Sabtu, 11 Januari 2014

Helikopter Milik TNI AD Mendarat Darurat di Pasirmunjul

Ilustrasi Helikopter TNI AD
Satu pesawat helikopter jenis Bell milik TNI AD mendarat darurat di Kampung Talaga, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Jumat (10/1/2014).

Diduga mendaratnya heli tempur miliki TNI tersebut karena mengalami kerusakan saat akan melakukan penerbangan dari Bandung menuju Jakarta.

Informasi yang diperoleh "PRLM", mendaratnya pesawat helikopter jenis Bell dengan nomor HX 4131 menjadi tontonan warga. Mereka ingin dari dekat melihat pesawat helikopter tempur yang turun secara mendadak di daerahnya.

Sebenarnya, pesawat helikopter milik TNI terbang berbarengan sebanyak 6 pesawat heli dari Bandung menuju Jakarta.

Entah mengalami kerusakan atau sebab lain, satu helikopter yang ditumpangi enam orang itu turun secara mendadak di sebuah lapangan di Rt 10 Rw 03 Kampung Talaga, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta pada pukul 16.00 WIB.

Namun turunnya pesawat heli tersebut diikuti satu pesawa heli lainnya guna membantu temannya yang mengalami kerusakan mesin. Sedangkan empat pesawat heli lainnya melanjutkan perjalanannya ke Jakarta.

  Pikiran Rakyat  

Indobatt “Libas” 5 Trofi dan Medali Emas Bergengsi Biathlon FCR

"Semangat juang dan kemampuan prajurit TNI saat mengikuti kejuaraan Biathlon Winter Military Sport yang kami selenggarakan pada 23 Desember 2013 lalu sangat mengagumkan,"

tutur Force Commander Reserve (FCR), Colonel Loic Mizon, Kamis pagi (9/1) saat menyerahkan Tropi Kejuaraan dan Medali kepada Tim Menembak Indobatt.

Kelima atlet menembak Pistol Indobatt yang berhasil mengharumkan nama Indonesia yaitu Kapten Inf Yudhison R. Tarigan, Lettu Paskhas Mansyur M. Lettu Inf Bagus Prabowo, Praka Marinir Ngadimin dan Pratu Jufri Trianto.

Mereka berhasil mempersembahkan satu Tropi dan Medali Emas untuk kategori menembak Pistol beregu serta satu Tropi dan Medali Emas untuk kategori menembak Pistol perorangan yang diraih oleh Praka Marinir Ngadimin.

Sedangkan kelima atlet menembak Senapan Indobatt yang juga berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di Markas FCR UN Posn 9-1, yaitu Serda Agus Darwanto, Praka Ronal Mardian, Praka Joko Harsanto, Praka Alan Lawae, dan Pratu Sumadi.

Tim Menembak Senapan berhasil mempersembahkan satu Tropi dan Medali Emas untuk ketegori menembak Senapan beregu serta satu Tropi dan Medali Emas untuk kategori menembak senapan perorangan yang diraih oleh Serda Agus Darwanto.

Komandan Satgas Indobatt XXIII-H/UNIFIL Letkol Inf M. Asmi yang sedang berada di UNIFIL HQ Naqoura, menunjuk Kasi MIO (Military Information Officer) Mayor Marinir Jan Risa untuk mewakili Beliau saat penyerahan Tropi dan Medali mengucapkan rasa bangga atas jerih payah dan perjuangan yang telah ditunjukkan oleh para atlet menembak Indobatt sehingga berhasil mengangkat martabat Indonesia di dunia Internasional.

  TNI  

Latma Manyar Indopura XIII/2014

Latihan Bersama antara TNI AU dengan Republic Singapore Air Force (RSAF) dengan sandi Manyar Indopura XIII/2014 mulai digelar di Lanud Roesmin Nurjadin, belum lama ini.

Telah datang juga dua pesawat Helikopter Colibry dan satu pesawat Cinook yang mendarat di Lanud Rusmin Nurjadin.

Pada Latihan ini, TNI AU akan melibatkan satu Helikopter Colibry dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadharma, Kalijati, dan satu pesawat Helikopter Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya. RSAF sendiri akan melibatkan dua pesawat Helikopter Colibri dari Skadron 124, Sembawang Air Force Base.

Latihan Manyar Indopura merupakan latihan Search And Rescue yang akan berlangsung hingga tanggal 17 Januari 2014 mendatang. Pada pelaksanaannya selain melibatkan Helikopter Colibry dalam upaya evakuasi udara dan Escort udara, Latihan ini juga melibatkan pasukan Batalyon 462 Paskhas dan personil Rumkit Lanud Roesmin Nurjadin.

  TNI  

French navigation system for Indonesian new submarines

http://www.safran-group.com/IMG/jpg/SIGMA-40-XP-navigation-system_250.jpgThe South Korean shipbuilder Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) has chosen Sagem of French group Safran to supply SIGMA 40XP inertial navigation systems for three U209 based diesel-electric powered attack submarines ordered by Indonesia in 2012.

Each submarine for the Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut or TNI-AL) will be equipped with two of the SIGMA 40XP laser gyro inertial reference unit and associated equipment.

DSME will build two submarines in South Korea in partnership with the Indonesian shipbuilder PT PAL Indonesia and the third submarine will be constructed in Indonesia.

As part of their navigation suite, the submarines will also be equipped with ECPINS-W Sub electronic chart display and information system from OSI Maritime Systems. Indra of Spain was earlier awarded a contract to supply the submarines with the company’s Aries-S low probability of intercept radar and Pegaso electronic warfare system.

The Indonesian Navy currently operates other three U209-1300 attack submarines that were brought in 1977 from ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) of Germany.

SIGMA 40XP technology will also fits the planned six Barracuda nuclear powered attack submarines of Suffren Class for French Navy operation, of which three were already contracted (Suffren, Duguay-Trouin and Tourville) to DCNS by the French procurement agency DGA (Direction Générale de l’Armement), with first scheduled to be delivered in 2017, and as well as the diesel-powered attack submarines purchased by Brazil and India to DCNS.

  Defense Global  

3 Pesawat Baru CN 295 Perkuat Lanud Halim

Untuk itu, Komandan Skadron Udara 2 berharap kepada segenap crew dan personel Skadron Udara 2 agar dapat mengoperasionalkan dan merawat dengan baik

http://2.bp.blogspot.com/-ot9TJVL_RSU/UarH-yaStdI/AAAAAAAAALs/GL1qcg92Cec/s1600/C-295M_AM%2BZaragueta.jpgJakarta TIGA pesawat angkut sedang jenis CN 295 buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) diserahkan ke Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, untuk memperkuat armada udara setelah selesai dalam pembuatannya, Kamis (9/1/2014) kemarin di halaman Hanggar Skadron Udara 2.

Pesawat baru bernomor ekor A-2903, 2904 dan 2905 tersebut merupakan rangkaian pesanan pemerintah dari total 9 pesawat CN 295 pada PT DI untuk menggantikan Pesawat Fokker 27.

Dua pesanan pertama Pesawat CN 295 telah diserahkan ke Skadron Udara 2 sejak Oktober 2012 lalu.

Dalam sambutannya Komandan Skadron Udara 2 Letkol Pnb Destianto Nugroho Utomo menyampaikan kedatangan tiga pesawat baru CN 295 tersebut akan didayagunakan sebaik-baiknya untuk pelaksaan tugas-tugas Skadron Udara 2 dalam hal angkutan personel dan logistik, penerjunan pasukan dan logistik, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas, maupun misi kemanusiaan lainnya.

Untuk itu, Komandan Skadron Udara 2 berharaf kepada segenap crew dan personel Skadron Udara 2 agar dapat mengoperasionalkan dan merawat dengan baik, paparnya.

Rangkaian acara penyerahan pesawat meliputi penyambutan kedatangan pesawat yang sudah diawaki crew Skadron Udara 2, sambutan Komandan Skadron Udara 2, pembacaan doa, pemotongan nasi tumpeng kuning oleh Komandan Skadron, penyerahan pemotongan nasi tumpeng kepada crew Skadron Udara 2 dan ramah tamah.

Hadir dalam kegiatan tersebut pejabat Lanud Halim Perdanakusuma, Komandan satuan di Lanud Halim Perdanakusuma juga teknisi dari PT DI.

  ● Pelita Omline  

Jumat, 10 Januari 2014

Indonesian firm wins bidding for supply of 2 Navy vessels

http://3.bp.blogspot.com/-fY9YeKRffp8/TyKZvXGl4lI/AAAAAAAAL7M/cdVlSqWNik8/s400/PAL%252BPHIL.JPGMANILA, Philippines An Indonesian company has won the bidding for the supply of two new vessels for the Navy.

Sources told The STAR a notice of award for the P4-billion acquisition of two strategic sealift vessels was issued to PT PAL Indonesia (Persero) late last month.

This was confirmed yesterday by Defense Undersecretary Fernando Manalo, who oversees the military’s upgrade efforts.

“Yes, I think there is a NOA (notice of award) already,” Manalo said when asked whether PT PAL had won the bidding for the project.

PT PAL offered to supply the two ships for $86,980,000 or about P3.864 billion, well within the approved budget of P4 billion.

The strategic sealift vessels can be used for civil-military operations and for transporting large number of soldiers, logistics and supplies. Each of the vessels can also accommodate three helicopters.

Nine companies bought bid documents for the project but only two of them submitted offers.

The other bidder, Daewoo International, was declared by the Bids and Awards Committee as ineligible due to its failure to meet certain technical requirements.

The other companies that had expressed interest in the project but had not submitted bids were Propmech Corp., Larsen & Toubro, Stone of David Tactical Equipment, STX Offshore Shipbuilding Co., Keppel Philippines Marine Inc., PT Citra Shipyard, and a joint venture between Astartez Defense and Rescue Solution Co. and Coastal Industries Pse. Ltd.

PT PAL underwent post-qualification process in the last quarter of 2013 before it was declared the winner. The post-qualification phase sought to verify the financial and technical documents submitted by the bidder.

The strategic sealift vessels acquisition project is one of the big-ticket items in the military’s upgrade program.

  Abs-cbnnews  

Cukup sekali Korsel permainkan Indonesia soal jet tempur KFX

http://3.bp.blogspot.com/-zEgEODw_NkQ/UbqENO1vrvI/AAAAAAAAc78/9KntnhnW5pU/s1600/IFX_.jpgJakarta Komisi I DPR menyambut baik sikap Korea Selatan yang akan melanjutkan kembali kerjasama proyek jet tempur Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX).

Sebelumnya pemerintah Korsel sempat menghentikan proyek ini secara sepihak. Padahal Indonesia sudah mengirim puluhan insinyur dan mengeluarkan jutaan dolar untuk proyek prestisius ini.

"Saya kira harus direspons dengan baik. Pertama karena kita sudah terlanjur mengeluarkan dana untuk kerjasama itu," kata Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin kepada merdeka.com, Selasa (7/1).

Selain itu TB Hasanuddin menilai Indonesia memang membutuhkan alih teknologi untuk membuat pesawat tempur. Saat ini walau TNI AU sedang membangun kekuatan udaranya dengan membeli banyak pesawat tempur, belum ada pesawat tempur yang bisa diproduksi industri pertahanan dalam negeri.

Awal mula kisah jet tempur KFX/IFX itu dimulai tahun 2011, Indonesia menyambut tangan Korea Selatan untuk membangun jet tempur. Pesawat ini lebih mutakhir dibanding F-16 C/D atau F-18. Namun masih di bawah F-35 dan F-22.

Proyek besar ini makan biaya USD 8 miliar. Pembagiannya, Korea Selatan 80 persen dan Indonesia 20 persen. USD 1,6 M atau Rp 16 triliun akan dikucurkan bertahap oleh Indonesia. Diharapkan tahun 2024 saat proyek ini rampung Indonesia punya minimal 24 pesawat tempur tersebut.

Maret 2013, kabar tak sedap datang dari Korea Selatan. Pemerintah negeri ginseng itu secara sepihak menunda proyek KFX/IFX. Alasan politik dan transisi pemerintahan dalam negeri mereka jadi pertimbangan Korea Selatan. KFX/IFX ditunda paling tidak untuk 1,5 tahun.

Namun rupanya awal tahun ini, Korea Selatan kembali melanjutkan proyek jet tempur KFX. Mudah-mudahan proyek ini bisa terus berjalan hingga selesai. Tak lagi dihentikan atau ditunda secara sepihak oleh Korsel sehingga merugikan Indonesia.

Bukankah untuk kapal selam Korsel pun sempat tak memenuhi janji untuk merakit kapal selam yang dipesan di Indonesia di dalam negeri? Jangan sampai Indonesia dirugikan lagi. Cukup sekali saja Indonesia dipermainkan Korsel.

Sebelumnya, kabar proyek KFX berlanjut disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro .

"Ada berita gembira pengembangan pesawat KFX/IFX dilanjutkan. Beberapa waktu lalu berhenti, tetapi sekarang sudah disetujui parlemen Korea Selatan dan ditindaklanjuti," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Selasa (7/1).

Proyek bersama yang dimulai pada 2011 lalu telah berhasil menyelesaikan tahap pertama Technology Development Phase (TD Phase) pada Desember 2012.

Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan, Kemhan menerima surat konfirmasi dari Korsel pada 3 Januari 2014 tentang kepastian dilanjutkannya proyek bersama itu.

Dalam surat konfirmasi itu disebutkan, budjet tahun 2015 sudah diputuskan parlemen Korea Selatan bahwa akan mengeluarkan anggaran untuk KFX 20 juta dolar AS dan Indonesia sebesar 5 juta dolar AS.

"Tahun 2015, kita masuki 'development manufacturing', sehingga pada 2014 ini kita akan segera siapkan personel engineering kita. Desain center Indonesia di Bandung akan kembali bekerja aktif 2015," paparnya.

  Merdeka  

Awasi 'Illegal Fishing', TNI Al Akan Bangun Pangkalan di Perairan Sulbar

Mamuju TNI AL pada tahun 2014, menurut Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, akan membangun pangkalan di Provinsi Sulawesi Barat untuk menjaga kedaulatan negara. Termasuk mencegah penangkapan ikan secara ilegal.

"Mako Pangkalan TNI AL di Sulbar, akan mengawasi illegal fishing yang akhir akhir ini marak dan merugikan daerah. Agar praktik tersebut tidak terjadi lagi," kata Anwar setelah memberikan bantuan tiga kapal kepada nelayan di dermaga TPI Kabupaten Mamuju di Mamuju, Jumat.

Gubernur memberikan bantuan kapal 30 GT senilai Rp3,9 miliar dengan memanfaatkan anggaran APBN dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada nelayan di Kabupaten Mamuju.

Ia mengatakan, pangkalan TNI AL tersebut akan dibangun di Kelurahan Rangas, Kabupaten Mamuju. Atau tepatnya di depan Kantor Gubernur Sulbar, bersebelahan dengan Kantor Imigrasi.

Gubernur mengemukakan, laut Sulbar dengan luas mencapai 20.000 kilometer persegi perlu dijaga dari segala bentuk eksploitasi oleh pihak luar atau negara asing.

"Dengan dibangunnya pangkalan TNI AL, semoga masalah yang merugikan daerah ini tidak akan terjadi lagi," katanya.

Pada pertengahan Desember 2013, kapal berbendera negara Malaysia dengan 13 anak buah kapal yang diduga warga Vietnam, ditangkap oleh aparat gabungan Polres Mamuju dan TNI Angkatan Laut.

Mereka ditangkap petugas, karena diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal, berupa pencurian penyu mencapai 346 ekor di Perairan Mamuju, Provinsi Sulbar.

  Skalanews  

TNI Akan Memiliki Rantis Buatan Dalam Negeri

http://2.bp.blogspot.com/-ebcNEYrC43w/UKICSwdHpDI/AAAAAAAAT5A/sPal-bn8DWU/s1600/Rantis_Defense%2BStudies.JPG
Rantis 4x4 (Defense Studies)
Jakarta ♼ Sebagai bangsa yang besar Indonesia sudah mampu membangun alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang tidak kalah dengan bangsa lain.

Salah satu karya anak bangsa yang dapat diandalkan adalah kendaraan taktis (Rantis) 4X4 yang akan digunakan oleh TNI.

Kalagiat Rantis 4x4 TNI, Kolonel Kavaleri Rihananto, menjelaskan, kendaraan tersebut merupakan kendaraan taktis (rantis) militer yang pertama lulus uji coba dari semua parameter teknis untuk kendaraan taktis yang telah ditetapkan oleh TNI. Dan kendaraan ini nantinya yang disiapkan untuk dijadikan kendaraan standart Operasional TNI.

"Kendaraan ini sudah diuji coba melebihi kendaraan lainnya, kemana saja seperti pulau Jawa, Madura. Kendaraan ini diuji habis-habisan. Dan kenyataanya performancenya tinggi," kata Rihananto, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (8/1/14).

Program pengembangan Rantis ini merupakan wujud kekuatan pokok TNI dan sesuai dengan arahan Presiden RI agar karya anak bangsa dapat dimanfaatkan.

"Mabes TNI telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka memenuhi kemandirian alutsista, dengan bekerjasama dan memberdayakan industri pertahanan nasional, guna mengurangi ketergantungan kebutuhan alutsista pada negara lain," terangnya.

Menurutnya, prototipe rantis ini semua komponen bodinya dirancang dan dibuat di dalam negeri.

Dalam kesempatan yang sama, koordinator mitra industri TNI, Riky Tampinongkol berharap ada dukungan terkait program pengembangan dan produksi Rantis TNI ini.

"Karena program yang dijalankan sudah menjadi sebuah gabungan dari tingkatan yang kecil (UKM) sampai yang besar (industri)," imbuhnya.

Program Rantis yang dicanangkan oleh TNI tersebut, dapat berdampak pada kemajuan karya anak bangsa lainnya. Hal tersebut juga sesuai dengan instruksi presiden.

Kedepan diharapkan, jenis prototipe ini akan memiliki konsorsium sendiri untuk bisa diproduksi massal. Selain itu juga direncanakan semua komponennya akan di produksi dalam negeri secara bertahap dan akan melibatkan berbagai komponen bangsa dari tingkat UKM, industri nasional, dan lembaga pendidikan.

"Kita berharap akan ada kebijakan pemerintah dan DPR khususnya Komisi I untuk memberikan dukungan anggaran terkait produksi Rantis tersebut sebagai program ke depan," ujarnya.

Menurut Riky, pihaknya sudah menyiapkan dua jenis prototipe. Ia juga mengaku menghabiskan biaya Rp5 miliar untuk pembuatan Rantis tersebut.

"Dan kendaraan ini sudah berhasil memenuhi spek TNI. Panglima TNI juga sudah memberi rekomendasi begitu juga dengan Menteri Pertahanan," pungkasnya.

  Okezone 

MEF Capai 28,7%, TNI AU Semakin Pede Jaga Kedaulatan NKRI

Jakarta ♼ TNI Angkatan Udara semakin percaya diri menjaga Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama wilayah udara (Dirgantara) seiring dengan pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) TNI AU yang hingga kini sudah mencapai 28,7 persen.

“Sampai saat ini MEF TNI AU sudah mencapai 28,7 persen dari renstra kita pengadaan 102 pesawat berbagai jenis. Dan harapan kita tahun 2024 mendatang MEF TNI AU sudah mencapai 100 persen,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahyanto pada acara kunjungan Silaturrahmi ke Kantor Harian Umum Pelita, di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2014). Turut hadir Kasubdispenum Dispenau,Kasubdispenpas, Kasubdisjarah, dan sejumlah pejabat teras Dispenau.

Lebih lanjut Kadispenau menyampaikan TNI AU akan terus meningkatkan kekuatan pertahanan udara nasional guna meningkatkan kewibaan bangsa Indonesia di mata Internasional dalam hal kedirgantaraan. “Negara akan berwibawa jika pertahanan udaranya kuat. Untuk itu TNI AU akan terus berupaya meningkatkan kekuatan, baik itu Alutsista maupun sumber daya (personel),” kata Kadispenau.

Kadispenau juga mengatakan, dengan hadirnya alutsista baru TNI AU, baik itu pesawat tempur, radar, maupun rudal, maka kedepannya tidak ada lagi penerbangan gelap yang melintas di wilayah udara Indonesia. “Saat ini radar-radar TNI AU bekerja 24 jam guna memantau ancaman yang datang, termasuk penerbangan gelap. Dan kita juga telah memiliki Skadron Sukhoi di Makassar yang siap memukul,” tegas Kadispenau.

Alhasil, kata Kadispenau, kehadiran pesawat tempur Sukhoi di Makassar telah mengurangi kegiatan penerbangan gelap di wilayah Kalimantan.

Pada bagian lain, Kadispenau menyampaikan harapan TNI AU menjadi kekuatan yang dapat disegani dan sekaligus merebut hati rakyat. Hal itu dilakukan selain menunjukkan kepada rakyat Indonesia mengenai kekuatan TNI AU, juga dengan cara menggali potensi sejarah kedirgantaraan yang pernah terjadi di Indonesia.

“Dalam konteks ini kita berharap kerjasama dengan media untuk menyampaikan pesan kedirgantataan kepada masyarakat, sehingga masyarakat, khususnya generasi muda yang merupakan generasi penerus dapat berperan aktif turut serta membangun kekuatan dirgantara,” jelasnya.

Salah satu contoh, kata Kadispenau, lintas sejarah kekuatan udara Perang Dunia ke-II sangat penting untuk digali, karena kekuatan udara pada perang dunia ke-II adalah terbesar di indonesia. Seperti di wilayah Morotai maupun di Papua serta wilayah lainnya. "Perang udara antara tentara Jepang melawan angkatan udara Sekutu memang bukan perang kita, tetapi sejarah berada di wilayah kita yang merupakan inspirasi untuk menggali sejarah," ungkap Kadispenau.

Belum lagi sejarah bagaimana Presiden Soekarno yang merelakan menjual mobilnya untuk demi melanjutkan pembangunan monumen dirgantara. Selain itu juga kisah seorang prajurit TNI AU berpangkat Kopral yang bertugas memantau radar, dan ternyata berhasil menangkap pesawat mata-mata Amerika. Hal ini selanjutnya dijadikan alat diplomasi Presiden Soekarno kepada Amerika untuk menekan Belanda hengkang dari Tanah Air.

“Kisah-kisah seperti ini kami kira perlu disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui kisah-kisah ada ada dibalik TNI AU,” ujar Kadispenau.

  Pelita Online  

Meski Pejabat Telah Berganti Namun Renstra II-III MEF Terus Berjalan

Jakarta Memasuki awal Rencana Strategis Tahap II dari program pembangunan kekuatan pertahanan (Bangkuathan) banyak pejabat yang telah berganti, termasuk Menteri Pertahanan.

Meski demikan kebijakan dan cita-cita dari Renstra II (2015-2019) dan Renstra III (2020-2024) harus terus berjalan untuk mencapai target tujuan yang telah diciptakan bersama-sama.

Demikian dikemukakan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro dalam pembekalannya kepada peserta Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Tahun 2014, Rabu (8/1) di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap.

Rapim tahun 2014 berlangsung selama empat hari mulai tanggal 8, 9, 10 dan 13 Januari 2014, dibuka secara resmi oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.

Lebih lanjut Menhan mengatakan Tahun 2014 merupakan tahun kerjakeras bagi Kemhan dan TNI karena disamping kebijakan rutin yang setiap tahun selalu dilaksanakan, masih terdapat hal-hal khusus yang memang perlu dipersiapkan untuk masuk kedalam renstra ke II dari pembangunan kekuatan pertahanan.

Sehubungan dengan persiapan awal Renstra II yang meliputi alutsista, sumber daya manusia, sarana prasarana dan kelembagaan tersebut, Menhan menyebutkan terdapat beberapa produk strategis pertahanan yang perlu dipersiapkan.

Diantaranya yaitu Strategic Defence Review yang telah dilakukan sejak Tahun 2012 lalu, konsep kebijakan penanganan konflik sosial, pedoman strahan nir militer, Grand Desigen Cyber Defence, postur pertahanan militer, pengintegrasian komponen Pertahanan negara, serta pemberdayaan wilayah pertahanan dan pengamanan objek vital nasional (revisi Perpres no.63 tahun 2004).

Pada kesempatan Rapim TNI itu Menhan juga menyampaikan arah kebijakan pertahanan negara tahun 2014 mencakup komitmen terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, merealisasikan target pembangunan sarana pertahanan, postur pertahanan militer dan mengarahkan pembinaan sumber daya nasional, mewujudkan pertahanan nir militer, serta memantapkan pembinaana kemampuan bela negara.

Sementara itu terkait sasaran dan rencana aksi kebijakan pertahanan negara Tahun 2014, Menhan menjelaskan salah satu diantaranya terselesaikannya produk-produk strategis pertahanan negara salah satunya RUU Keamanan Nasional dan Revisi Kepres No. 63 Tahun 2004 tentang pengamanan objek Vital Nasional. Hal ini penting untuk diselesaikan karena 250 ada objek vital nasional dan perlu dijabarkan lebih rinci lagi.

Selain itu juga adanya pencapaian target pembentukan Kelembagaan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) dan kelembagaan Cyber Army sebagai tim yang kokoh yang dipergunakan untuk menangkal serangan Cyber dari pihak atau negara lain.

Pada tahun 2014 ini juga adanya penyelesaian dari pembangunan Indonesia Peace Security Center ( IPSC ) di sentul dan terbangunnya sarana di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, yakni 14 Pos Pengamanan Pertabatasan.

Indonesia juga bercita-cita untuk menjadi masuk kedalam 10 besar dunia untuk Peace Keeping Operation yang diusahakan dengan penambahan personel hingga berjumlah 3500 prajurit.

Untuk bidang Industri Pertahanan peran Komite Kebijakan Industri Pertahanan KKIP dapat melanjutkan membantu pertumbuhan industri pertahanan yang saat ini masa pertumbuhannya dalam 5 tahun PT. Pindad (67%), PT. Dirgantara Indonesia (70%) dan PT. PAL (48%).

Selain itu tetap terlaksanakanya Litbang dan Transfer of Technology serta Program Nasional, seperti meneruskan proyek pembangunan pesawat tempur KFX/IFX dengan pihak pemerintah Korea Selatan dengan program nasional. Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa memiliki pesawat tempur diatas generasi 4.

Terakhir yang menjadi sasaran dari kebijakan pertahanan negara adalah tindak lanjut pelaksanaan MoU Kemhan dengan Kementerian Perumahan Rakyat dalam hal proyek pembangunan Rumah Susun dan Rumah Tapak bagi personel TNI dan PNS.

Rapim TNI tahun 2014 ini diikuti 229 pejabat Mabes TNI dan angkatan, termasuk Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI IB Putu Dunia.

Rapim TNI merupakan sarana komunikasi, bertukar informasi antar para pimpinan agar dicapai satu kesatuan, tindakan serta evaluasi program kerja dan kinerja organisasi TNI.

Rapim ini juga diarahkan untuk membangun kesatuan persepsi para pimpinan TNI. Sehingga pelaksanaan tugas TNI 2014 dapat berjalan sesuai arah kebijakan pimpinan dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Hasil evaluasi Rapim TNI 2103 yang menonjol adalah belum lengkapnya alutsista (alat utama sistem senjata) pengganti dari sebagian alutsista lama, dan penggelaran TNI yang masih bertumpu di Pulau Jawa, serta keterbatasan dukungan anggaran yang belum mencukupi dalam mewujudkan kekuatan pokok minimum (MEF) TNI.

Tujuan Rapim TNI untuk mengavaluasi pelaksanaan tugas TNI dibidang pembinaan kekuatan, mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang dihadapi baik dari aspek fungsi-fungsi maupun mekanisme antara unsure perencanaan dan unsur pelaksana operasi, menajamkan prosedur dan mekanisme hubungan kerja antara Mabes TNI dan angkatan atau Komando Utama (Kotama), menemukan simpul-simpul dan kendala serta solusi dalam pelaksanaan tugas TNI dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan Rapim TNI Tahun 2014 ini juga digelar static show alat peralatan pertahanan (Alpalhan) oleh 38 institusi yang memproduksi alutsista dalam negeri antara dari PTDI, PT PAL, PT Pindad, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, PT LEN, LAPAN, Dislitbang TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.


  Kemhan 

Pertemuan Athan Peserta Latma Multilateral Komodo 2014

Jakarta ♼ Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlaarmabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Dr. Amarulla Octavian ,S.T.,M.Sc., D.E.S.D selaku Direktur Latihan (Dirlat ) Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014 diwakili Kasguspurla Koarmabar Kolonel laut (P) Dadi Hartanto mengadakan pertemuan dengan para atase pertahanan peserta Latma Multilateral Komodo 2014, di Wisma Elang Laut (WEL) Jakarta, Rabu (8/1).

Kegiatan pertemuan yang dikemas dalam acara minum bersama yang dihadiri para perwira TNI AL yang terlibat dalam Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014 dengan para atase pertahanan peserta latihan dilaksanakan guna memberikan gambaran secara garis besar pelaksaaan Final Planning Conference (FPC) yang direncanakan dilaksanakan di Batam pada tanggal 16-17 Januari 2014.

Dalam kesempatan tersebut Komandan Gugus Tempur Laut diwakili Kasguspurla Koarmabar Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para atase pertahanan dalam rangka meningkatkan koordinasi dan konfirmasi kegiatan dan keterlibatannya secara tehnis di lapangan. pada saat di Laksanakan rangkaian kegiatan Latma Multilateral Komodo 2014 di Batam, Anambas dan Natuna pada akhir Maret sampai dengan Awal Bulan April 2014.

Pertemuan yang dihadiri para atase pertahanan Negara peserta latihan bersama Multilateral Komodo 2014 tersebut dilaksanakan untuk memberikan informasi secara lengkap pelaksanaan kegiatan FPC yang akan berlangsung tanggal 16-17 januari 2014 di Batam dan sekaligus penyampaian informasi pelaksanaan kegiatan Festifal Maritime yang akan berlangsung pada akhir bulan Maret 2014 di Batam.

Lebih lanjut disampaikan bahwa FPC yang direncanakan dihadiri para delegasi negara peserta dilaksnakan sebagai salah satu tahap kegiatan dalam meningkatkan kesiapan Latma Multilateral Komodo 2014 yang akan dilaksanakan di Kepulauan Batam, Natuna dan Anambas Kepulauan Riau.

Kegiatan tersebut dihadiri para pejabat Atase Pertahanan diantaranya dari Singapura, Rusia, Thailand, Jepang ,Philipina,USA, China, Brunai ,Laos, Malaysia . Sedangkan TNI AL dihadiri Kepala Staf Gugus Tempur Laut dan perwira Staf Guspurlabar, Komandan Satuan Koarmabar dan perwakilan para perwira dari Kotama TNI AL yang terlibat latihan.

  Koarmabar  

Kopassus Bertambah 110 Personel Baru

Sukoharjo 110 personel baru Grup 2 Kopassus TNI AD, Kandang Menjangan, Kartasura, Jawa Tengah, mengikuti rangkaian tradisi pengukuhan, di Puncak Gunung Lawu, Kabupaten, Karanganyar, Sabtu lalu (11/1).

Wakil Komandan Grup 2 Kopassus TNI AD, Letnan Kolonel Infantri M Hasan, di Sukoharjo, Kamis, mengatakan, sebanyak 110 personel itu terdiri dari 10 perwira dan 100 anggota berpangkat bintara dan tamtama.

"Hal ini sudah menjadi tradisi kami," kata Hasan. Ke-110 anggota baru Kopassus TNI AD itu sebelumnya telah menempuh pendidikan komando.

Menurut dia, Gunung Lawu dipilih paling tinggi karena terdekat dari pangkalan mereka. Ada tiga gunung yang jadi alternatif, yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu.


Rangkaian tradisi pengukuhan ini masih berlangsung akan ritual pengukuhan itu sendiri digelar di Argo Dalem yang juga ada tugu Kopassus TNI AD-nya.

Menurut dia, anggota-angggota baru Kopassus TNI AD itu akan diberangkatkan ke puncak Lawu melalui Cemoro Kandang, sekitar pukul 06.00 WIB. Perjalanan ke puncak memerlukan waktu sekitar empat jam, setelah upacara pengukuhan, mereka turun dari Cemoro Sewu.

  Antara  

Kontak Senjata Antara TNI dan GPK di Timika, 1 Tewas

Jayapura ♼ Kontak senjata antara Tim Satgas TNI dari Yonif 754 dengan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di wilayah Timika, Papua, terjadi Rabu (9/1) kemarin siang. Seorang anggota GPK tewas dan senjata apinya diamankan oleh TNI.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Chistian Zebua ketika dihubungi detikcom membenarkan adanya kejadian tersebut. Baku tembak terjadi antara Tim Yonif 754 dan Satgas Bantuan dengan kelompok yang menjadi pelaku penembakan di areal Freeport Indonesia selama ini.

Aksi baku tembak itu terjadi saat Tim Yonif 754 yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Freeport melaksanakan patroli di Tanggul Timur, Mimika, yang merupakan markas dari GPK tersebut.

Dalam aksi baku tembak itu satu dari anggota GPK berhasil dilumpuhkan hingga tewas dan 1 pucuk Senjata M-16 berhasil disita.

  detik 

Animasi 'Battle of Surabaya' Raih Penghargaan Internasional

YOGYAKARTA Film animasi "Battle of Surabaya (BOS)" berhasil meraih penghargaan Internasional.

Film garapan studio animasi milik STMIK Amikom, MSV Pictures tersebut, meraih penghargaan di ajang International Movie Trailer Festival (IMTF) 2013 untuk kategori People's Choice Award.

Trailer film tersebut berhasil menyisihkan ratusan trailer film dari 20 negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Australia. Festival IMTF diikuti 246 trailer film dari berbagai negara.

"Battle of Surabaya" dipilih 6.580 penggemar anime. Film tersebut unggul 1.869 suara dari saingan terdekatnya "The Two Pamelas" yang diproduksi AS.

Eksekutif Produser BOS, M. Suyanto, mengaku, film animasi tersebut mendapat sambutan luar biasa di dunia internasional.

Film "Battle of Surabaya" merupakan film adaptasi yang berlatar belakang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Film tersebut bercerita tentang perjalanan seorang anak yang berprofesi sebagai penyemir sepatu bernama Musa.

Dalam perjalanannya, Musa menjadi kurir surat penghubung antara pejuang dan militan. Battle of Surabaya menceritakan perjalanan ego Musa yang menjadi seorang pahlawan dalam pertempuran pada awal Indonesia merdeka.

Menurut Suyanto, film ini ingin mengangkat cerita bahwa semua orang bisa menjadi pahlawan dengan caranya sendiri. Lantaran hal itu, tokoh dalam film bukan pahlawan super. Tokoh dalam BOS diceritakan mengalami proses menjadi pahlawan yang bisa ditiru dalam kehidupan nyata.

Cerita film BOS memakai plot yang diadaptasi dari film-film Hollywood. Pembuatan BOS memakan waktu hingga dua tahun dengan melibatkan 70 animator. Film tersebut ditarget bisa tayang sekitar Agustus tahun ini.

Battle of Surabaya - Official Trailer [English Version]


  ● Republika  

Kamis, 09 Januari 2014

PT KAI Kirim 2 Pesawat T50i Golden Eagle

http://lanud-iswahjudi.mil.id/galeri/img_gambar/87221.jpgMagetan (9/1) ♼ PT Korean Aerospace Industries (KAI) kembali mengirimkan 2 dari 16 pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia ke Lanud Iswahjudi. Kedatangan dua pesawat tersebut disambut oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Djoko Hadi Purwanto, di Shelter Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Kamis (9/1).

Adapun hingga saat ini sudah ada 14 pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle di Skadron Udara 15, terdiri dari 8 pesawat berkelir aerobatic scheme biru garis kuning menyala dan 6 pesawat berkelir biru loreng yang siap meningkatkan kekuatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di Lanud Iswahjudi.

Keterangan Gambar : Kepala Dinas Operasi Lanud Iswahjudi menyambut kedatangan penerbang pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle di Shelter Skadron Udara 15, Kamis (9/1).(Foto. Pentak Lanud Iswahjudi)

  Lanud Iswahjudi  

Saya Hanya Menjalankan Kebijakan Perbatasan

cegat perahu
Pengerahan Kapal ke perairan Indonesia (ABC)
Jakarta ♼ Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Moeldoko mengatakan dia menghargai upaya Australia mengembalikan manusia perahu (boat people) yang hanya diangkut oleh kapal berawak warga Indonesia ke Australia.

Hal tersebut, kata dia, disampaikan panglima angkatan bersenjata Australia pada dua pekan lalu. Moeldoko membantah mendukung upaya Australia mengembalikan semua jenis pengembalian manusia perahu ke Indonesia.

"Yang dibicarakan adalah kalau kapal dari Indonesia, kru (kapten) dari Indonesia," kata Moeldoko di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Kamis (9/1).

Moeldoko menekankan dia tidak dalam posisi menerima atau menyetujui pengembalian manusia perahu yang dilakukan Australia.

Namun selama pembawa manusia perahu merupakan kapal berawak Indonesia maka Indonesia, kata dia, menerima pengembalian karena hal tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk menjaga perbatasan.

"Jawaban saya apa, bukan menyetujui. Bukan. Saya memahami langkah-langkah taktis itu. Dasar saya apa, karena ada dalam UN Declaration mengatakan setiap negara berhak melindungi atas kedaulatan wilayahnya," lanjut dia.

Hal tersebut disampaikan Moeldoko menyusul pemberitaan sejumlah media yang mengatakan dia mendukung pengembalian manusia perahu ke Indonesia yang disampaikannya kepada media saat berada di markas besar TNI, Cilangkap.

Komunikasinya dengan panglima angkatan bersenjata Australia adalah mendiskusikan hal tersebut.

Moeldoko mengatakan dia hanya menjalankan kebijakan perbatasan dan tidak mencampuri politik luar negeri kedua negara.

"Nah, saya berproyeksi kalau tugas itu diberikan pada saya, saya juga akan melakukan hal yang sama. Jadi itu konteksnya," kata Moeldoko.

  Berita Satu 

TNI Akan Beri SBY Gelar Jenderal Besar

http://3.bp.blogspot.com/-cy1JoDv6Vag/Ug52Yp3nTRI/AAAAAAAADFU/LyUPzOCe0BA/s1600/sby.jpg
★★★★★
Jakarta Panglima TNI Jenderal Moeldoko berniat memberikan gelar jenderal besar kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Niat tersebut disampaikan Moeldoko dalam sambutan acara Rapat Pimpinan TNI-Polri tentang persiapan pengamanan Pemilihan Umum 2014.

"Kami, TNI, tak salah kiranya kalau Jenderal Purnawirawan Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan anugerah jenderal besar," kata Moeldoko di akhir sambutannya, Kamis, 9 Januari 2014. "Saya kira sangat tepat kita berikan kepada Presiden."

Hingga saat ini, TNI baru menganugerahkan gelar atau penghargaan jenderal bintang lima kepada tiga orang, yaitu mantan Presiden Soeharto, Abdul Harris Nasution, dan Sudirman. Gelar ini diberikan dalam waktu yang berdekatan pada Oktober 1997.

Petinggi TNI-Polri saat itu memberikan langsung gelar tersebut pada Soeharto dan AH Nasution pada 1 Oktober di kediaman masing-masing. Para petinggi itu adalah Panglima TNI Jenderal Feisal Tanjung, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Wiranto, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Arief Nurhayadi, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Satria Tubagus dan Kepala Kepolisian Jenderal Dibyo Widodo.

Sedangkan gelar bagi Sudirman disampaikan kepada keluarganya di Yogyakarta oleh Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal Abdul Wahab Mokodongan pada 2 Oktober 1997.

Menurut Moeldoko, ada pertimbangan khusus sehingga SBY dianggap layak menerima penghargaan sebagai jenderal besar. "Semangat yang kuat dari SBY untuk membangun TNI yang handal," katanya. 

Presiden Tolak Penghargaan dari TNI

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menolak penghargaan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Presiden menilai, kemajuan TNI adalah bentuk dari tanggung jawabnya, bukan semata untuk mendapatkan gelar atau penghargaan.

Hal itu diungkapkan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi dalam konferensi pers di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (9/1). Ia mewakili Presiden untuk memberi tanggapan terharap rencana Panglima TNI Moeldoko yang hendak memberikan penghargaan kepada SBY dalam Rapat Pimpinan TNI dan Polri tahun 2014 di PTIK, Jakarta, pagi tadi.

Meski begitu, lanjut Sudi, Presiden tetap mengapresiasi niat baik TNI yang hendak memberikan penghargaan kepadanya atas jasa memodernisasi alutsista.

"Presiden menyampaikan terima kasih atas apresiasi dan segala macam yang dibeberkan Panglima TNI tentang berbagai hal yang telah dilakukan Presiden. Utamanya dalam meningkatkan kekuatan pertahanan, meningkatkan modernisasi alutsista TNI, dan hal-hal kebijakan lain yang memajukan TNI. Presiden mengatakan bahwa itu memang yang seharusnya dilakukan presiden dan juga tugas dan kewajiban dari beliau," kata Sudi.

"Itu merupakan kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh beliau sebagai Presiden. Jadi tidak diperlukan penghargaan seperti itu. Ke depan, memang tugas TNI tidak semakin ringan. Oleh karena itu, kita ingin TNI lebih siap dan Presiden akan memimpin untuk menjaga keutuhan NKRI ini secara konstitusional," jelasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, mengusulkan agar Presiden SBY diberikan gelar Jenderal Besar. Presiden, nilai Moeldoko, menjadi sosok di balik reformasi TNI.

  Tempo | Berita Satu 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...