Sabtu, 14 Juni 2025

SSE Teken MoU dengan Mitra Lokal dan Internasional

🤝 Di Indo Defence (Medcom)

PT. Sentra Surya Ekajaya (SSE) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Optimasi Kinerja Kendaraan Tank Ringan, Kamis,12 Juni 2025 di gelaran Indo Defence yang berlangsung di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Penandatanganan MoU ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara SSE dan BRIN yang didelegasikan kepada Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi yang telah ditandatangani pada acara Temu Bisnis Industri Strategis pada tanggal 21 April 2024 lalu.

Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani oleh Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi, Aam Muharam, Aam Muharam dan Direktur PT Sentra Surya Ekajaya, Eka Suryajaya.

Kerja sama ini mencakup berbagai kegiatan riset dan pengembangan sistem penggerak dan pengujian karakterisasi material kendaraan tank ringan.

Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari program Co-Development yang dikembangkan di Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN guna meningkatkan hilirisasi dengan mendorong aktifitas riset di Pusat Riset Teknologi Transportasi terkoneksi langsung dengan mitra industri dalam hal ini PT Sentra Surya Ekajaya.

"Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk mengoptimasi kinerja kendaraan tank ringan agar siap untuk melakukan tahap selanjutnya yaitu proses sertifikasi. Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam mendukung inovasi teknologi khususnya untuk meningkatkan kemampuan kendaraan tank ringan yang akan mendukung industri pertahanan di Indonesia," ujar Eka Suryajaya.

Selain dengan BRIN, SSE juga memanfaatkan momen Indo Defence dengan menggandeng berbagai pihak luar demi memenuhi kebutuhan industri Pertahanan.

 MoU dengan Texelis untuk pengembangan kendaraan 6x6 
PT SSE dan Texelis memperkuat kerja sama dalam pengembangan platform kendaraan 6x6 yang akan menjadi basis utama bagi prototipe kendaraan P2 Tiger.

Platform ini dirancang untuk mendukung mobilitas tinggi, modularitas misi, dan ketahanan terhadap kondisi ekstrem, serta dapat dikembangkan menjadi berbagai varian sesuai kebutuhan TNI.

 MoU dengan KNDS tentang Anti-Drone Solution 
Kerjasama dengan KNDS mencakup pengembangan sistem Anti-Drone Turret yang akan diintegrasikan pada kendaraan P2 Tiger.

Sistem ini dirancang untuk merespons ancaman drone yang semakin kompleks di medan tempur, sekaligus meningkatkan tingkat survivabilitas satuan tempur di lapangan.

 MoU dengan MBDA tentang sistem atlas Mistral 
MOU ini adalah komitmen dalam pengembangan sistem pertahanan udara jarak pendek, menggunakan solusi dengan rudal Mistral.

Sistem ini dirancang untuk melindungi aset strategis dari ancaman udara jarak dekat yang memiliki fitur fire and forget.

 Kolaborasi dengan produsen baja asal Australia 
Selain dengan BRIN, PT SSE juga menjalin kerja sama dengan Bisalloy Steels, produsen baja pertahanan terkemuka asal Australia. Bisalloy Steel menjadi penyedia material armor ballistic protection berstandar STANAG Level 3 dan 4. Kolaborasi ini akan digunakan dalam pengembangan kendaraan dengan perlindungan maksimal.

"Dengan rangkaian kerjasama yang SSE laksanakan bersama Industri pertahanan internasional yang telah teruji kualitasnya. Kami berharap IndoDefence 2025 menjadi suatu momen untuk SSE dapat menampilkan kualitas dan performa industri pertahanan lokal yang dapat bersaing dengan produk-produk dalam dan luar negeri," pungkas Eka Suryajaya. (PRI)

  🤝
Medcom  

TNI AL Perkuat Pertahanan dengan Kapal Selam Tanpa Awak Anti Ranjau

Miniatur kapal selam tanpa awak Jalarov S11 di booth milik Sangkuriang Internasional dalam Pameran Indo Defence 2025, Jumat (13/6/2025) (ANTARA/Walda Marison)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali ingin memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) kapal patroli dengan kapal selam tanpa awak pendeteksi ranjau.

Hal tersebut dikatakan Ali ketika mengunjungi salah satu booth milik Sangkuriang Internasional di gelaran pameran alutsista Indo Defence 2025, di Jakarta, Jumat.

"Kalau kapal patroli baik yang berawak maupun tanpa awak, unmanned surface vehicle maupun yang unmanned underwater vehicle atau autonomous,” kata Ali.

Ali pun sempat melihat beberapa produk yang ada dijajakan dalam booth tersebut. Perhatian Ali pun tertuju pada satu produk yakni Jalarov S11.

Jalarov S11 adalah kapal selam tanpa awak yang berfungsi untuk mendeteksi ranjau aktif yang ada di dalam laut.

Tidak hanya itu, kapal selam buatan dalam negeri tersebut juga dapat berfungsi untuk meledakkan ranjau aktif dalam laut.

Direktur R&D Sangkuriang Internasional Agung Aswamedha mengatakan produk tersebut cocok untuk memperkuat TNI AL. Kapal tanpa awak itu dapat menunjang kerja dua kapal buru ranjau buatan Jerman, KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732.

"Jadi, memang ini dibutuhkan untuk kebutuhan mission profile. Karena kami sebagai grup perusahaan, kami fokus untuk men-support TNI AL,” kata Agung saat ditemui di lokasi.

Agung mengaku Ali sangat tertarik dengan produk karena fungsinya yang efektif dan diproduksi oleh perusahaan dalam negeri.

Dengan diproduksi dalam negeri, lanjut Agung, Ali tidak perlu khawatir kesulitan mencari suku cadang dan ketika ingin meningkatkan (mengupgrade) teknologi drone bawah air tersebut.

Saat ditanya berapa jumlah unit yang akan dibeli oleh TNI AL, Agung belum bisa menjelaskan secara rinci kepada awak media. Dia hanya memastikan pengadaan unit tersebut sedang dalam proses hingga saat ini.

Sebelumnya, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan pihaknya berencana memperkuat pangkalan angkatan laut (Lanal) dengan alutsista baru buatan dalam negeri.

"Apabila (kapal patroli) itu bisa dibangun dari dalam negeri maka akan kita maksimalkan yang dari dalam negeri sehingga kita mudah dalam meng-upgrade peralatan tersebut," kata Ali dalam jumpa pers pemusnahan narkoba seberat dua ton di Batam, Kamis (12/6).

Menurut Ali, penguatan alutsista di setiap pangkalan TNI AL di beberapa daerah perlu dilakukan guna memperkuat sistem patroli laut di kawasan perbatasan.

Ali sendiri mengakui dalam gelaran pameran Indo Defence yang saat ini sedang berlangsung di Kemayoran, banyak pihak perusahaan asing yang menawarkan TNI AL produk kapal patroli dan teknologi pengawasan baru.

  ★ antara  

Infoglobal Pamerkan Drone Jumbo WANI-23

✈ Dikembangkan secara mandiri termasuk mesinnya Drone Wani-23 InfoGlobal (Airspace Review/RBS)

Bila pada Indo Defence 2022 Infoglobal memamerkan mock-up skala penuh jet tempur i-22 Sikatan, maka pada Indo Defence 2024, 11-14 Juni 2025, perusahaan yang berbasis di Surabaya tini memamerkan drone intai WANI-23.

Memiliki badan yang cukup besar, drone ini termasuk dalam kategori drone Medium Altitude Long Endurance (MALE).

WANI-23 berdimensi panjang 8,2 m, rentang sayap 16 m, berat kosong 630 kg, dan berat tinggal landas maksimum (MTOW) 710 kg.

Sebagai tenaga penggeraknya, digunakan sebuah mesin model pusher 1.5L 4-cylinder turbocharged dengan tiga bilah baling-baling. Terestrial Telemetry Range-nya hingga 80 KM LOS.

Nama WANI diambil dari bahasa Jawa yang berarti ‘berani’, merefleksikan semangat tim untuk mandiri dan inovatif. Sementara 23 adalah tahun drone ini mulai dikembangkan.

CEO Infoglobal Adi Sasongko mengatakan, pengembangan WANI-23 dilakukan secara mandiri, baik dari segi pembiayaan maupun resources-nya.

Dengan tim beranggotakan lima engineer dan lima helper, Infoglobal berhasil menguasai teknologi pembuatan airframe dan pengembangan mesin dari komponen yang tersedia di dalam negeri dalam jangka waktu 2 tahun.

Pengembangan WANI-23 menjadi langkah strategis Infoglobal dalam memperkuat penguasaan teknologi di bidang kedirgantaraan di Tanah Air, sekaligus menjadi bukti kontribusi sektor swasta nasional dalam mendukung kemandirian pertahanan Indonesia.

Dirancang sebagai platform UAV (Unmanned Aerial Vehicle), WANI-23 mampu menjalankan misi strategis seperti pengawasan wilayah, misi intelijen pengintaian, serta dukungan operasional militer secara waktu nyata.

Kemampuan ini diperkuat dengan integrasi teknologi andal yang tertanam dalam sistem Ground Control Station (GCS) Console yang juga dipamerkan.

Infoglobal membuka peluang kerja sama dan menjalin kolaborasi lebih luas dengan mitra strategis, baik dari dalam maupun luar negeri guna mempercepat pengembangan WANI-23. (RBS)

 
Airspace Review  

PT Pindad dan KNDS France Tandatangani MoU Pengembangan Munisi Kaliber Besar

 💥 Untuk Caesar MoU pengembangan amunisi untuk Caesar (Vivanews)

Industri pertahanan dalam negeri, PT Pindad Persero hari ini kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Hal itu ditandai dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Pindad Persero dengan perusahaan industri pertahanan ternama asal Prancis, yaitu KNDS France.

Hari pertama pameran alutsista berskala internasional, Indo Defence 2024 yang difasilitasi oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) kali ini menjadi momen bersejarah bagi PT Pindad. Sebab, salah satu industri pertahanan dalam negeri itu telah menjalin kerjasama pengembangan munisi berkaliber besar dengan KNDS France.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Persero Prima Kharisma menyampaikan, pihaknya telah menandatangani dua nota kesepahaman (MoU) dengan KNDS Prancis. Pertama, terkait dengan MoU pengembangan munisi kaliber besar, kedua MoU terkait dengan sistem persenjataan atau gun sistem kaliber 105 mm dan kaliber 155 mm.

"Jadi inti MoU ini fokus pada join manufacturing. Jadi bagaimana kita join devlopment untuk join manufacturing dari produk-produk ini, mulai dari produk munisi kaliber besar sampai produk dan sistem (senjata) nya," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Pindad Prima Kharisma di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Juni 2025.

Lebih jauh dia menambahkan, saat ini PT Pindad sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi munisi kaliber besar yang biasa digunakan untuk alutsista jenis Howitzer dan Caesar milik TNI.

Dengan adanya penandatanganan dua nota kesepahaman dengan KNDS Prancis tersebut, lanjutnya, PT Pindad berharap dapat meningkatkan level yang lebih tinggi lagi sehingga Pindad bisa memenuhi kebutuhan TNI dengan spesifikasi modern yang saat ini dibutuhkan.

"Karena kita juga harus adaptif ya dengan perubahan kondisi geo politik dan kebutuhan pertahanan, khususnya di TNI kita. Maka dari itu, Pindad memang memiliki capability membuat munisi kaliber besar yang sudah jalan bertahun-tahun. Tapi kita mengarah pada meningkatkan level yang lebih tinggi lagi, seperti membuat munisi gidden large caliber system, kemudian nanti dikonekkan dengan cyber system, dan lain sebagainya," ujarnya.

Di tempat yang sama, CEO KNDS of France, Nicolas Chamussy, mengungkapkan, PT PINDAD dan KNDS telah menjalin kerja sama selama lebih dari 15 tahun. Bagi KNDS, lanjut Nicolas, kerja sama ini merupakan kemitraan industri strategis jangka panjang yang tidak hanya menyasar pasar domestik, tetapi juga regional.

"PT PINDAD adalah mitra strategis kami di bidang pertahanan darat, terutama dalam produksi amunisi berkaliber besar dan sistem artileri. Kerja sama ini sangat spesial karena kami telah berhasil mengirimkan 56 sistem artileri CAESAR untuk TNI, menjadikan Indonesia sebagai pelanggan terbesar ketiga di dunia dan terbesar di Asia. Kami berkomitmen untuk terus memperluas kerja sama ini dan berharap dapat meningkatkan kemandirian dan ketahanan pertahanan Indonesia, salah satunya pertahanan darat," kata Nicolas Chamussy di sela-sela penandatanganan MoU dengan PT. Pindad Persero.

  🤝 
VIVAnews  

Jumat, 13 Juni 2025

PTDI Kembangkan Helikopter Misi Khusus

 Kolaborasi dengan Bell Textron Inc. NBell 412 EPI (TNI AD) ✪

Dalam memperkuat keamanan dan pertahanan tanah air, helikopter misi khusus akan dikembangkan bersama melalui kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Bell Textron Inc.

Managing Director Bell Textron for Asia Pacific, David F. Sale mengungkapkan bahwa, hal itu telah diwujudkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani kedua pihak di sela-sela pameran Indo Defence 2025 Expo & Forum di JIExpo, Rabu (11/6).

Helikopter Bell misi khusus ini dirancang untuk mendukung berbagai jenis misi operasi, namun tidak terbatas pada misi pencarian dan penyelamatan (SAR), evakuasi medis, hingga misi pengintaian bersenjata. PTDI bertindak sebagai integrator perlengkapan misi.

MoU yang baru kita lakukan adalah terkait helikopter misi khusus. Bell memiliki kapabilitas untuk mempersenjatai helikopter kami agar menjadi platform dengan kemampuan tertentu,” imbuh Sale, Kamis (12/6).

Kami dapat membuatnya menjadi helikopter layanan medis darurat hingga helikopter serang ringan. Semuanya berdasarkan keinginan pengguna akhir, baik itu angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Kami bekerja sama dengan PTDI dan bagian integrasi untuk mengembangkan solusi bagi pengguna,” jelas dia.

Lebih lanjut, Sale menuturkan bahwa mereka akan bekerja sama dalam kualifikasi sistem. Misalnya, disepakati untuk mengembangkan sistem persenjataan helikopter Bell 412 yang terintegrasi dan sistem itu akan disertifikasi Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA).

Sertifikasi ini dilakukan agar sistem yang dikembangkan PTDI memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak digunakan untuk mendukung TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

Kami akan bekerja sama dengan PTDI, dengan teknisi mereka dan teknisi kami, sehingga mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Atau mereka akan mendapatkan teknologi tambahan yang mampu membantu mereka mensertifikasi pesawat tersebut,” imbuhnya.

Selain itu, Bell dan PTDI juga akan bekerja sama dalam pengembangan dan penyediaan layanan purna jual, termasuk model dukungan berdasarkan jam terbang, logistik berbasis kinerja, serta layanan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) untuk helikopter Bell yang dioperasikan pemerintah Indonesia.

Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen Bell terhadap Indonesia, selaku pengguna helikopter Bell terbanyak di Asia. Selama lebih dari empat dekade, Bell dan PTDI telah bekerja sama terhadap lebih dari 70 unit pesawat. Pada tahun 2012, keduanya juga telah meresmikan kerja sama industrial and commercial agreement (ICA) yang mengatur peran PTDI dalam kustomisasi dan pengiriman helikopter Bell 412.

Bell telah hadir di Indonesia selama lebih dari 50 tahun, dengan sekitar 110 unit pesawat yang saat ini beroperasi. Perusahaan itu menyediakan fasilitas layanan pelanggan resmi Bell, dua pusat perawatan yang berlisensi, serta tim insinyur layanan pelanggan yang berbasis di Jakarta.

  ✪
IDM  

PT PAL Indonesia Tampilkan Inovasi Teknologi Pertahanan Laut

 👷 @ Indo Defence 2024 PT PAL Indonesia kembali di Indo Defence 2024 Expo & Forum, pameran pertahanan terbesar di Asia Tenggara. Dalam ajang ini, PT PAL menampilkan berbagai produk unggulan seperti Kapal Selam Nagapasa Class, Fregat Merah Putih, hingga Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS).

Adapun produk inovatif yang menjadi sorotan utama adalah Kapal Selam Otonom (KSOT) berbasis AI dan Combat Management System (CMS), hingga electromagnetic weapon system hasil pengembangan dan produksi bersama mitra strategis.

Partisipasi ini menegaskan komitmen PT PAL dan DEFEND ID dalam mempercepat dan memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional serta memperluas jejaring global untuk perdamaian dunia.

 Berikut penampakan booth PAL : 

Mockup kapal FMP dan BRS PAL (@LembagaKERIS)

CMS karya PAL (@LembagaKERIS)


Armada PAL (PAL)

 👷  PAL  

PTDI Gandeng Mitra Global dan Nasional

 Kembangkan Sistem Roket dan Senjata Terintegrasihttps://www.indonesian-aerospace.com/images/media/press/press_305/press_305.jpg?t=1749786159(PTDI)

Dalam ajang Indo Defence 2024 Expo & Forum yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kapabilitas nasional di bidang teknologi roket. Melalui penandatanganan sejumlah kerja sama strategis dengan mitra dari dalam dan luar negeri, PTDI mendorong kolaborasi untuk memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional dan mempercepat penguasaan teknologi sistem senjata roket.

PTDI memiliki rekam jejak panjang dalam pengembangan roket dan telah memiliki lisensi resmi dari Thales Belgium untuk memproduksi motor rocket berkaliber 70 mm. Sejak tahun 1985, PTDI telah berhasil memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43.000 unit Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) dan Wrap Around Fin Aerial Rocket (WAFAR) 70 mm dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20%-40%, dimana untuk kapasitas produksinya sendiri mampu mencapai 10.000 unit per tahun. Sedangkan untuk warhead, PTDI telah berhasil memproduksi lebih dari 40.000 unit dengan TKDN mencapai 60%-85%, yang kapasitas produksinya mampu mencapai 5.000 unit per tahun. Seluruh program pengembangan roket ini dilakukan di Kawasan Produksi 3, Tasikmalaya, yang telah ditetapkan sebagai Centre of Excellence untuk munisi roket udara kaliber 70 mm dan akan terus dikembangkan dengan teknologi terbaru seperti guided rocket, anti-drone warhead dan sistem sejenis lainnya.

Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Defence Airworthiness Authority (IDAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Motor Rocket RD-7010, dimana pada tahun 2021 kembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Motor Rocket RD-702 dan Motor Rocket RD-701. Sertifikasi ini menjadi bukti bahwa produk roket PTDI telah memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak digunakan untuk mendukung TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
 Teken Kerja Sama Sistem Senjatahttps://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2025/01/bba401d6-a1fb-41be-b1a6-94c78b6824ad.jpgRoket FFAR PT DI (Ist)

Disaksikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Donny Ermawan Taufanto, PTDI dan LIG Nex1, perusahaan pertahanan terkemuka asal Korea Selatan, menyepakati kerja sama strategis yang mencakup kegiatan joint marketing, penjualan, produksi bersama, serta integrasi sistem senjata, meliputi torpedo ringan dan rudal anti kapal selam, sonobuoy, roket berpemandu kaliber 70 mm, roket berpemandu kaliber 130 mm, serta bom berpemandu GPS Korea (Korean GPS-Guided Bomb). Seluruh kegiatan pemasaran dan penjualan bersama sistem senjata ini akan difokuskan di wilayah Indonesia dan kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Perjanjian ini dikukuhkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang dilakukan secara simbolis oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal dan Executive Vice President Global Business Group – LIG Nex1, Paik Hyung Shik, dalam gelaran Indo Defence 2024 Expo & Forum hari kedua.

Kolaborasi ini mempertegas eratnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan dalam pengembangan sistem pertahanan modern yang saling menguntungkan dan berorientasi ke masa depan.
 Kembangkan Roket Merah Putih
Sebagai bagian dari penguatan kolaborasi dalam negeri, PTDI juga telah sepakati MoU dengan PT SAS Aero Sishan untuk pengembangan unit peluncur roket 70mm dan pengadaan roket uji, serta pengembangan, produksi, pemasaran dan pemeliharaan roket FFAR 70 mm dan Guided Rocket Merah Putih. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas integrasi sistem senjata secara lokal guna memperkuat rantai pasok industri pertahanan nasional, serta mendorong terwujudnya kemandirian Alutsista.

Berbagai kerja sama ini menegaskan komitmen PTDI dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional dan membangun sinergi global demi mendukung sistem pertahanan yang tangguh dan berdaya saing.

Kerja sama dengan LIG Nex1 dari Korea Selatan maupun PT SAS Aero Sishan dari dalam negeri merupakan bagian dari upaya memperluas jejaring aliansi teknologi, membuka peluang transfer teknologi, serta memperkuat rantai pasok nasional. Dalam rangka peningkatan TKDN, kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dapat memberi nilai tambah bagi ekosistem industri pertahanan nasional dan berkontribusi langsung terhadap penguatan kapasitas teknologi dalam negeri,” ujar Moh Arif Faisal, Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI.

  🚀 PTDI  

Indonesia Mengembangkan Drone Kamikaze Bramara

 @ Indo Defence 2025 Kecepatan drone Kamikaze Bramara sebesar 33 meter per detik (sekitar 119 kilometer/jam) memungkinkan untuk menyerang target dengan cepat. (Army Recognition)

Selama pameran pertahanan IndoDefense 2025, perusahaan Indonesia Republik Defence memamerkan amunisi terbang multirotor kompak bernama Bramara Kamikaze. Drone ini dirancang untuk misi serangan presisi dan dapat dimasukkan ke dalam ransel standar, yang menekankan portabilitas untuk operasi darat taktis. Drone ini termasuk dalam kelas amunisi terbang ringan yang dimaksudkan untuk memberikan kemampuan serang kepada unit yang tidak memiliki akses ke platform yang lebih berat. Konfigurasinya memungkinkan drone ini untuk digunakan di lingkungan yang mengutamakan mobilitas dan penyebaran cepat, termasuk kondisi perkotaan, hutan, dan garis depan.

Bramara Kamikaze diperkenalkan dalam presentasi publik pada tahun 2023 bersamaan dengan drone Konta yang lebih besar, di mana menteri pertahanan Indonesia saat itu dan sekarang Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa negara ini “membutuhkan banyak drone kamikaze.” Deklarasi ini menunjukkan dukungan institusional untuk memperluas produksi amunisi yang berkeliaran dan mencerminkan keselarasan dengan tren global, seperti yang diamati di Ukraina, di mana drone serupa telah digunakan untuk tujuan taktis.

Drone Bramara Kamikaze membawa hulu ledak seberat 400 gram yang terintegrasi langsung ke badan pesawatnya. Muatan ini mengklasifikasikan drone sebagai amunisi taktis ringan yang cocok untuk menargetkan personel yang terekspos, kendaraan tanpa lapis baja, dan posisi tetap dasar dengan perlindungan struktural terbatas. Radius operasional maksimumnya adalah 2,5 kilometer, memposisikannya untuk misi jarak pendek di mana akurasi tinggi dan keterlibatan target yang cepat sangat penting. Sistem ini dirancang untuk memberikan presisi yang konsisten dalam jarak ini, melayani pasukan darat yang membutuhkan kapasitas serangan independen tanpa dukungan dari artileri atau amunisi yang dikirim dari udara. Ukuran hulu ledak yang terbatas sesuai dengan struktur drone yang ringkas dan kasus penggunaan yang dimaksudkan di medan perang yang padat penduduk atau terbatas, di mana meminimalkan efek samping sering kali menjadi persyaratan.

Bramara Kamikaze digerakkan oleh sistem motor listrik yang terhubung ke beberapa rotor, memungkinkan lepas landas dan mendarat vertikal serta mendukung operasi di ruang terbatas atau darurat. Kecepatan tertingginya adalah 33 meter per detik, atau sekitar 119 kilometer per jam. Hal ini memungkinkannya untuk menyerang target dengan cepat setelah akuisisi, membatasi waktu yang tersedia bagi musuh untuk bereaksi atau pindah lokasi. Propulsi listrik berkontribusi pada tanda akustik dan termal yang berkurang, yang dapat menurunkan risiko deteksi. Sistem ini tidak dirancang untuk pengambilan, melainkan ditujukan untuk misi sekali pakai. Konfigurasi ini mendukung prosedur operasional yang sederhana dan memungkinkan penyebaran oleh personel yang turun di daerah terpencil atau terdepan. Sistem listrik juga mengurangi kompleksitas perawatan dibandingkan dengan platform bertenaga bahan bakar, memungkinkan penggunaan yang lebih mudah di lingkungan dengan sumber daya rendah.

Peluncuran dilakukan menggunakan metode berbasis darat tanpa rel atau peluncur khusus, yang memungkinkan drone digunakan dari berbagai jenis medan. Hal ini memudahkan penyebaran cepat dalam kondisi sulit dan mendukung operasi di mana infrastruktur konvensional tidak tersedia. Sistem ini dikonfigurasikan untuk kemudahan penggunaan dan bertujuan untuk meminimalkan persyaratan teknis bagi operator. Desainnya mendukung penggunaan otonom oleh unit darat bergerak dan cocok untuk pengguna yang memerlukan sistem logistik rendah. Tidak adanya peralatan peluncuran tambahan meningkatkan fleksibilitas taktis dan kompatibel dengan skenario di mana penyebaran harus diimprovisasi.

Karakteristik ini menunjukkan fokus pada integrasi lapangan langsung daripada ketergantungan pada platform peluncuran berbasis kendaraan atau terpusat.

Penargetan dimungkinkan oleh sistem panduan yang memberikan akurasi lokasi dalam jarak sepuluh meter. Presisi ini dimaksudkan untuk mendukung serangan terminal pada target tertentu sekaligus mengurangi risiko efek di luar target.

Drone ini juga dilengkapi sekering pengaman yang dirancang untuk mencegah ledakan yang tidak disengaja selama penanganan atau pengangkutan. Sekering memastikan bahwa hulu ledak aktif hanya setelah mencapai target atau selama pertempuran terakhir, yang berkontribusi pada keselamatan operasional dan mengurangi risiko kecelakaan. Fitur-fitur ini dimasukkan untuk mempertahankan aktivasi terkendali dan untuk memenuhi standar keselamatan yang diperlukan untuk penggunaan di lingkungan operasional di mana personel dapat menangani beberapa drone atau beroperasi dalam jarak dekat. Kedua fitur tersebut dirancang untuk mendukung kinerja misi yang dapat diprediksi dan efektif.

Bramara adalah salah satu dari beberapa amunisi loiter yang saat ini sedang dikembangkan di Indonesia. Perusahaan milik negara PT DAHANA sebelumnya telah memperkenalkan Rajata, yang diuji pada tahun 2021 dan digambarkan sebagai drone berbiaya rendah dengan upaya berkelanjutan untuk mengintegrasikan mekanisme pembatalan. Minibe milik PT Pindad, yang kemudian diadaptasi menjadi UAV berkemampuan swarm oleh perusahaan rintisan BETA UAS, juga dipresentasikan di Indo Defence 2022. Pada tahun 2025, PAL Indonesia memamerkan senjata laser yang ditembakkan dari bahu yang dimaksudkan untuk mengganggu drone kecil pada jarak antara 50 dan 400 meter.

 💥 
Army Recognition  

PAL Indonesia Tampilkan Desain Akhir Frigate Merah Putih

 @ Indo Defence 2025Model desain akhir Frigate Merah Putih (FMP) (Jane's)

Galangan kapal Indonesia PT PAL telah meluncurkan desain akhir fregat 'Merah Putih', yang merupakan turunan dari desain Arrowhead 140 milik Babcock.

Model fregat tersebut dipamerkan pertama kali di pameran Indo Defence, yang dimulai di Jakarta pada 11 Juni.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia menandatangani kontrak untuk dua fregat Merah Putih dengan PT PAL pada April 2020.

Sebelum peluncuran model tersebut di Indo Defence 2025, PT PAL sebelumnya telah mengungkapkan bahwa masing-masing fregat akan memiliki bobot sekitar 5.996 ton pada beban penuh dengan panjang keseluruhan 140 m.

(@MuhammadHilmi89)
Dalam wawancara dengan Janes di pameran tersebut, seorang perwakilan dari PT PAL menyoroti sistem peluncur vertikal (VLS) 64 sel milik kapal, yang terletak di tengah kapal, sebagai pusat sistem persenjataan fregat tersebut.

Ini adalah VLS Midlas yang akan dipasok oleh perusahaan Turki Roketsan, dan akan mampu mengerahkan campuran rudal anti-udara jarak menengah dan rudal anti-kapal jarak menengah dan jauh, kata perwakilan tersebut.

Selain VLS, fregat Merah Putih akan dilengkapi dengan dua meriam Leonardo 76 mm di bagian depan, yang satu terletak tepat di depan ruang kemudi, dengan yang lainnya terletak lebih jauh di depan di bagian anjungan.

Untuk melindungi kapal dari pesawat terbang rendah dan amunisi berpemandu presisi, fregat tersebut dilengkapi dengan satu meriam Millennium 35 mm dari Rheinmetall sebagai sistem senjata jarak dekat (CIWS), dan ini terletak di bagian buritan.

Untuk pertahanan titik, fregat ini dilengkapi dengan empat meriam 12,7 mm yang dipasang pada stasiun senjata yang dikendalikan dari jarak jauh.
 

  👷 Jane's  

Industri Pertahanan Lokal Kerjasama dengan Naval Group

 Perkuat maritim NKRI Perwakilan Hariff Defense (PT.Hariff Dipa Persada) (kiri) menandatangani kerja sama dengan pihak Naval Group (kanan) di gelaran Indo Defence, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025). (ANTARA/HO-Humas Harrif Defense)

Salah satu industri pertahanan dalam negeri, PT Hariff Dipa Persada bekerja sama dengan perusahaan industri asal Perancis, Naval Group dalam rangka memperkuat pertahanan maritim Indonesia.

Naval adalah produsen kapal selam Scorpene yang saat ini tengah dipesan pemerintah untuk memperkuat TNI AL.

Kerja sama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam gelaran pameran Indo Defence 2025 yang digelar di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis.

"Kerja sama ini mencerminkan komitmen kami terhadap pertahanan nasional dan kesiapan industri dalam negeri untuk berperan aktif dalam proyek besar seperti Scorpene," kata Presiden Direktur Hariff Defense (PT. Hariff Dipa Persada) Adi Nugroho dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta.

Adi menjelaskan, penandatanganan MoU ini menjadi langkah dapat menjadi langkah awal bagi industri pertahanan lokal Indonesia untuk meningkatkan aktivitas transfer teknologi dengan perusahaan asing demi kemajuan pertahanan dalam negeri.

Kolaborasi ini juga merupakan bagian dari tindak lanjut kerja sama strategis antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Prancis di bidang pertahanan.

Tidak hanya itu, Adi melanjutkan kerja sama ini juga membuka peluang pengembangan kerja sama di berbagai bidang seperti komunikasi taktis, sistem kontrol, integrasi teknologi, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia melalui alih teknologi dan pelatihan.

Dengan adanya kerja sama ini, Adi berharap eksistensi industri pertahanan dalam negeri bisa semakin eksis di mata internasional.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan gelaran Indo Defence tahun 2025 merupakan kesempatan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia.

Karenanya, dia mendorong beragam perusahaan industri dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Tidak ketinggalan beberapa perusahaan produsen alutsista dari luar negeri juga memamerkan produknya seperti kendaraan tempur, pesawat tempur hingga ragam senjata.

Sjafrie melanjutkan, kegiatan ini dihadiri oleh 1.180 peserta eksibisi dari 42 negara sahabat melalui 659 perusahaan asing dan 521 produsen di dalam negeri.

Dengan adanya forum bertaraf internasional ini, Sjafrie berharap alutsista buatan anak bangsa bisa semakin dikenal dunia. Dia juga berharap banyak kontrak kerja sama yang terbangun antara produsen alutsista dalam negeri dan luar negeri.

 🤝 
antara  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...