♘ Untuk operasional
Menhan inspeksi ratusan Maung MV3 (antara)
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyerahkan sebanyak 700 unit kendaraan khusus (ransus) Maung MV3 produksi PT Pindad kepada TNI dan Polri untuk dijadikan kendaraan operasional berbasis produk lokal.
Penyerahan tersebut dilakukan di Pangkalan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu. Menurut dia, penyerahan ransus tersebut merupakan momen bersejarah karena berhasil menggunakan produk nasional industri pertahanan.
"Jumlahnya cukup banyak kurang lebih 4.000 unit, tapi penyerahannya kita atur bertahap, karena produksinya punya kapasitas tertentu," kata Sjafrie saat konferensi pers usai penyerahan ransus.
Maung MV3 (antara)
Adapun 700 unit ransus yang diserahkan itu terdiri dari 50 unit untuk Markas Besar TNI, 400 unit untuk TNI Angkatan Darat, 100 unit untuk TNI Angkatan Laut, 100 unit untuk TNI Angkatan Udara, dan 50 unit untuk Polri.
Dia mengatakan penyerahan ransus itu merupakan pertanda bahwa industri pertahanan nasional sudah bangkit untuk mendukung kemampuan negara dalam menjaga stabilitas nasional.
Menurut dia, pemerintah bakal terus konsisten memberikan dukungan operasional kepada para pengawal kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni TNI dan Polri.
Selain itu, dia mengatakan bahwa ratusan Maung MV3 itu akan digunakan secara terus menerus dan digunakan oleh personel hingga pelosok nusantara.
Babinsa hingga Bhabinkamtibmas akan gunakan Maung MV3
Maung MV3 (Pindad)
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) akan menggunakan kendaraan khusus (Ransus) Maung MV3 produksi PT Pindad.
Dia mengatakan bahwa pemerintah sudah menyerahkan secara bertahap ransus yang diproduksi PT Pindad itu kepada institusi-institusi pertahanan dan keamanan. Nantinya, kata dia, produk dalam negeri itu digunakan oleh personel berbagai tingkatan.
"Ini akan digunakan secara terus menerus di seluruh pelosok, dan di seluruh tingkatan, mulai dari Panglima, Kapolri, KSAU, KSAL, KSAD sampai ke tingkat desa, Babinsa, Babinkamtibmas," kata Sjafrie saat penyerahan Maung MV3 di Pangkalan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Namun, dia mengatakan bahwa kendaraan yang akan digunakan oleh pimpinan TNI maupun Polri akan dilengkapi dengan pendingin udara atau air conditioner (AC). Sedangkan kendaraan untuk operasional prajurit memiliki spesifikasi yang terbuka.
Dia mengatakan bahwa Maung MV3 adalah satu kebanggaan nasional sedang dibangkitkan oleh negara agar Indonesia tampil sebagai yang bermartabat. Menurut dia, Indonesia ingin agar setara dengan negara maju lainnya di dunia.
Penyerahan 700 rantis Maung MV3 (antara)
"Ini adalah pertanda bahwa industri nasional kita ini bangkit untuk mendukung kemampuan Indonesia di dalam menjaga stabilitas nasional," katanya.
Pada Sabtu ini, Kementerian Pertahanan menyerahkan 700 ransus Maung MV3, yang terdiri dari 50 unit untuk Markas Besar TNI, 400 unit untuk TNI Angkatan Darat, 100 unit untuk TNI Angkatan Laut, 100 unit untuk TNI Angkatan Udara, dan 50 unit untuk Polri.
Adapun penyerahan ransus itu dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Tonny Harjono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Sebelum penyerahan, para pejabat itu mengecek secara langsung ratusan Maung MV3 yang telah dibariskan di Apron Lanud Husein Sastranegara. Adapun Maung yang diserahkan kepada masing-masing institusi, sesuai dengan warna khas institusi tersebut.

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyerahkan sebanyak 700 unit kendaraan khusus (ransus) Maung MV3 produksi PT Pindad kepada TNI dan Polri untuk dijadikan kendaraan operasional berbasis produk lokal.
Penyerahan tersebut dilakukan di Pangkalan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu. Menurut dia, penyerahan ransus tersebut merupakan momen bersejarah karena berhasil menggunakan produk nasional industri pertahanan.
"Jumlahnya cukup banyak kurang lebih 4.000 unit, tapi penyerahannya kita atur bertahap, karena produksinya punya kapasitas tertentu," kata Sjafrie saat konferensi pers usai penyerahan ransus.

Adapun 700 unit ransus yang diserahkan itu terdiri dari 50 unit untuk Markas Besar TNI, 400 unit untuk TNI Angkatan Darat, 100 unit untuk TNI Angkatan Laut, 100 unit untuk TNI Angkatan Udara, dan 50 unit untuk Polri.
Dia mengatakan penyerahan ransus itu merupakan pertanda bahwa industri pertahanan nasional sudah bangkit untuk mendukung kemampuan negara dalam menjaga stabilitas nasional.
Menurut dia, pemerintah bakal terus konsisten memberikan dukungan operasional kepada para pengawal kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni TNI dan Polri.
Selain itu, dia mengatakan bahwa ratusan Maung MV3 itu akan digunakan secara terus menerus dan digunakan oleh personel hingga pelosok nusantara.
Babinsa hingga Bhabinkamtibmas akan gunakan Maung MV3

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) akan menggunakan kendaraan khusus (Ransus) Maung MV3 produksi PT Pindad.
Dia mengatakan bahwa pemerintah sudah menyerahkan secara bertahap ransus yang diproduksi PT Pindad itu kepada institusi-institusi pertahanan dan keamanan. Nantinya, kata dia, produk dalam negeri itu digunakan oleh personel berbagai tingkatan.
"Ini akan digunakan secara terus menerus di seluruh pelosok, dan di seluruh tingkatan, mulai dari Panglima, Kapolri, KSAU, KSAL, KSAD sampai ke tingkat desa, Babinsa, Babinkamtibmas," kata Sjafrie saat penyerahan Maung MV3 di Pangkalan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Namun, dia mengatakan bahwa kendaraan yang akan digunakan oleh pimpinan TNI maupun Polri akan dilengkapi dengan pendingin udara atau air conditioner (AC). Sedangkan kendaraan untuk operasional prajurit memiliki spesifikasi yang terbuka.
Dia mengatakan bahwa Maung MV3 adalah satu kebanggaan nasional sedang dibangkitkan oleh negara agar Indonesia tampil sebagai yang bermartabat. Menurut dia, Indonesia ingin agar setara dengan negara maju lainnya di dunia.

"Ini adalah pertanda bahwa industri nasional kita ini bangkit untuk mendukung kemampuan Indonesia di dalam menjaga stabilitas nasional," katanya.
Pada Sabtu ini, Kementerian Pertahanan menyerahkan 700 ransus Maung MV3, yang terdiri dari 50 unit untuk Markas Besar TNI, 400 unit untuk TNI Angkatan Darat, 100 unit untuk TNI Angkatan Laut, 100 unit untuk TNI Angkatan Udara, dan 50 unit untuk Polri.
Adapun penyerahan ransus itu dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Tonny Harjono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Sebelum penyerahan, para pejabat itu mengecek secara langsung ratusan Maung MV3 yang telah dibariskan di Apron Lanud Husein Sastranegara. Adapun Maung yang diserahkan kepada masing-masing institusi, sesuai dengan warna khas institusi tersebut.
PT PAL Luncurkan Kapal Selam Autonomous-Fregat Merah Putih Buatan RI di 2025
⧩ Dan senjata Laser ...
Desain FMP (PAL)
Direktur Utama (Dirut) PT PAL Indonesia (Persero) Kaharuddin Djenod menyebut akan meluncurkan kapal selam tipe autonomous di tahun ini. Kapal selam autonomous merupakan kapal selam nirawak yang digunakan untuk menjelajahi lautan tanpa pilot atau tambatan apa pun.
Selain kapal selam, PT PAL bakal meluncurkan kapal perang kelas fregat di bulan Juni 2025. Kapal kelas fregat tersebut asli buatan dalam negeri yang diproduksi oleh PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.
"Di bulan Juni nanti, kita akan launching Fregat Merah Putih kita. Tahun ini juga kami akan launching kapal selam Autonomous produksi asli Indonesia," jelas Djenod saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, di Jakarta, Kamis (27/2).
Lebih lanjut, Djenod bilang di tahun ini pula PT PAL akan mulai me-launching persenjataan untuk kapal perang, termasuk senjata laser.
"InsyaAllah, di tahun-tahun depan, akan semakin banyak komponen komponen baik untuk kapal, mobil, dan pesawat yang kita akan bangun secara mandiri di dalam negeri dengan fasilitas yang luar biasa sejak Menhan (Menteri Pertahanan) Prabowo," lanjut dia.
Meski begitu, Djenod tak merinci berapa produksi kapal selam dan kapal perang fregat yang akan diluncurkan nanti. Ketika ditanya nilai produksi, Djenod juga enggan untuk menjawabnya.

Direktur Utama (Dirut) PT PAL Indonesia (Persero) Kaharuddin Djenod menyebut akan meluncurkan kapal selam tipe autonomous di tahun ini. Kapal selam autonomous merupakan kapal selam nirawak yang digunakan untuk menjelajahi lautan tanpa pilot atau tambatan apa pun.
Selain kapal selam, PT PAL bakal meluncurkan kapal perang kelas fregat di bulan Juni 2025. Kapal kelas fregat tersebut asli buatan dalam negeri yang diproduksi oleh PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.
"Di bulan Juni nanti, kita akan launching Fregat Merah Putih kita. Tahun ini juga kami akan launching kapal selam Autonomous produksi asli Indonesia," jelas Djenod saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, di Jakarta, Kamis (27/2).
Lebih lanjut, Djenod bilang di tahun ini pula PT PAL akan mulai me-launching persenjataan untuk kapal perang, termasuk senjata laser.
"InsyaAllah, di tahun-tahun depan, akan semakin banyak komponen komponen baik untuk kapal, mobil, dan pesawat yang kita akan bangun secara mandiri di dalam negeri dengan fasilitas yang luar biasa sejak Menhan (Menteri Pertahanan) Prabowo," lanjut dia.
Meski begitu, Djenod tak merinci berapa produksi kapal selam dan kapal perang fregat yang akan diluncurkan nanti. Ketika ditanya nilai produksi, Djenod juga enggan untuk menjawabnya.
👷 Kumparan
Pindad Jalin Kerjasama Global pada IDEX 2025
💥 Perkuat Kapabilitas
(Pindad)
PT Pindad sepakat menjalin kerjasama bisnis dengan beberapa perusahaan pertahanan luar negeri saat berpartisipasi dalam perhelatan International Defence Exhibition and Conference (IDEX) 2025, di Abu Dhabi, Uni Arab Emirates (UAE). Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa hadir bersama Direktur Komersial, Budhiarto, dan Manager Ekspor, Samuel Zefanya.
Salah satu kesepakatan kerjasama tersebut terjalin antara PT Pindad dan Caracal Light Ammunition mengenai penyediaan komponen-komponen amunisi kaliber kecil.
LOI ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan Indonesia, dan meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua negara.
Penandatanganan LOI dilakukan oleh Direktur Utama PT Pindad, Sigit P Santosa dan Chief Executive Officer, Hamad Al-Ameri yang disaksikan oleh Sekretaris Ditjen Pothan Kemhan, Brigjen TNI Heri Pribadi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab, H.E. Husin Bagis, dan Direktur Komersial PT Pindad, Budhiarto.
Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa menyampaikan bahwa kehadiran Pindad memperkuat posisi Pindad di kawasan Timur Tengah dan global serta meningkatkan kompetensi dan kapabilitas perusahaan.
"Kehadiran Pindad di Timur Tengah semakin mempertegas hubungan yang baik antara Indonesia dengan negara-negara di kawasan dan dunia," ujarnya.
Melalui kegiatan penandatanganan dan diskusi, selain hadir sebagai mitra kerjasama yang strategis, Pindad juga menegaskan kemampuannya dengan ekspansi pasar ekspor di kawasan. Pindad berkomitmen untuk terus meningkatkan kapabilitas sebagai perusahaan pertahanan yang kompeten dan berdaya saing.
Penandatanganan dilakukan di sela-sela kegiatan International Defence Exhibition (IDEX) 2025 di Abu Dhabi, Uni Arab Emirates yang dihadiri perusahaan pertahanan di tingkat global.
Selain itu terdapat juga beberapa agenda lainnya seperti penandatanganan terkait pengadaan Body Bomb MK82 dengan Lahab Systems serta berbagai penandatanganan LOI dan NDA dengan mitra strategis lainnya.
PT Pindad menampilkan mock up Medium Tank Harimau, Maung MV3 dan Combat Boat dalam event IDEX yang diselenggarakan pada 17-21 Februari 2025. PT Pindad tergabung dalam paviliun Indonesia bersama industri pertahanan dalam negeri lainnya.
.jpg)
PT Pindad sepakat menjalin kerjasama bisnis dengan beberapa perusahaan pertahanan luar negeri saat berpartisipasi dalam perhelatan International Defence Exhibition and Conference (IDEX) 2025, di Abu Dhabi, Uni Arab Emirates (UAE). Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa hadir bersama Direktur Komersial, Budhiarto, dan Manager Ekspor, Samuel Zefanya.
Salah satu kesepakatan kerjasama tersebut terjalin antara PT Pindad dan Caracal Light Ammunition mengenai penyediaan komponen-komponen amunisi kaliber kecil.
LOI ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan Indonesia, dan meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua negara.
Penandatanganan LOI dilakukan oleh Direktur Utama PT Pindad, Sigit P Santosa dan Chief Executive Officer, Hamad Al-Ameri yang disaksikan oleh Sekretaris Ditjen Pothan Kemhan, Brigjen TNI Heri Pribadi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab, H.E. Husin Bagis, dan Direktur Komersial PT Pindad, Budhiarto.
Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa menyampaikan bahwa kehadiran Pindad memperkuat posisi Pindad di kawasan Timur Tengah dan global serta meningkatkan kompetensi dan kapabilitas perusahaan.
.jpg)
Melalui kegiatan penandatanganan dan diskusi, selain hadir sebagai mitra kerjasama yang strategis, Pindad juga menegaskan kemampuannya dengan ekspansi pasar ekspor di kawasan. Pindad berkomitmen untuk terus meningkatkan kapabilitas sebagai perusahaan pertahanan yang kompeten dan berdaya saing.
Penandatanganan dilakukan di sela-sela kegiatan International Defence Exhibition (IDEX) 2025 di Abu Dhabi, Uni Arab Emirates yang dihadiri perusahaan pertahanan di tingkat global.
Selain itu terdapat juga beberapa agenda lainnya seperti penandatanganan terkait pengadaan Body Bomb MK82 dengan Lahab Systems serta berbagai penandatanganan LOI dan NDA dengan mitra strategis lainnya.
PT Pindad menampilkan mock up Medium Tank Harimau, Maung MV3 dan Combat Boat dalam event IDEX yang diselenggarakan pada 17-21 Februari 2025. PT Pindad tergabung dalam paviliun Indonesia bersama industri pertahanan dalam negeri lainnya.
Jumat, 28 Februari 2025
Defend ID Raih Pendapatan Rp 26 Triliun Sepanjang 2024
Targetkan Pendapatan Rp 30,76 T di 2025
(BUMN)
Holding BUMN Industri Pertahanan, Defend ID, menargetkan total pendapatan di tahun 2025 mencapai Rp 30,76 triliun atau meningkat 18 persen dari tahun sebelumnya Rp 26,06 triliun.
"Kami targetkan pendapatan BUMN pertahanan ini di tahun 2025 mencapai Rp 30,76 T, meningkat 18 persenan," jelas Joga Dharma Setiawan, Direktur Utama PT Len Industri (Persero), saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, di Jakarta, Kamis (27/2).
Gambaran target market 2025 Defend ID mencakup di sektor pertahanan dan nonpertahanan (komersial).
Dengan rincian sektor pertahanan PT Len Industri mencakup customer Kementerian Pertahanan (Kemhan) nilainya Rp 3,26 triliun, PT Dirgantara mencakup customer Kemhan, Nigerian Army, Nepal, dan Pantai Gading senilai Rp 9,40 triliun, PT Dahana melayani kebutuhan Kemhan senilai Rp 0,22 triliun, dan PT Pal melayani Kemhan, dan UAE Rp 7,32 triliun.
Di sektor nonpertahanan, ada PT Len memenuhi kebutuhan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), BMKG, ESDM, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), PNR Phillipine, BUMS, dan BUMD senilai Rp 2,22 triliun. PT Dirgantara memenuhi permintaan MOAC, Avitra, TA, Pemerintah Daerah, dan Bappenas senilai Rp 2,52 triliun.
Lalu ada PT Pindad memenuhi kebutuhan BUMN, Kementerian, Dinas Provinsi, dan Dinas Kota/Kabupaten senilai Rp 2,36 triliun, PT Dahana melayani BUMN, BUMS, dan Johnex Australia dengan nilai Rp 4,02 triliun, serta PT Pal melayani BUMN dan BUMS senilai Rp 0,55 triliun.
"Target market 2025 dengan nilai kontrak Rp 37,6 T," sebut dia.
Dengan EBITDA tumbuh Rp 3,16 triliun atau ditargetkan meningkat 41 persen dibandingkan nilai EBITDA 2024 yang hanya di angka Rp 2,24 triliun. Untuk laba bersih 2025, BUMN pertahanan Defend ID ini menargetkan total Rp 937 miliar atau tumbuh 34 persen dibanding tahun sebelumnya di angka Rp 700 miliar.
"Total aset RKAP 2025 diprediksi mengalami penurunan 4 persen dari tahun lalu, dipengaruhi oleh menurunnya aset kontrak seiring terealisasinya efektif kontrak," lanjut Joga.
Sedangkan, total ekuitas pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 ditargetkan mengalami kenaikan 7 persen yang dipengaruhi karena penerimaan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2025, kenaikan laba, serta penurunan liabilitas sebesar 8 persen.
Dari sisi Cash Flow Operation (CFO) Defend ID tahun ini ditargetkan sebesar Rp 4,29 triliun atau bertumbuh 166 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,61 triliun.
"CFO masing-masing perusahaan PT Len Rp 821,2 miliar, Pindad Rp 503,2 M, PAL Rp 982,5 miliar, Dahana Rp 349,6 M, dan PT Dirgantara Rp 1,7 T," kata Joga.
Adapun, roadmap sasaran 2025-2026 Defend ID akan membentuk New Len dan revitalisasi fasilitas produksi.
Detailnya, Defend ID bakal spin off bisnis induk ke New Len, penguatan peran strategis induk, pembangunan dan pengoperasian fasilitas radar, kapal selam, N219, CN235, dan galangan kapal, peningkatan kapasitas produksi, juga modernisasi dan optimalisasi fasilitas MRO khusus untuk pesawat terbang dan galangan kapal.
Ihwal anggaran investasi 2025, Defend ID mengkomposisikan Rp 2,42 triliun dengan pembagian Rp 2,21 triliun untuk pengembangan dan Rp 211 miliar untuk perihal rutin. Sumber dana investasi ini berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,42 triliun dan non-PMN Rp 1,01 triliun.
Anggaran investasi tersebut akan dibagi ke anggota dari holding Defend ID. Di mana, PT Pal mendapat anggaran paling besar sebesar Rp 748,7 miliar, PT Pindad dianggarkan Rp 492,6 miliar, PT Dahana Rp 460,7 miliar, PT Dirgantara Rp 354,9 miliar, dan PT Len Industri mendapat Rp 365,4 miliar.

Holding BUMN Industri Pertahanan, Defend ID, menargetkan total pendapatan di tahun 2025 mencapai Rp 30,76 triliun atau meningkat 18 persen dari tahun sebelumnya Rp 26,06 triliun.
"Kami targetkan pendapatan BUMN pertahanan ini di tahun 2025 mencapai Rp 30,76 T, meningkat 18 persenan," jelas Joga Dharma Setiawan, Direktur Utama PT Len Industri (Persero), saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, di Jakarta, Kamis (27/2).
Gambaran target market 2025 Defend ID mencakup di sektor pertahanan dan nonpertahanan (komersial).
Dengan rincian sektor pertahanan PT Len Industri mencakup customer Kementerian Pertahanan (Kemhan) nilainya Rp 3,26 triliun, PT Dirgantara mencakup customer Kemhan, Nigerian Army, Nepal, dan Pantai Gading senilai Rp 9,40 triliun, PT Dahana melayani kebutuhan Kemhan senilai Rp 0,22 triliun, dan PT Pal melayani Kemhan, dan UAE Rp 7,32 triliun.
Di sektor nonpertahanan, ada PT Len memenuhi kebutuhan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), BMKG, ESDM, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), PNR Phillipine, BUMS, dan BUMD senilai Rp 2,22 triliun. PT Dirgantara memenuhi permintaan MOAC, Avitra, TA, Pemerintah Daerah, dan Bappenas senilai Rp 2,52 triliun.
Lalu ada PT Pindad memenuhi kebutuhan BUMN, Kementerian, Dinas Provinsi, dan Dinas Kota/Kabupaten senilai Rp 2,36 triliun, PT Dahana melayani BUMN, BUMS, dan Johnex Australia dengan nilai Rp 4,02 triliun, serta PT Pal melayani BUMN dan BUMS senilai Rp 0,55 triliun.
"Target market 2025 dengan nilai kontrak Rp 37,6 T," sebut dia.
Dengan EBITDA tumbuh Rp 3,16 triliun atau ditargetkan meningkat 41 persen dibandingkan nilai EBITDA 2024 yang hanya di angka Rp 2,24 triliun. Untuk laba bersih 2025, BUMN pertahanan Defend ID ini menargetkan total Rp 937 miliar atau tumbuh 34 persen dibanding tahun sebelumnya di angka Rp 700 miliar.
"Total aset RKAP 2025 diprediksi mengalami penurunan 4 persen dari tahun lalu, dipengaruhi oleh menurunnya aset kontrak seiring terealisasinya efektif kontrak," lanjut Joga.
Sedangkan, total ekuitas pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 ditargetkan mengalami kenaikan 7 persen yang dipengaruhi karena penerimaan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2025, kenaikan laba, serta penurunan liabilitas sebesar 8 persen.
Dari sisi Cash Flow Operation (CFO) Defend ID tahun ini ditargetkan sebesar Rp 4,29 triliun atau bertumbuh 166 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,61 triliun.
"CFO masing-masing perusahaan PT Len Rp 821,2 miliar, Pindad Rp 503,2 M, PAL Rp 982,5 miliar, Dahana Rp 349,6 M, dan PT Dirgantara Rp 1,7 T," kata Joga.
Adapun, roadmap sasaran 2025-2026 Defend ID akan membentuk New Len dan revitalisasi fasilitas produksi.
Detailnya, Defend ID bakal spin off bisnis induk ke New Len, penguatan peran strategis induk, pembangunan dan pengoperasian fasilitas radar, kapal selam, N219, CN235, dan galangan kapal, peningkatan kapasitas produksi, juga modernisasi dan optimalisasi fasilitas MRO khusus untuk pesawat terbang dan galangan kapal.
Ihwal anggaran investasi 2025, Defend ID mengkomposisikan Rp 2,42 triliun dengan pembagian Rp 2,21 triliun untuk pengembangan dan Rp 211 miliar untuk perihal rutin. Sumber dana investasi ini berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,42 triliun dan non-PMN Rp 1,01 triliun.
Anggaran investasi tersebut akan dibagi ke anggota dari holding Defend ID. Di mana, PT Pal mendapat anggaran paling besar sebesar Rp 748,7 miliar, PT Pindad dianggarkan Rp 492,6 miliar, PT Dahana Rp 460,7 miliar, PT Dirgantara Rp 354,9 miliar, dan PT Len Industri mendapat Rp 365,4 miliar.
★ Kumparan
Maung MV3 Komando
♘ Produksi Pindad
Maung MV3 Komando menjadi mobil dinas Menhan (Pindad)
Maung MV3 Komando, kendaraan taktis produksi PT Pindad, hadir sebagai simbol inovasi dan kekuatan industri pertahanan nasional.
Dirancang dengan mobilitas tinggi, ketahanan optimal, serta kemampuan adaptasi di berbagai medan, Maung Komando menjadi aset strategis dalam mendukung operasi pertahanan Indonesia.
Dirancang dengan mobilitas tinggi, ketahanan optimal, serta kemampuan adaptasi di berbagai medan, Maung Komando menjadi aset strategis dalam mendukung operasi pertahanan Indonesia.
Berikut video liputan Kemhan RI :
>

Maung MV3 Komando, kendaraan taktis produksi PT Pindad, hadir sebagai simbol inovasi dan kekuatan industri pertahanan nasional.
Dirancang dengan mobilitas tinggi, ketahanan optimal, serta kemampuan adaptasi di berbagai medan, Maung Komando menjadi aset strategis dalam mendukung operasi pertahanan Indonesia.
Dirancang dengan mobilitas tinggi, ketahanan optimal, serta kemampuan adaptasi di berbagai medan, Maung Komando menjadi aset strategis dalam mendukung operasi pertahanan Indonesia.
Berikut video liputan Kemhan RI :
>
🎥 Garuda Militer
Kamis, 27 Februari 2025
Kapal Korvet Terbaru Milik TNI AL
⚓ Spesifikasi dan Kemampuan KRI Bung Hatta
KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali memimpin shipnaming dan launching KRI Bung Hatta-370 pada Kamis (27/2). (Lantamal IV)
TNI AL baru saja mendapat armada tempur baru pada Kamis (27/2). Mereka meluncurkan produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri yang diberi nama KRI Bung Hatta-370. Sebagai kapal korvet, kapal perang itu memiliki spesifikasi mumpuni dan unggul. Termasuk diantaranya dengan sistem senjata yang terpasang pada alutsista yang bakal ditempatkan di Komando Armada (Koarmada) II itu.
Berdasar data dari TNI AL, KRI Bung Hatta dibangun di galangan yang berada di Batam, Kepulauan Riau selama 20 bulan. Kapal tersebut memiliki spesifikasi panjang 80,3 meter dan lebar 12,6 meter. Tidak hanya itu, KRI Bung Hatta memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya dilengkapi satu unit Meriam 57 milimeter yang dapat di-upgrade hingga 76 milimeter. Kemudian dilengkapi dua unit meriam 20 milimeter.
Oleh TNI AL, kapal tersebut diberi kemampuan untuk berlayar tanpa menepi selama lima hari, berkapasitas 82 personel, dan memiliki kecepatan ekonomis 14 knots serta kecepatan jelajah mencapai 18 knots dan kecepatan maksimum 25 knots. Hal itu turut dibenarkan oleh Asisten Logistik KSAL Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto. Dia menyampaikan bahwa kapal tersebut bisa ditugaskan dengan cepat oleh TNI AL.
”Kapal ini mampu untuk melaju dengan kecepatan 25 Knot sehingga dapat hadir di palagan dalam waktu cepat. Fungsi lain dari kapal ini mampu untuk melaksanakan pengamanan di laut dan penyelamatan di laut karena kapal ini dilengkapi dua unit RHIB untuk melaksanakan SAR di laut,” terang Eko.
Kedepan, KRI Bung Hatta juga akan dilengkapi dengan sistem senjata lainnya. Yakni Surface to Air Missile (SAM), Surface to Surface Missile (SSM), Torpedo System untuk peperangan anti permukaan, udara, dan bawah air. Tidak sampai di situ, kapal tersebut bisa menjalankan misi peperangan elektronika karena sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronika seperti Radar-Electronic Counter Measures (R-ECM) dan Radar-Electronic Support Measures (R-ESM).
”Kapal ini mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca. Dengan kecepatan maksimal 25 knots dan kelincahan yang dimiliki kapal ini, diharapkan mampu memenuhi berbagai misi operasi baik infiltrasi, eksfiltrasi, maupun misi SAR dengan baik,” terang TNI AL.

TNI AL baru saja mendapat armada tempur baru pada Kamis (27/2). Mereka meluncurkan produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri yang diberi nama KRI Bung Hatta-370. Sebagai kapal korvet, kapal perang itu memiliki spesifikasi mumpuni dan unggul. Termasuk diantaranya dengan sistem senjata yang terpasang pada alutsista yang bakal ditempatkan di Komando Armada (Koarmada) II itu.
Berdasar data dari TNI AL, KRI Bung Hatta dibangun di galangan yang berada di Batam, Kepulauan Riau selama 20 bulan. Kapal tersebut memiliki spesifikasi panjang 80,3 meter dan lebar 12,6 meter. Tidak hanya itu, KRI Bung Hatta memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya dilengkapi satu unit Meriam 57 milimeter yang dapat di-upgrade hingga 76 milimeter. Kemudian dilengkapi dua unit meriam 20 milimeter.
Oleh TNI AL, kapal tersebut diberi kemampuan untuk berlayar tanpa menepi selama lima hari, berkapasitas 82 personel, dan memiliki kecepatan ekonomis 14 knots serta kecepatan jelajah mencapai 18 knots dan kecepatan maksimum 25 knots. Hal itu turut dibenarkan oleh Asisten Logistik KSAL Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto. Dia menyampaikan bahwa kapal tersebut bisa ditugaskan dengan cepat oleh TNI AL.

Kedepan, KRI Bung Hatta juga akan dilengkapi dengan sistem senjata lainnya. Yakni Surface to Air Missile (SAM), Surface to Surface Missile (SSM), Torpedo System untuk peperangan anti permukaan, udara, dan bawah air. Tidak sampai di situ, kapal tersebut bisa menjalankan misi peperangan elektronika karena sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronika seperti Radar-Electronic Counter Measures (R-ECM) dan Radar-Electronic Support Measures (R-ESM).
”Kapal ini mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca. Dengan kecepatan maksimal 25 knots dan kelincahan yang dimiliki kapal ini, diharapkan mampu memenuhi berbagai misi operasi baik infiltrasi, eksfiltrasi, maupun misi SAR dengan baik,” terang TNI AL.
Peluncuran Kapal Korvet KRI Bung Hatta-370 di Batam
⚓ Produksi PT Karimun Anugrah Sejati
(ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/tom)
Kapal korvet KRI Bung Hatta-370 diluncurkan di galangan PT Karimun Anugrah Sejati Batam, Kepulauan Riau, Kamis (27/2/2025).
Sejumlah pekerja meluncurkan kapal korvet KRI Bung Hatta-370 di galangan PT Karimun Anugrah Sejati Batam, Kepulauan Riau, Kamis (27/2/2025).
KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal korvet hasil produksi dalam negeri dengan panjang 80,30 meter dan lebar 12,60 meter.
Kapal ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya dilengkapi dengan 1 unit Meriam 57 mm yang dapat di-upgrade hingga 76 mm, serta 2 unit Meriam 20 mm untuk mendukung pertahanan.
Ke depan, KRI Bung Hatta-370 direncanakan akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II, yang siap menjalankan operasi dalam menjaga kedaulatan perairan di wilayah kerja Koarmada II.
KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal perang kedua jenis korvet kelas Bung Karno yang akan dipersenjatai dengan Surface to Air Missile (SAM), Surface to Surface Missile (SSM), dan Torpedo System untuk peperangan antipermukaan, udara, serta bawah air.

Kapal korvet KRI Bung Hatta-370 diluncurkan di galangan PT Karimun Anugrah Sejati Batam, Kepulauan Riau, Kamis (27/2/2025).
Sejumlah pekerja meluncurkan kapal korvet KRI Bung Hatta-370 di galangan PT Karimun Anugrah Sejati Batam, Kepulauan Riau, Kamis (27/2/2025).
KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal korvet hasil produksi dalam negeri dengan panjang 80,30 meter dan lebar 12,60 meter.

Ke depan, KRI Bung Hatta-370 direncanakan akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II, yang siap menjalankan operasi dalam menjaga kedaulatan perairan di wilayah kerja Koarmada II.
KRI Bung Hatta-370 merupakan kapal perang kedua jenis korvet kelas Bung Karno yang akan dipersenjatai dengan Surface to Air Missile (SAM), Surface to Surface Missile (SSM), dan Torpedo System untuk peperangan antipermukaan, udara, serta bawah air.
Dislitbangau dan Infoglobal Berkolaborasi dalam Reverse Engineering Pesawat Hawk Mk-209
✈ 👷
(Dispenau)
Depo Pemeliharaan (Depohar) 30 bekerja sama dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) serta PT. Infoglobal Teknologi Semesta (ITS) dalam pelaksanaan reverse engineering pesawat tempur Hawk Mk-209. Kegiatan ini berlangsung di hanggar Satuan Pemeliharaan 32 (Sathar 32) Depohar 30 pada Senin, 24 Februari 2025. Kunjungan dari Dislitbangau yang dipimpin oleh Kolonel Lek Agus Priyanto, S.T., diterima langsung oleh Komandan Depohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, M.I.Pol., M.M., beserta jajaran teknisi.
Pelaksanaan reverse engineering ini diawali dengan sesi briefing, diskusi teknis, serta uji fungsi on ground pesawat Hawk Mk-209. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menganalisis sistem pesawat secara mendalam sehingga dapat memahami cara kerja dan merancang inovasi yang dapat diterapkan dalam pemeliharaan alutsista. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan pesawat Hawk Mk-209 dapat terus beroperasi dengan optimal dan memiliki kesiapan tempur yang lebih tinggi.
Selain meningkatkan efisiensi pemeliharaan, kerja sama ini juga bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para teknisi Depohar 30 dalam melakukan rekayasa ulang sistem pesawat. Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap struktur dan mekanisme pesawat, diharapkan TNI AU dapat lebih mandiri dalam pemeliharaan serta pengembangan teknologi alutsista di masa depan.
Dandepohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kemampuan pemeliharaan pesawat di lingkungan TNI AU. "Kami sangat mengapresiasi kunjungan serta dukungan dari Dislitbangau dan PT. Infoglobal Teknologi Semesta. Kegiatan ini akan membantu kami mencapai standar pemeliharaan yang lebih tinggi serta mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.
Dislitbangau dan PT. ITS juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung upaya pengembangan teknologi pemeliharaan pesawat di TNI AU. Melalui program reverse engineering ini, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif yang mampu meningkatkan efisiensi operasional serta memperpanjang usia pakai pesawat tempur yang menjadi tulang punggung pertahanan udara nasional.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam mewujudkan sinergi antara industri pertahanan dalam negeri dengan kebutuhan operasional TNI AU. Dengan terus meningkatkan kemampuan teknologi dan sumber daya manusia, diharapkan kemandirian pemeliharaan alutsista dapat semakin terwujud dan memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia.

Depo Pemeliharaan (Depohar) 30 bekerja sama dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) serta PT. Infoglobal Teknologi Semesta (ITS) dalam pelaksanaan reverse engineering pesawat tempur Hawk Mk-209. Kegiatan ini berlangsung di hanggar Satuan Pemeliharaan 32 (Sathar 32) Depohar 30 pada Senin, 24 Februari 2025. Kunjungan dari Dislitbangau yang dipimpin oleh Kolonel Lek Agus Priyanto, S.T., diterima langsung oleh Komandan Depohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, M.I.Pol., M.M., beserta jajaran teknisi.
Pelaksanaan reverse engineering ini diawali dengan sesi briefing, diskusi teknis, serta uji fungsi on ground pesawat Hawk Mk-209. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menganalisis sistem pesawat secara mendalam sehingga dapat memahami cara kerja dan merancang inovasi yang dapat diterapkan dalam pemeliharaan alutsista. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan pesawat Hawk Mk-209 dapat terus beroperasi dengan optimal dan memiliki kesiapan tempur yang lebih tinggi.
Selain meningkatkan efisiensi pemeliharaan, kerja sama ini juga bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para teknisi Depohar 30 dalam melakukan rekayasa ulang sistem pesawat. Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap struktur dan mekanisme pesawat, diharapkan TNI AU dapat lebih mandiri dalam pemeliharaan serta pengembangan teknologi alutsista di masa depan.
Dandepohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kemampuan pemeliharaan pesawat di lingkungan TNI AU. "Kami sangat mengapresiasi kunjungan serta dukungan dari Dislitbangau dan PT. Infoglobal Teknologi Semesta. Kegiatan ini akan membantu kami mencapai standar pemeliharaan yang lebih tinggi serta mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.
Dislitbangau dan PT. ITS juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung upaya pengembangan teknologi pemeliharaan pesawat di TNI AU. Melalui program reverse engineering ini, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif yang mampu meningkatkan efisiensi operasional serta memperpanjang usia pakai pesawat tempur yang menjadi tulang punggung pertahanan udara nasional.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam mewujudkan sinergi antara industri pertahanan dalam negeri dengan kebutuhan operasional TNI AU. Dengan terus meningkatkan kemampuan teknologi dan sumber daya manusia, diharapkan kemandirian pemeliharaan alutsista dapat semakin terwujud dan memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia.
✈ TNI AU
PT DI Kirim Teknisi ke Prancis
Untuk pelajari pesawat tempur Rafale
(Dassault Aviation)
PT Dirgantara Indonesia telah mengirimkan beberapa teknisi ke Prancis untuk mempelajari pesawat tempur Rafale yang akan dimiliki Indonesia.
Pengiriman teknisi itu dilakukan agar Indonesia nantinya memiliki SDM yang andal dalam merawat pesawat jet tempur Rafale.
"Sudah dikirim ke sana (Perancis)," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Gita Amperiawana di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Walau demikian, Gita tidak menyebutkan berapa teknisi yang dikirim dan berapa lama proses belajar tentang Rafale itu akan berlangsung.
Gita menjelaskan PT DI telah mendapatkan program offset dari kerja sama dengan Rafale yakni pelatihan teknisi hingga pembuatan computer basic training/CBT.
Kerja sama pembuatan CBT ini dilakukan agar personel TNI atau teknisi PT DI yang akan menjadi operator Rafale dapat melakukan latihan basic dengan teknologi komputer.
Dengan adanya kerja sama offset ini, diharapkan Indonesia memiliki personel yang dapat mengoperasikan hingga melakukan perawatan pesawat tempur Rafale dengan baik.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengungkapkan bahwa TNI AU pada 2026 akan mempunyai enam pesawat tempur Rafale dari Prancis.
"Di tahun depan, sekitar Februari atau Maret, kami sudah mulai kedatangan pesawat Rafale, tiga pesawat, dan tiga bulan kemudian itu tiga pesawat lagi. Jadi, di pertengahan tahun depan nanti kami sudah punya enam pesawat Rafale," kata Tonny usai menghadiri Rapat Pimpinan TNI AU di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (3/2).
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa TNI AU telah melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut kedatangan pesawat tempur tersebut.
Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa TNI AU telah menyiapkan markas atau homebase enam pesawat tersebut, yakni di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.
"Di Pekanbaru, kami sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kami bilang smart building (bangunan pintar, red.), fasilitas-fasilitas penerbangan di sana pun kami perbaiki, terus sistem logistik juga sedang berproses kami bangun. Jadi, semua persiapan untuk sarana dan prasarana sudah dilakukan di Pekanbaru," jelasnya.
Selain itu, KSAU mengatakan bahwa TNI AU telah memilih sejumlah personel untuk mengikuti pendidikan calon penerbang pesawat Rafale.
"Tentunya dilihat dari berbagai background (latar belakang, red.) penugasan di pesawat-pesawat yang sekarang kami punya," ujarnya.

PT Dirgantara Indonesia telah mengirimkan beberapa teknisi ke Prancis untuk mempelajari pesawat tempur Rafale yang akan dimiliki Indonesia.
Pengiriman teknisi itu dilakukan agar Indonesia nantinya memiliki SDM yang andal dalam merawat pesawat jet tempur Rafale.
"Sudah dikirim ke sana (Perancis)," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Gita Amperiawana di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Walau demikian, Gita tidak menyebutkan berapa teknisi yang dikirim dan berapa lama proses belajar tentang Rafale itu akan berlangsung.
Gita menjelaskan PT DI telah mendapatkan program offset dari kerja sama dengan Rafale yakni pelatihan teknisi hingga pembuatan computer basic training/CBT.
Kerja sama pembuatan CBT ini dilakukan agar personel TNI atau teknisi PT DI yang akan menjadi operator Rafale dapat melakukan latihan basic dengan teknologi komputer.
Dengan adanya kerja sama offset ini, diharapkan Indonesia memiliki personel yang dapat mengoperasikan hingga melakukan perawatan pesawat tempur Rafale dengan baik.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengungkapkan bahwa TNI AU pada 2026 akan mempunyai enam pesawat tempur Rafale dari Prancis.
"Di tahun depan, sekitar Februari atau Maret, kami sudah mulai kedatangan pesawat Rafale, tiga pesawat, dan tiga bulan kemudian itu tiga pesawat lagi. Jadi, di pertengahan tahun depan nanti kami sudah punya enam pesawat Rafale," kata Tonny usai menghadiri Rapat Pimpinan TNI AU di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (3/2).
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa TNI AU telah melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut kedatangan pesawat tempur tersebut.
Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa TNI AU telah menyiapkan markas atau homebase enam pesawat tersebut, yakni di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.
"Di Pekanbaru, kami sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kami bilang smart building (bangunan pintar, red.), fasilitas-fasilitas penerbangan di sana pun kami perbaiki, terus sistem logistik juga sedang berproses kami bangun. Jadi, semua persiapan untuk sarana dan prasarana sudah dilakukan di Pekanbaru," jelasnya.
Selain itu, KSAU mengatakan bahwa TNI AU telah memilih sejumlah personel untuk mengikuti pendidikan calon penerbang pesawat Rafale.
"Tentunya dilihat dari berbagai background (latar belakang, red.) penugasan di pesawat-pesawat yang sekarang kami punya," ujarnya.
👷 antara
Rabu, 26 Februari 2025
PT DI Akan Uji Kemampuan Drone MALE Elang Hitam
🛩 Selama 1 bulan
Foto pengujian drone Elang Hitam (Bambang Haryanta)
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Gita Amperiawan mengatakan bahwa pihaknya akan menguji kemampuan pesawat tanpa awak buatan Indonesia, yakni drone medium altitude long endurance (MALE) Elang Hitam selama 1 bulan ke depan.
"Mungkin dalam 1 bulan ke depan kami akan demo flight MALE itu untuk bisa terbang 24 jam, kemudian payload-nya sekitar 300 kilogram," kata Gita kepada awak media saat ditemui di Kantor PT DI, Bandung, Jawa Barat.
Gita mengatakan bahwa drone tersebut merupakan hasil rancangan PT DI bekerja sama dengan Badan Riset Informasi Nasional (BRIN).
Setelah pengujian drone selesai, pihaknya akan mengembangkan drone MALE Elang Hitam agar bisa berfungsi lebih maksimal.
Pengembangan drone MALE oleh PT DI, kata dia, bersamaan dengan rencana TNI AU membeli drone Bayraktar pabrikan Turki.
Gita berharap ke depan akan tercipta transfer teknologi antara Turki dan PT DI untuk pengembangan drone MALE Elang Hitam.
Dengan demikian, drone MALE akan makin canggih dan mampu memenuhi kebutuhan pertahanan TNI.
Pengembangan PTTA MALE buatan dalam negeri Elang Hitam dirintis sejak 2015 dan konsorsium untuk itu dibentuk pada tahun 2017 yang terdiri atas Kementerian Pertahanan RI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI Angkatan Udara, Institut Teknologi Bandung, PT Dirgantara Indonesia dan PT Len Industri, kemudian pada tahun 2019 bertambah satu anggota, yaitu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
PT DI dan BPPT (sekarang melebur menjadi bagian dari BRIN) pada tahun 2019 berhasil membuat rangka (airframe) PTTA MALE Elang Hitam dan meluncurkan itu ke hadapan publik di hanggar PT DI.
Namun, pada tahun 2020, BRIN mengumumkan program pengembangan Elang Hitam dialihkan dari versi militer menjadi drone sipil.
Kepala BRIN (saat itu) Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa pengalihan itu karena ada kendala penguasaan sejumlah teknologi kunci. Keputusan itu juga karena hasil uji terbang yang gagal pada tahun 2021.
Berlanjut ke hasil Rapat Pleno KKIP pada bulan Oktober 2024, pengembangan PTTA MALE untuk kebutuhan militer kembali berlanjut, dan dipimpin oleh PT DI sebagai lead integrator.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Gita Amperiawan mengatakan bahwa pihaknya akan menguji kemampuan pesawat tanpa awak buatan Indonesia, yakni drone medium altitude long endurance (MALE) Elang Hitam selama 1 bulan ke depan.
"Mungkin dalam 1 bulan ke depan kami akan demo flight MALE itu untuk bisa terbang 24 jam, kemudian payload-nya sekitar 300 kilogram," kata Gita kepada awak media saat ditemui di Kantor PT DI, Bandung, Jawa Barat.
Gita mengatakan bahwa drone tersebut merupakan hasil rancangan PT DI bekerja sama dengan Badan Riset Informasi Nasional (BRIN).
Setelah pengujian drone selesai, pihaknya akan mengembangkan drone MALE Elang Hitam agar bisa berfungsi lebih maksimal.
Pengembangan drone MALE oleh PT DI, kata dia, bersamaan dengan rencana TNI AU membeli drone Bayraktar pabrikan Turki.
Gita berharap ke depan akan tercipta transfer teknologi antara Turki dan PT DI untuk pengembangan drone MALE Elang Hitam.
Dengan demikian, drone MALE akan makin canggih dan mampu memenuhi kebutuhan pertahanan TNI.
Pengembangan PTTA MALE buatan dalam negeri Elang Hitam dirintis sejak 2015 dan konsorsium untuk itu dibentuk pada tahun 2017 yang terdiri atas Kementerian Pertahanan RI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI Angkatan Udara, Institut Teknologi Bandung, PT Dirgantara Indonesia dan PT Len Industri, kemudian pada tahun 2019 bertambah satu anggota, yaitu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
PT DI dan BPPT (sekarang melebur menjadi bagian dari BRIN) pada tahun 2019 berhasil membuat rangka (airframe) PTTA MALE Elang Hitam dan meluncurkan itu ke hadapan publik di hanggar PT DI.
Namun, pada tahun 2020, BRIN mengumumkan program pengembangan Elang Hitam dialihkan dari versi militer menjadi drone sipil.
Kepala BRIN (saat itu) Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa pengalihan itu karena ada kendala penguasaan sejumlah teknologi kunci. Keputusan itu juga karena hasil uji terbang yang gagal pada tahun 2021.
Berlanjut ke hasil Rapat Pleno KKIP pada bulan Oktober 2024, pengembangan PTTA MALE untuk kebutuhan militer kembali berlanjut, dan dipimpin oleh PT DI sebagai lead integrator.
🛩 antara
PT PAL Is On Track to Deliver Emirati LPD
👷 According to an Indonesian shipbuilding official who was present at the NAVDEX 2025 exhibition
A scale model of the 163m-long LPD that PT PAL is building for the UAE Navy. Note that the well deck is longer than the one depicted in the model. (Gordon Arthur)
Under the Al Maryah project name, construction of the UAE Navy’s largest naval vessel commenced last year. First steel was cut in late February 2024, and then its keel was laid a couple of months later at PT PAL’s Surabaya shipyard on 24 April.
Andriana Santiegel, PT PAL’s Head of Production for the UAE LPD programme, told Naval News at NAVDEX 2025 that the 163m-long vessel is slated to be delivered to the Emirati authorities before the end of 2027.
The AED 1.5 billion (US$ 408 million) contract for this vessel had been signed at the preceding IDEX exhibition in February 2023. This deal followed a memorandum of understanding signed with the UAE on 1 July 2022.
At this year’s event, PT PAL displayed a different large-scale model to the one exhibited in 2023. There are changes to the upper superstructure, mast and funnel, for example. Overall, it appears to be a more accurate depiction of the Emirati LPD, since it also closely matches an image shown at the steel-cutting ceremony in February 2024.
The LPD for the UAE Navy is nearly a third longer than Makassar– and Tarlac-class LPDs that PT PAL built for the Indonesian and Philippine navies. While the design is a clean-sheet one, according to Santiegel, there are obvious familial and design similarities to previously built LPDs. This is because PT PAL has been able to leverage its previous experience on the Al Maryah project.
According to a specification sheet provided by PT PAL, one marketing its “163m multirole mission ship”, the generic vessel has a beam of 24m and it displaces 13,170 tonnes. Propulsion comes from two 7,280kW engines that drive the ship to a top speed of 20 knots and a range of 10,000nm. The LPD can stay at sea for up to 30 days. Naval News understands that this data refers to a design offered to Malaysia.
Visible on the scale model exhibited in Abu Dhabi is a 15-tonne crane, and a stern well deck that can accommodate up to two landing craft utility. Significantly, Santiegel pointed out that the well deck depicted in PT PAL’s scale model is shorter than what it will actually be.
Meanwhile, the aforementioned brochure states the vehicle deck of the 163m LPD can carry up to 16 main battle tanks, six 8×8 armoured vehicles and an ambulance. The design can also accommodate 500 embarked troops, in addition to a standard complement of 150 crew, medical staff and aircrew.
A ceremony to mark the first steel being cut on the new LPD for the UAE Navy occurred in Surabaya, Indonesia in late February 2024. (PT PAL).
At the stern, a large flight deck can simultaneously fit three H225M-sized helicopters, or even CH-47 Chinooks, as this is a type operated by the UAE. There is an aircraft hangar, but this can fit just one helicopter, according to Santiegel. Alternatively, UAVs could operate from this flight deck.
PT PAL declined to say what missions the Emirati LPD will perform, but the UAE has previously called it a “multi-mission vessel”. Tasks in its ambit are therefore expected to include amphibious sealift, cargo transportation, non-combatant evacuation, command and control, naval diplomacy, humanitarian assistance and acting as a seaborne helicopter platform.
Santiegel said armaments are mainly from Italy, which most likely means they emanate from Leonardo. Its weapon fit-out has not been fully confirmed, but the model appears to depict a 76mm naval gun, two 35mm remote weapon stations, a RIM-116-type air defence weapon, and four 12.7mm machine guns.
At IDEX 2023, PT PAL had signed agreements with UAE companies such as Abu Dhabi Ship Building (ADSB), Marakeb Technologies, Zener Marine, Yahsat and Tasneef covering indigenous content to be included in the LPD. For example, at that time PT PAL signed a strategic partnership agreement with Marakeb for a combat management system. Nonetheless, Santiegel indicated the actual combat management system was coming from Italy.
Abdulla Saif Al Awani, Chief Economic Programme Officer at the governmental Tawazun Council, commented in 2023: “The localisation plan aims to enhance the capabilities of local entities in procuring end-user goods and services and to promote the use of local content by local companies. This collaboration will help us to further strengthen our capabilities, stimulate economic growth and development in the UAE by increasing the use of local resources and expertise.”
Indigenous content will include two high-speed interceptor boats and two rigid-hull inflatable boats, expected to be from ADSB. These are stored in alcoves on the hull sides below the flight deck.
PT PAL has created a lot of business building LPDs. Following a June 2022 contact, the Indonesian shipbuilder is currently constructing two 124m LPDs for the Philippine Navy, and these will later join two 123m Tarlac-class Strategic Sealift Vessels that Manila commissioned in 2016-17.
The keel for the Philippines’ first 124m-long, improved LPD was laid on 22 January 2024, the same day as first steel was cut for the second vessel. The keel for the second LPD was subsequently laid on 29 May 2024.
To date, the Indonesian Navy has commissioned five LPDs and two hospital ships based on the Makassar-class design.

Under the Al Maryah project name, construction of the UAE Navy’s largest naval vessel commenced last year. First steel was cut in late February 2024, and then its keel was laid a couple of months later at PT PAL’s Surabaya shipyard on 24 April.
Andriana Santiegel, PT PAL’s Head of Production for the UAE LPD programme, told Naval News at NAVDEX 2025 that the 163m-long vessel is slated to be delivered to the Emirati authorities before the end of 2027.
The AED 1.5 billion (US$ 408 million) contract for this vessel had been signed at the preceding IDEX exhibition in February 2023. This deal followed a memorandum of understanding signed with the UAE on 1 July 2022.
At this year’s event, PT PAL displayed a different large-scale model to the one exhibited in 2023. There are changes to the upper superstructure, mast and funnel, for example. Overall, it appears to be a more accurate depiction of the Emirati LPD, since it also closely matches an image shown at the steel-cutting ceremony in February 2024.
The LPD for the UAE Navy is nearly a third longer than Makassar– and Tarlac-class LPDs that PT PAL built for the Indonesian and Philippine navies. While the design is a clean-sheet one, according to Santiegel, there are obvious familial and design similarities to previously built LPDs. This is because PT PAL has been able to leverage its previous experience on the Al Maryah project.
According to a specification sheet provided by PT PAL, one marketing its “163m multirole mission ship”, the generic vessel has a beam of 24m and it displaces 13,170 tonnes. Propulsion comes from two 7,280kW engines that drive the ship to a top speed of 20 knots and a range of 10,000nm. The LPD can stay at sea for up to 30 days. Naval News understands that this data refers to a design offered to Malaysia.
Visible on the scale model exhibited in Abu Dhabi is a 15-tonne crane, and a stern well deck that can accommodate up to two landing craft utility. Significantly, Santiegel pointed out that the well deck depicted in PT PAL’s scale model is shorter than what it will actually be.
Meanwhile, the aforementioned brochure states the vehicle deck of the 163m LPD can carry up to 16 main battle tanks, six 8×8 armoured vehicles and an ambulance. The design can also accommodate 500 embarked troops, in addition to a standard complement of 150 crew, medical staff and aircrew.

At the stern, a large flight deck can simultaneously fit three H225M-sized helicopters, or even CH-47 Chinooks, as this is a type operated by the UAE. There is an aircraft hangar, but this can fit just one helicopter, according to Santiegel. Alternatively, UAVs could operate from this flight deck.
PT PAL declined to say what missions the Emirati LPD will perform, but the UAE has previously called it a “multi-mission vessel”. Tasks in its ambit are therefore expected to include amphibious sealift, cargo transportation, non-combatant evacuation, command and control, naval diplomacy, humanitarian assistance and acting as a seaborne helicopter platform.
Santiegel said armaments are mainly from Italy, which most likely means they emanate from Leonardo. Its weapon fit-out has not been fully confirmed, but the model appears to depict a 76mm naval gun, two 35mm remote weapon stations, a RIM-116-type air defence weapon, and four 12.7mm machine guns.
At IDEX 2023, PT PAL had signed agreements with UAE companies such as Abu Dhabi Ship Building (ADSB), Marakeb Technologies, Zener Marine, Yahsat and Tasneef covering indigenous content to be included in the LPD. For example, at that time PT PAL signed a strategic partnership agreement with Marakeb for a combat management system. Nonetheless, Santiegel indicated the actual combat management system was coming from Italy.
Abdulla Saif Al Awani, Chief Economic Programme Officer at the governmental Tawazun Council, commented in 2023: “The localisation plan aims to enhance the capabilities of local entities in procuring end-user goods and services and to promote the use of local content by local companies. This collaboration will help us to further strengthen our capabilities, stimulate economic growth and development in the UAE by increasing the use of local resources and expertise.”
Indigenous content will include two high-speed interceptor boats and two rigid-hull inflatable boats, expected to be from ADSB. These are stored in alcoves on the hull sides below the flight deck.
PT PAL has created a lot of business building LPDs. Following a June 2022 contact, the Indonesian shipbuilder is currently constructing two 124m LPDs for the Philippine Navy, and these will later join two 123m Tarlac-class Strategic Sealift Vessels that Manila commissioned in 2016-17.
The keel for the Philippines’ first 124m-long, improved LPD was laid on 22 January 2024, the same day as first steel was cut for the second vessel. The keel for the second LPD was subsequently laid on 29 May 2024.
To date, the Indonesian Navy has commissioned five LPDs and two hospital ships based on the Makassar-class design.
Langganan:
Postingan (Atom)