Perusahaan Industri Pertahanan Indonesia yang telah go international, PT. Infoglobal Teknologi Semesta (Infoglobal) kembali menerima kunjungan tim RIDU-Sat (Republic of Indonesia Defense University Satellite) Universitas Pertahanan RI (Unhan RI), 37 mahasiswa Unhan RI meninjau kemajuan pengembangan teknologi satelit nano yang dilakukan tim riset Infoglobal bersama Tim RIDU-Sat Unhan RI.
Kunjungan tim RIDU-Sat Unhan RI yang dipimpin oleh Kapusbang Kolab. Internasional LPPN Unhan, Kol. Laut. Imanuel Dindin, S.T., M.Eng., M. Tr.Hanla., Ph.D ini disambut langsung oleh CEO Infoglobal, Ir. Adi Sasongko di workshop utama Infoglobal, Jalan Dinoyo Surabaya pada hari Jumat tanggal 28 Februari 2025.
Kunjungan tersebut merupakan kegiatan studi lapangan untuk memperoleh informasi terbaru terkait teknologi satelit nano yang telah berhasil dikembangkan oleh PT. Infoglobal. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama antara Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) dan PT. Infoglobal dalam rangka meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknologi satelit nano dalam negeri melalui program RIDU-Sat
RIDU-Sat adalah sebuah inisiatif kerjasama strategis yang bertujuan membangun satelit nano Indonesia. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara kadet mahasiswa Unhan dengan dosen dan praktisi, Unhan RI, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Komunitas Orari, serta periset dan fasilitas PT. Infoglobal Teknologi Semesta.
Kolonel Laut Imanuel Dindin, sebagai Perwakilan Unhan RI, menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan agar mahasiswa Unhan RI yang tergabung dalam tim RIDU-Sat dapat mempelajari teknologi pertahanan secara umum serta ilmu teknologi satelit dari PT. Infoglobal, sehingga dapat memperkuat kemandirian dalam penguasaan teknologi dan membantu pertahanan negara. Beliau juga menyampaikan terima kasih atas sambutan baiknya dan mengapresiasi kemampuan PT. Infoglobal dalam memproduksi peralatan pertahanan hasil riset dengan kerjasama dari stakeholder pertahanan Indonesia.
Pada kesempatan ini, Adi Sasongko, selaku CEO Infoglobal, menyampaikan bahwa merupakan suatu kebanggaan bagi PT. Infoglobal dapat menjalin kerjasama dengan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) dalam pengembangan satelit nano. Selain itu, Infoglobal juga telah membangun kemitraan dengan Kementerian Pertahanan, TNI AU, TNI AL, TNI AD, dan pemangku kepentingan di bidang pertahanan seperti Dislitbangau, PT DI, PT LEN, dan PINDAD selama 30 tahun terakhir dalam pengembangan teknologi penerbangan, komunikasi data, sistem radar militer, avionik, serta pembuatan pesawat terbang dan pesawat tanpa awak. Termasuk kegiatan reverse engineering pesawat tempur TNI AU untuk mendukung kesiapan operasi. Semua ini telah berhasil menjadikan Infoglobal sebagai salah satu dari sedikit perusahaan avionik pertahanan di belahan bumi bagian selatan yang sukses memasarkan produk-produk avioniknya ke negara-negara sahabat di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Selatan.
Infoglobal sendiri saat ini telah berhasil menjalin kerjasama strategis dengan AMMROC (Advanced Military Maintenance, Repair, and Overhaul Center), penyedia layanan MRO penerbangan militer terkemuka yang berbasis di Abu Dhabi, UEA melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani oleh CEO Infoglobal Adi Sasongko dan CEO AMMROC, Jasem Al Marzooqi pada International Defense Exhibition and Conference (IDEX) 2025 yang baru lewat di ADNEC, Abu Dhabi, UAE pada 19 Februari 2025. Infoglobal mengikuti pameran dengan booth tersendiri yang berhasil mengundang perhatian dan tawaran kejasama dalam proyek pembuatan dan perawatan alutsista militer, khususnya di bidang penerbangan.
Acara studi lapangan dilanjutkan dengan kegiatan pemaparan teknologi satelit nano yang sedang dikembangkan Infoglobal selain pemaparan tentang hasil riset dan produksi Infoglobal yang telah sukses melayani kebutuhan pertahanan dalam negeri dan luar negeri. Sebagai salah satu industri pertahanan yang memiliki kemampuan dalam pengembangan teknologi pertahanan, khususnya satelit, PT. Infoglobal mendukung program ini dengan turut serta mengembangkan teknologi satelit nano berukuran 1U dan 3U. Semua komponen dirancang dan dibuat sendiri oleh tim pengembangan satelit Infoglobal, dengan sasaran tidak saja utuk satelit nano namun untuk pengembangan satelit yang lebih besar bagi kepentingan pertahanan secara mandiri. Hal ini terkait dengan dukungan Infoglobal untuk program Network Centric Warfare di lingkungan TNI, khususnya bersama TNI AU.
Sementara RIDU-Sat sendiri saat ini menjadi program inovatif yang didukung oleh Kementerian Pertahanan RI untuk mendorong kemampuan mahasiswa dan civitas akademika dalam mengembangkan teknologi satelit, yang merupakan pilar penting dalam menciptakan sumber daya manusia pertahanan yang unggul untuk menghadapi tantangan teknologi, baik untuk kepentingan pertahanan atau kepentingan pembangunan nasional ke depan. Kolaborasi dalam pembangunan teknologi satelit ini merupakan bagian dari komitmen Infoglobal untuk mendukung kemandirian teknologi nasional dan pertahanan Republik Indonesia.
Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) Duta Besar Iran untuk Republik Indonesia H.E. Mohammad Boroujerdi, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (05/03/25).
Dalam pertemuan kedua negara tersebut, dibahas penguatan kerja sama pertahanan, termasuk teknologi militer, pendidikan, serta industri pertahanan dalam bentuk Transfer of Technology (ToT), produksi drone, dan pelatihan militer sebagai upaya memperkuat kapabilitas pertahanan nasional.
Indonesia juga berencana mengirim tim observasi ke Iran setelah Ramadan untuk menindaklanjuti kolaborasi ini.
Selain itu, adanya tawaran untuk mengunjungi Teheran menunjukkan hubungan bilateral yang erat antara Indonesia dan Iran. (Biro Infohan Setjen Kemhan)
Berserta pesawat AV-8B Harrier IIIndonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi dengan pesawat AV-8B Harrier II (Marina militare)
KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan, tengah mengkaji kebutuhan kapal induk untuk operasi militer selain perang (OMSP).
Kajian ini dilakukan dalam rangka pembangunan kekuatan TNI AL ke depan.
“Kapal induk masih dalam pengkajian, tapi kelihatannya kita memerlukan kapal induk untuk kepentingan OMSP terutama ya,” ujar Ali, kepada wartawan di Mabes TNI AL, Kamis (6/2/2025).
Dari website Jane's, diberitakan Angkatan Laut Indonesia berminat mengakuisisi kapal induk helikopter serbu/kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi (C 551) milik Marina Militare.
Kapal induk yang diluncurkan pada tahun 1985 itu ditempatkan sebagai cadangan pada bulan Oktober 2024. Sebuah kesepakatan kemungkinan mencakup transfer beberapa dari 30 pesawat AV-8B Harrier II short take-off and vertical landing (STOVL) milik Angkatan Laut Italia, ungkap sumber Angkatan Laut Italia.
Transfer tersebut akan sejalan dengan rencana Minimum Essential Force (MEF) Angkatan Laut Indonesia, yang mencakup sedikitnya empat kapal pengangkut helikopter, empat frigate, dan beberapa kapal patroli rudal.
Fincantieri telah mengumumkan pada bulan Maret 2024 bahwa mereka telah menandatangani kontrak senilai EUR 1,18 miliar (USD 1,23 miliar) dengan Kementerian Pertahanan Indonesia (MoD) untuk dua kapal patroli lepas pantai multiperan (Pattugliatore Polivalente d'Altura/PPA).
Selain 2 unit Kapal OPV PPA, nampaknya Indonesia akan menambah kapal perang dari Italia lainnya, diantaranya kapal LHD ITS Giuseppe Garibaldi, juga kapal frigate yang sering disebut sebagai FREMM (Frégate multi-missions).
Dari Turkiye juga dikabarkan Indonesia minati 4 unit kapal Istambul class untuk mempercepat pengadaan kapal perang, selain kapal Frigate Merah Putih (FMP).
Program Offset - Transfer of Technology integrasi tactical data Link(LEN)
PT Len Industri (Persero) dan Thales DMS France telah menandatangani Industrial Cooperation Contract (ICC) terkait Program Offset - Transfer of Technology integrasi tactical data link Link Y dan LCALL pada mission system Amascos.
Kerja sama ini merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan kapabilitas industri pertahanan nasional.
Dengan sinergi bersama Thales, kami yakin dapat memberikan kontribusi terbaik bagi keamanan dan kedaulatan Indonesia.
Pesawat tempur KAAN sukses terbang perdana, diminati Indonesia (Sabah daily)
Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) Duta Besar (Dubes) Republik Türkiye untuk Republik Indonesia, H.E. Talip Küçükcan di kantor Kementerian Pertahanan, Rabu (05/03/25).
Hubungan strategis antara Indonesia dan Türkiye semakin erat dengan berbagai inisiatif kerja sama di bidang industri pertahanan, termasuk transfer teknologi, pengembangan jet tempur generasi ke-5 KAAN, dan pengadaan fregat, serta peningkatan pendidikan dan pelatihan.
Disampaikan dalam pertemuan ini bahwa Dubes Türkiye menegaskan komitmen untuk menindaklanjuti kesepakatan yang telah terjalin dan menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendukung modernisasi Alutsista Indonesia.
Melalui dialog 2+2 yang tengah disiapkan, serta berbagai proyek strategis yang telah berjalan, diharapkan dapat memperkuat hubungan kemitraan dan bilateral kedua negara, serta membawa manfaat besar bagi kedua negara.
Turut hadir mendampingi Menhan Sjafrie dalam pertemuan dengan Dubes Talip yaitu Sekjen Kemhan, Irjen Kemhan, Kabaranahan Kemhan, dan Dirjen Strahan Kemhan.
⚓️ Singgah di DumaiKRI 907 Bontang tiba di Dumai (Dispenal)
KRI Bontang-907 yang menjadi unsur kapal perang Operasi Trisila 2025, singgah di Dumai, Riau, Selasa (4/3).
Kedatangan kapal perang di bawah pimpinan Wakil Komandan Satgas Operasi Trisila 2025, Kolonel Laut (P) Yusup Yanto, disambut langsung oleh Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Dumai, Kolonel Laut (P) Abdul Haris.
“Selama bersandar, KRI Bontang-907 melaksanakan bekal ulang dan debarkasi satu unit perahu karet,” kata Yusup yang juga selaku Komandan Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmada I, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada I, Rabu (5/3).
Selain itu, lanjut Yusup, KRI Bontang-907 juga akan melaksanakan berbagai seri latihan juga dilaksanakan selama pelayaran, termasuk isyarat bendera (semaphore) dan latihan peran kebakaran (PEK).
“Berbagai seri latihan ini bertujuan memastikan kesiapsiagaan dan keterampilan prajurit tetap terjaga,” lanjutnya.
Adapun TNI AL mengirimkan dua kapal perang, yakni KRI Bontang-907 dan KRI Teluk Celukan Bawang-532 untuk terlibat dalam Operasi Trisila 2025 tahap I, dipimpin oleh Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada I Laksamana Pertama Mohamad Taufik.
Kedua kapal perang jajaran Koarmada I yang tergabung dalam bawah kendali operasi (BKO) Koarmada RI itu bertolak dari dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta, menuju Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (19/2) lalu.
“Satgas Operasi Trisila 2025 merupakan bagian dari upaya Koarmada I dalam menjalankan tugas pengawasan dan patroli maritim, mengerahkan dua kapal unggulan untuk mendukung misi tersebut,” jelas Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I Kolonel Laut (P) Yoni Nova Kusumawan, dalam keterangannya.
Selama operasi, KRI Bontang-907 dan KRI Teluk Celukawan Bawang-532 akan berpatroli sektor, hailing hingga kejar, tangkap, dan penyelidakan kontak serta latihan internal untuk meningkatkan kesiapan tempur dan pengamanan perairan. (at)
Pencarian DigencarkanSebuah jet tempur FA-50 Filipina bersama dua awaknya hilang selama operasi taktis semalam. Pencarian besar-besaran telah diluncurkan. (Foto/Inquirer)
Angkatan Udara Filipina (PAF) mengumumkan sebuah jet tempur FA-50 beserta awaknya hilang saat menjalankan operasi pada Senin (3/3) malam hari di dekat kota Cebu, Filipina tengah.
Jet tempur dua kursi itu kehilangan kontak dengan pesawat lain dalam latihan penerbangan "beberapa menit sebelum mencapai area target," menurut pernyataan resmi PAF pada Selasa (4/3).
Pesawat-pesawat tempur tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Mactan-Benito Ebuen, yang berbagi landasan pacu dengan bandara di Cebu, kota terbesar kedua di Filipina.
"PAF tengah melakukan operasi pencarian secara luas dan menyeluruh dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia untuk menemukan jet tempur yang hilang. Prioritas utama kami adalah memastikan keselamatan awak pesawat," kata pernyataan tersebut.
Dikutip AFP, sejauh ini pihak berwenang masih belum menemukan tanda-tanda dan kabar lanjutan mengenai keberadaan jet tempur yang hilang tersebut.
Filipina saat ini memiliki satu skuadron yang terdiri dari selusin jet tempur FA-50 yang diperoleh dari Korea Selatan dalam satu dekade terakhir. (rds)
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya Irvansyah menilai Indonesia belum memiliki coast guard atau penjaga laut yang nyata, meski Bakamla memiliki tugas sebagai coast guard.
Menurutnya, fungsi Bakamla sebagai coast guard belum ideal karena kekurangan sumber daya hingga kapal.
"Indonesia belum memiliki coast guard yang secara nyata. Walaupun pada implementasinya saat ini Bakamla mengemban tugas dan menjadi representasi coast guard bagi Indonesia di dunia internasional," kata Irvansyah dalam rapat bersama Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).
Menurut Irvansyah, Indonesia harus memiliki Undang-Undang (UU) yang mengatur keamanan laut untuk mewujudkan sistem keamanan laut yang komprehensif, berkelanjutan, adaptif, dan inklusif.
Ia menilai, UU Keamanan Laut akan berpengaruh pada kemampuan negara untuk memanfaatkan sumber daya alam serta potensi kemaritiman lain yang berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, bahkan pada keamanan nasional.
Terlebih, lanjutnya, jika merujuk pada hasil kajian sinkronisasi regulasi yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Polkam), perlu adanya perbaikan tata kelola keamanan laut, walaupun telah disahkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2022.
"Namun untuk mewujudkan sistem keamanan laut yang komprehensif, berkelanjutan, adaptif, responsif, dan inklusif, Indonesia perlu regulasi yang kuat tentang keamanan laut," ucap Irvansyah.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Indonesia harus memiliki coast guard yang nyata, yakni yang dapat menjalankan tugas dan fungsi coast guard universal secara utuh, konkret, dan komprehensif.
Bakamla, lanjutnya, perlu diperkuat sebagai Indonesia Coast Guard, sehingga menjadi instansi responsif dan inklusif dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, dan penegakan hukum di wilayah hukum perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.
"Kita harus segera membentuk Undang-Undang Keamanan Laut sehingga sistem keamanan laut menjadi komprehensif, adaptif, dan inklusif. Kedua, usulan pembentukan Indonesia Coast Guard, dan terakhir adanya perkuatan sumber daya di Bakamla itu sendiri," tandas dia.
Kurang Personel dan Kapal
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya Irvansyah mengaku lembaganya belum bisa menjadi coast guard atau penjaga pantai yang ideal.
Sebab, Bakamla masih kurang personel hingga kapal.
Ia mengungkapkan, personel Bakamla saat ini hanya sekitar 1.300 orang yang tersebar di pusat dan daerah.
Padahal, Bakamla merupakan koordinator pelaksana patroli bersama.
Badan ini pun seharusnya menjadi representasi Indonesian Coast Guard dalam kegiatan internasional.
"(Bakamla) masih belum dapat melaksanakan kinerja yang optimal dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya. Dan personel Bakamla saat ini masih 1.300-an orang yang tersebar baik di pusat, di daerah, maupun di kapal," kata Irvansyah, dalam rapat bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Ia mengungkapkan, personel itu tersebar di sejumlah kantor zona dan pangkalan armada.
Dia bilang, Bakamla memiliki 3 kantor zona dan 3 pangkalan armada yang berlokasi di Batam, Manado, dan Ambon.
Selain itu, Bakamla memiliki 3 stasiun bumi dan 14 stasiun pemantauan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sementara terkait kapal, Bakamla hanya memiliki 1 kapal berukuran 110 meter, 3 kapal sepanjang 80 meter, dan 3 kapal sepanjang 48 meter.
Selain itu, terdapat 8 catamaran hingga 14 rig.
"Namun, hal tersebut belum dikatakan ideal untuk menjadi coast guard," ujar dia.
Tak hanya itu, lanjut Irvansyah, anggaran Bakamla untuk pengadaan juga belum ideal.
Pada tahun 2024, misal dia, anggaran yang diakomodir baru mencapai 10 persen dari anggaran ideal lembaga tersebut.
Begitu pun pada tahun 2025, anggaran Bakamla RI mencapai Rp 729 miliar dari sebelumnya efisiensi sebesar Rp 1,08 triliun.
"Hal ini menyebabkan keterbatasan sumber daya Bakamla. Adanya Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja menyebabkan turunnya anggaran penyelenggaraan keamanan, keselamatan, dan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia, dan wilayah yurisdiksi Indonesia yang diampu oleh Bakamla RI," ujar dia.
Senjata Taktis Modern dengan Performa Unggul Senjata Pindad SS3-M1 (Pindad)
Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa memperkenalkan secara resmi varian senapan serbu terbaru, SS3-M1 dalam kegiatan Press Tour DEFEND ID pada Rabu, 26 Februari 2025, di Lapangan Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Bandung. Press Tour merupakan inisiatif komunikasi strategis Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkriwang untuk memperkuat corporate branding PT Pindad di seluruh platform media.
SS3-M1 (Senapan Serbu Generasi 3 – Modular versi 1) merupakan produk senjata dengan penamaan sesuai arahan Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Penamaan senjata ini disesuaikan dengan produk senjata sebelumnya dan mengedepankan aspek familiarisasi untuk pengguna.
Senjata ini merupakan pengembangan dari produk SS1 & SS2 PT Pindad dengan berbagai masukan positif dari pengguna. Dengan kaliber 5.56 x 45 mm NATO dan panjang laras 14,5 inci, senapan ini dilengkapi dengan popor teleskopik yang dapat disesuaikan.
Secara dimensi, SS3-M1 memiliki panjang total 871 mm dalam kondisi terentang penuh dan 797 mm dalam kondisi normal. Memiliki bobot 3,25 kg, senjata ini tergolong ringan sehingga memudahkkan pengguna dalam mobilisasi dan pengoperasian.
Dari segi desain, SS3-M1 dilengkapi dengan sistem picatinny rail & m-lok pada hand guard untuk pemasangan aksesori dan alat optik tambahan. Selain itu, terdapat pegangan vertikal yang meningkatkan stabilitas serta kenyamanan pengguna dalam mengoperasikan senjata.
Saat ini, SS3-M1 dirancang sebagai senjata standar bagi berbagai satuan terutama untuk satuan dengan tingkat operasional tinggi. Senapan ini memiliki performa kemampuan yang setara dengan senjata basis serupa yang beredar di dunia seperti Colt M4, HK 416, dan Caracal CAR816.
Dalam keterangannya, Direktur Utama PT Pindad menyatakan bahwa SS3-M1 merupakan hasil inovasi industri pertahanan dalam negeri yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional modern.
“Terima kasih untuk seluruh media yang telah memberitakan pencapaian positif PT Pindad. Kami juga berharap sinergi dan hubungan baik antara PT Pindad dengan Media dapat terus terjaga ke depan. Kami juga berterima kasih atas dukungan Kementerian Pertahanan terhadap PT Pindad dan kami berkomitmen untuk mendukung pertahanan RI. Salah satu wujud komitmen kami adalah inovasi dalam produk senjata SS3-M1. Penamaan ini merupakan arahan dari Menteri Pertahanan, sehingga pengguna dapat lebih familiar dan seragam dengan penamaan berbagai varian produk PT Pindad. Secara singkat, SS3-M1 adalah senapan serbu 5.56 x 45 mm yang merupakan pengembangan SS1 & SS2. Kami mendengarkan berbagai masukan dari pengguna dan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan operasi modern.” Jelas Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa.
Inovasi senapan SS3-M1 merupakan komitmen PT Pindad dalam mendukung pertahanan, keamanan dan kedaulatan NKRI.
PT Pindad akan terus berinovasi serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam memproduksi alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam).
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Dassault Aviation meresmikan Dassault Aviation-PTDI Design Office di Gedung Direktorat Teknologi Lt. 4, PTDI, Bandung. Peresmian ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan RI, Mayor Jenderal Piek Budyakto, CEO PT Dassault Aviation Indonesia, Jerome Puech, Direktur Niaga Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana, serta jajaran Manajemen PTDI dan Dassault Aviation.
Fasilitas Design Office ini menjadi tonggak penting dalam implementasi program pengadaan dan industrialisasi pesawat tempur Rafale di Indonesia, seiring dengan kontrak pengadaan 42 unit Rafale oleh Kemhan RI yang telah ditandatangani secara bertahap pada September 2022, Agustus 2023, dan Januari 2024.
Sebagai bagian dari kerja sama Offset dan Transfer of Technology (ToT), Dassault Aviation mendukung PTDI dalam pengembangan Computer Based Training (CBT) untuk sistem Rafale, serta peningkatan kompetensi dalam manajemen proyek, industrialisasi dan integrasi sistem senjata sesuai dengan standar Dassault Aviation.
Terdapat dua area utama dalam fasilitas Design Office ini, yaitu: CBT facility, yang menggunakan diagram interaktif dan grafik 3D real-time untuk memberikan pelatihan mendalam mengenai sistem pesawat Rafale, guna meningkatkan pemahaman teknis bagi kru dan teknisi; serta Weapon Integration Laboratory, yang dirancang untuk meningkatkan kapabilitas PTDI dalam integrasi sistem senjata di pesawat tempur.
Dengan adanya kerja sama ini PTDI juga akan memperoleh teknologi Electronic Warfare (EW), yang merupakan salah satu aspek esensial dalam perkembangan industri pertahanan global. Sistem ini memungkinkan pesawat tempur seperti Rafale untuk mendeteksi, mengganggu, dan menetralisir ancaman elektronik dari musuh, meningkatkan survivabilitas dan efektivitas dalam pertempuran modern. Dengan diperolehnya teknologi EW di PTDI, diharapkan kemampuan nasional dalam pengembangan dan integrasi teknologi peperangan elektronik semakin maju, mendukung kemandirian industri pertahanan Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Di luar kewajiban Offset, PTDI juga akan terlibat dalam Engineering Work Package (EWP) yang mencakup pembangunan fasilitas Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) di PTDI, guna memungkinkan perawatan dan perbaikan pesawat tempur di dalam negeri, serta Production Work Package (PWP) untuk mendalami produksi komponen berbasis komposit.
Direktur Niaga Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh. Arif Faisal, menyatakan, "Kami berharap kolaborasi antara PTDI dan Dassault Aviation tidak hanya memenuhi kewajiban Offset dan ToT, tetapi juga berkembang melalui skema business-to-business dalam bidang rekayasa dan produksi. Ini merupakan bukti nyata komitmen Dassault Aviation dalam mendukung pertumbuhan industri dirgantara dan pertahanan Indonesia."
Selain berkontribusi dalam program Rafale, Dassault Aviation juga akan mendukung PTDI dalam proses perolehan sertifikasi European Aviation Safety Agency (EASA) untuk pesawat N219. Sertifikasi ini menjadi langkah strategis bagi PTDI untuk memperluas pasar N219 ke tingkat global, khususnya di wilayah Eropa dan negara-negara yang mengacu pada standar EASA.
Dengan pengalaman luas dalam industri penerbangan sipil dan militer, Dassault Aviation akan membantu PTDI dalam aspek compliance engineering, safety assessment, flight test preparation, serta peningkatan kapabilitas sertifikasi pesawat. Dukungan ini tentunya menegaskan komitmen Dassault Aviation dalam pengembangan industri dirgantara nasional, tidak hanya di sektor pertahanan tetapi juga dalam sektor penerbangan sipil.