Sabtu, 14 September 2013

KPK Akui tidak Bisa Awasi Pengadaan Senjata TNI

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak bisa mengawasi terlebih mengusut proyek pengadaan atau pembelian alat utama sistem persenjataan (alusista) TNI.

Juru bicara KPK Johan Budi di Jakarta, mengakui KPK tidak bisa mengawasi pembelian alusista masih terganjal dengan Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

"Kami tidak bisa mengawasi karena memang ada undang-undang terpisah. Militer ada UU sendiri," jelasnya.

Dia menjelaskan, KPK hanya bisa menangani kasus yang melibatkan penyelenggara negara dan penegak hukum "Selama UU tidak ada yang mengatur tentang itu, tidak akan bisa. Soal UU itu tanyakan saja dengan DPR," ujarnya.

  MetroTV  

KRI Krait-827 Latihan Bersama Dengan AL Asia Tenggara Dan US Navy

http://3.bp.blogspot.com/-U2CaAprhDzY/UhpN5s-akoI/AAAAAAACWZw/X-Jq34L9cuM/s1600/KRI+Krait+827.jpg KRI Krait-827 salah satu kapal perang di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan latihan manuver lapangan dengan mengadakan latihan Visit, board, search, and seizure (VBSS) pada latihan bersama (latma) multilateral South East Asia Coorporation And Training (SEACAT) 2013 di perairan laut Batam Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (11/9).

Latihan bersama SEACAT 2013 yang berlangsung selama 13 hari dari tanggal 1 sampai dengan 13 September 2013 adalah kegiatan latihan multilateral Angkatan Laut kawasan Asia Tenggara yang diikuti oleh tujuh negara antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapore, Philipina dan US Navy.

Dalam latihan manuver lapangan yang dilaksanakan di perairan utara Teluk Tering sampai dengan utara Teluk Jodo, Perairan Pulau Batam, Kepri, dilaksanakan latihan pembebasan sandera. Dalam latihan tersebut KRI Krait-827 menurunkan Tim VBSS yang berjumlah sembilan orang terdiri dari 1 kemudi, 1 motoris dan 7 tim boarding VBSS. Selama dilaksanakan kegiatan latihan menggunakan metode komunikasi dalam prosedur latihan dan mengoperasionalkan peralatan khusus dalam sistem komunikasi.

Keikutsertaan KRI Krait-827 dalam latihan multilateral Angkatan Laut kawasan Asia Tenggara tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dalam kerjasama pada pelaksanaan operasi laut bersama yang dilaksanakan di wilayah perairan masing-masing negara.

KRI Krait-827 dengan komandan Mayor Laut (P) Puryanto, termasuk salah satu jenis unsur Patroli cepat yang sehari-hari bertugas melaksanakan operasi terbatas di sekitar perairan selat sempit dan daerah rawan di sekitar pulau yang menjadi tanggung jawab pangkalan angkatan laut.

  ●  Koarmabar  

Pensiun demi Monumen ALRI

PT76 Marinir (Dayatseila)
BANJARMASIN - Warga Banjarmasin yang melintas di kawasan Jalan Lingkar Selatan, terkejut. Mereka sontak menghentikan perjalanan untuk melihat tank yang menyusuri jalan menuju ke Banjarbaru tersebut. Tak hanya itu, di Pelabuhan Trisakti juga sandar kapal perang KRI Teluk Penyu.

Selain tank amfibi PT 76 yang menyusuri jalan, dari lambung kapal perang itu juga dikeluarkan meriam jenis howitzer kaliber 105 mm milik kesatuan marinir TNI-AL. Meriam itu pun diangkut ke Banjarbaru. Ada apa?

Tank seberat 14,5 ton dan meriam tersebut bukan digunakan untuk perang. Kedua alutsista (alat utama sistem pertahanan) tersebut didatangkan ke Kalsel untuk ditempatkan di Monumen ALRI Divisi IV yang sedang dibangun di bundaran makam Brigjen H Hasan Basri di Jalan A Yani kilometer 20, Liang Anggang, Banjarbaru.

Pembangunan dimulai minggu terakhir Agustus 2013 dan direncanakan selesai pada minggu terakhir Oktober 2013 dengan rencana anggaran Rp 895.376.000.

Meski nantinya hanya dipamerkan, dua alutsista itu bukan barang bekas yang sudah tidak berfungsi. Keduanya masih aktif. Demi monumen tersebut, Kepala Staf TNI AL Laksamana Marsetio memberikan izin untuk memurnatugaskan (memensiunkan) alat perang tersebut.

“Kedua alutsista tersebut kebetulan memang memasuki usia purnatugas karena sudah berusia hampir 50 tahun, sementara masa pakainya 30 tahun, “ kata Danlanal Banjarmasin Letnan Kolonel (P) Dato Rusman yang ikut menyambut kedatangan KRI Teluk Penyu, di Banjarmasin, Rabu (4/9).

Meriam Marinir (Dayatseila)
Diungkapkan Rusman, selain menempatkan dua alutsista, TNI AL juga mengerahkan beberapa anggota marinir untuk ikut membantu proses pembangunan monumen yang nantinya dilengkapi jangkar kapal.

“Karena alutsista ini adalah milik marinir, jadi perlu ada chemistry dan spirit antara marinir dengan monumen ALRI Divisi IV. Di luar Jawa, ini adalah kali pertama pembangunan monumen dengan tank sebagai objek utamanya,” kata Rusman.

Tank tersebut milik Resimen Kaveleri Karang Pilang Surabaya, Jatim. Terakhir, tank tersebut diikutsertakan dalam latihan gabungan di Sangatta, Kaltim, beberapa bulan lalu. Kendaraan perang dengan moncong sepanjang tiga meter tersebut dapat memuat tiga orang: seorang pengemudi, seorang penembak dan seorang sebagai komandan.

Meriam Howitzer 105 mm yang biasa diawaki sembilan orang tersebut juga berasal dari Resimen Artileri Karang Pilang Surabaya.

Sementara KRI Teluk Penyu yang dilengkapi dua meriam ukuran 37 mm dan dua meriam ukuran 20 mm itu dikomandani Letkol (P) Dores. Kapal perang yang mulai dioperasikan oleh TNI AL sejak 1982 itu memiliki panjang 100 meter dengan lebar 9 meter.

“Kapal ini jenis landing ship tank (LST) buatan Korea Selatan. Fungsinya melakukan pendaratan yang dapat membawa 15 tank dan 12 kendaraan tempur. Kalau kapal lain takut mendekati daratan, kapal ini malah sebaliknya. Jenisnya kapal amfibi,” kata Dores yang baru satu setengah bulan mengomandani kapal tersebut. Dia juga mengungkapkan, jika bagian atas kapal dikosongkan, bisa dijadikan helipad untuk tiga helikopter sekaligus.

Kapal itu berangkat dari markas Pangkalan Marinir di Surabaya pada Senin (2/9), mengangkut 97 kru kapal dan 107 pasukan zeni tempur yang akan membantu pembangunan monumen.

  Tribunnews  

8 MK-82 Bombardir AWR Siabu

SEBANYAK delapan bom jenis MK-82 yang dibawa oleh empat pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12, membombardir sejumlah target yang berada di areal latihan penembakan “air to ground” AWR Siabu, Lanud Roesmin Nurjadin, Kamis (13/9). Misi latihan operasi udara yang menggunakan bom jenis MK-82 Live ini merupakan puncak latihan “Weapon Delivery” yang telah digelar oleh Skadron Udara 12 selama satu minggu ini.

Pada kesempatan latihan tersebut Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Andtawan. M.P, S.IP menyampaikan bahwa latihan ini merupakan latihan profesiensi rutin yang dilaksanakan secara berkala dengan tujuan meningkatkan kemampuan para penerbang dalam melaksanakan Roketing dan Bombing terhadap sasaran di darat yang berada di area latihan penembakan udara ke darat, AWR, Siabu yang berada di kabupaten Kampar, Riau.

Latihan yang dipimpin langsung oleh Danskadron Udara 12, Letkol Pnb Reka “ice pack” Budiarsa tersebut melibatkan seluruh penerbang dan turut didukung oleh satu tim Demolisi dari Depo 60 Lanud Iswahyudi, Madiun. Selain menggunakan Bom MK-82 Live, latihan profesiensi ini juga menggunakan Bom Dummy Unit, Roket FFAR dan Bom Latih Asap atau BLA 250.

  MPI  

Bungker Jepang itu "Terselip" di Purworejo

Bungker yang ada di sini menghadap ke Pantai Congot, mirip pertahanan Jepang di Gunung Suribachi dalam pertempuran Iwo Jima.

Pillbox di Kalimoro yang dibangun Jepang untuk mengawasi garis pantai. (Mahandis Y.Thamrin/NGI)

Antara tahun 1942-43, Jepang membangun bungker di perbukitan Kalimoro. Hingga kini, sisa-sisa peninggalan milter Jepang tersebut masih ada.

Terletak di Purworejo, Jawa Tengah, sekitar 40 kilometer sebelah barat kota Yogyakarta. Posisi bungker tepatnya di Dusun Bapangsar, Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Jalan menuju lokasi berliku mengitari kontur Bukit Kalimoro.

Kondisi jalan sudah diaspal sehingga memudahkan akses menuju situs. Persawahan yang subur menjadi pintu gerbang Bukit Kalimoro. Selanjutnya, perjalanan menuju situs ditemani pohon-pohon jati yang menjadi sumber penghasilan bagi sebagian penduduk.

Kamar-kamar di bagian dalam bungker buatan Jepang di Kalimoro. (Mahandis Y.Thamrin)

Saat ini baru ditemukan sedikitnya lima bungker sisa peninggalan Jepang di wilayah perbukitan tersebut dari perkiraan 20-an bungker yang ada.

Semua bungker dan pillbox menghadap ke Pantai Congot, mirip pertahanan Jepang di Gunung Suribachi dalam pertempuran Iwo Jima.

Selain bungker pertahanan, juga ditemukan kolam penampungan air beserta saluran air dan semacam ruang pengendalian air. Semua bangunan didirkan dengan konstruksi beton bertulang.

Dari pillbox di Kalimoro, tentara Jepang bisa memantau pantai selatan Purworejo. Garis pantai terlihat jelas, sehingga memudahkan identifikasi pasukan artileri dari kemungkinan aktivitas penyusupan musuh dari garis pantai.

*Kisah ini pernah dituliskan untuk Majalah Angkasa edisi Perang Asia Timur Raya.(Mahandis Y. Thamrin)

Para Aktivis Australia Klaim Misi ke Papua Sukses

SYDNEY - Para aktivis Australia telah berlayar ke perairan Papua untuk menarik perhatian pada kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusi di daerah itu. Hari Jumat (13/9), mereka mengatakan telah menyelesaikan apa yang mereka sebut sebagai sebuah "misi suci", yaitu secara simbolis menghubungkan kembali masyarakat adat Papua dengan masyarakat Aborigin Australia, dengan melibatkan para pemimpin adat setempat.

Para akstivis itu yang tergabung dalam apa yang disebut "Freedom Flotila" meninggalkan Australia bulan lalu dan menyeberang ke perairan Indonesia pada Kamis malam tidak lama setelah angkatan laut Indonesia mengancam untuk mengusir kapal mereka.

Kelompok tersebut mengatakan, mereka telah menyelesaikan misi mereka yaitu mempersembakan air suci dari mata air Danau Eyre di Australia tengah dan abu dari tenda sejumlah perwakilan Aborigin di seluruh negeri kepada para pemimpin Papua Barat. "Menghindari Angkatan Laut Indonesia, dua kapal kecil bertemu di dekat perbatasan Australia-Indonesia untuk seremoni menyambung kembali masyarakat adat Australia dan Papua Barat," kata kelompok itu di situsnya.

"Pertukaran budaya para tetua adat diadakan secara rahasia karena ada ancaman dari para pejabat pemerintah Indonesia dan pejabat militer yang menyatakan bahwa Angkatan Laut dan Angkatan Udara akan 'mengambil tindakan' terhadap protes damai itu.

Juru Bicara Angkatan Laut Indonesia, Untung Suropati, mengatakan kepada kantor berita AFP pada Kamis bahwa Angkatan Laut hanya akan menggunakan kekuatan jika terancam oleh sebuah kapal bersenjata dan, jika kelompok itu tidak bersenjata, mereka hanya akan dicegah untuk menginjakkan kakinya di bumi Indonesia.

Sekitar 20 aktivis terlibat dalam armada itu, termasuk tetua Aborigin "Paman" Kevin Buzzacott yang akan bertemu dengan para pemimpin Papua Barat sebagai simbol dukungan untuk perjuangan Papua Barat. Para aktivis itu berharap bisa berlabuh di Merauke dan mengadakan upacara untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang mereka katakan sebagai pelanggaran hak asasi luas di Papua oleh pemerintah Indonesia.

Mereka telah berupaya untuk berkomunikasi dengan para pejabat Indonesia. Koordintor protes itu, Izzy Brown, mengatakan pihaknya telah melakukan panggilan telepon melalaui telepon satelit dan radio ke militer Indonesia tetapi gagal.

Kapal mereka masih menunggu di tengah laut sambil berharap militer Indonesia membolehkan mereka berlabuh di Merauke.

Armada kelompok itu meninggalkan kota Cairns di Australia utara pada 17 Agustus dengan tiga kapal. Namun jumlah kapalnya menjadi tinggal satu setelah dua kapal mengalami masalah mesin.

  ● Kompas  

[Foto} Penutupan Latma Anti Teror 18 Negara


Puncak acara latihan bersama anti teror yang telah berlangsung sejak Senin, 9 September 2013 ditutup dengan menampilkan aksi gabungan para pasukan khusus. Para pasukan khusus menampilkan operasi pembebasan sandera, penyerbuan dan penerjunan yang berlangsung apik dan seru. ARC yang menyempatkan diri hadir pada acara puncak tersebut dan dokumentasi kegiatan ditampilkan pada galeri di bawah ini.


  ● ARC  

Jumat, 13 September 2013

Latihan Gabungan TNI Sebagai Pernyataan Perang Terhadap Teroris

TNI menggelar latihan gabungan sebagai antisipasi marak penembakan polisi, akhir-akhir ini. Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, latihan ini diikuti tiga matra.

Ketiga satuan yang mengikuti latihan adalah Dansat-81 Gultor Kopassus (TNI AD), Denjaka (TNI AL), dan Denbravo Paskhas (TNI AU). "Ini sekaligus pernyataan perang terhadap teroris," kata Menhan usai menutup latihan bersama penanggulangan terorisme tersebut, Jumat 13 September 2013. Latihan gabungan ini juga diikuti 18 negara anggota ASEAN Defence Minister's Meeting (ADMM-Plus) di Sentul, Bogor.

Tujuan latihan gabungan ini tak hanya menyiapkan personel dalam menghadapi kelompok-kelompok teror. "Kami juga mengatakan pada para teroris, kami telah siap melawan mereka," ungkapnya.

Dalam latihan tersebut, peserta mempraktikkan pencegahan kasus per kasus, misalnya, pembebasan sandera di gedung, kapal laut, hingga pesawat udara.

Selain itu, para peserta juga berdialog dan memaparkan pengalaman masing-masing dalam membebaskan sandera. TNI AL mencontohkan saat pasukan khusus Denjaka yang membebaskan kapal Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia.

Kopassus pun berbagi pengalaman. Mereka menceritakan proses pembebasan sandera dari pembajakan pesawat Woila dan pembebasan sandera di rimba Papua.

   Vivanews  

Kopassus Ajukan Pembentukan Unit Anti Teror

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengajukan pembentukan unit anti teror mengantisipasi meningkatnya intensitas aksi teror. Rencana ini disampaikan Danjen Kopassus, Mayjen TNI, Agus Sutomo, usai latihan bersama penanggulangan Terorisme yang diikuti 18 negara anggota ADMM (ASEAN Defence Ministers Meeting) plus di Sentul, Bogor, Jumat 13 September 2013.

"Unit anti teror TNI sudah diajukan. Keberadaanya tinggal menunggu keputusan dari Panglima TNI dan DPR RI," katanya.

Agus menjelaskan, pembentukan unit ini gagasan dari seniornya dan telah di godok sejak tahun 2010 lalu. Gagasan ini muncul dari peningkatan aksi teror yang terus meningkat hingga saat ini. Kopassus menganggap perlunya unit khusus yang spesifik sesuai kekuatan matra.

"Dalam unit ini Sat 81 Gultor, Kopasus akan bergabung dengan Denjaka dari Marinir dan Den Bravo dari Paskas TNI AU. Ini akan menjadi kekuatan luar biasa melawan teroris," ungkapnya.

Pembentukan unit khusus ini bukan sebuah organisasi besar. Menurutnya, unit ini kecil, namun saat diperlukan akan menjadi besar karena pasukan khusus dari ketiga matra Darat, Laut dan Udara bergabung.

"Bila opersi selesai semua unit akan kembali ke kesatuan masing masing," jelasnya.

Sejak 2010 semua pasukan khusus terus memperkuat kemampuan. Mereka latihan anti teror gabungan hampir tiap tahun selama tiga tahun terakhir.

"Sudah saatnya semua disatukan dalam satu unit khusus anti teror," kata Agus.

Unit ini sebagai jawaban dari keterbatasan Polri dalam menangani berbagai aksi teror yang intensitasnya terus meningkat. Pasukan khusus anti teror TNI dilibatkan bila Polri meminta bantuan. Pasukan TNI ini juga kerap beraksi saat wilayah teroris lintas negara. Opersi terakhir adalah pembebasan sandara kapal Sinar Kudus di perairan Somalia.

"Kita tunggu keputusan Panglima TNI dan DPR RI. Kita butuh payung hukum unutuk pembentukan unit anti teror TNI," tegasnya.

  Vivanews 

"Serangan ke Markas Teroris" Tutup Latihan Penanggulangan Teror Se-ASEAN

BOGOR — Sejumlah pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyerang markas teroris di Sentul, Bogor, Jumat (13/9/2013). Serangan bertubi-tubi dilayangkan dari darat, air, dan udara. Awalnya, sejumlah pasukan TNI yang menggunakan terjun payung mendarat secara diam-diam di atas atap gedung.

Menyusul setelahnya pasukan TNI yang menggunakan perahu karet. Mereka menyerang dari sisi danau yang memang berada di samping markas teroris tersebut. Selanjutnya, pasukan menggunakan kendaraan tempur. Terakhir, sejumlah helikopter juga ikut membantu melakukan penyerbuan.

Adu tembakan tak dapat dihindari dalam penyerbuan itu, begitu pula ledakan besar. Setelah sekitar 20 menit penyerbuan berlangsung, terlihat para anggota TNI keluar dari gedung sembari mengamankan para anggota teroris yang mereka tangkap.

(Gombaljaya)

Tepuk tangan keras serta teriakan tiba-tiba terdengar saat para anggota TNI keluar dari markas teroris. Ternyata, penyerbuan tersebut hanyalah sebuah simulasi.

Simulasi penyergapan teroris ini diadakan dalam rangka menutup Latihan Bersama Counter Terrorism Exercise (CTx) atau Penanggulangan Terorisme yang diikuti 10 negara ASEAN dan delapan negara partner ASEAN, hari ini.

Latihan bersama penanggulangan terorisme dalam payung ADMM Plus tersebut digelar untuk membangun kesadaran bahwa saat ini aksi terorisme dianggap musuh bersama oleh dunia internasional karena dampaknya dapat menimbulkan bencana bagi kemanusiaan. Serangan teroris tidak lagi dinilai sebagai tindakan kriminal biasa, tetapi merupakan ancaman potensial yang dapat membahayakan kelangsungan hidup negara.


  Kompas  

Puluhan Kapal Perang TNI AL Meriahkan Sail Komodo 2013

LABUAN BAJO - TNI AL mengerahkan puluhan kapal perang untuk mengikuti Sailing Pass pada puncak Sail Komodo, Sabtu (14/9/2013), di Pantai Pede, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan puncak Sail Komodo 2013 yang diselenggarakan di daerah pesisir Kampung Tengah, Labuan Bajo, itu akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ibu negara Ani Yudhoyono.

Hal itu dijelaskan Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksmana Pertama Untung Suropati, di Labuhan Bajo, Kamis (12/9/2013) malam. Untung menambahkan, selain Presiden, akan hadir juga sejumlah menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu II, para petinggi TNI, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, dan 25 duta besar negara-negara sahabat.

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ibu negara Ani Yudhoyono bersama rombongan akan berkunjung ke Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo dengan menggunakan KRI Baladau-643," jelas Untung Suropati.

Sejumlah acara akan mewarnai puncak Sail Komodo. Antara lain parade kapal perang, sailing pass kapal perang dan kapal layar, terjun payung, kesenian daerah, serta kunjungan ke Taman Nasional Komodo. "Selain itu ada juga tarian kolosal yang melibatkan 150 penari," kata Untung Suropati.

Wisatawan tidak nyaman dengan kondisi jelang Sail Komodo

Sejumlah wisatawan asing yang berada di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur merasa tidak nyaman menjelang acara puncak Sail Komodo.

"Bukan hanya masalah kehadiran kapal perang, tetapi parade kendaraan lapis baja serta pasukan berseragam yang membuat para sailor serta wisatawan asing merasa tidak nyaman berada di Labuan Bajo," kata Ketua Asosiasi Biro Perjalanan (ASITA) Manggarai Barat Theodorus Hamun di Labuan Bajo, Kamis.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono direncanakan berkunjung pada Jumat atau sehari sebelum puncak Sail Komodo di Kota Labuan Bajo pada Sabtu 14 September.

"Ada tamu reguler saya dari Belanda yang harus batalkan perjalanan ke Labuan Bajo karena kondisi ini. Mereka tak bisa nikmati kondisi di Pulau Komodo karena sudah disteril," katanya.

"Para wisatawan dari luar negeri ke daerah ini untuk menikmati keindahan alam dalam kondisi nyaman dan aman, tidak dengan kondisi seperti mau perang seperti ini. Ini sangat merugikan daerah ini," kata pemilik Biro Perjalanan Manumadi di Labuan Bajo itu.

Di tempat terpisah, Komandan Satuan Tugas Penerangan Sail Komodo 2013 Kolonel (Mar) Bambang Hullianto mengatakan kehadiran 25 KRI untuk kegiatan bakti sosial serta memeriahkan Sail Komodo.

  Kompas | Antara  

Pemerintah baru Australia ingin dekati Indonesia

Australia akan dekati Indonesia untuk bernegosiasi soal kebijakannya mencegah pencari suaka masuk ke perairannya. Kebijakan yang digagas oleh Koalisi pimpinan PM terpilih Tony Abbott sebelumnya ditolak oleh pemerintah Indonesia.

PM Australia terpilih, Tony Abbott beserta Calon Menteri Luar Negeri, Julie Bishop (Credit: AAP)

Calon Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan Koalisi di bawah pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott akan bernegosiasi dengan Indonesia soal masalah pencari suaka.

Negosiasi akan dilakukan, setelah sebelumnya Indonesia menolak usulan Koalisi soal kebijakan pencari suaka yang dilontarkan saat kampanye pemilu.

Di hadapan Komisi Hubungan Luar Negeri di DPR, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan bahwa kebijakan soal pencari suaka Australia yang digagas PM terpilih Tony Abbott seolah menjadikan masalah tersebut harus diselesaikan dari Indonesia.

Tidak hanya itu, Marty juga telah menegaskan kepada parlemen bahwa pemerintah akan menolak usulan Abbott untuk membeli perahu dari para nelayan di Indonesia. "Tentu saja kita akan menolak jika mereka mencoba mencegah kapal dari Indonesia dengan cara membeli kapal-kapal milik nelayan Indonesia," tegas Marty.

Menurut Marty, pemerintah Indonesia perlu membedakan antara kampanye politik Abbott sebelum ia menjadi Perdan Menteri dengan kenyataannya di lapangan.

Saat kampanye pemilu, pihak koalisi berjanji untuk membeli perahu-perahu milik nelayan Indonesia sebagai bagian dari rencana untuk menghentikan perdagangan manusia.

Kebijakan ini ditentang oleh Menteri Imigrasi Australia, Tony Burke, juga pengamat hubungan luar negeri dari Universitas Indonesia, Profesor Hikmahanto Juwana

"Kebijakan itu hanyalah akan membuat hubungan Indonesia dan Australia menjadi buruk, Indonesia tidak akan menerima gagasan Abbott," kata Profesor Hikmahanto.

Abbott sendiri dalam kampanyenya pernah mengusulkan anggaran jutaan dolar untuk membayar para nelayan atau warga Indonesia yang memiliki informasi soal perdagangan manusia berdalih pencari suaka. Informasi ini nantinya akan digunakan pihak keamanan Australia untuk ditindaklanjuti.

"Pastinya, kita akan menolak kebijakan-kebijakan yang tidak sejalan dengan semangat kerjasama dan integritas serta kedaulatan nasional," tegas Marty. "Saya harap setelah kita mulai berkomunikasi, kita dapat tahu apa kebijakan Australia sesungguhnya."

Poin Utama

  • Indonesia menolak rencana koalisi untuk membeli perahu milik nelayan Indonesia yang berpotensi mengangkut pencari suaka.
  • Indonesia juga menolak usul Australia untuk mengembalikan perahu-perahu yang masuk ke Australia ke Indonesian.
  • Indonesia menilai membayar warga Indonesia agar mau memberikan informasi soal pencari suaka tidaklah tepat.
  • PM terpilih Tony Abbott akan bertemu Presiden Yudhoyono bulan depan di pertemuan APEC.

Operasi Kedaulatan Perbatasan

Abbott mengumumkan Operasi Kedaulatan Perbatasan pada bulan Juli lalu, yang melibatkan militer untuk memerangi perdagangan manusia ke Australia.

Operasi ini akan dipimpin oleh komandan bintang tiga. Termasuk dalam operasi ini adalah meminta kapal pencari suaka yang masuk Australia untuk kembali ke Indonesia. Usulan ini pun tidak didukung oleh Indonesia.

Julie menjelaskan bahwa Operasi Kedaulatan Perbatasan pun akan menjadi pembahasan dalam pertemuan bilateral dengan pemerintah Indonesia. Rencananya pertemuan ini akan dilakukan segera.

"Diskusi akan dilakukan dengan pertemuan tatap muka, tanpa perantara media," tegas Julie. "Sangatlah penting bagi Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk bisa menghentikan perdagangan manusia yang melewati Indonesia."

Namun, Abbott tetap percaya kalau bisa bekerja sama dengan Indonesia.

  Radio Australia  

Freedom Flotilla berhasil masuk ke Indonesia

Rombongan aktivis Australia yang menamakan diri Freedom Flotilla berhasil masuk ke wilayah teritori Indonesia dan melakukan persembahan air dan abu secara simbolis kepada pemimpin adat Papua.

Rombongan Freedom Flotilla sudah berada di wilayah Indonesia, Kamis (12/9/2013) malam. (Credit: ABC licensed)

Kepada ABC, koordinator aktivis Izzy Brown menjelaskan, rombongan perahu layar itu menerobos wilayah Indonesia Kamis (12/9/2013) malam setelah menempuh pelayaran 5000 km dari Australia.

Upcara simbolis itu berlangsung di perairan selatan Papua, namun lokasi pastinya dirahasiakan demi pertimbangan keamanan.

Pemimpin Aborijin Kevin Buzzacott bertindak mewakili rombongan dan menyerahkan air yang diambil dari Danau Eyre serta abu yang diambil dari sejumlah perkemahan aborijin. Air dan abu itu kemudian diterima para pemimpin adat Papua sebagai upacara simbolis mempertemukan kembali dua komunitas aborijin.

"Upacaranya sangat mengharukan," kata Izzy Brown. "Bagi Uncle Kevin, ini sangat mengharukan, dan begitu juga bagi orang Papua."

Menurut Izzy, hal ini sudah lama direncanakan, dan apa yang mereka lakukan ini dinilainya sebagai sejarah tersendiri. "Fakta bahwa kami bisa bertemu para pemimpin Papua sangat mengesankan," katanya.

Kelompok Freedom Flotilla terdiri atas 30 aktivis Australia dan Papua, pembuatan film, dan pemimpin aborijin.

Rencana kelompok ini selanjutnya belum jelas. Namun mereka berharap bisa berlabuh di Merauke sebelum apa yang mereka sebut upacara penyambutan yang direncanakan Sabtu (14/9/2013) besok.

Menurut Izzy, pihak berwenang Indonesia tidak bersedia berkomunikasi dengan mereka. "Kami sudah berusaha mengontak pihak militer Indonesia," katanya, "Setidaknya tiga kali kami menelepon seorang kapten di Merauke dan menelepon jurubicara Angkatan Laut Indonesia".

Namun, kata Izzy, kedua pejabat itu tidak menjawab dan tiga kali pula menutup telepon. "Kami juga menggunakan komunikasi radio, namun sama saja, mereka tidak menjawab," jelasnya.

"Sikap mereka ini menggambarkan bagaimana mereka memperlakukan rakyat Papua sehari-hari," kata Izzy Brown lagi.

   Radio Australia  

☆ Mengungkap asal usul Patih Gajah Mada yang misterius

http://1.bp.blogspot.com/-jpne6dJ5buo/UKHsZ9RowFI/AAAAAAAAPss/6YNoD8XtIk8/s640/gajah+mada.jpgKeberadaan dan asal-usul pahlawan yang kondang dengan Sumpah Palapa ini masih menjadi misteri bagi semua orang. Bahkan para ahli sejarah pun belum menemukan kata sepakat dimana dia dilahirkan. Dimana dia dibesarkan sampai bagaimana sosok Patih Gajah Mada menghabiskan masa tuanya sampai saat ini menjadi tanda tanya besar. Serta menjadi teka-teki sejarah yang belum terpecahkan.

Ada bahasan menarik yang disampaikan oleh sastrawan Anuf Chafiddi atau sering dipanggil Viddy AD Daery dalam makalahnya dalam Seminar Sesi II tentang Kontroversi Gajah Mada dalam Perspektif Fiksi dan Sejarah di Borobudur Writers & Cultural Festival 2012 di Manohara Hotel, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng Senin (29/10).

Secara tegas dirinya memberikan judul dalam makalahnya; "Foklor Mengenai Gajah Mada Lahir di Modo, Lamongan" yang artinya menyatakan dirinya yakin bahwa Gajah Mada dilahirkan, besar dan mati di Lamongan, Jatim.

"Gajah Mada pahlawan maha besar nusantara itu lahir di wilayah Lamongan, Jawa Timur? Untuk menjawab pertanyaan itu akan menimbulkan berbagai macam jawaban kalau ditanyakan ke banyak orang. Namun kalau ditanyakan kepada saya. Jawaban saya adalah betul," ungkap Viddy.

Ada lima alasan yang menjadikan Viddy yakin bahwa Gajah Mada berasal dari Lamongan, Jatim. Alasan itu di antaranya, di daerah Desa Modo dan sekitarnya termasuk Desa Pamotan, Desa Ngimbang, Desa Bluluk, Desa Sukorame dan sekitarnya tersebar foklor atau cerita rakyat. Dongeng dari mulut ke mulut mengisahkan bahwa Gajah Mada adalah kelahiran wilayah Desa Modo.

Kelima desa itu merupakan daerah ibu kota sejak didirikan jaman Kerajaan Kahuripan Erlangga. Bahkan anak cucu raja juga mendirikan ibu kota di situ. Alasanya strategis alamnya bergunung-gunung, bagus untuk pertahanan dan dekat dengan Kali Lamong cabang Kali Brantas. Selain itu ada jalan raya Kahuripan-Tuban yang dibatasi Sungai Bengawan Solo di Pelabuhan Bubat (kini bernama Kota Babat). Ibu kota ini baru digeser oleh cicit Airlangga ke arah Kertosono-Nganjuk.

Kemudian baru di zaman Jayabaya digeser lagi ke Mamenang, Kediri. Selanjutnya oleh Ken Arok, digeser masuk lagi ke Singosari. Baru kemudian oleh R Wijaya dikembalikan ke arah muara yaitu ke Tarik. Namun, anaknya yang akan dijadikan penggantinya yakni Tribuana Tunggadewi diratukan di daerah Lamongan-Pamotan-Bluluk lagi yaitu di Kahuripan alias Rani Kahuripan, Lamongan.

"Ketika Gajah Mada menyelamatkan Raja Jayanegara dari amukan pemberontak Ra Kuti, dibawanya Jayanegara ke arah Lamongan yaitu di Badender (bisa Badender Bojonegoro, bisa Badender kabuh, Jombang, keduanya memiliki rute ke arah Lamongan (Pamotan-Modo-Bluluk dan sekitarnya). Itu sesuai teori masa anak-anak dimana kalau anak kecil atau remaja berkelahi di luar desa pasti jika kalah lari menyelamatkan diri masuk ke desa minta dukungan. Di desanya banyak teman, kerabat maupun guru silatnya. Saya kira Gajah Mada juga menerapkan taktik itu,"ungkapnya.

Sebuah situs kuburan Ibunda Gajah Mada, yaitu Nyai Andongsari juga menjadikan Viddy yakin bahwa patih kerajaan jaman Majapahit itu berasal dari Lamongan. Kemudian juga ada situs kuburan yang sampai saat ini menjadi perdebatan dan kontroversial yang diyakini warga sekitar merupakan kuburan patih Gajah Mada. Namun, kuburan itu dalam posisi dan berkarakter kuburan islam.

"Kuburannya menghadap ke arah persis sebagaimana kuburan orang Islam. Kalau misalnya hal ini benar maka wajar saja masa tua Gajah Mada tidak ditulis di babad-babad atau kitab kuno. Sengaja disisihkan atau dihapus dari sejarah karena Gajah Mada mungkin dianggap 'murtad' atau semacam itu," jelasnya.

Arkeolog sekaligus sejarawan Fakultas Sejarah Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar menyatakan secara arkeologis belum ditemukan data tentang asal muasal dan keberadaan pasti Gajah Mada. Bahkan beberapa temuan prasasti-prasasti yang menyinggung tentang cerita Gajah Mada belum dan tidak bisa digunakan untuk penelitian dan memastikan benang merah sejarah cikal bakal Gajah Mada itu sendiri.

"Beberapa data soal keberadaan Gajah Mada yang belum digunakan. Data Gajah Mada secara arkeologis tidak ada. Yang ada nanti jika digunakan menjadi tafsir di atas tafsir. Prasasti yang terabaikan itu diantaranya: Prasasti Gajah Mada di situs Candi Singosari (Tahun 1351 M), Prasasti Relief Mahameru (Pawitra) yang menjelaskan Mahameru sebagai titik asis mundi.

Kemudian penemuan Candi Tikus di situs Trowulan yang gayanya mirip Candi Singosari. Mungkinkah Candi Tikus diperintah Gajah Mada untuk dibangun.

"Candi Kepung 7 meter di muka tanah sangat dekat dengan Candi Tikus di Kepung Kediri. Ada lagi Prasasti Hemadwalandit, Prasasti Bendodari (Tahun 1360 M),"tuturnya.

Agus Aris menyatakan karena tidak ada bukti arkeologis yang ditemukan terkait keberadaan dan cikal bakal Gajah Mada dan saking menariknya tokoh yang satu ini, banyak sekali daerah yang sampai mengklaim secara lisan bahwa di daerah mereka merupakan asal muasal maupun tempat meninggalnya Gajah Mada.

"Ada yang mengakui bahwa Gajah Mada dari Buton, Gajah Mada dari Wange-wange Bali. Ada yang bahkan mengatakan bahwa Gajah Mada adalah keturunan pasukan Tor-Tor,"ungkap Agus Aris Munandar.

Sampai saat ini, penelitian Arkeologi belum berhasil menemukan jati diri, sosok Gajah Mada yang seutuhnya. Sebab dari arkeologi sejarah, mempunyai peringkat validitas data.

"Data primer, data sekunder dan data tertier. Berita- berita dari mulut ke mulut (folklor) itu, menurut Aris itu merupakan data tersier dan bersifat negatif. Data primer prasasti itu mutlak dan dibuat pada jamanya. Prasasti dengan angka tahun dihargai dengan angka tahun. Data pendukung: zaman, bergeser. Negarakertagama lebih valid dari Pararathon. Ada peringkat yang tidak bisa kami tabrak begitu saja. Silahkan multi tafsir nanti akan diperbaiki," kata Agus.(mdk/ian)

  ● Merdeka 

☆ Tiga Sosok Polisi Yang Layak Jadi Pahlawan Nasional

Hanya ada satu orang polisi yang diangkat menjadi pahlawan nasional. Dia adalah Aipda Karel Satsuit Tubun yang juga pahlawan revolusi. Karel tewas ditembak saat peristiwa G30S tahun 1965.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini menilai setidaknya ada beberapa sosok polisi yang layak menjadi presiden. Dia pun heran kenapa para pejabat polisi tak mau memperjuangkannya untuk menjadi pahlawan.

"Ada Hoegeng, Soekanto Tjokrodiatmodjo dan M Jasin. Mereka saya kira layak jadi pahlawan nasional," kata Asvi saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (11/9).

Asvi berharap Mabes Polri segera memperjuangkan mereka menjadi pahlawan nasional karena perjuangan dan teladan mereka.

Berikut tiga sosok polisi tersebut.


1. Komjen Pol Soekanto Tjokrodiatmodjo

Komisaris Jenderal (Pol.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo merupakan Kepala Kepolisian pertama Republik Indonesia. Soekant menjabat selama 14 tahun. Mulai 1945 sampai 1959.

Soekanto lahir di Bogor 7 Juni 1908. Dia lulus pendidikan Aspirant Commisaris Van Poiitie tahun 1933. Sangat sedikit orang pribumi yang bisa mengikuti pendidikan elite tersebut. Wajar saja, ini sekolah untuk komandan polisi. Dia sempat bertugas di Semarang dan Kalimantan.

Saat Jepang masuk, Soekanto bergabung dengan kepolisian Jepang dan diangkat menjadi Itto Keishi (Komisaris Tingkat I). Dia kemudian mengusulkan untuk membentuk sekolah polisi. Soekanto kemudian menjadi instruktur sekolah polisi di Sukabumi.

Saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Soekanto langsung menurunkan bendera Jepang dan bersama anak didiknya merebut senjata mereka. Pada 29 September 1945, Presiden Soekarno menunjuk Soekanto membentuk Polisi Nasional.

Banyak hal yang dirintis Soekanto, sebagai kapolri pertama dia banyak meletakkan dasar untuk kepolisan RI, kata sejarawan Asvi Warman Adam.

Soekanto merintis Resimen Pelopor, Polisi Air dan Udara serta Polisi Perintis, Polisi Kereta Api, Polisi Wanita. Soekanto juga yang membuat Tri Brata Polri. Jenderal ini dikenal sederhana.

2. Jenderal Hoegeng Imam Santosa

Soal kejujuran, siapa tidak kenal Hoegeng? Dia dikenal sebagai polisi paling jujur dan teladan antikorupsi hingga kini.

Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921. Dia menjadi Kapolri 9 Mei 1968 hingga 2 Oktober 1971. Banyak hal yang dilakukan Hoegeng untuk membenahi kepolisian. Walau hanya menjabat tiga tahun, Hoegeng menorehkan banyak teladan.

Hoegeng selalu menolak bentuk gratifikasi. Semasa di medan dia membuang semua barang pemberian bandar judi. Saat menjadi kepala bea cukai, Hoegeng membersihkan semua suap dan sogokan. Dia sampai menyuruh istrinya menutup toko bunga agar tak digunakan orang-orang mendekati dirinya.

Hoegeng teladan antikorupsi. Saya kira layak dijadikan pahlawan nasional, kata sejarawan Asvi Warman Adam.

Hoegeng dicap musuh Orde Baru, dia ikut menandatangani Petisi 50. karena menjadi musuh Soeharto dia pun dikucilkan. Asvi menilai sekarang saat tepat menjadikan Hoegeng pahlawan.

Saya kira beberapa orang petisi 50 sudah diangkat menjadi pahlawan. Seperti Natsir. Tidak ada alasan tidak menjadikan Hoegeng sebagai pahlawan, jelas Asvi.

3. Komjen M Jasin

M Jasin dikenal karena kepahlawanannya. Setelah proklamasi kemerdekaan, Inspektoer Polisi Kelas I M Jasin membacakan proklamasi polisi. Isinya polisi di bawah Jepang kini menjadi Polisi Republik Indonesia dan siap berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Jasin kemudian melucuti senjata tentara Jepang di Surabaya untuk mempersenjatai pejuang. Saking banyaknya, empat kereta penuh senjata dikirim ke Jakarta.

M Jasin terus berkarir di kepolisian. Sejumlah jabatan penting pernah diembannya. Jasin digelari Bapak Brimob Indonesia.

Satu hal yang menonjol adalah saat Jasin menangkap Komandan Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR) Karesidenan Surabaya, Mayor Sabarudin. Panglima Soedirman sendiri yang memberikan tugas ini pada M Jasin karena TNI pun takut pada Sabarudin yang bertindak seperti perampok.

Dalam penangkapan itu M Jasin menemukan besek penuh emas dan permata hasil rampokan Sabarudin. Istimewanya, tak secuil pun diambilnya.

Pemkot Surabaya telah mengusulkan M Jasin menjadi pahlawan nasional. Tetapi pemerintah belum mengabulkannya.

  ● Merdeka   

Belanda Minta Maaf atas Kekejaman Westerling, Bagaimana Kasus Lainnya?

Permintaan maaf itu disambut baik dan juga kritik.

Kapten Raymond Westerling
Setelah hampir 67 tahun, Kamis pagi 12 September 2013, pemerintah Belanda akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia. Permintaan maaf atas dosa pasukan Belanda pimpinan Kapten Raymond Westerling, yang telah membantai penduduk Sulawesi Selatan dalam kecamuk Perang Kemerdekaan RI selama 1946-1947. Permintaan maaf yang disampaikan Duta Besar Belanda Tjeerd de Zwaan,itu disambut baik dan diharapkan sanggup membuka babak baru menuju hubungan yang bersahabat antara dua negara.

Dalam pidatonya, Zwaan mengatakan bahwa acara permintaan maaf ini secara khusus didedikasikan kepada para janda dari korban pembantaian para tentara Belanda di masa lampau. Pemerintah Belanda, kata Zwaan, ingin memperbaiki hubungan dengan Indonesia.

"Para korban secara langsung telah mengalami bagaimana hubungan antara Belanda dan Indonesia memburuk bertahun-tahun usai proklamasi Kemerdekaan Indonesia," kata Zwaan. Oleh sebab itu Pemerintah Belanda merasa perlu bertanggung jawab demi menghormati para janda korban pembantaian di Sulawesi Selatan.

"Atas nama Pemerintah Belanda saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya atas kejadian-kejadian ini. Hari ini saya juga meminta maaf kepada para janda dari Bulukumba, Pinrang, Polewali Mandar dan Parepare," kata Zwaan.

Zwaan menambahkan bahwa selama beberapa tahun terakhir, para janda dari Sulawesi Selatan dan Rawa Gede (Bekasi), yang suaminya tewas akibat eksekusi besar-besaran yang dilakukan tentara Belanda telah mendatangi pengadilan di sana untuk meminta ganti rugi. "Pemerintah Belanda telah membuat kesepakatan dengan keluarga korban ini tentang kompensasi," imbuh Zwaan.

Niat meminta maaf ini sebenarnya sudah disampaikan oleh Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, di Den Haag pada 30 Agustus kemarin. Belanda telah meminta maaf dan membayar kompensasi kepada keluarga korban orang-orang dalam kasus-kasus tertentu, tetapi tidak pernah menyampaikan permintaan maaf dan menawarkan kompensasi bagi para korban eksekusi secara umum.

Permintaan maaf ditujukan Pemerintah Belanda untuk para janda yang berasal dari daerah Bulukumba, Pinrang, Polewali Mandar dan Parepare. "Pemerintah Belanda melihat perlunya permintaan maaf ini disampaikan secara terbuka, khususnya setelah terjadi berbagai peristiwa yang terjadi saat tentara Belanda masih berada di Indonesia," kata dia.

Ditanya apakah permintaan maaf juga akan disampaikan kepada keluarga korban lainnya saat penjajahan Belanda selama 3,5 abad di tanah air, Zwaan menegaskan bahwa acara hari ini hanya diperuntukkan bagi keluarga korban di Sulawesi Selatan.

Selain permintaan maaf, Pemerintah Belanda juga diketahui memberikan kompensasi senilai 20 ribu Euro atau Rp301 juta kepada setiap janda korban pembantaian itu. Ditanya apakah dana kompensasi itu telah diberikan, Zwaan mengatakan dana tersebut telah diterima oleh masing-masing perwakilan keluarga.

"Namun untuk prosedur teknis bagaimana pengirimannya, Anda bisa memperoleh keterangannya melalui pengacara masing-masing keluarga," ujar Zwaan.

Dari data Kedubes, saat ini tercatat sudah ada 10 janda yang menerima kompensasi tersebut. Mereka merupakan sebagian dari para janda korban yang pernah mendatangi pengadilan Belanda untuk meminta ganti rugi.

Acara permintaan maaf secara terbuka ini sebenarnya berlangsung lancar. Namun, saat kalangan media massa ingin mewawancarai kerabat keluarga korban yang diundang untuk dimintai kesan mereka, salah satu dari mereka mengaku dilarang berbicara kepada pers. Pihak kedutaan pun tampak tidak memberi kesempatan kepada media untuk berinteraksi secara langsung kepada mereka selama dan usai acara.

Saat dikonfirmasikan kepada Dubes de Zwaan, dia mengaku tidak tahu menahu perihal tersebut. De Zwaan hanya mengatakan dia merasa terhormat, karena perwakilan keluarga bersedia terbang dari Sulawesi Selatan ke Jakarta. "Yang saya tahu, mereka lah yang tidak ingin berbicara kepada media. Namun saya sangat senang, karena mereka bersedia hadir bersama kami di sini," kata de Zwaan.

Seorang staf Kedutaan Belanda, Nicolaas Schermers, menyarankan apabila media ingin mewawancarai salah satu keluarga korban, maka harus terbang langsung ke Sulawesi Selatan. Dubes de Zwaan mengatakan akan berkunjung ke Sulawesi Selatan untuk bertemu langsung dengan keluarga korban pembantaian Westerling. Zwaan dijadwalkan bertemu dengan perwakilan keluarga pada pekan depan, tanpa menyebut detail harinya.

Permintaan maaf dan pemberian uang duka itu tidak saja untuk korban Westerling di Sulawesi Selatan. Zwaan juga menyampaikan pernah berkunjung ke Rawagede, Bekasi, pada Desember 2011 untuk bertemu dengan keluarga korban pembantaian tentara Belanda di sana.

Pemerintah Belanda disebut Zwaan juga sudah meminta maaf terhadap korban pembantaian di Rawagede dan memberikan kompensasi kepada mereka. Hal itu disebabkan pada 14 September 2011, Pengadilan di Den Haag mengabulkan tuntutan keluarga korban kejahatan perang di Desa Rawagede. Pengadilan meminta Pemerintah Belanda harus mengakui kesalahannya dan memberi kompensasi kepada keluarga korban.

Sambutan Beragam

Pemerintah Indonesia pun menyambut baik permintaan maaf Pemerintah Belanda kepada rakyat Sulawesi Selatan atas kasus pembantaian yang dilakukan oleh tentara Belanda pimpinan Westerling itu. "Pemerintah Indonesia sambut positif terkait permohonan maaf dan untuk berikan kompensasi kepada keluarga yang menjadi korban," kata Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, di Jakarta.

Permintaan maaf Pemerintah Belanda terhadap tragedi di Sulawesi Selatan, menurut Natalegawa, juga diharapkan membuka proses serupa terhadap kasus-kasus lain. Dengan demikian, peristiwa masa lalu tidak sampai terus mengganggu hubungan bilateral RI-Belanda. "Masalah-masalah lalu segera diberikan penanganan yang baik," kata Natalegawa.

Namun sambutan yang kritis disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR Bidang Luar Negeri, Tubagus Hasanudin. Meski menyambut positif, Tubagus menilai permintaan maaf itu belum cukup. Sebab, secara historis, Belanda belum mengakui kemerdekaan Indonesia, yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945.

"Menurut Belanda, Indonesia baru merdeka pada tanggal 27 Desember 1949," kata Tubagus di Gedung DPR, Kamis 12 September 2013.

Menurut dia, tanggal pengakuan itu berarti apapun yang dilakukan Belanda dari tahun 1945 hingga 1949 dianggap sebagai tindakan yang sah dan legal. Bahkan, pada tahun-tahun itu, tindakan militer apapun yang dilakukan oleh Indonesia, dianggap Belanda sebagai tindakan ekstremis yang mengganggu keutuhan Hindia Belanda.

Tak hanya itu, kata Tubagus, Belanda juga harus minta maaf kepada rakyat Indonesia pada saat penyerangan 10 November 1945 di Surabaya, penangkapan terhadap Presiden Sukarno dan lain-lain.

Keterangan Foto: Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan, saat bertemu janda korban pembantaian di Rawagede pada Desember 2011. VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

Sementara itu, sambutan yang getir diutarakan oleh sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anhar Gonggong. Dia mengaku ayahnya dibunuh oleh pasukan Westerling di Pinrang, Sulawesi Selatan.

Anhar juga memiliki banyak kerabat di Pingrang, Pare-pare dan Bulukumba yang menjadi korban kejahatan Westerling. Namun dia mengaku selama ini dia atau keluarganya tidak pernah dimintakan maaf oleh Belanda.

Menurutnya, permintaan maaf tidak berarti bila disampaikan kepada orang per orang yang hanya menjadi perwakilan. Sebab, korban kejahatan itu jumlahnya ribuan bahkan puluhan ribu.

"Jadi tidak ada gunanya permintaan maaf kepada orang per orang. Kapan dia minta maaf kepada saya. Kalau kepada tiga keluarga itu oke bisa minta maaf, tapi kepada saya kapan?" kata Anhar.

Menurut Anhar, permintaan maaf Belanda juga harus dinilai apakah Belanda memandang korban sebagai rakyatnya di tanah jajahan ataukah sebagai warga negara lain yang merdeka. "Kalau bunyinya seperti di negara yang dia jajah, maka saya menolak," kata Anhar.

Menurut dia, kalau pemerintah Belanda serius minta maaf atas kejahatan berat di masa lalu, maka harus disertai dengan pengakuan atas kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

  ● Vivanews  

Kamis, 12 September 2013

Kapal Selam adalah Alutsista Strategis

Surabaya - Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono mengatakan kapal selam merupakan alat utama sistem senjata (alutsista) strategis yang dimiliki TNI AL untuk melaksanakan tugas operasional.

"Baik pada masa perang maupun masa damai, kapal selam adalah alutsista yang sangat strategis," kata Pengarmatim dalam sambutan yang dibacakan Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim Laksma TNI Ari Soedewo saat peringatan HUT ke-54 Korps Hiu Kencana di Surabaya, Kamis.

Menurut ia, dalam peperangan, kapal selam adalah kapal perang yang sulit untuk dideteksi sehingga dapat menjadi ancaman terhadap setiap pergerakan kapal musuh, selain kemampuannya yang mampu menyusup hingga ke garis belakang pertahanan musuh dan menghancurkannya.

Sedangkan pada masa damai, kehadiran kapal selam memberikan dampak penangkalan yang besar bagi pihak lain sehingga mampu memperkuat upaya diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah.

"Di masa mendatang, tentu kita berharap program penambahan unsur kapal selam segera dapat direalisasikan agar tekad untuk kembali meraih kejayaan kekuatan kapal selam seperti pada masa lalu dapat diwujudkan," ujar Agung Pramono.

Saat ini, TNI Angkatan Laut hanya memiliki dua armada kapal selam, yakni KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402, serta berencana menambah lagi beberapa armada kapal selam baru.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio saat peresmian dimulainya pembangunan gedung Submarine Training Center (STC) di Surabaya pada awal Juli lalu, mengatakan Indonesia telah menandatangani kontrak pembuatan tiga kapal selam dengan Korea Selatan yang direncanakan selesai pada akhir 2016 atau awal 2017.

Untuk pembuatan dua kapal selam dilaksanakan di Korea Selatan, sedangkan untuk kapal selam ketiga, Indonesia telah merekrut para teknisi dari PT PAL dalam rangka transfer Teknologi di Korea Selatan sehingga nantinya kapal selam ketiga dapat dibangun di Indonesia.

"Dengan demikian, pada tahun 2017 Indonesia akan memiliki lima armada kapal selam, termasuk dua kapal selam sudah ada saat ini, yaitu KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402," kata KSAL.

Sementara itu, upacara peringatan HUT ke-54 Hiu Kencana yang dipimpin Laksma TNI Ari Soedewo, diikuti para perwira, bintara dan tamtama, serta mantan petinggi dan awak kapal selam yang tergabung dalam Korps Hiu Kencana.

Dalam menyambut peringatan tersebut, digelar sejumlah kegiatan lomba yang melibatkan anggota Korps Hiu Kencana, antara lain lomba tarik tambang laut, renang laut estafet, pukul bantal laut, dan bulutangkis.

Tim ABK KRI Cakra-401 tampil sebagai juara tarik tambang laut dan renang laut estafet. Sementara lomba pukul bantal laut dan bulu tangkis dimenangkan ABK KRI Nanggala-402.

  Antara 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...