Sabtu, 17 Oktober 2015

[World] Rudal Mini Pike

Kecil Tapi MematikanRudal Pike 40 mm

Raytheon Co, perusahaan pembuat rudal terbesar di dunia, meluncurkan rudal kecil berpandu laser baru untuk pasukan khusus dan pasukan infantri, rudal Pike precision guided munition.

Rudal Pike ini adalah miniaturisasi elektronik,” kata James R. “JR” Smith, direktur Advanced Land Warfare Systems At Raytheon’s Missile Systems Unit di Tucson, Arizona, dalam sebuah wawancara dengan Military.Com.

Dengan panjang hanya 17 inci, 1.5 inci dan berat hanya 1.7 pound, proyektil memiliki jangkauan sekitar 2 km dan dirancang untuk dapat ditembakkan dari pelontar granat yang sudah ada, seperti M203 dan ELGM.
Ilustrasi rudal mini Pike pada senjata [thefirearmblog]

Pasukan Khusus dan Infateri memang sudah dilengkapi dengan senapan mesin kaliber 50 atau pelontar granat, namun ketika menghadapi musuh yang diluar jangkauan tembakan tersebut, bagaimana mereka menghadapinya? ” tanya Smith.

Pike diklaim lebih murah daripada rudal anti-tank Javelin. “Mereka bisa menembakkan Javelin, tapi itu merupakan senjata yang cukup mahal, sedangkan mereka bisa menembakkan senjata lain. Saya jamin rudal Pike ini jauh lebih murah dari Javelin, rudal Pike memiliki daya hancur tidak kalah dari Javelin. Pike dilengkapi hulu ledak blast-fragmentation yang cukup untuk meledakkan musuh yang bersembunyi di balik dinding.” Katanya.

Pada bulan Mei, Raytheon berhasil menguji dua rudal Pike, teknologi ini juga mudah diintegrasikan dengan penanda laser lainnya yang sudah ada. Pelontar granat M203 dari senapan M4 masih perlu dimodifikasi untuk dapat menembakkan rudal Pike. [Military.com]

  ★ jakartagreater  

[Foto] Rusia Jual Tiga Frigate Tanpa Mesin

Diembargo Ukraina

Kapal frigate kelas Admiral Grigorovich (proyek 11356). Majalah pertahanan IHS Jane's Navy International, pada 15 Oktober 2015, menulis bahwa Rusia akan menjual tiga frigate kelas ini tanpa mesin setelah Ukraina tidak mau mengirim mesin. Frigate yang dibangung di galangan Yantar Shipyard, Kaliningrad, ini menggunakan mesin buatan Zorya-Mashproyekt dari Ukarina. [wikipedia.org]

Diembargo Ukraina, Rusia Jual Tiga Frigate Tanpa Mesin

Awalnya, Rusia berencana membangun enam kapal frigate kelas Admiral Grigorovich. Pembangunan tiga kapal pertama telah selesai, namun pembangunan tiga kapal berikutnya terkendala masalah mesin. Konflik Ukraina dan Rusia berbuntut pada pembangunan kapal-kapal perang Rusia. [topwar.ru]
Diembargo Ukraina, Rusia Jual Tiga Frigate Tanpa Mesin

Produsen pabrik mesin Rusia, Saturn berusaha membuat mesin alternatif namun proyek tersebut diperkirakan akan selesai pada 2019 atau 2020, berarti pembangunan proyek 11356 akan tertunda. Rusia akhirnya memlih menjual ketiga kapal tersebutnya. Jane menulis bahwa India tertarik untuk membeli tiga kapal tersebut. [topwar.ru]
Diembargo Ukraina, Rusia Jual Tiga Frigate Tanpa Mesin

Frigate kelas Admiral Grigorovich merupakan kapal perang anti kapal permukaan, anti kapal selam, dan anti serangan udara. Kapal perang proyek 11356 didesain oleh Severnoye Design Bureau, desainnya sama dengan kapal perang India kelas Talwar. Rusia akan menempatka figate kelas ini ke dalam Armada Laut Hitam. [navsource.narod.ru]
Diembargo Ukraina, Rusia Jual Tiga Frigate Tanpa Mesin

Kelas Admiral Grigorovich mempunyai desain siluman. Kapal sepanjang 124, 8 meter dan lebar 15,2 meter ini dipersenjatai dengan meriam A190E 100mm, rudal N-Club 3M-54E, rudal Yakhont. Untuk pertahanan udaranya frigate ini mengandalkan sistem rudal Shtil-1, sistem rudal potable Igla, dan senjata mesin Kashtan. Untuk menggempur kapal selam, digunakan terpedo 533 mm. [wikimapia.org]
Diembargo Ukraina, Rusia Jual Tiga Frigate Tanpa Mesin

Pembangunan kapal fregate kelas Admiral Grigorovich. Fregate kelas ini menggunakan sonar aktif array SNN-137, radar udara dan permukaan Fregat-M2EM, dan radar navigasi MR-212/201-1 dan Nucleus-2-6000A. Kapal ini ini juga dilengkapi ASOR-11356 untuk perang elektronika atau (ECW) dan sistem anti radar PK-10 dan dapat membawa helikopter Ka-28 atau Ka-31. [smartnews.ru]
  ★ Tempo  

TNI Terus Bangun Kanal untuk Hadang Api

Upaya Prajurit TNI untuk Tanggulangi Kebakaran HutanTim pemadam gabungan mengangkuti peralatan pemadaman seusai berjibaku di tengah asap kebakaran wilayah konsesi hak pemanfaatan hutan PT Putra Duta Indah Wood, Pematang Raman, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (14/10). Lebih dari 100 personel dari TNI, kepolisian, Mangga Agni, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah dikerahkan.

Para prajurit yang bertugas dalam Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera Selatan terus membangun kanal dan embung di lahan-lahan gambut yang terbakar. Saat ini puluhan meter kanal telah dibangun di pusat kebakaran hutan dan lahan di kawasan hutan Lalan di Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, dan hutan industri di Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Pembangunan kanal dan embung yang masih berlangsung hingga Kamis (15/10) ini dimaksudkan untuk menghadang api di lapisan dalam di lahan gambut supaya tak terus menyebar. Kanal yang dibangun berdimensi lebar dari 3 meter hingga 12 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter.

Selama ini masalah utama pemadaman di lahan gambut adalah api yang masih membara dan terus menyebar di lapisan dalam meski api di permukaan lahan sudah padam. Kondisi ini terjadi karena lahan gambut kering. Adanya kanal yang dalam berisi air diharapkan dapat menghalangi rembetan bara tersebut.

Komandan Batalyon Perbekalan dan Peralatan II Marinir yang juga Komandan Satuan Tugas II Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan Letnan Kolonel Marinir Totok Nurcahyanto mengatakan, para anggota marinir yang bertugas di sekitar Hutan Produksi Lalan telah membangun lebih kurang 21 kilometer kanal. Sebanyak 350 marinir dari Batalyon Perbekalan dan Peralatan II Marinir yang bermarkas di Cilandak ditugaskan di tengah Hutan Produksi Lalan sejak 9 September. "Kami menggali menggunakan backhoe, tetapi juga kadang-kadang dengan peralatan seadanya," katanya.

Selain membuat kanal dan embung, para prajurit TNI di Kabupaten Musi Banyuasin juga membentuk tim serbu api. Tim ini bertugas mengejar kepala api atau ujung dari lidah api untuk mencegah meluasnya area yang terbakar.

Pembangunan kanal dan embung juga dilakukan para prajurit TNI yang bertugas di Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sudah lebih dari sebulan, 350 prajurit Batalyon Armed 10 Divisi 1/Kostrad meninggalkan anak-istri di Bogor, Purwakarta, dan Tangerang untuk bertugas di medan kebakaran lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir.

Komandan Batalyon Armed 10 Divisi 1/Kostrad Letnan Kolonel (Arm) Johanes Toar Pioh mengatakan, area kebakaran lahan di Air Sugihan mencapai 6.000 hektar dan hanya 165 prajurit yang bertugas. Selama di sana, selain memadamkan api, para prajurit juga berkonsentrasi membuat sekat bakar, yaitu sekat yang dibuat dengan merobohkan pepohonan di sekitar lokasi terbakar agar api tak membesar dan menjalar. Lidah api di areal yang didominasi hutan tanaman industri itu bisa mencapai hingga setinggi pepohonan sekitar 25 meter.

 Berjaga 24 jam 
Prajurit TNI tengah membuat sekat di kanal yang berfungsi untuk memadamkan api dan meminimalisasi asap di lahan gambut yang terbakar di Kecamatan Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Selasa (13/10).

Para prajurit juga membuat kanal hingga berkilo-kilometer untuk mencegah api menyebar dari lapisan bawah gambut. Di sepanjang kanal itu, personel disebar untuk terus melakukan pembasmian. Tak jarang, di lokasi yang jauh dari sumber air, mereka hanya bisa mengandalkan sekop dan ember yang dioperkan secara estafet. Mereka berjaga selama 24 jam di sekitar lokasi kebakaran. Tidur di tenda-tenda di tengah medan yang terus-menerus diselubungi asap. Makan bisa dibilang seadanya. Di sela-sela tugas pemadaman itu, para tentara bergantian makan ransum T2 yang memang didesain sebagai bekal di medan perang.

Para prajurit TNI juga mempertaruhkan nyawa dalam tugas ini. Kejaran api yang bisa berbalik tiba-tiba dan mengepung hingga lahan gambut membara yang tak stabil sedalam hingga 2-6 meter ibarat ranjau darat yang dapat membakar hidup-hidup orang yang terjeblos di dalamnya. Guna menghindarinya, para prajurit menggunakan metode sederhana, yaitu dengan tongkat kayu untuk memeriksa gambut yang akan dilalui.

Api yang membesar hingga belasan meter atau bunga api yang terbang di malam hari menjadi pemandangan setiap berjaga malam di tenda-tenda darurat. Satwa-satwa liar yang melintas seperti beruang dan harimau pun harus mereka hadapi. Hingga sekarang, kebakaran hutan dan lahan masih terjadi. Belum ada kepastian kapan para prajurit itu dapat pulang.

  ★ Kompas  

Kabut Asap Ganggu TNI Jaga Ambalat

Perbatasan Tak TerpantauEmpat unit pesawat Super Tucano EMB-314 berada di landasan parkir Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (15/10/2015). Pesawat dari Skadron Udara 021 Malang tersebut dikerahkan untuk menjaga dan mengamankan kedaulatan NKRI di wilayah perbatasan Ambalat, Kalimantan Utara. [ANTARA/Fadlansyah]

Penjagaan wilayah perbatasan, khususnya di atas perairan Ambalat menjadi tidak terkontrol akibat tebalnya kabut asap. Hal inilah yang menjadi masalah TNI saat menjaga perbatasan dari udara saat ini.

Tim penerbang dari skuaron Udara 21, dari Lapangan Udara Abdurahman Saleh, Malang, Jawa Timur, harus kembali lebih cepat dari tugas penjagaan karena jarak pandang yang sempit. Menurut mereka, kabut asap mengganggu jarak pandang dari udara yang hanya kurang dari satu kilometer.

"Hari ini kita menerbangkan tiga pesawat Super Tucano. Jarak pandang memang sangat dekat. Seperti kita lihat sendiri, tidak sampai satu kilometer. Memang sangat mempengaruhi, apalagi dengan pesawat yang kecepatannya cukup tinggi. Jarak pandang sangat merugikan bagi pesawat yang sedang terbang." ujar Komandan Skuadron Udara 21, Letnan Kolonel Penerbang, Dedy Iskandar, Sabtu, 17 Oktober 2015.

Dijelaskan Dedy, patroli pemantauan menggunakan tiga pesawat Super Tocano di wilayah perbatasan, khususnya di atas perairan Ambalat dan Karang Unarang. Jarak pandang hanya satu kilometer karena kabut asap melanda kota Tarakan dan menyelimuti hampir seluruh kawasan bandara dan Lanud Tarakan.

Menurut Dedy, tidak hanya di Lanud Tarakan, kabut asap juga menyelimuti hampir seluruh wilayah perbatasan di Kalimantan Utara. Ini merupakan asap kiriman dari kebakaran lahan di Kalimantan Tengah, Selatan dan Timur.

"Asap itu mengarah ke wilayah-wilayah tersebut karena sekarang kondisi atau musim angin selatan ke utara," kata Dedy.

  ★ vivanews  

★ Menteri Jonan resmikan tiga kapal KPLP di Batam

Nantinya yang akan terus dibangun adalah kapal-kapal besar. Kelas satu dan kelas dua.Peresmian Kapal KPLP di Batam [kepri.net]

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meresmikan tiga kapal patroli ukuran 42 meter untuk Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) di Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Kapal yang diresmikan, Sabtu, ini adalah KN Gerantin yang akan digunakan bagi pangkalan di Surabaya, KN Pasatimpo yang akan digunakan bagi pangkalan di Bitung, dan KN Rantos untuk Pangkalan Tanjung Uban.

Kapal-kapal tersebut dibuat PT Karimun Anugrah Sejati di Batam dengan anggaran masing-masing sekira nilai Rp 56 miliar dengan masa pengerjaan delapan bulan.

Usai meresmikan kapal tersebut, Jonan bersama rombongan mencoba berlayar dengan KN Gerantin dari Batuampar Batam menuju Tanjung Uban di Pulau Bintan.
KN Pasatimpo produksi PT BTG [google]

Menhub mengatakan, kapal-kapal itu bagian dari pengadaan 200 kapal Kementerian Perhubungan, yang sekira 30 persennya adalah kapal patroli.

Ia mengatakan, untuk kapal patroli nonmiliter dibutuhkan sekitar 500 kapal, yang separuh diantaranya harus kapal kelas satu dan kelas dua.

Saat ini, menurut dia, ada 242 kapal KPLP, namun rata-rata ukuran kecil, dan ukuran besar hanya sekira 30 kapal.

"Nantinya yang akan terus dibangun adalah kapal-kapal besar. Kelas satu dan kelas dua. Itu yang paling dibutuhkan," katanya.
Penampakan tiga kapal KPLP [instagram]

Jonan mengatakan, pemerintah sudah menganggarkan untuk pembangunan-pembangunan kapal baru untuk Kementerian Perhubungan, termasuk kapal patroli KPLP.

"Selain kapal patroli, ada juga kapal penumpang dan kapal perintis untuk menghubungkap wilayah-wilayah kepulauan," kata Jonan.

Manajer Proyek PT Karimun Anugrah Sejati, Guntur, bahwa kapal yang diresmikan Menhub selesai lebih cepat dua bulan dibandingkan perkiraan awal pada Desember 2015.

Kapal tersebut, ditambahkannya, sudah sesuai dengan desain terbaru yang banyak dibuat saat ini serta memiliki alat navigasi canggih.

 Berikut penampakan kapal KPLP diposkan pr1v4t33r : 

kplp2.jpg
[​IMG]
kplp1.jpg

  ★ antara  

KFX/IFX Tetap Jalan

Su-35 Dipilih, KF-X/IF-X Jalan TerusIlustrasi KFX [google]

Isu perkembangan kelanjutan program pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 antara Indonesia dan Korea Selatan sempat heboh gara-gara muncul pernyataan ditunda yang seolah-olah menyiratkan Indonesia ogah-ogahan meneruskan proyek ini. Menhan Ryamizard menyatakan kalau program KF-X/IF-X ditunda sementara karena ada kebutuhan yang lebih urgen saat ini seperti melengkapi persenjataan pasukan dan peningkatan kekuatan pertahanan di wilayah perbatasan. "Bukan dibatalkan, tapi ditunda sementara. Jadi anggarannya dialihkan dulu ke hal-hal yang lebi prioritas," ujarnya tanpa merinci besaran anggaran tersebut.

Proyek KF-X/IF-X antara Indonesia dan Korea Selatan dicanangkan akan melahirkan pesawat tempur berkemampuan di atas F-16 dan di bawah F-35. Pesawat yang dihasilkan diharapkan akan menggunakan radar tercanggih AESA berikut sistem elektronik senjata terbaru lainnya. Sejauh ini KF-X/IF-X direncanakan akan menggunakan mesin ganda dengan kandidat mesin GE-114 atau EJ-200.

Indonesia mengikuti proyek ini tahun 2011 dimana saat itu dimulai dengan tahap Technical Development. Dua desain pesawat tempur dihasilkan dari tahapan ini, yakni desain C-103 menyerupai F-35 gaya Amerika dan desain C-203 bersayap delta ditambah canard bergaya penempur modern Eropa.

Menurut rencana awal, pesawat akan diproduksi sebanyak 200 unit dimana 120 di antaranya untuk AU Korea Selatan dan 80 unit untuk TNI AU. Proyek KF-X/IF-X sendiri akan dikembangkan dalam tiga blok. Indonesia dan Korea Selatan akan bekerja sama memproduksi KF-X/IF-X Block 1 dan selanjutnya pengembangan Block 2 dan Block 3 akan dikembangkan oleh masing-masing negara.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 Tahun 2014 tentang Program Pengembangan Pesawat Tempur IF-X Pasal 1 ayat 1 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X adalah program nasional yang dilaksanakan untuk mewujudkan kemampuan bangsa Indonesia dalam penguasaan teknologi pesawat tempur. Pasal 2 ayat 2 menyebutkan, program pengembangan pesawat tempur IF-X meliputi tiga tahap yaitu tahap pengembangan teknologi, pengembangan rekayasa dan manufaktur, serta tahap produksi. Pasal 5 menyebutkan, tahap produksi akan dilaksanakan mulai tahun 2023.

Wakil Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang juga Ketua Tim Ahli Proyek KF-X/IF-X Marsdya (Pur) Eris Heryyanto mengatakan, program KF-X/IF-X tetap berlanjut sebagaimana telah dicanangkan dalam Peraturan Presiden. "Ini adalah kerja sama dua negara, siapa pun pemerintahannya," ujar Eris.

Sementara yang dimaksud ditunda, tambah Eris, bukanlah anggaran share 20% senilai 1,8 miliar dolar AS selama 15 tahun hingga pembuatan dua prototipe IF-X di Indonesia dan lima prototipe KF-X di Korea Selatan. Melainkan, anggaran pendamping untuk meningkatkan kemampuan industri dalam negri pada kerja sama tersebut. "Misalnya anggaran untuk membuat hanggar di PT DI, anggaran untuk membangun pabrik komposit, membeli peralatan untuk produksi komposit, dan sebagainya. Mengapa ditunda? Karena anggaran pendamping tersebut tidak dapat diserap tahun ini," jelasnya. [Angkasa Magazine Oktober 2015]

  ★ defense studies  

Siapa Aktor Intelektual di Balik Kerusuhan Aceh Singkil?

Menko Luhut mengatakan, intelijen sudah tahu Aceh Singkil bakal rusuh. Pernyataan ini ditafsir sebagai adanya dalang di balik aksi itu. Aparat keamanan perkuat patroli di kawasan bentrokan beberapa hari silam. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan menampik tuduhan bahwa pembakaran rumah ibadah di Aceh Singkil terjadi lantaran lemahnya intelijen. Menko bahkan menyatakan, "Kami sudah tahu dari beberapa hari. Kami sudah meminimalkan keadaan itu. Namun, masih ada hal-hal yang kami tidak bisa hindari." Keterangan diberikannya di Gedung KPK, Kamis 15 Oktober 2015.

Luhut Panjaitan juga mengingatkan, bahwa peristiwa di Aceh Singkil berawal dari permasalahan izin pembangunan rumah ibadah. Menurutnya masalah itu sudah timbul sejak tahun 1967.

Menko menegaskan, bahwa aparat keamanan yang terdiri dari anggota TNI dan Polri sudah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mencegah hal serupa kembali terjadi. "Kita berharap ini jangan menjadi isu yang berjalan tidak terkendali. Oleh karena itu, TNI-Polri sudah melakukan langkah-langkah untuk membatasi dan menenangkan keadaan ini, sehingga kita berharap selesai di Singkil saja," ujar Luhut.

Keterangan tentang situasi tenang di Aceh juga diberikan jurubicara Kapolri Brigjen Agus Rianto. Ia mengatakan kepada wartawan, situasi di Aceh Singkil kini tenang dan terkendali. Ia menambahkan, aparat keamanan mengadakan patroli di daerah tersebut dengan didukung militer. Namun Kepala Staff Angkatan Darat (KASAD) Jendral Mulyono mengatakan pihaknya tidak menambahkan personil terkait ketegangan yang terjadi di Aceh Singkil. Ia memastikan saat ini kondisi di Singkil sudah bisa dikendalikan.

 Siapa dalang insiden? 
Aparat keamanan memeriksa lokasi gereja yang dibakar Selasa (13/10)

Sementara itu, Wakil Ketua Komnas HAM, Anshori Sinungan menduga adanya keterlibatan orang-orang luar di balik pembakaran gereja yang terjadi di Aceh Singkil. Ia mengatakan, tujuannya kemungkinan untuk membuat gaduh bangsa Indonesia supaya menjadi lemah.

Brigjen Agus Rianto mengatakan, polisi telah menetapkan delapan tersangka dalam bentrokan yang terjadi di desa Dangguran, Selasa (13/10). Tiga orang di antaranya sudah ditahan, demikian Rianto. Ketiga tersangka tersebut kini ditahan di Polres Aceh Singkil. Polisi terus mendalami kasus tersebut, termasuk mengusut aktor intelektual.

Selain itu, lanjut Agus, polisi juga telah menetapkan lima orang ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Menurutnya, saat ini sedang dilakukan pengejaran.

 Menyokong toleransi beragama 
Ketua DPP Partai Hanura, Amir Faisal Nek Muhammad mengimbau seluruh pihak tidak menyudutkan umat Islam dalam bentrokan yang terjadi di Aceh Singkil.

Sementara Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin, menegaskan bahwa MUI mengutuk cara-cara kekerasan seperti bakar membakar rumah ibadah. ml/as (rtre, cnnid, viva.co.id, republika online, YouTube, Twitter)

  ★ DW  

[World] "Blazing Sun", Senjata Mematikan Rusia untuk Perangi ISIS

Hulu ledak berteknologi thermobaric yang dimilikinya mampu menyebabkan kerusakan parah pada organ vital. TOS-1A, pelontar roket berteknologi thermobaric milik Rusia. (Shutterstock)

Rusia dilaporkan menggunakan salah satu senjatanya yang paling mematikan dalam operasi militer melawan ISIS di Suriah. Senjata tersebut, peluncur roket bergerak TOS-1A, memiliki kemampuan menghancurkan delapan blok kota dalam satu tembakan.

TOS-1A merupakan sistem peluncur roket yang memiliki 24 sampai 30 barel rudal. Senjata jenis thermobaric (memanfaatkan oksigen untuk memperbesar daya rusak) ini dipasang di atas sasis tank T-72 buatan Rusia.

Beberapa foto yang beredar di media sosial menampilkan sebuah TOS-1A yang diduga digunakan dalam perang di Suriah. Lansiran IBTimes, mengutip laporan surat kabar Rusia, TOS-1A Solntsepyok (bahasa Rusia untuk "Blazing Sun" atau "matahari yang membakar") tiba di Suriah awal bulan ini.

Sistem pelontar api TOS-1A yang dikenal dengan julukan Buratino, meminjam nama dari karakter di buku anak-anak Rusia, dapat menghancurkan beberapa blok di sebuah kota. Hulu ledak berteknologi thermobaric yang dimilikinya menyebarkan cairan mudah terbakar di sekitar target lalu memantiknya.

Ledakan itu sendiri sudah mematikan, namun, kondisi vakum yang menyusul ledakan dapat menyebabkan kerusakan internal. Salah satunya adalah kebocoran pada organ vital seperti paru-paru.

Sebuah studi yang dilakukan Badan Intelijen AS (CIA) pada tahun 1993 menyebutkan, efek senjata thermobaric pada target seperti bangunan, bunker, dan terowongan, amatlah besar.

"Mereka yang berada dekat ledakan akan terkena dampaknya, seperti cedera dalam yang tak terlihat, termasuk pecahnya gendang telinga, pendarahan, kebocoran paru-paru, dan pada beberapa kasus, kebutaan," sebut studi tersebut.

TOS-1A kabarnya sudah digunakan militer Rusia sejak tahun 2001. Senjata ini juga sudah diekspor ke Azerbaijan, Kazakhstan, dan Irak.

Kementerian pertahanan Rusia melaporkan bahwa jet-jet tempur mereka telah berhasil menghantam 40 target ISIS di Suriah dalam waktu 24 jam. Beberapa target yang jadi sasaran antara lain gudang amunisi dan kamp pelatihan.

"Dari pangkalan udara Hmeimim, kru pesawat Su-34, Su-24M, dan Su-25SM, melakukan 41 serangan terhadap 40 target ISIS di bangunan Aleppo, Idlib, Latakia, Hama, dan Deir Ezzor," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia.

Di sekitar kota Aleppo, pesawat-pesawat Rusia menghancurkan fasilitas yang digunakan ISIS untuk membuat bahan peledak, demikian disampaikan juru bicara kemenhan Igor Konashenkov.

"Bahan-bahan peledak tersebut rencananya dipakai untuk melakukan teror di kota-kota Suriah, termasuk serangan ke kantung pertahanan pasukan pemerintah," pungkas Igor. (Dailymail)

  ♘ Suara  

[Foto] Jepang Fokus Bangun Kekuatan Militer Berbasis Maritim

Setelah parlemen Jepang mensahkan RUU Keamanan
http://statik.tempo.co/?id=446012&width=620
Pesawat anti-kapal selam, tipe P3C terbang rendah setelah menjatuhkan bom saat persiapan menjelang acara peringatan tiga tahun peresmian Pasukan Bela Diri Jepang di Sagami Bay, Jepang, 15 Oktober 2015. [AP/Koji Ueda]


Jepang Fokus Bangun Kekuatan Militer Berbasis Maritim

Kapal perang bernama `Kurama` melakukan persiapan menjelang acara peringatan tiga tahun peresmian Pasukan Bela Diri Jepang di Sagami Bay, Jepang, 15 Oktober 2015. [AP/Koji Ueda]
Jepang Fokus Bangun Kekuatan Militer Berbasis Maritim

Tim aerobatic `Blue Impulse` berlatih menjelang acara peringatan tiga tahun peresmian Pasukan Bela Diri Jepang di Sagami Bay, Jepang, 15 Oktober 2015. [AP/Koji Ueda]
Jepang Fokus Bangun Kekuatan Militer Berbasis Maritim

Pesawat tipe P-1 terbang rendah sambil menjatuhkan fires flare saat persiapan menjelang acara peringatan tiga tahun peresmian Pasukan Bela Diri Jepang di Sagami Bay, Jepang, 15 Oktober 2015. Setelah parlemen Jepang mensahkan RUU Keamanan, angkatan bersenjata Jepang fokus pada pembentukan kekuatan pertahanan berbasis maritim. [AP/Koji Ueda]
Jepang Fokus Bangun Kekuatan Militer Berbasis Maritim

Kapal tipe Landing Craft Air Cushion bermanuver saat persiapan menjelang acara peringatan tiga tahun peresmian Pasukan Bela Diri Jepang di Sagami Bay, Jepang, 15 Oktober 2015. Jepang fokus membangun kekuatan berbasis maritim karena memiliki sengketa dengan Tiongkok atas kepemilikan sejumlah pulau. [AP/Koji Ueda]
Jepang Fokus Bangun Kekuatan Militer Berbasis Maritim

Kapal perang berlatih menjelang acara peringatan tiga tahun peresmian Pasukan Bela Diri Jepang di Sagami Bay, Jepang, 15 Oktober 2015. Saat ini Jepang memiliki teknologi kapal perusak, kapal selam dan pesawat tempur yang canggih. [AP/Koji Ueda]
 ♖ Tempo  

[World] Russia Hoping to Export Three Sanction-hit Admiral Grigorovich-Class Frigates

Russia may export its final three Admiral Grigorovich-class (Project 11356M) frigates, which are lacking their Ukrainian engines due to sanctions. (reddit)

Russia is hoping to find an export customer for the final three Admiral Grigorovich-class (Project 11356M) frigates currently being built for the Russian Navy, a source told IHS Jane's.

"The Defence Ministry is reallocating the money, initially set aside for the other three frigates, to the construction of other ships it badly needs. Meetings of Defence Ministry and Federal Military Technical Co-operation Service officials suggested that a solution could be to export the ships," the source said.

The vessels are being constructed at the Kaliningrad-based Yantar Shipyard and use a Ukrainian Zorya-Mashproyekt gas-turbine propulsion plant. While Russia has already received the propulsion systems for the first three vessels, Ukraine's termination of defence exports to Russia has left the final three without their turbines.
INS Talwar, the design for the Indian Navy, which Admiral Grigorovich is based on (M. Mazumdar)

Saturn was to build alternative M90FP turbines for the class under Russia's import substitution programme. However these cannot be completed before 2019-2020, with this further delay to an already delayed build programme not suiting the Russian Navy.

While Ukraine will not supply the engines to Russia, the option is open for an export customer to acquire the vessels from Russia and the engines separately from Ukraine.

The Indian Navy has expressed an interest in receiving three Admiral Grigorovich-class vessels, which are based on its six Russian-built Talwar-class frigates. However, in July India noted it was looking to licence-build the design in India, rather than to purchase them already built. It is not clear whether India has now changed its aims to licence-build the vessels, or whether it may look to do both.

The first-of-class Admiral Grigorovich is currently conducting state sea trials, and is expected to be delivered to the Russian Navy's Black Sea Fleet in November (two years behind schedule).

  ⚓️ IHS Janes  

[World] Konsep Fregat SEA 5000 Australia

Enam Perusahaan Ajukan Konsep Fregat SEA 5000Program SEA 5000 Departemen Pertahanan Australia (image : ASPI, photos : Navy Recognition)

P
ada ajang pameran maritim internasional PACIFIC 2015 (6-8 Oktober 2015) di Sydney, Australia, yang baru lalu, Navy Recognition mencatat ada enam perusahaan yang mengajukan konsep untuk proyek SEA 5000 bagi Angkatan Laut Australia.

Proyek SEA 5000 adalah penggantian fregat ANZAC class yang saat ini dioperasikan oleh Angkatan Laut Australia dan Angkatan Laut New Zealand. Setidaknya akan ada pembangunan delapan fregat baru yang fokus pada kemampuan peperangan anti-kapal selam (ASW) dan menggunakan radar CEA Active Phased Array yang dibuat oleh perusahaan Australia, CEA.


Navantia dari Spanyol mengajukan desain SEA 5000 yang didasarkan pada kapal perusak Hobart class AWD yang saat ini sedang dibuat di Australia sebanyak tiga buah. Kapal ini mempunyai bobot penuh 6.890 ton dan panjang 147,2 meter.

DCNS dari Prancis mengajukan desain SEA 5000 yang didasarkan pada desain fregat FREMM versi ASW Angkatan Laut Prancis (Aquitane class) yang mempunyai bobot penuh 6.000 ton dan panjang 142 meter.

Fincantieri dari Italia juga mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat FREMM versi ASW Angkatan Laut Italia (Virginio Fasan class) yang mempunyai bobot penuh 6.700 ton dan panjang 144 meter.

BAE Systems dari Inggris mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat Type 26 Angkatan Laut Inggris yang mempunyai bobot penuh 6.000 ton dan panjang 148,5 meter.

TKMS dari German mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat F-125 Angkatan Laut German yang mempunyai bobot penuh 7.200 ton dan panjang 149,5 meter.

Mitsubishi Heavy Industries dari Jepang mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat Proyek 30DEX Angkatan Laut Jepang yang mempunyai bobot penuh 3.000 ton dan panjang 120 meter. Desain dari Jepang ini adalah fregat dengan bobot paling ringan diantara lima perusahaan lainnya.

Proyek SEA 5000 meskipun baru akan dibangun pada tahun 2022 namun seleksi pertama (first pass) akan dilakukan pada tahun 2016 dan seleksi kedua (second pass) akan dilakukan pada tahun 2018.

  defense studies  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...