KF21 pada ADEX 21 [KAI] ★
Pada pameran dirgantara ADEX 2021 di Seoul, Korea Selatan dipamerkan desain dan konsep pesawat tempur KF21.
Pesawat KF-21 merupakan jet tempur hasil program Korea/Indonesia Fighter eXperimental (KF-X/IF-X) pada 2016.
Ketika itu, Indonesia berjanji untuk berkontribusi 20 persen atau 1,73 triliun won dari total biaya pengembangan sebesar 8,7 triliun won.
Pembayaran Macet
Proyek kerja sama kedua negara ini mengalami hambatan, Indonesia dilaporkan hanya membayar 227,2 miliar won dari 831,6 miliar won.
Macetnya pembayaran disebabkan masalah keuangan dan prioritas Indonesia untuk melakukan perbaikan jangka menengah serta membeli jet tempur yang sudah jadi.
Di dalam negeri, sejumlah pengamat pertahanan menyebut teknologi 4.5 dari KF-21 akan tertinggal ketika jet tempur itu telah rampung.
Renegosiasi Pembagian Biaya
Sebagai tanggapan, Korea Selatan mengirim sebuah satuan tugas ke jakarta pada 23 hingga 24 September 2020.
Dimuat Korea Herald, Mereka dijadwalkan untuk melakukan re-negosiasi porsi biaya proyek dengan pihak Indonesia.
Setelah itu, tidak banyak informasi mengenai proses negosiasi yang dilakukan kedua negara terkait pembagian biaya proyek.
Dalam pertemuan lalu, Prabowo dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, setuju untuk "bekerja sama secara timbal balik" dan membahas lebih lanjut detail mengenai proyek KF-21. Namun keduanya tidak menyebutkan pembayaran yang telah jatu tempo.
Prabowo juga bertemu dengan Presiden Moon pada Kamis malam dan Menteri Luar Negeri Chung Eui-yong pada Jumat pagi. Tetapi dalam kedua pertemuan itu juga tidak disebutkan terkait masalah pembayaran.
Pada pameran dirgantara ADEX 2021 di Seoul, Korea Selatan dipamerkan desain dan konsep pesawat tempur KF21.
Pesawat KF-21 merupakan jet tempur hasil program Korea/Indonesia Fighter eXperimental (KF-X/IF-X) pada 2016.
Ketika itu, Indonesia berjanji untuk berkontribusi 20 persen atau 1,73 triliun won dari total biaya pengembangan sebesar 8,7 triliun won.
Pembayaran Macet
Proyek kerja sama kedua negara ini mengalami hambatan, Indonesia dilaporkan hanya membayar 227,2 miliar won dari 831,6 miliar won.
Macetnya pembayaran disebabkan masalah keuangan dan prioritas Indonesia untuk melakukan perbaikan jangka menengah serta membeli jet tempur yang sudah jadi.
Di dalam negeri, sejumlah pengamat pertahanan menyebut teknologi 4.5 dari KF-21 akan tertinggal ketika jet tempur itu telah rampung.
Renegosiasi Pembagian Biaya
Sebagai tanggapan, Korea Selatan mengirim sebuah satuan tugas ke jakarta pada 23 hingga 24 September 2020.
Dimuat Korea Herald, Mereka dijadwalkan untuk melakukan re-negosiasi porsi biaya proyek dengan pihak Indonesia.
Setelah itu, tidak banyak informasi mengenai proses negosiasi yang dilakukan kedua negara terkait pembagian biaya proyek.
Dalam pertemuan lalu, Prabowo dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, setuju untuk "bekerja sama secara timbal balik" dan membahas lebih lanjut detail mengenai proyek KF-21. Namun keduanya tidak menyebutkan pembayaran yang telah jatu tempo.
Prabowo juga bertemu dengan Presiden Moon pada Kamis malam dan Menteri Luar Negeri Chung Eui-yong pada Jumat pagi. Tetapi dalam kedua pertemuan itu juga tidak disebutkan terkait masalah pembayaran.
★ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.