Sabtu, 19 September 2020

Mengenal Kapal Perang Penjelajah Samudera

Buatan Indonesia KRI Semarang 594 [PAL]

D
alam industri pertahanan, Indonesia terus berkomitmen untuk menciptakan kemandirian. Melalui PT PAL Indonesia (Persero), Indonesia terus memperkuat perannya dalam produsen kapal-kapal perang di dunia.

Filipina, menjadi salah satu negara yang mepercayakan PT PAL Indonesia (Persero) untuk memperkuat armada lautnya.

Dikutip dari laman PT PAL Indonesia (Persero), Jumat (21/8/2020), pada Mei 2017 ketika mentari pagi menyapa di horizon timur, Kapal kedua Strategic Sealift Vessel (SSV 123) meter bernama BRP Davao Del Sur-602 yang akan diserahkan kepada Departemen Pertahanan Nasional (DND) Filipina meninggalkan tempat kelahirannya PT PAL Indonesia (Persero) di Dermaga Ujung Surabaya.

Kapal ini berlayar selama lima hari mengarungi Laut Jawa, kemudian menyusuri Selat Makassar, memasuki Laut Sulawesi dan Laut Sulu sebelum berlabuh di pangkalannya kelak di Manila, Filipina. Sebelumnya di tahun 2016 PT PAL Indonesia (Persero) telah melakukan delivery kapal serupa yang diberi nama BRP Tarlac-601 oleh DND Filipina. BRP Davao Del Sur-602 di-delivery kepada DND Filipina untuk dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina dalam seremoni yang dilaksanakan pada 31 Mei 2017.

PT PAL Indonesia (Persero) merupakan galangan kapal terbesar di Indonesia yang memiliki salah satu portofolio bisnis technology development. Aplikasi dari technology development tersebut menjadikan PT PAL Indonesia (Persero) memiliki kemampuan desain utuh kapal secara mandiri. Salah satunya adalah SSV yang paten desainnya telah diakui sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) PT PAL Indonesia (Persero).

Paten desain tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor paten IDP000054364 pada 1 November 2018. Sehingga PT PAL Indonesia (Persero) adalah satu-satunya galangan di dunia yang berhak melakukan rancang dan bangun produk kapal SSV serta varian-varian pengembangannya. 2 unit kapal SSV yang merupakan hasil rancang bangun PT PAL Indonesia (Persero) saat ini telah dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina.


BRP Davao del Sur 602 di Hawaii saat mengikuti RIMPAC 2018 [dvids]

SSV 123 meter merupakan family dari Kapal Landing Platform Dock (LPD) yang dirancang-bangun serta merupakan trademark PT PAL Indonesia (Persero). Memiliki fungsi asasi sebagai kapal pendukung atau support dalam pelaksanaan operasi militer. Dalam strategi peperangan laut modern kapal SSV memiliki nilai strategis karena mampu menghadirkan efek kejut atau pendadakan strategis terhadap musuh melalui kapabilitasnya untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur secara cepat dan masif di pantai garis depan musuh.

Kapal tersebut nature-nya merupakan kapal pendukung Operasi Militer Perang / Military Operation War (OMP/MOW), pada masa damai kapal tersebut dapat difungsikan dalam Operasi Militer Selain Perang / Military Operation Other Than War (OMSP/MOOTW). Dalam misi OMSP, Kapal SSV dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Tidak terbatas pada scope tersebut, Kapal SSV juga memiliki tugas pelaksanaan misi naval diplomacy.

Kapal SSV memiliki spesifikasi panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, bobot 7200 ton dan kecepatan maksimal 16 knots. Kapal SSV mampu mengangkut maksimal 621 personel dan 12 unit kendaraan militer, serta mengakomodasi 3 helikopter. Masing-masing dilengkapi dengan dua unit wahana pendarat (LCU) 23 meter untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur di wilayah pantai musuh dan 2 unit Rigid Hull Inflatable Boats (RHIB) untuk melaksanakan misi strategis anti terorisme laut dan inspeksi. Jangkauan operasi kapal tersebut minimal 7.500 mil laut. Saat ini kedua SSV yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina merupakan kapal support terbesar dan tercanggih yang dimiliki.

Kapal pertama BRP Tarlac-601 dikirim PT PAL pada tahun 2016 dan diikuti oleh kapal kedua BRP Davao Del Sur-602 satu tahun kemudian. Kedua kapal SSV tersebut segera mengikuti misi operasi tempur untuk memberantas pemberontakan dan terorisme di Filipina Selatan yang berfungsi kapal komando sekaligus kapal penerjun pasukan pendarat tempur untuk melaksanakan serangan pendadakan strategis terhadap basis pemberontak dan teroris. Dengan hadirnya kedua kapal SSV, operasi berjalan semakin efektif dan efisien.


 Bukti Penakluk Samudera 
BRP Tarlac 601 di Vladivostok [TASS]

Selain digunakan untuk misi operasi tempur maupun non tempur di dalam negeri, BRP Tarlac-601 pada bulan September-Oktober 2018 menjalani kunjungan ke Pangkalan Armada Pasifik Rusia di Vladivostok. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari fungsi Naval Diplomacy dan menunjukan performa kapal SSV tersebut. Betapa tidak, untuk menuju Vladivostok, kapal mengarungi wilayah yang memiliki tensi tinggi, yaitu perairan Laut Tiongkok Selatan dan Asia Timur, serta mengarungi Samudera Pasifik Utara di musim dingin. Setahun kemudian giliran BRP Davao Del Sur-602 mengikuti Russian Navy Day di Rusia pada bulan Juli, kapal tersebut bertolak kembali ke Filipina dari Vladivostok pada bulan Agustus di tahun yang sama.

Tidak hanya mengarungi samudera menuju belahan bumi utara, BRP Davao Del Sur-602 juga melakukan pelayaran lintas Samudera Pasifik secara prima untuk mengikuti latihan militer Matra Laut terbesar di dunia RIMPAC 2018 di Hawai, Amerika Serikat. Bergabung dengan kapal-kapal kombatan dari seluruh dunia termasuk Indonesia, BRP Davao Del Sur-602 menunjukkan performa prima dan merepresentasikan national pride masyarakat Filipina.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pertahanan RI, Menteri Pertahanan Nasional Filipina Delfin Negrillo Lorenzana saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto pada acara ASEAN Defense Ministers Meeting (AADM) 16 November 2019 yang lalu di Bangkok menyatakan apresiasi dan kepuasan Filipina selama mengoperasikan produk kapal perang jenis SSV yang dibuat oleh industri galangan kapal nasional Indonesia PT PAL Indonesia (Persero).

 Diminati UEA 

Reputasi Kapal SSV/LPD produksi PT PAL Indonesia (Persero) yang semakin mendunia menarik minat banyak negara. Beberapa negara mengajukan penawaran dengan spesifikasi kebutuhannya. Malaysia misalnya, menyebut LPD dengan Multi Role Support Ship (MRSS) dengan spesifikasi panjang 163 meter.

Sementara Uni Emirat Arab (UEA) melakukan penjajakan untuk pengadaan LPD 163 meter. Senegal, sebuah negara di Kawasan Afrika Barat juga menaruh minat pada Kapal LPD produksi PT PAL Indonesia (Persero). Selain beberapa negara di atas, Pemerintah Filipina yang sangat puas dengan performa SSV-nya berencana untuk memesan dua buah kapal SSV lagi dari PT PAL Indonesia (Persero) untuk memperkuat Angkatan Lautnya.

  ★ Liputan 6  

Tim Gabungan TNI, Polri dan Basarnas Temukan Helikopter Milik PT NUH

Hilang Kontak di Paniai Papua Posisi helikopter milik PT Nuh yang hilang [VIVA/Aman Hasibuan]

Tim gabungan TNI/Polri serta Basarnas dan pihak perusahaan pemilik helikopter melakukan pencarian hilangnya helikopter PK USS milik PT NUH (Nasional Ultility Helicopter) pada Kamis, 17 September 2020.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, mengatakan pencarian helikopter dimulai pada pukul 08.27 WIT, pesawat heli PT Intan Angkasa Air Services registrasi PK-IWV take off dari Bandara Enarotali dengan misi pemetaan lokasi hilangnya heli milik PT NUH registrasi PK-USS di Baya Biru Area.

Berdasarkan data dari pengamatan Heli PK-IWV ditemukan hely PK-USS pada koordinat S 03° 34.220' dan E 136° 09.623' posisi crashed into rugged stream in basin (di cekungan aliran sungai), roughly 4700 fts, rugged terrain, no area to land,” ujar Kamal pada Jumat, 18 September 2020.

Selain itu, terlihat kru memberikan tanda-tanda permintaan pertolongan dengan menggunakan lambaian menggunakan kain merah.

Kemudian pukul 09.39 WIT, heli PK-IWV kembali ke Enarotali untuk melaporkan hasil temuan. Diketahui heli PK USS mengalami pendaratan darurat pada koordinat S 03° 34.220' dan E 136° 09.623' posisi crashed into rugged stream in basin yang berarti di cekungan aliran sungai.

Perlu diketahui bahwa kejadian ini berawal pada hari Kamis tanggal 17 September 2020 sekitar pukul 10.30 WIT, heli PK USS milik PT NUH (Nasional Ultility Helicopter) dari Kilometer 100 hendak menuju 99 kampung Ndeotadi Kabupaten Paniai dengan membawa bahan makanan, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.

Pukul 10.57 WIT, heli PK USS milik PT NUH (Nasional Ultility Helicopter) hilang kontak dengan posisi terakhir berada di koordinat 3:33.3 S,136:9.28 E at last report.

Lanjut Kamal, pukul 15.35 WIT, tim gabungan TNI/Polri, Basarnas serta pihak heli kembali melakukan pencarian dengan menggunakan pesawat Caravan SNK Tipe C 208 di titik koordinat.

Upaya pencarian terus dilakukan dengan berputar di sekitar lokasi kejadian. Karena cuaca yang tidak bersahabat di mana awan tebal menyelimuti daerah tebing dan hari mulai gelap sehingga pencarian dihentikan,” katanya.

Kamal menambahkan, saat ini tim yang dibagi menjadi dua tim baik dari Nabire maupun dari Enarotali telah berangkat menuju titik lokasi penemuan jatuhnya heli PK USS milik PT NUH. (ren)

  ★ VIVAnews  

Jumat, 18 September 2020

Kapal Bakamla Hadapi China dengan Meriam 12,7 MM

Di Natuna Ilustrasi KN Nipah Bakamla

Selama ini kekuatan armada milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) sebagai coast guard Indonesia dalam bertugas menjaga kedaulatan di perbatasan laut sangat minim.

Dari jumlah ideal 60 kapal patroli, saat ini baru tersedia 10 kapal yang disebar di tiga zona maritim, yakni di Barat (Batam) sebanyak 4 kapal, Manado (3), dan di Ambon (3).

"Sekarang Bakamla punya 10 kapal, sekitar 30 persen dari kebutuhan. Idealnya punya 60 kapal," papar Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia dalam program Blak-blakan yang tayang di detikcom, Jumat (18/9/2020).

Dengan minimnya infrastruktur tersebut, tak heran bila kapal-kapal asing kerap melanggar batas wilayah laut RI. Setelah pada Desember - Januari lalu kapal-kapal China diketahui melanggar batas dan sempat menimbunlkan kegaduhan, pada Sabtu - Senin aksi serupa kembali terulang. Hanya saja kali ini Bakamla yang disokong penuh Angkatan Laut dapat mengusirnya tanpa insiden berarti.

Coast Guard China 5204 [Bakamla]

Pasca insiden Januari lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Komisi I DPR-RI setuju mengucurkan anggaran untuk melengkapi kapal patroli Bakamla dengan senjata. Persenjataan dimaksud adalah 20 mitraliur 12,7 MM dari PT Pindad yang dibeli pada awal September lalu. Padahal China Coast Guard dilengkapi dengan meriam berukuran 76 MM.

"Kita memang cuma 12,7 MM, kecil - nyempil untuk pertahanan diri. Tapi masih lumayanlah kalau ada yang nembak kita bisa balas, nggak seperti Januari lalu kapal-kapal kita nggak ada senjatanya," kata Aan.

Selain itu, para nelayan China yang kerap masuk ke perairan Natuna Utara diketahui telah mendapatkan pendidikan bela negara, sehingga mereka sangat militan. Untuk mengimbanginya, pemerintah selain harus membantu para nelayan dengan kapal-kapal dan infrastruktur penunjang yang memadai bagi para nelayan kita. (jat/jat)

  ★
detik  

Pemerintah Minta PTDI Bikin N219 Amfibi

Karena Akan Bangun 5 Seaport Tahun IniN219 PTDI

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong pabrikan pesawat nasional PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk memproduksi pesawat N219 versi amfibi sejalan dengan rencana pemerintah mengembangkan lima seaport secara bertahap mulai tahun ini.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan pembangunan seaport perlu dioptimalkan untuk menunjang arus barang dan manusia yang sampai sekarang sangat minim transportasinya dibandingkan dengan luasnya perairan Indonesia.

Novie mengatakan pembangunan seaport yang dimulai pada 2020 secara bertahap akan dibarengi dengan menghidupkan kembali pesawat amfibi. Guna merealisasikannya, pihaknya kemungkinan besar akan berkoordinasi dengan PTDI usai menuntaskan sertifikasi untuk N219.

Untuk N219 setelah prosesnya izinnya didapat siapa tahu kami bisa dorong memproduksi N219 versi amfibi. Tinggal eksekusinya seperti apa,” ujarnya, Kamis (17/9/2020).

Adapun Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN berharap pesawat N219 lolos uji sertifikasi pada akhir tahun ini juga untuk selanjutnya memasuki tahap produksi massal tahun depan. Pesawat ringan yang dikembangkannya bersama PT Dirgantara Indonesia itu kini menunggu sertifikasi tipe dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Kementerian Perhubungan.

Tingkat komponen dalam negeri yang digunakan pada pembuatan pesawat itu sudah mencapai 40 persen. Selain itu, kedepannya juga akan ditingkatkan menjadi 60 persen, dan diupayakan semakin meningkat bersamaan dengan pengembangkan pesawat N219 versi amfibi.

Hal itu untuk mendukung program pemerintah untuk logistik, pariwisata, dan transportasi di pulau-pulau kecil, daerah danau, dan daerah perairan.
 

  Bisnis  

Luhut Temui Pejabat Pentagon

✈️ Bandingkan F35 Singapura dengan F16V✈️ Ilustrasi F16V [Lockheed Martin]

Pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dengan Acting Under Sectretary of Defense for Policy US Department of Defense James Anderson turut menyinggung soal alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Menko Marvest Jodi Mahardi kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/9/2020).

"Pak Menko juga angkat bahwa penjualan senjata berteknologi tinggi dari AS juga sepertinya tidak sepantar dengan yang diberikan ke Singapura. Jadi dibutuhkan signal bahwa memang betul AS melihat Indonesia sebagai mitra strategis," kata Jodi.

Saat dikonfirmasi apakah kekecewaan Luhut berkaitan dengan penjualan jet tempur F-16 Block 72 Viper ke Indonesia yang merupakan masih generasi ke-4, dan AS malah bersedia memberikan jet tempur lebih canggih generasi ke-5 yaitu F-35 ke Singapura, Jodi membenarkan hal tersebut.

"Iya," tegasnya.

Seperti diketahui, jet tempur F-16 Block 72 Viper merupakan pesawat tempur generasi keempat buatan pabrikan terkemuka asal AS, Lockheed Martin. Selain Indonesia, pesawat itu juga dipesan dan digunakan sejumlah negara.

Sementara itu, jet tempur F-35 merupakan pesawat tempur terkini yang diproduksi pabrikan itu. Singapura akan segera memiliki satu skadron pesawat siluman itu. Apabila pesawat-pesawat itu tiba, maka F-16 akan dipensiunkan. Rencana empat F-35 akan diterima Singapura pada 2026.

Jodi mengungkapkan sejumlah poin pembahasan dalam pertemuan antara Luhut dan Anderson. Jodi menjelaskan pertemuan tersebut dibahas mengenai potensi kerja sama investasi dengan Amerika Serikat (AS) antara lain di sektor minyak dan gas, infrastruktur dan sovereign wealth fund (SWF).

Khusus untuk SWF, AS memang berminat untuk masuk via International Development Finance Corporation (IDFC).

"Kemarin Pak Menko menegaskan lagi arti penting investasi di SWF sebagai bentuk komitmen AS terhadap peran sentral Indonesia di kawasan dan sebagai mitra strategis AS. Karena kalau tidak AS akan kehilangan peran di kawasan," kata Jodi.

Menurut dia, Menko Marvest selalu mengingatkan hal itu tatkala bersua dengan pejabat-pejabat AS. Tidak terkecuali dengan Anderson.

"Negara-negara lain lebih cepat mengambil peluang investasi di Indonesia. Baru-baru ini Forestcue Metal Group, perusahaannya Andrew Forrest, baru teken MoU untuk pengembangan hydropower dan green industri di Indonesia," ujar Jodi.

Lebih lanjut, dia menambahkan, Menko Marvest juga menegaskan tidak ada keinginan Indonesia untuk pro ke salah satu negara. Pun dengan penanaman modal.

"Kita dalam urusan investasi pun sama dengan politik luar negeri, kita bebas dan aktif. Yang penting untuk kepentingan nasional," ujar Jodi.

Selain menemui Luhut, Anderson juga menemui Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Anderson mengekspresikan solidaritas terkait upaya Indonesia memerangi pandemi Covid-19 dan menegaskan kembali komitmen US Department of Defense," tulis rilis US Department of Defense yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/9/2020).

Menurut US Department of Defense, Anderson juga mendiskusikan sejumlah topik antara lain Laut China Selatan, kontra-terorisme, ancaman dunia siber, dan investasi AS di Indonesia. Para pihak juga membahas akuisisi perdagangan alutsista yang tertunda.

"Kedua pihak menegaskan pentingnya dialog tingkat tinggi dan berharap untuk melanjutkan latihan militer tahunan segera jika kondisinya memungkinkan," tulis US Department of Defense.

  ✈️ CNBC  

Kamis, 17 September 2020

[RIP] Prajurit Gugur Ditembak Mati OPM di Papua

TNI Berdukahttps://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/09/17/5f63689c0e440-viva-militer-jenazah-prajurit-tni-yang-dibunuh-opm_665_374.jpgJenazah prajurit TNI yang dibunuh OPM​ [papua talk]

Kabar duka datang dari Papua, prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) gugur akibat diserang dan ditembaki secara brutal oleh kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka.

Informasi yang diterima VIVA Militer, Kamis 17 September 2020, ada satu prajurit yang wafat dalam penyerangan itu. Korban benama Sersan Kepala Sahlan, prajurit yang bertugas sebagai Bintara Pembina Desa atau Babinsa dari Komando Rayon Militer (Koramil) Persiapan Hipadipa.

Kebrutalan OPM ini terjadi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Prajurit TNI diserang saat sedang membawa logistik.

Sebelumnya, seorang warga sipil yang bekerja sebagai tukang ojek juga tewas dibunuh OPM. Korban dibantai kelompok seperatis itu di dekat SD YPPK Santo Mikael, Kampung Bilogai.

Korban atas nama Ahmad tewas akibat dibacoki menggunakan senjata tajam. Korban meninggal dunia akibat kehabisan darah. Ahmad dituduh sebagai intel.

Sementara ini, para korban telah dievakuasi dan aparat gabungan TNI/Polri sedang melakukan perburuan terhadap para penyerang itu.

 ♖ VIVAnews  

[Video] Uji Fungsi MLRS Astros II Mk 6 TNI AD

➶ Diposkan PUSPALADBerikut video ujifungsi MLRS Astros II Mk 6 TNI AD


  Youtube  

Rabu, 16 September 2020

KRI Sultan Hasanuddin 366 Selamatkan Orang Terapung

Di Laut MediteraniaIlustrasi KRI SHN 366

KRI Sultan Hasanuddin (SHN) 366 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI Maritime Task Force (MTF) Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-L/UNIFIL 2019 dipimpin oleh Dansatgas Letkol Laut (P) Ludfy, S.T., MMDS., sekaligus Komandan KRI SHN 366 berhasil menyelamatkan dan mengevakuasi seorang warga negara Lebanon yang diduga adalah imigran yang akan melintas perairan Lebanon menuju Cyprus, Senin (14/9/20).

Peristiwa tersebut berawal pada pukul 08:00 LT, KRI SHN 366 sedang melaksanakan on task ke 37 dan menjadi MIO Commander mendapatkan laporan dari unsur MTF kapal perang Turki TCG Bozcaada F 500 bahwa adanya Boat Refugee yang meminta pertolongan di perairan Mediterania. Ketika itu kapal perang Turki sedang berada di tempat kejadian dan melihat adanya penumpang Boat Refugee yang melompat ke laut.

Orang tersebut berenang menuju kapal perang Turki dan akhirnya langsung mendapat pertolongan dengan dinaikkan ke atas kapal.

Selanjutnya didapatkan informasi dari penumpang tersebut, bahwa terdapat 37 penumpang warga negara Lebanon pengungsi dalam boat akan menuju ke negara Cyprus yang terdiri atas 21 laki-laki, 10 perempuan, 5 anak-anak serta 1 orang meninggal dunia.

Berdasarkan direktif MTF Commander, KRI SHN 366 bergerak menuju lokasi boat refugee untuk memberi pertolongan lebih lanjut.

Pada pukul 11:58 LT KRI SHN 366 tiba dilokasi dengan posisi 34°21’06”N – 035°18’07”E.

Ketika kontak visual oleh perwira jaga KRI SHN 366 melihat adanya seseorang yang terapung dan meminta pertolongan dalam keadaan sudah lemah pada lambung kiri kapal.

Komandan KRI SHN 366 memerintahkan untuk melaksanakan “Peran Orang Jatuh Di Laut” dengan menurunkan sekoci.

Korban berhasil di evakuasi ke atas kapal KRI SHN 366.

Hasil assessment kesehatan dari dokter satgas, korban selanjutnya dibawa ke Beirut dan diserahkan kepada LAF Navy selaku pemegang otoritas penuh dan representatif Lebanon untuk penanganan lebih lanjut.(priyanto/hat)

   Kabar SBI  

Arhanud Latihan Tembak Rudal dan Meriam Malam Hari

Pertama kalinya di LumajangSalah satu drone target Rudal Arhanud TNI AD (pussenarhanud)

Untuk pertama kalinya latihan penembakan rudal Arhanud dilakukan pada malam hari saat latihan menembak senjata darat (Latbakjatrat) secara terintegrasi di Lapangan Tembak Air Weapon Range (AWR) TNI AU di Pandanwangi, Kabupaten Lumajang, Kamis 10 September 2020.

Latihan yang diikuti 450 prajurit dari seluruh satuan jajaran Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD ini disaksikan langsung Dankodiklatad Letjen TNI AM Putranto, Danpussenarhanud Mayjen Nisan Setiadi serta pejabat di lingkungan Kodiklatad dan Pussenarhanud dan berlangsung 5 -11 September 2020.

Digelarnya latihan ini untuk meningkatkan kemapuan dan profesionalisme prajurit Arhanud dalam mengawaki alat utama sistem persenjataan (alutsita) yang dimiliki satuan Arhanud dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancama musuh.

Rudal Mistral Arhanud TNI AD (TNI AD)

"Tujuan latihan ini untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit dalam menghadapi serangan udara pesawat musuh yang disimulasikan dengan menggunakan Bansee dan pesawat aeromodeling," tutur Letjen Putranto.

Latihan penembakan malam senjata Arhanud ini, diinisiasi oleh Danpussenarhanud Mayjen TNI Nisan Setiada dengan diasumsikan mendapat serangan pesawat udara musuh pada malam hari.

Pada latihan ini, juga hadir Pangdivif 2 Kostrad, Pangkogasgapad, Kasdam III/Siliwangi dan Forkopimda Kabupaten Lumajang.

Rudal Arhanud TNI AD (TNI AD)

Rudal-rudal yang digunakan di antaranya rudal Mistral (Atlas dan MPCV), Starstreak jenis Lightweight Multiple Launcher (LML) dan Multi Mission Sistem (MMS). Selain itu juga dilakukan uji tembak beberapa meriam Arhanud Rheinmetall kaliber 20 mm, ZUR kaliber 23 mm, L70 kaliber 40 mm dan S-60 kaliber 57 mm.

Latihan ini menjadi lengkap karena juga dilakukan pada malam hari. "Latihan ini harus menyerupai pertempuran sebenarnya sebab untuk melatih prajurit agar memiliki naluri tempur dalam kondisi dan waktu apa pun serta andal dalam menghadapi ancaman serangan pesawat udara maupun rudal balistik," tutur Mayjen Nisan.

Di sela latihan juga dilaksanakan penembakan VIP oleh para undangan dan pada akhir kegiatan latihan, Danpussenarhanud Meyjen TNI Nisan Setiadi menyematkan brevet Master Gunner kepada petembak tamu undangan VIP tersebut.

Selain itu juga dilaksanakan bakti sosial di Masjid Nurul Huda berupa pemberian sembako kepada warga sekitar, bantuan keramik, untuk Masjid, kantor desa, sekolah pondok pesantren serta pembangunan fasilitas pompa air di Lapangan Tembak AWR Pandanwangi.

   sindonews  

Selasa, 15 September 2020

TNI AL Bantu Pantau Natuna

Usai Bakamla Usir Kapal ChinaPosisi pengusiran lapal CG China oleh Bakamla

Badan Keamanan Laut (Bakamla) hingga saat ini masih terus melakukan pemantauan dan operasi di wilayah Laut Natuna Utara yang merupakan wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia. Itu dilakukan setelah armada Bakamla usir kapal China dari wilayah ZEE Indonesia tersebut pada Sabtu (12/9) lalu.

Kepala Badan Keamanan Laut, Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan hingga saat ini dua kapal milik Bakamla masih berkeliling dan melakukan patroli. Itu, kata dia, tetap dilakukan setelah keberhasilan Bakamla usir Kapal China dari wilayah ZEE Indonesia tersebut.

"Saya ada dua kapal di sana (Laut Natuna Utara)," kata Aan saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Selasa (15/9).

Selain kapal milik Bakamla, Aan juga mengaku telah menghubungi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono terkait masuknya kapal coast guard China ke wilayah ZEE Indonesia. Pihak TNI AL, kata dia, langsung bergerak dan ikut mengirimkan kapal guna memantau wilayah perairan itu.

"Kemudian juga kemarin, selain kapal, saya juga koordinasi dengan bapak KSAL, ada kapal AL yang back up sekitar 2 mill di belakang saya. Kalau ada apa-apa nanti kapal angkatan laut juga ikut membantu di situ," kata Aan.

Aan menerangkan total kini ada lima kapal yang bersama melakukan patroli pemantauan di wilayah perairan tersebut yakni dua dari Bakamla dan tiga kapal Al. Tiga kapal Al itu, katanya, membayangi kapal-kapal Bakamla di belakangnya.

Aan mengaku terus mengantisipasi kemungkinan kapal coast guard China akan kembali ke wilayah ZEE Indonesia itu. Dia juga mengaku memberi atensi lebih terhadap wilayah Natuna Utara sejak kejadian kapal coast guard china mengapung di wilayah perairan tersebut.

"Jadi saya lebih meningkatkan atensi saya. Kehadiran saya di Laut Natuna, khususnya di Laut Natuna Utara, di ZEE kita," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Aan mengaku persoalan yang terjadi di Natuna memang tak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Harus ada kerja sama dari semua pemangku kepentingan terkait di wilayah perairan itu.

Menurut Aan selama ini Indonesia hanya melakukan operasi penangkapan dan pengusiran terhadap kapal asing yang berlayar dan mengapung di perairan Natuna. Padahal semestinya Indonesia juga bisa memanfaatkan sumber daya alam yang memang melimpah di wilayah yang kerap menjadi sengketa itu.

"Kita intinya untuk menangani masalah Natuna kan tidak bisa sendiri. Dalam arti enggak bisa Bakamla sendiri, enggak bisa AL sendiri. Tapi, harus melibatkan Kemenlu, KKP, yang lain," kata dia.

"Harusnya kita bisa manfaatkan sumber daya yang ada di sana dengan hadirnya nelayan. Kemudian penelitian-penelitian, dan ini yang belum dilaksanakan dan mungkin harus juga digalakkan. Intinya kita harus bisa memanfaatkan wilayah kita untuk kegiatan kita. Kalau tidak ya seperti ini, dipakai orang," kata Aan mengharapkan langkah ke depan setelah keberhasilan Bakamla usir kapal China. (tst/kid)

  ★ CNN  

Senin, 14 September 2020

[Dunia] Puluhan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Terinfeksi Covid-19

Di LebanonIlustrasi pasukan konga [istimewa]

Puluhan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon atau UNIFIL dilaporkan telah terinfeksi Covid-19. Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti menuturkan, total ada 90 anggota UNIFIL yang terinfeksi virus tersebut.

Tenenti menyatakan, mereka yang terinfeksi, dipindahkan ke fasilitas khusus UNIFIL yang dilengkapi untuk menangani kasus Covid-19.

Dia mengatakan, 88 dari mereka yang terinfeksi berasal dari kontingen yang sama, tetapi dia tidak merinci kewarganegaraan mereka.

"Kami telah melakukan pelacakan kontak yang kuat dan menerapkan pengujian dan isolasi menyeluruh untuk mencegah wabah yang lebih besar," ucap Tenenti dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (14/9/2020).

Dia kemudian mengatakan bahwa operasi UNIFIL di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel tidak terpengaruh oleh adanya kasus ini.

Lebanon sendiri diketahui telah mengalami lonjakan dalam jumlah kasus infeksi Covid-19 sejak ledakan dahsyat pada 4 Agustus di pelabuhan Beirut, yang menewaskan lebih dari 190 orang dan merusak sebagian besar ibu kota.

Negara Mediterania itu mencatat total 23.669 kasus Covid-19, termasuk 239 kematian sejak wabah dimulai pada Februari.

   sindonews  

TNI AL Latihan Mengatasi Ancaman Pesawat Tempur dan Kapal Selam

⚓️ LATOPSLAGAB 2020 KRI REM 331 [TNI AL]

Radar udara KRI R.E. Martadinata (KRI REM-331) yang sedang melaksanakan jaga radar tiba-tiba mendeteksi dua kontak udara yang bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah konvoi. KRI REM pun segera melaksanakan interogasi menggunakan IFF akan tetapi tidak direspon. Situasi ini segera dilaporkan oleh Komandan KRI REM-331 Kolonel Laut (P) Lukman Kharis selaku Anti Air Warfare Commander (AAWC) kepada Pangkogaslagab Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo.

Pangkogaslagab selanjutnya memerintahkan semua unsur Kogaslagab yaitu KRI R.E. Martadinata, KRI Diponegoro, KRI Yos Sudarso, KRI Ahmad Yani, KRI Kakap, KRI Karang Pilang, KRI Sungai Gerong, KRI Makassar dan KRI Nagapasa untuk meningkatkan derajat ancaman bahaya udara dan melaksanakan Anti Ship Missile Defense.

Kedua pesawat tempur musuh bergerak semakin mendekat dan memasuki coverage Surface to Air Missile (SAM) VL-MICA milik KRI REM-331, maka dilaksanakan penembakan 2 missile ke sasaran. Satu Jet Fighter musuh terlihat meledak di udara, namun 1 Jet lainnya berhasil menghindar dan bergerak menyerang KRI REM-331 dengan menembakkan satu buah rudal yang dapat dihancurkan oleh CIWS Millenium Gun 35 mm. Selanjutnya 2 SAM VL MICA ditembakkan kembali oleh KRI REM dan berhasil mengenai sasaran jet tempur musuh yang hancur.

Kejadian tersebut merupakan salah satu bagian dari skenario latihan Kogaslagab TA. 2020, yang bertujuan untuk melatih kerja sama taktis antar kapal permukaan, serta kerja sama antara kapal permukaan dan Pesud TNI AU sesuai perintah Pangkoarmada II, Laksamana Muda TNI Heru Kusmanto selaku Dirlat Latopslagab 2020,” terang Pangkogaslagab, Laksma Rahmat Eko.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, sebagai salah satu upaya dalam menjamin terjaganya kedaulatan NKRI di perairan yurisdiksi nasional, Koarmada II menggelar manuver lapangan Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab TA 2020) di perairan Laut Jawa dan Laut Bali yang melibatkan 1.137 personel gabungan.

 Kerjasama Antar Unit Tugas Kogaslagab 
Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II, Laksma TNI Rahmat Eko Raharjo selaku Pangkogaslagab dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) TA 2020, memimpin langsung serial latihan Peperangan Anti Kapal Selam yang digelar di Perairan Laut Jawa.

Dalam latihan tersebut, diskenariokan ada kapal selam asing yang terdeteksi memasuki Laut Jawa oleh unit intai kapal selam, KRI Nagapasa-403. Selanjutnya keadaan ini dilaporkan Komandan KRI NPS-403 kepada Pangkogaslagab sebagai bentuk kerjasama kapal selam dengan kapal atas air. Pangkogaslagab segera memerintahkan kepada Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) yang dijabat oleh Dansatkor Koarmada II, Kolonel Laut (P) Ashari untuk menggerakan unit tugas pukul Kogaslagab, yaitu KRI R.E. Martadinata (KRI REM-331) dan KRI Diponegoro (KRI DPN-365), serta helly Panther untuk mencari dan menemukan keberadaan kapal selam asing tersebut.

"Adanya kapal selam asing memasuki perairan Indonesia tanpa izin, dapat kita kategorikan sebagai ancaman. Karenanya diperlukan koordinasi dan kerjasama antara KRI, kapal selam serta heli utk mencari dan menyerang serta hancurkan kapal selam yang kita anggap sebagai musuh," terang Laksma Rahmat Eko di sela latihan.

Lebih lanjut helly Panther yang on board di KRI REM take off melaksanakan Dipping Sonar, untuk mendeteksi keberadaan kapal selam musuh.

Setelah mendapatkan kontak kapal selam musuh, helly melaporkan posisi kapal selam kepada KRI REM dan KRI DPN. Yang kemudian ditindaklanjuti dengan membentuk formasi Search Attack Unit (SAU) untuk mencari dan menghancurkan kapal selam tersebut.

"Setelah titik koordinat kapal selam musuh ditemukan, KRI REM dan KRI DPN menembakkan sebuah torpedo, yang membuat kapal selam musuh mundur meninggalkan medan pertempuran," pungkas Laksma Rahmat Eko terkait hasil latihan Peperangan Kapal Selam.

Rahmat Eko menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari skenario LATOPSLAGAB TA 2020, bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit sesuai perintah Pangkoarmada II, Laksda TNI Heru Kusmanto pada saat apel gelar pasukan, sebagai salah satu upaya Koarmada II dalam menjamin terjaganya kedaulatan NKRI di perairan yurisdiksi nasional.

  ⚓️ Koarmada II  

Minggu, 13 September 2020

Pasukan Rajawali Bentukan BIN

Menjadi Polemikhttps://akcdn.detik.net.id/visual/2020/09/12/pasukan-khusus-rajawali-bin-1_169.jpeg?w=650Ilustrasi peragaan pasukan Rajawali dari Badan Intelijen Negara (BIN). (Screenshot via Instagram/@bambang.soesatyo)

Badan Intelijen Negara (BIN) baru saja memamerkan pasukan khusus Rajawali yang dilengkapi senjata laras panjang di hadapan sejumlah pejabat negara dalam kegiatan Peningkatan Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), pada Rabu (9/9).

Keberadaan pasukan khusus ini langsung menjadi bahan perbincangan. Pengamat militer Institute For Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi, bahkan menyatakan BIN baru boleh memiliki pasukan khusus bersenjata lengkap apabila dipayungi oleh undang-undang.

"Ya jelas. Secara konstitusional negara hanya mengenal dua bentuk kekuatan bersenjata. Yang pertama namanya TNI. Yang kedua namanya Polri," kata Fahmi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (12/9).

Fahmi menjelaskan di Indonesia hanya ada dua lembaga yang boleh memiliki kekuatan bersenjata, yakni TNI dan Polri.

TNI, dijelaskan Fahmi, adalah komponen utama negara untuk menegakkan kedaulatan, menjaga pertahanan serta menjalankan tugas dan fungsi operasi militer. TNI juga bisa menjalankan operasi militer selain perang.

Sementara Polri merupakan lembaga penegak hukum serta penegak keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Dua lembaga atau organisasi inilah yang memiliki mandat konstitusional sebagai kekuatan bersenjata dengan kewenangan ofensif," katanya.

Fahmi mengakui bahwa BIN memiliki fungsi pengamanan seperti diatur dalam UU No. 17 tahun 2011. Namun, bukan berarti BIN jadi boleh memiliki pasukan bersenjata.

Menurut Fahmi harus tetap ada pasal atau ayat dalam UU yang mengatur itu secara gamblang. Sebab kegiatan pengamanan yang dimaksud adalah dalam ranah fungsi intelijen.

"Karena ini adalah kegiatan pengamanan yang berada dalam ruang lingkup fungsi intelijen. Bukan yang lain," kata Fahmi.

Dalam UU No 17 tahun 2011 dan Perpres No 73 tahun 2017, dinyatakan bahwa BIN memiliki fungsi penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Tetapi tidak ada pasal atau ayat yang menyebutkan secara gamblang BIN boleh mempunyai pasukan bersenjata.

Sejak Juli 2020, BIN kini berada langsung di bawah Presiden RI Joko Widodo, dari semula di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam). Perubahan ini diresmikan lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 73 Tahun 2020.

Fahmi kemudian mempertanyakan tujuan pasukan khusus Rajawali yang dibentuk BIN. Sebab, BIN selama ini merupakan badan intelijen yang bahkan anggotanya banyak berasal dari kalangan sipil.

"Nah ini pasukan yang dibentuk oleh BIN, di mana posisinya? Apakah BIN sedang didesain sebagai 'angkatan kelima'," ujar Fahmi.

Fahmi juga mengkritik BIN dalam membangun keorganisasian dan meningkatkan kinerjanya. Alih-alih membangun organisasi intelijen kelas dunia, menurut Fahmi, BIN justru bergerak ke arah yang membingungkan.

Ditambah muncul pasukan khusus BIN yang belum jelas dasar hukumnya pembentukannya.

"Belum jelas, lembaga ini sedang menyaru jadi tentara, jadi polisi atau sekadar penggemar 'cosplay' belaka?" kata Fahmi.

Sebelumnya, keberadaan pasukan khusus Rajawali ini diketahui dari cuplikan video yang diunggah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo melalui akun Instagram pribadinya @bambang.soesatyo.

Dalam video itu, pasukan terlihat memeragakan aksi militer di hadapan sejumlah Jenderal TNI yang hadir. Tidak diketahui apakah pasukan khusus Rajawali terdiri atas personel TNI, Polri, atau anggota BIN.

Atraksi Pasukan Rajawali ini ditampilkan di hadapan Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesetyo, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid, dan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono. (jnp/ayp)


 Dibutuhkan untuk Memperlancar Operasi BIN 
https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/09/12/pasukan-khusus-rajawali-bin_169.jpeg?w=650Ilustrasi peragaan pasukan Rajawali dari Badan Intelijen Negara (BIN). (Screenshot via Instagram/@bambang.soesatyo)

Pada Jumat, 11 September 2020 lalu, lewat akun media sosial (Medsos) Ketua MPR Bambang Soesatyo, publik Indonesia melihat penampilan video pasukan bersenjata dengan seragam hitam-hitam dalam acara di markas Badan Intelijen Negara (BIN). Terdengar narasi di balik video tersebut bahwa ini adalah pasukan intelijen khusus Rajawali, Badan Intelijen Negara.

Analis konflik dan konsultan keamanan Alto Labetubun mengatakan, ada tanggapan positif dari publik yang bangga bahwa BIN punya ‘pasukan khusus’. Menurut Alto, buat kelompok ini, ada harapan yang sangat besar bahwa BIN bisa mengakselerasi upaya-upaya yang tegas demi stabilitas negara.

Akan tetapi, ada juga kelompok yang mempertanyakan dasar dari pembentukkan pasukan khusus ini karena tugas dan fungsi BIN adalah mengumpulkan intelijen, bukan melakukan aksi-aksi lapangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (13/9/2020).

Alto menjelaskan, peran, tugas dan fungsi BIN sesuai UU 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara menyebutkan BIN merupakan “Alat negara yang menyelenggarakan fungsi intelijen dalam negeri dan luar negeri, yaitu penyelidikan, pengamanan dan penggalangan, yang tujuannya adalah mendeteksi, mengidentifikasi, menilai, menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan Intelijen dalam rangka memberikan peringatan dini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata terhadap keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagi kepentingan dan keamanan nasional”.

Jika dipahami secara kontekstual maka peran, tugas dan fungsi BIN itu berada pada konteks yang sangat dinamis dan fluid, serta dengan tingkat risiko yang juga dinamis dan membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi dari agen-agen dan personel BIN di lapangan, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.

Oleh karena itu maka agen dan personel BIN perlu dibekali dengan kemampuan taktis dan strategis, termasuk penguasaan intelijen khusus (Intelsus). Kemampuan intelsus ini termasuk penguasaan senjata api dan bahan peledak baik secara individu, maupun secara kolektif/kelompok,” kata dia.

Di sisi lain, pola ancaman yang memerlukan BIN menempatkan agen-agennya di lapangan baik di dalam negeri maupun di luar negeri juga menuntut personel BIN untuk punya kemampuan intelijen khusus, misalnya penugasan di daerah di mana kelompok separatis bersenjata itu sangat aktif, ataupun penugasan di daerah yang dikuasai oleh kelompok teroris transnasional.

Dalam konteks ini maka kualifikasi intelijen khusus (Intelsus) Rajawali itu sangat relevan, penting, dan dibutuhkan BIN demi melancarkan peran, tugas dan fungsinya sesuai amanat UU 17/2011, sesuai dengan perintah dari single client BIN, yaitu Presiden Republik Indonesia,” tegasnya. (cip)

 ♖ CNN | Sindonews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...