Link ID, Tactical Data Link LEN (LEN Industry)
Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke PT LEN Industri (Persero) kota Bandung, Selasa (8/12/2025). Kunker dalam rangka meninjau pengembangan teknologi pertahanan serta kesiapan industri strategis nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI, Eva Monalisa, menegaskan pentingnya PT LEN untuk berdiri kuat sebagai garda depan teknologi pertahanan di bawah kendali negara. Eva menilai, sejumlah infrastruktur digital nasional saat ini masih bergantung pada jaringan luar negeri, termasuk jalur fiber optik yang melewati Singapura.
Kondisi ini, menurutnya, berpotensi melemahkan keamanan data nasional. “Kita dorong PT LEN berdiri kuat di bawah negara karena ini menyangkut pertahanan nasional. Banyak jalur fiber optik lewat Singapura, sehingga keamanan data kita harus diperkuat sebagai bagian dari ketahanan nasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, PT LEN tengah mengembangkan berbagai teknologi strategis, mulai dari motor listrik, teknologi untuk Angkatan Udara, hingga teknologi pertahanan seperti tank, yang seluruhnya berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan.
Eva juga menekankan pentingnya kedaulatan digital Indonesia, termasuk dalam pembangunan sistem basis data nasional serta infrastruktur fiber optik. “Basis data Indonesia harus aman. Fiber optik harus dibangun dan dikelola oleh negara, bukan negara lain, ini penting agar ketahanan data kita tetap terjaga,” tegasnya.
Terkait kebutuhan anggaran untuk penguatan PT LEN, Eva memastikan DPR RI siap memberikan dukungan penuh.
“Segala yang menyangkut ketahanan negara harus diproteksi sedini mungkin, dan tentu membutuhkan anggaran yang memadai. DPR akan mendukung penuh,” katanya.
Direktur PT LEN Industri (Persero), Prof. Joga Dharma Setiawan, menyampaikan apresiasi atas dukungan Komisi VII DPR RI yang terus mendorong percepatan pengembangan industri pertahanan dalam negeri.
“Kami bersyukur atas dukungan Komisi VII DPR RI, mereka akan merumuskan kebutuhan PT LEN agar pengembangan teknologi bisa semakin cepat. Teknologi pertahanan sangat vital bagi kedaulatan negara, dan dukungan dalam hal R&D sangat kami butuhkan,” jelas Joga.
Saat ini PT LEN tengah mencanangkan pengembangan delapan bidang strategis, meliputi: Semi konduktor, Keamanan siber, Kecerdasan buatan (AI), Radar, Teknologi observasi bumi berbasis satelit dan beberapa bidang unggulan lainnya.
Joga mengakui bahwa komponen radar PT LEN masih mengandalkan impor. Namun ia menegaskan bahwa perusahaan telah berkomitmen untuk memproduksi radar secara mandiri dalam waktu dekat.
“Ke depan kita akan produksi sendiri radar sesuai kebutuhan TNI dan sektor sipil seperti BMKG, navigasi penerbangan, dan lainnya, dengan fasilitas yang kita punya,” ujarnya.
Dengan dukungan pemerintah dan DPR RI, PT LEN optimistis mampu mempercepat kemandirian teknologi pertahanan nasional serta memperkuat posisi Indonesia di sektor industri strategis global.
Inovasi PAL, menghadirkan Fire Control System (FCS) dengan teknologi image processing. (PAL)
Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama PT PAL Indonesia mendorong kemandirian industri pertahanan maritim dalam negeri demi menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
"Sebenarnya mereka (industri dalam negeri) mampu untuk membangun. Diharapkan ke depan pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan domestik," kata Wakil Komisi VII DPR RI Evita Nursanty di Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Saat berkunjung ke PT PAL Indonesia, Evita mengetahui bahwa sebenarnya industri maritim dalam negeri sangat kuat dan mampu memproduksi alutsista seperti kapal perang.
Bahkan, kata dia, PT PAL yang awalnya hanya menerima orderan pembuatan kapal perang senilai Rp 2,5 triliun kini kapal yang diproduksi bisa mencapai Rp 48 triliun sehingga membuktikan kemampuan perusahaan yang semakin baik.
Selain itu saat melakukan pertemuan dengan pihak PT PAL, Evita bersama Anggota Komisi VII DPR RI juga bertemu dengan perwakilan DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) yang beranggotakan 342 perusahaan.
Evita menilai baik DPP IPERINDO maupun PT PAL sebagai industri pertahanan maritim dalam negeri sangat mampu memproduksi dan menghasilkan produk-produk pertahanan yang mumpuni.
Di sisi lain, lanjutnya, kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada industri maritim dalam negeri untuk memproduksi alutsista termasuk kapal perang masih terbatas.
"Mereka menginginkan bahwa kesempatan diberikan kepada mereka, kesempatan kepada perusahaan-perusahaan domestik itu diperbesar. Sebenarnya mereka mampu," katanya.
Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod mengatakan sejak Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto industri pertahanan dalam negeri sangat diperhatikan dan diberikan kesempatan untuk berkembang.
Terlebih, kata Kaharuddin, pembangunan ekosistem industri pertahanan dalam negeri akan mampu memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi minimal 1,2 persen.
"Ini sebenarnya memberikan minimal pertumbuhan ekonomi 1,2 persen hanya dari industri kapalnya," ujarnya.
Falcon Penakluk Langit
Pesawat angkut Dassault Falcon 8X no registrasi A-0801 (Yiran)
Kementerian Pertahanan resmi menyerahkan pesawat komando berteknologi tinggi kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pesawat ini diklaim mampu menjangkau wilayah terpencil dalam waktu singkat serta dilengkapi sistem komunikasi canggih dari udara ke darat.
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, pengadaan pesawat ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), termasuk penanganan bencana alam dan pengendalian operasi taktis di Papua.
“Jadi memang dalam rangka kita mengoptimalkan operasi militer selain perang yang dilaksanakan oleh negara harus mengucapkan fasilitas-fasilitas kendali, fasilitas komando untuk bisa mempercepat pengendalian dari operasi yang dilaksanakan” ujar Sjafrie usai penyerahan pesawat Sabtu (29/11/2025).
Menhan menjelaskan, pesawat tersebut memiliki ketinggian terbang dan kecepatan tinggi sehingga mampu mencapai lokasi-lokasi terjauh dalam waktu singkat. Fasilitas komunikasi terintegrasi memungkinkan komando langsung dari udara ke satuan di darat bahkan hingga titik-titik terpencil (hot spot).
Pesawat angkut Dassault Falcon 8X no registrasi A-0802 (Zbad Jin)
“Karena inilah dilengkapi dengan alat-alat komunikasi sehingga kita dengan mudah melakukan komunikasi dari udara ke darat dan juga paling jauh di spot-spot. Jadi ini hanya untuk kepentingan operasi kemanusiaan tapi juga bisa digunakan untuk pengendalian operasi taktis yang dilaksanakan oleh TNI” tambahnya.
Sjafrie menyoroti pengalaman penanganan bencana di Papua di mana sistem komunikasi dan logistik sering terputus total. Kehadiran pesawat komando ini diharapkan menjadi solusi cepat untuk mengendalikan distribusi bantuan serta koordinasi pasukan.
“Seperti di Papua intinya bahwa mitigasi bencana alam ini kita sudah mengalami terputusnya sistem komunikasi dan juga sistem logistik. Oleh karena itu tempat-tempat yang terjadi bencana ini dengan kemampuan pesawat kembali ke sini mengendalikan aset-aset logistik dan menuntaskannya dari belakang nantinya” papar Sjafrie.
Pengadaan pesawat ini merupakan bagian dari program modernisasi alutsista TNI yang terus digenjot pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pesawat komando tersebut akan ditempatkan di bawah kendali Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) dan siap dioperasikan dalam waktu dekat.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi mengenai tipe dan jumlah pasti pesawat yang diserahkan. Namun sumber internal Kemhan menyebut pesawat tersebut memiliki kemampuan terbang jarak jauh dan dilengkapi teknologi command control communications computers intelligence surveillance and reconnaissance (C4ISR) terkini.
Helikoter TNI banyak diturunkan dalam OMSP. (dispenau) ★
Presiden Prabowo Subianto mengaku akan membeli 200 helikopter mulai Januari 2026.
Menurutnya, pembelian itu akan melengkapi pesawat Hercules C130J dan Airbus A400 yang telah hadir lebih dulu di Indonesia.
"Minggu ini helikopter baru datang 5 buah, dan terus berdatangan. Dan saya sudah perintahkan mulai Januari tahun depan dan seterusnya, kita akan datangkan 200 helikopter di RI ini," kata Prabowo dalam puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (5/12/2025).
Prabowo menyampaikan, alutsista itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk mengevakuasi bencana alam.
Dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera, misalnya, negara sudah mengerahkan 50 helikopter untuk membawa bantuan logistik.
"Mungkin beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu, tidak ada yang bisa perkirakan bahwa negara kita mampu mengerahkan 50 helikopter. 50 helikopter sekarang sedang bergerak di daerah musibah," ucap Prabowo.
Menurut Prabowo, hal itu merupakan bentuk negara hadir ketika masyarakat kesulitan akibat bencana.
Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang besar yang mampu mengatasi semua cobaan yang ada.
"Kita menyadari bahwa bangsa kita, negara kita ternyata adalah negara yang besar dan yang kuat. Kita mengalami cobaan-cobaan, kita mengalami badai, kita mengalami bencana, tapi bangsa kita kuat utuh dan bangsa kita mampu mengatasi semua cobaan yang kita hadapi," tutur dia.
Saat ini, menurut Prabowo, masyarakat sudah melihat bagaimana bentuk negara sudah hadir.
"Kita buktikan rakyat melihat reaksi pemerintah cepat, reaksi pemerintah mengatasi masalah. Kita sudah buktikan sekarang rakyat melihat ada musibah di bagian dari wilayah tanah air kita, tapi alat-alat negara segera hadir," tandas Prabowo.
(dispenau)
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M. meninjau Program Management Review (PMR) pengadaan helikopter angkut berat AW-189 di fasilitas Leonardo Helicopters, Italia, pada 1–3 Desember 2025.
Wakasau hadir sebagai observer bersama tim PMR yang terdiri dari personel TNI AU yaitu Dangrup Heli Koopsau, Sesdisaeroau, Paban III/Aero Slogau, serta personel Kementerian Pertahanan yaitu Kolonel Kal M. Agus Fauzan dan Kolonel Lek Dwi Anggoro. Selain itu hadir pula Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bpk. Moh. Arif Faisal selaku perwakilan dari pihak penyedia.
Dari pihak Leonardo Helicopters, PMR diikuti oleh Mr. Giulio Volpato beserta para manajer program, kontrak, desain interior, dan pelatihan.
Rangkaian kegiatan PMR mencakup peninjauan helikopter AW-189 di Lenate Airport, inspeksi lini produksi di Pabrik Leonardo Varese, serta paparan mengenai kontrak, desain, dan aspek teknis yang menjadi bagian dari paket pengadaan.
Selain itu, turut dilaksanakan diskusi untuk merumuskan action key sebagai tindak lanjut hasil peninjauan, sehingga langkah berikutnya dapat disusun secara tepat dan selaras dengan arah kebijakan TNI AU.
Secara keseluruhan, PMR memberikan gambaran komprehensif mengenai aspek teknis, produksi, dan dukungan pelatihan yang termasuk dalam paket pengadaan. Kegiatan ini diharapkan semakin memperkuat kesiapan TNI AU dalam memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) ke depan.