemadam kebakaran.(mdk/bal)

 Enam Heli TNI AD yang Baru Itu Senilai Rp 624 Miliar 

Enam helikopter jenis Bell-412 EP diserahkan PT. Dirgantara Indonesia (DI) kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Jumat (15/3/2013). Keenam helikopter pesanan Kemenhan yang masuk kontrak jual dengan Nomor TRAK/145/PLN/III/2012/AD tanggal 6 Maret 2012 itu harganya senilai 65 juta dolar AS atau setara dengan Rp 624 miliar. Satu unit helikopter dinilai Rp 104 miliar karena dilengkapi senapan mesin otomatis.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Budi Santoso menjelaskan, tingginya harga enam helikopter tersebut dikarenakan masih berada dalam lisensi Bell Tekstron USA sehingga komponennya didatangkan dari negeri Paman Sam.

"Harga enam helikopter itu sudah termasuk dengan senapan mesin otomatis. Heli ini juga spek mesinnya lebih tangguh dari tujuh heli yang sudah kita kirim sebelumnya 2012 lalu. Jadi kita sudah kirim 13 helikopter untuk TNI AD," kata Budi Santoso saat konferensi pers di Hanggar Rotary PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).

Selain enam helikopter dengan kemampuan angkut hingga 13 orang itu, Budi mengatakan, PT DI dan Kemenhan juga telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk menyelesaikan pesanan helikopter sejenis sebanyak 16 unit dengan masa kontrak hingga 2014 dengan nilai 170 juta dolar AS.

"Tapi kemampuan kita hanya sanggup menyelesaikan enam unit setiap tahunnya," ujar Budi.

Di tempat yang sama, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Moeldoko mengamini permintaan alutsista tersebut. Menurutnya, PT DI diharapkan mampu menyelesaikan seluruh kebutuhan alutsista TNI AD di empat skuadron, meski diakuinya jumlah 16 heli sisanya belum mampu menutupi kebutuhan TNI AD.

"Untuk total heli yang kita butuhkan sebenarnya mencapai 33 unit, dan baru 13 dengan yang enam ini. Kalau berangan-angan, TNI AD sebenarnya ingin mendatangkan alutsista jenis helikopter yang modern dan lebih canggih seperti Apache ataupun Black Hawk," kata Moeldoko.

"Untuk itu kami ajak bapak DPR RI dari Komisi 1 dan juga Kemenhan agar mengetahui kebutuhan kami, semoga saja bisa diusulkan," harapnya.

Sebelumnya, untuk meningkatkan kinerja dan tugas-tugas TNI Angkatan Darat di lapangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan sebanyak enam unit helikopter angkut tipe Bell-421 EP kepada Kementrian Pertahanan RI. Proses penyerahan alutsista tersebut dilakukan di hanggar Rotary Wing PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).

Untuk perakitan enam helikopter yang mayoritas komponennya masih di bawah lisensi Bell Tekstron USA ini pun dipercepat sebelum masa tenggat waktu November 2013, dengan alasan mengejar waktu untuk latihan gabungan TNI.

  ● Merdeka | Kompas  

★ PT DI Serahkan Pesanan 6 Helikopter Bell TNI AD

Helikopter Bell412EP TNI AD 
BandungKementerian Pertahanan menerima 6 helikopter angkut tipe Bell-412 EP dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Jumat (15/3/2013).

Serah terima ditandatangani oleh Dirut PT DI Budi Santoso dan Kepala Barahanan Kementerian Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, Aslog TNI Mayjen TNI Hari Krismoni dan Aslog KASAD Mayjen Joko Sri Widodo di Hanggar Rotary Wing KP II PT DI, Jalan Pajajaran.

Selanjutnya, Aslog KASAD menyerahkan kembali pada Danppuspenerbad Brigadir Jenderal Mochammad Afifudiing selaku pengguna. Enam unit helikopter tersebut sesuai dengan kontrak pada 6 Maret 2012 lalu.

"Semoga penyerahan enam helikopter ini akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI AD dalam menghadapi tugas yang semakin berat," ujar Budi saat memberikan sambutan.

Budi mengatakan sebagai salah satu penyedia produk alutsista, PT DI berusaha optimal untuk memenuhi tuntutan yang diminta serta menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut dengan bekerja efisien sehingga menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan.

Seharusnya, jadwal penyerahan enam helikopter ini dilakukan pada September, Oktober dan November 2013. Namun PT DI mampu menyerahkan enam helikopter pesanan tersebut lebih cepat.

"PT DI berupaya mempercepat delivery sehingga kami mampu menyerahkan enam heli tersebut hari ini demi mendukung rencana latihan gabungan TNI," katanya.

Selama ini, TNI AD menjadi pengguna terbesar helikopter-helikopter produksi PT DI. "PTDI mengharapkan TNI AD tetap mempercayakan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan helikopternya pada PT DI," ucap Budi.

Helikopter tipe Bell-412 EP adalah helikopter serbaguna yang ditenagai dengan sepasang engine, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan 4 bilah rotor utama dan 2 bilah rotor ekor. Helikopter ini diawaki oleh 2 orang pilot dan ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang yang termasuk kelas menengah.

Tipe Bell-412 seri EP ini merupakan helikopter Bell-412 generasi baru yang dapat diandalkan. Dimana sebelumnya telah membuktikan kehandalannya dalam berbagai operasi di Indonesia maupun di negara-negara lain. Disamping mampu melaksanakan misi-misi militer, Bell-412 EP ini juga mampu melaksanakan penerbangan sipil, operasi SAR dan pemadam kebakaran.

"Helikopter Bell-412EP ini dari sifat dinamika lebih baik dari kapasitas mesin juga 17 persen lebih besar dibandingkan Bell-412," jelasnya.


  ● Detik  

KRI Teluk Ratai-509 Serpas dan Sermat Yonif Mekanis-202

 Anoa 2 (Audrey)
Jakarta Salah satu unsur kapal perang Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) jenis Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan Letkol Laut (P) Arief Budiman mendukung pergeseran pasukan (serpas) dan pergeseran material (sermat) Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 202/Tajimalela Kodam Jaya yang diberangkatkan dari Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta.

Menurut Komandan KRI Teluk Ratai-509 Letkol Laut (P) Arief Budiman, beberapa material yang diangkut di dermaga Kolinlamil meliputi 13 unit Armored Personnel Carrier (APC) Anoa, 1 unit ambulance Anoa, 1 unit Recovery Anoa, 1 unit truk NPS, 1 unit jenis kendaraan Isuzu OZ serta senjata perorangan berupa laras panjang dan pistol.

Sementara debarkasi personel berjumlah 126 orang. Dalam rangka latihan BTP tingkat Brigade-6/Kostrad di daerah Asembagus, Banyuwangi.

(dispenkolinlamil/sir)

  ● Poskota   

☆ Kopral Subagyo, Prajurit TNI

 7 Aksi 'gila' Kopral Subagyo, Prajurit TNI terkuat  ! 

Kopral Subagyo Lelono ini tenaganya sungguh kuat. Bayangkan, dia pernah koprol sepanjang 5 kilometer. Dia juga pernah berlari tanpa henti selama 24 jam. Subagyo juga pernah push up dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.

Tentu tidak sembarangan orang punya tenaga dan kekuatan seperti Kopral Subagyo. Semua itu datang lewat latihan rutin dan lelaku makan yang taat aturan, tidak sembarangan. Pria dengan dua anak dan cucu satu itu masih punya obsesi gila lainnya. Salah satunya, dia ingin keliling Monas selama 24 jam nonstop! Berikut aksi ekstrem Kopral Subagyo.

 1. Push up 21 jam 40 menit 

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/11/162244/paging/540x270/push-up-21-jam-40-menit-rev2.jpgPada Rabu, 22 Juni 2011, atraksi ekstrem Subagyo adalah push up dengan posisi kaki lebih tinggi dari pada kepala. Push up dilakukan saat mobil berjalan. Hebatnya, push up, tidak berhenti sampai mobil itu berputar dari Kawasan Kerten hingga ke markasnya di Jalan Arifin Solo. Ada sekitar dua jam Subagyo beratraksi ekstrem itu.

"Jika tidak salah hitungan saya sekitar 2.600 push up," kata Subagyo kepada merdeka.com di rumahnya.

Pada 2006, Subagyo juga pernah push up selama 21 jam 40 menit. Aksi itu membuatnya tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri), dengan kategori push up terlama.

 2. Minum minyak rem dan mandi air cabai 

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/11/162244/paging/540x270/minum-minyak-rem-dan-mandi-air-cabai-rev2.jpg
Pada Hari TNI, 5 Oktober 2011, Subagyo melakukan aksinya di depan puluhan warga dan penarik becak di sekitar SD Marsudirini Solo. Dia minum minyak rem, mandi air cabai, dan mematikan api rokok dengan cara dikunyah.

Atraksi itu hanya berlangsung 15 menit,? Bagyo memulai atraksi dengan meminum minyak rem, lalu mandi dengan air bercampur ulekan cabai. Setelah itu Bagyo menghampiri puluhan penarik becak yang memegang rokok menyala dan mengambil rokok itu satu per satu lalu mematikan apinya dengan cara dikunyah.

Menurut Subagyo? atraksi itu diadakan untuk meramaikan HUT ke-66 TNI, sekaligus menyampaikan sejumlah pesan moral kepada masyarakat. "Atraksi mematikan rokok tadi saya maksudkan untuk memperingatkan masyarakat agar tidak sembarangan merokok di tempat umum apalagi di lingkungan sekolah karena bisa memberikan pendidikan yang tidak baik. Sedangkan mandi cabai untuk mengingatkan bahwa bumbu pedas itu sebenarnya bisa memberikan efek pengobatan," ujarnya.

 3. Mandi air aki 

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/11/162244/paging/540x270/mandi-air-aki-rev2.jpgPada 26 Juni 2012, Kopral Subagyo jalan di atas paku dan mandi air aki. Dengan kaki telanjang Subagyo berjalan di atas ujung-ujung paku tajam. Sambil mandi cairan accu? mulai kepala sampai telapak kaki. Menurut Subagyo aksi ini sebagai wujud rasa bangga berada di barisan prajurit, sekaligus menyambut HUT Detasemen Polisi militer ke-66.

Aksi dilakukan di depan Markas Detasemen Polisi Militer IV/4, di Jalan Arifin, Solo.

Atraksi tersebut selain untuk menyambut HUT Denpom ke-66 juga perwujudan syukur rekonsiliasi raja Keraton Surakarta Hadiningrat. Hal itu tertera di spanduk bertuliskan "Dirgahayu Polisi Militer ke 66 & Wilujeng Rukun Raja-Patih Keraton Solo"™.

 4. Lari 24 jam nonstop 

Dalam rangka HUT TNI, 5 Oktober 2012, Subagyo memenuhi janjinya dengan melakukan jalan kaki atau lari kecil mengelilingi Istana Mangkunegaran Solo, selama 24 jam nonstop.

Tepat hari Jumat (5/10)pukul 10.00 WIB, Subagyo mengakhiri aksinya di depan Istana Mangkunegaran. Langkah pertama dilakukan Subagyo sehari sebelumnya pada jam yang sama.

Saat mengakhiri aksinya, Subagyo terlihat sangat kelelahan, namun masih semangat. "Saya bangga bisa melakukan ini. Jenderal Sudirman saja, dengan paru-paru satu masih bisa memimpin perang. Apalagi saya cuman jalan kaki. Itu yang membuat saya semangat," ujarnya.

Menurutnya, uji ketahanan fisik tersebut dilakukan sebagai simbol Kota Solo yang damai, aman, dan nyaman, sehingga masyarakat juga mencari nafkah terasa tenang.

Kegiatan jalan kaki atau lari mengelilingi Istana Mangkunegaran dilakukan sebanyak 72 putaran dengan jarak sekitar 1.650 meter. Dengan demikian, jarak total yang ditempuh Subagyo sejauh 118,8 kilometer.

 5. Koprol sepanjang 5 Km 

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/11/162244/250x125/7-aksi-039gila039-kopral-subagyo-prajurit-tni-terkuat.jpgPada 14 Des 2012, Kopral Subagyo melakukan koprol sepanjang 5 kilometer. Dia berjungkir balik badan sepanjang 5 kilometer.

Aksi ini diawali dari depan Markas Komando Resor Militer (Korem) 074/Warastratama di Solo. Rutenya adalah menyusuri Jalan Slamet Riyadi yang berakhir di Bundaran Gladag Solo.

Subagyo, yang didampingi sejumlah rekannya, membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk menyelesaikan aksinya itu.

Menurut Subagyo, koprolnya merupakan bentuk pembelajaran bagi generasi muda, dan memberi gambaran nyata bahwa fisik dan mental prajurit harus terus diasah.

 6. Push up satu jari 

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/11/162244/paging/540x270/push-up-satu-jari-rev2.jpgPada peringatan Hari Juang Kartika di Ambarawa tahun 2010, Kopral Subagyo push dengan satu tangan di atas punggung. Saat itu dirinya di sela-sela acara perlombaan pasang tenda, memanfaatkan waktu jeda istirahat.

"Atas inisiatif saya, saya langsung push up dengan satu tangan di atas panggung di depan Kasad dan Pangdam Diponegoro. Setelah puas dengan satu tangan, saya push up dengan satu jari," ujarnya.

Atas aksi spontan tersebut Subagyo mendapat medali sebagai? "Prajurit kuat tentara hebat". Penghargaan tersebut menurutnya, belum pernah diterima orang lain.

 7. Aksi Gendong 

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/11/162244/paging/540x270/aksi-gendong-rev2.jpgSubagyo pernah melakukan aksi menggendong seorang perempuan renta, dia berjalan dari Pasar Gede Solo menuju markas Denpom IV di Jalan Arifin Solo. Dia mengatakan aksi tersebut sebagai perlambang kedekatan TNI dengan rakyat.

Pada Jumat (8/3) lalu, Subagyo dan beberapa anggota TNI lainnya, melakukan aksi menggendong polisi di halaman Mapolres Surakarta.

Pantauan merdeka.com, aksi gendong dilakukan secara bergantian antara TNI dan Polri. Dengan seragam kebesaran masing-masing mereka menunjukkan aksi tersebut kepada masyarakat, terutama yang melintas di Jalan Adi Sucipto, atau depan Mapolres Surakarta.

"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat, bahwa antara TNI dan Polri bisa saling hidup rukun dan bekerjasama," ujar Subagyo kepada wartawan.(mdk/tts)

 Resep Kopral Subagyo kuat 15 menit dipukuli tentara satu kompi ! 

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/11/162255/250x125/resep-kopral-subagyo-kuat-15-menit-dipukuli-tentara-satu-kompi.jpgKalangan militer di Solo tahu betapa tangguhnya Kopral Subagyo. Bayangkan, dia sanggup lari 24 jam. Dia kuat push up 21 jam 40 menit.

Tidak cukup sampai di situ. Pernah, pada peringatan Hari TNI, 5 Oktober 2011, Subagyo melakukan aksi ekstrem di depan puluhan warga dan penarik becak di sekitar SD Marsudirini Solo. Dia minum minyak rem, mandi air cabai, dan mematikan api rokok dengan cara dikunyah.

Atraksi itu hanya berlangsung 15 menit, Bagyo memulai atraksi dengan meminum minyak rem, lalu mandi dengan air bercampur ulekan cabai. Setelah itu Bagyo menghampiri puluhan penarik becak yang memegang rokok menyala dan mengambil rokok itu satu per satu lalu mematikan apinya dengan cara dikunyah.

Yang lebih mencengangkan, pernah pada peringatan Hari Juang Kartika di Ambarawa 2010, Kopral Subagyo 'rela' dipukuli oleh rekannya satu kompi. Kalau di TNI, satu kompi berkisar 100 orang prajurit.

"Saya meminta remaja-remaja polisi militer untuk menghajar saya," kata Subagyo. Menurut Subagyo, ada satu kompi prajurit yang memukuli tubuhnya, hingga 15 menit. Dia sanggup bertahan!

Lantas, apa rahasia Kopral Subagyo bisa sekuat itu? Subagyo mengaku tidak memiliki ilmu hitam atau ilmu kebal apapun. Sembari bertelanjang dada dan memamerkan dadanya yang bergerak-gerak, Subagyo berceloteh, kelebihan yang dia miliki itu karena berperilaku hidup sehat setiap hari. "Makan teratur, empat sehat lima sempurna," kata Subagyo kepada merdeka.com di kediamannya, Kadipiro, Solo, Senin (11/3).

Tetapi tentu ada resep khusus selain makan teratur empat sehat lima sempurna. Kopral Subago perlahan membuka rahasia. Apa itu? Ini rahasianya: minum telur kampung kuning dan putih telor sehari 15 butir.

Tentu saja tidak sekadar urusan makan untuk menjaga stamina. Dia juga rajin berolahraga lari dan karate. Subagyo sekarang tercatat sebagai pemegang DAN II karate. Resep lainnya adalah disiplin berlatih. Tanpa itu, Subagyo tidak akan mendapat predikat "prajurit kuat, tentara hebat."

Profil
Nama: Kopral Kepala Partika Subagyo Lelono
Jabatan: Anggota Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta,
Tempat/tgl lahir: Banyuwangi, 14 Des 1963
Istri: Windari Murwani Pancaningsih (50th)
Anak:
- Ika Partika (25)
- Yudha Bangun Partika (20) pendidikan Catam TNI
Menantu:
- Serka Mulyono, Anggota Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta,
Cucu:
Dhio Pablo Mulyono

Video


 Kopral Subagyo siap adu kuat dengan Limbad 

Kopral Subagyo mengaku tak gentar jika harus beradu kekuatan dengan Limbad, untuk membuktikan siapa yang lebih hebat di antara keduanya. Namun adu kekuatan tersebut bukan untuk pamer kesaktian tetapi untuk memberikan hiburan kepada masyarakat.

"Saya tidak punya ilmu apapun, apalagi ilmu hitam. Setiap orang itu punya ciri khas. Tinggal kita bisa menggunakannya tidak. Kalau dibuat sembrono, orang malah tidak simpati," ujar Subagyo kepada merdeka.com, Kamis (14/3).

Menurut Subagyo, antara dirinya dengan Limbad mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Tapi menurutnya, kelebihan itu bukan untuk dipamerkan.

"Saya ini hanya mengandalkan kekuatan fisik. Beda dengan Limbad, dia juga punya kekuatan yang tentu berbeda dengan saya," katanya.

Ketika merdeka.com menanyakan kembali apakah dia bersedia jika diadu dengan Limbad, Subagyo menegaskan siap, jika untuk menghibur masyarakat.

"Kalau hanya untuk pamer - pamer kekuatan saya tidak mau. Tapi kalau sekedar untuk menghibur masyarakat, saya mau," ujarnya.(mdk/has)

  ● Merdeka  

TNI AL Kerahkan Kapal Jika Terjadi Eksodus TKI

TNI AL Kerahkan Kapal Jika Terjadi Eksodus TKIJakartaTNI AL siap mengerahkan kapal perang apabila terjadi eksodus tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Sabah, Malaysia, terkait dengan konflik pasukan Kesultanan Sulu dengan pemerintah setempat, kata Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo.

"Pada dasarnya TNI-AL senantiasa siap sedia mengerahkan kapal-kapal yang ditempatkan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan jika terjadi eksodus TKI dari Sabah," kata Danguspurla Armatim Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo di Nunukan, Kalimantan Timur, Rabu.

Namun, kata dia, sesuai informasi yang diperoleh terakhir kali bahwa kondisi keamanan di Sabah saat ini sudah aman dan tidak mempengaruhi keberadaan TKI di sana.

Tetapi, jika situasi keamanan di Negara Bagian Sabah benar-benar memburuk, Arie Soedewo menegaskan, akan melakukan langkah-langkah dengan bertindak memberikan bantuan terhadap TKI yang hendak pulang ke Tanah Air.

"TNI-AL setiap saat siap sedia untuk memberikan bantuan berupa angkutan dengan menggunakan kapal perang yang telah berada di wilayah perbatasan (Indonesia-Malaysia) untuk mengangkut TKI. Tapi laporan terakhir ternyata kondisi keamanan di sana (Sabah) landai-landai saja," ucapnya.

Ia menambahkan, jumlah KRI yang saat ini ditugaskan menjaga wilayah perbatasan perairan antara Indonesia-Malaysia sebanyak enam buah dari berbagai jenis yang dilengkapi dengan persenjataan canggih.

Terkait dengan dugaan meningkatnya pelintas batas dari Tawau Malaysia menuju Pulau Sebatik Indonesia akibat konflik di Sabah, dia mengaku belum mendapatkan laporan.

"Mengenai peningkatan pelintas batas di wilayah perbatasan, saya belum mendapatkan laporan," ucapnya.

  ● Antara  

KASAL Anugerahi KPLB Kepada Seorang Prajurit Marinir

 Defile pasukan Marinir seusai Upacara Militer
Bunyi ledakan dan rentetan tembakan yang disusul meluncurnya tank-tank amfibi dan sejumlah kendaraan tempur pengangkut pasukan beralangsung di Lapangan Upacara Brigif-2 Marinir, Kesatrian Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (14/3), mewarnai awal acara pengukuhan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir, dalam suatu upacara militer.

Upacara yang dihadiri para sesepuh Korps Marinir, para mantan Komandan Korps Marinir, serta sejumlah pejabat tinggi TNI itu ditandai dengan penyematan Brevet Tri Media Intai Amfibi Korps Marinir dan Brevet Anti-Teror TNI AL di dada sebelah kanan, serta dilanjutkan dengan penyerahan baret ungu oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington kepada Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Brevet Intai Amfibi Marinir yang disematkan itu sebelumnya dibawa oleh para peterjun prajurit Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dan Yon Taifib Marinir dipimpin Komandan Denjaka Kolonel Marinir Nur Alamsyah yang mendarat tepat di depan mimbar inspektur upacara. Dalam upacara itu dimeriahkan dengan demonstrasi bela diri ala Marinir, yaitu serbuan kilat, stabo, dan tembak reaksi jarak dekat dengan peluru tajam. Selain itu, juga dilaksanakan defile pasukan dan defile kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL.

Pengangkatan dan pengukuhan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir ini, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain sebagai wujud penghargaan Korps Marinir kepada Pemimpin TNI AL atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada kemajuan dan perkembangan Korps Marinir. Di samping itu juga sebagai bentuk apresiasi yang tinggi atas keteladanan, jiwa, sikap, semangat, dan integritas yang telah diberikan kepada Korps Marinir TNI AL selama ini.

“Hari ini merupakan hari yang paling bersejarah dalam perjalanan karir militer saya, karena hari ini saya diangkat menjadi warga kehormatan sebuah korps yang memiliki tradisi yang besar korps yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara yaitu Koprs Marinir. Baret Ungu yang saya kenakan ini bukanlah semata-mata hanya sebagai simbol. Pemakaian baret ini mencerminkan kualifikasi prajurit perkasa Matra Laut yang senantiasa berada di garda terdepan untuk menghancurkan musuh yang hendak merobek-robek kedaulatan dan keutuhan NKRI,” kata Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir.

Sejak berdirinya Korps Marinir TNI AL tahun 1945, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio merupakan orang ke-30 yang menerima penganugerahan Warga Kehormatan Korps Marinir. Adapun Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Jenderal Besar TNI (Purn) A.H. Nasution, Laksamana TNI (Purn) Walujo Soegito, Jenderal TNI (Purn) L.B Moerdani, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Laksamana TNI (Purn) Muhamad Arifin, Laksamana TNI (Purn) Tanto Koeswanto, Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung, Laksamana TNI (Purn) Arief Koeshariadi, Jenderal US Marines C.C Krulak, Laksamana TNI (Purn) Widodo A.S., Laksamana TNI (Purn) Achmad Sutjipto, Laksamana TNI (Purn) Indroko S., Jenderal TNI (Purn) Endriartono S., Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebianto, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, LaksamanaTNI (Purn) Sumardjono, Letjen ROK Marines Lee Sang-Roh, Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, S.H., Jenderal US Marines James T. Conway, Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Laksamana TNI Soeparno, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Jenderal Polisi Timor Pradopo, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Upacara parade dan defile ini melibatkan lebih dari 5.000 prajurit Korps Marinir, terdiri dari: 6 Brigade upacara, satu Peleton Korps Musik, satu Kelompok Bendera, dan satu Kompi Pasus, dipimpin Komandan Upacara Brigjen TNI (Mar) Siswoyo H.S. yang sehari-hari menjabat Komandan Pasmar-1. Melatarbelakangi pasukan upacara, berbagai macam material tempur Korps Marinir TNI Angkatan Laut, antara lain: 10 unit Tank Pt 76, 14 unit BTR 50, 4 unit Kapa, 4 unit Howitzer 122 mm, 4 unit Meriam 57mm 2 unit Rm-70 Grad, 4 unit Liaz, 4 unit Unimog.

Sementara material tempur lainnya yang terlibat dalam defile antara lain: 3 kendaraan (ran) motor kawal, 2 unit ran khusus, 2 unit ran Rubicon, 3 unit ran mobil kawal: 16 unit ran KIA, 1 unit ran bengkel, 7 unit ambulance, 1 unit ran Komob, 9 unit ran REO, 7 unit ran LIAZ, 2 unit Sub Screamer, 3 unit Sea Raider, 6 unit BVP–2, 3 unit RM-70 Grad, 6 unit Tank PT 76 M, 9 unit BMP 3 F, 4 unit Unimog+How 105 mm, 2 unit Unimog+How 122 mm, 6 unit Kapa K–61, 9 unit BTR 50 P(M), 2 unit Opleger Tatra, 9 unit Hino, dan 12 unit Ford Ranger.

Setelah resmi menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir, Kasal pun menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi, dari Koptu Marinir menjadi Kopka Marinir Eko Yulianto anggota Puskodal Markas Komando Korps Marinir atas keberanian dan kesuksesannya dalam menggagalkan aksi perampokan sepeda motor di Perum Bekasi Timur Regency Blok C3, Kel. Cimuning, Kec. Mustika Jaya, Bekasi, Jumat 1 Februari lalu.

Penganugerahan Pangkat Luar Biasa kepada Kopka Mar Eko Yulianto karena yang bersangkutan merupakan sosok prajurit yang ksatria, pemberani, cerdas, dan tangkas, serta mempunyai jiwa dan naluri kesetiakawanan sosial yang tinggi guna menggagalkan aksi perampokan sepeda motor milik seorang ibu oleh kawanan penjahat bersenjata api. Meski penjahat bersenjata api, namun dengan naluri yang tinggi sebagai prajurit Korps Marinir, Kopka Marinir Eko Yulianto spontan mengejar pelaku perampokan dengan sepeda motornya hingga sejauh sekitar 2 (dua) km.

Mengetahui pelaku perampokan tengah dikejar seseorang, maka pelaku mengeluarkan dua kali tembakan. Tembakan pertama meleset, dan tembakan kedua menyerempet paha kiri belakang Koptu (sekarang Kopka) Marinir Eko Yulianto. Kendati keadaan luka, Kopka Marinir Eko Yulianto tetap mengejar dan berteriak “rampok” sehingga mengundang warga lain untuk membantu. Melihat banyaknya warga yang turut mengejar, maka pelaku meninggalkan sepeda motor curian dan melarikan diri dengan rekannya yang juga mengendarai sepeda motor.

Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan laut.

  ● TNI A   

Kamis, 14 Maret 2013

Saya Ingin Bukti Bukan Hanya Janji

Bogor KEPALA Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia beserta para pejabat teras Mabesau dan rombongan melakukan kunjungan kerja di Lanud Atang Sendjaja Bogor, Kamis (14/3) diterima oleh Panglima Komando Operasi TNI AU I Marsekal Muda TNI M. Syaugi dan Komandan Lanud Atang Sendjaja Marsekal Pertama TNI Eko Supriyanto.

Kasau beserta pejabat Mabesau dan Koopsau I tiba di Lanud ATS pukul 07.00 Wib disambut dengan upacara kemiliteran dan tarian budaya khas daerah Jawa Barat di lapangan Hanggar Skadron Udara 6.

Kunjungan Kasau merupakan kunjungan kerja yang pertama setelah menjabat Kepala Staf TNI AU, pada kesempatan kunjungan ini Komandan Lanud memberikan paparan tentang tugas pokok Lanud Ats dan kondisi sampai saat ini, antara lain meliputi kesiapan pesawat, kesiapan personel, kesiapan bidang logistik dan kesiapan khusus lainnya untuk mendukung operasional dan latihan Lanud Atang Sendjaja yang dilaksanakan di dalam dan luar home base Lanud ATS.

Usai menerima paparan Kasau beserta pejabat langsung melakukan peninjauan ke Skadron Udara 8, Simulator NAS-332 Super Puma yang dioperasikan Lanud Ats, dilanjutkan ke Skadron Teknik 024. Dalam kesempatan tersebut, Kasau memberikan pengarahan kepada Air crew antara lain mengatakan kita semua telah menyetujui komitmen dimana pada saat permulaan saya menjabat kepala Staf bahwa kita harus menyiapkan dan meningkatkan kesiapan operasional TNI AU mulai dari kesiapan pesawat dan kesiapan personel sumber daya manusia yang mengawaki, serta meningkatkan pemeliharaan Alutsista. "Sekarang kunjungan ini saya lakukan untuk melihat bukti bukan hanya janji-janji," ujar Kasau.

Diakhir acara Kasau memberikan perumpamaan “Batu besar jarang sekali membuat orang  tergelincir, akan tetapi kerikil kecillah yang membuat orang banyak celaka, karena orang menganggap kerikil kecil itu adalah hal yang biasa dilangkahi orang yang lalu lalang, sehingga kita tidak  berpikir batu kecil itu berubah menjadi permasalahan yang luar biasa yang dapat mencelakakan orang.

Artinya sekecil apapun kesalahan yang diperbuat apalagi yang di ketahui akan berakibat besar pada orang lain. Kasau mengajak mari kita benahi organisasi TNI AU ini agar kita bisa berubah sebelum kita dirubah orang lain, “harap Kasau”.

(pentak ATS)


  ● Majalah Potret Indonesia  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...