✈ Untuk perkuat pertahanan udara ✈ Drone Bayraktar TB2 Sanggup Bermanuver “Barrrel Roll” (Baykar)
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono mengatakan pihaknya akan mendatangkan pesawat nir awak atau drone Bayraktar buatan Turki untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.
"Kita akan dapatkan produk tersebut Bayraktar tipe 2. Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang berkemampuan MALE (medium altitude long endurance) dengan kemampuan LOS (land of sight) dan BILOS (beyond land of sight)," kata Tonny saat ditemui kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis.
Tonny mengatakan pembelian drone Bayraktar itu dapat dipastikan setelah dirinya melakukan kunjungan Baykar Technology di Istanbul, Turki, beberapa waktu lalu.
Menurut Tonny, drone produksi Turki itu memiliki kualitas yang baik dan sangat tepat untuk digunakan dalam operasi pengawasan dan pengintaian.
Drone Bayraktar ini juga akan membantu kinerja drone CH-4, Anka yang baru saja dibeli TNI AU dalam menjalankan operasi militer udara Indonesia.
Dengan adanya kekuatan pesawat nir awak ini, Tonny yakin kekuatan militer Indonesia akan semakin kuat di tengah era penggunaan alat utama sistem senjata (alutsista) berteknologi tinggi.
Sebelumnya, Tonny beserta jajaran TNI AU mengunjungi Baykar Technology, Istanbul, Turki untuk mempelajari teknologi pesawat nir awak dan kecerdasan buatan, Sabtu (29/6).
Untuk diketahui, Baykar Technologies merupakan perusahaan pengembang teknologi pesawat terbang tanpa awak atau UAV dan teknologi kecerdasan buatan yang berperan penting dalam mendukung kemampuan pertahanan Turki.
Dalam kunjungannya KSAU dan seluruh jajaran TNI AU mendengarkan paparan dari pihak Baykar tentang teknologi pesawat nirawak yang mereka miliki.
KSAU berkesempatan untuk menyaksikan beragam simulasi teknologi melalui demonstrasi penerbangan Bayraktar Akinci.
Tingkatkan kualitas gunakan alutsista teknologi AI
Ketika KSAU meninjau pusat pengendali drone UCAV (Baykar)
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono memastikan pihaknya telah meningkatkan kualitas prajurit agar dapat menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista) berteknologi tinggi atau AI.
"Sebuah urgent bahwa setiap personel harus memahami harus menguasai, harus memiliki kemampuan untuk mengoperasikan setiap alutsista yang dimiliki dan dengan teknologi mutakhir yang tepat," kata Tonny saat memberikan sambutan dalam acara seminar soal keselamatan penerbangan dan kerja di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.
Menurut Tonny, saat ini teknologi kecerdasan buatan atau yang akrab disapa AI telah merambah dunia militer.
Dia melanjutkan Indonesia dan beberapa negara besar pun saat ini telah mengadopsi alutsista berteknologi AI di bidang penyerangan, pengintaian hingga keselamatan penerbang.
Namun demikian, kecanggihan teknologi ini justru akan menjadi berbahaya jika tidak diimbangi dengan kualitas SDM yang menggunakannya.
"Teknologi menawarkan efektivitas menawarkan efisiensi dalam melaksanakan misi sementara di sisi lain teknologi dapat mengundang bahaya jika tidak diimbangi kemampuan dan profesionalisme personel yang mengawasinya," kata Tonny.
Karenanya, Tonny beserta jajarannya telah berupaya meningkatkan kualitas SDM personel melalui berbagai program pendidikan, pertukaran pelajar ke luar negeri hingga pelatihan teknis untuk para awak.
Dengan beriringannya peningkatan kualitas SDM dan teknologi alutsista, Tonny yakin TNI AU akan semakin kuat dalam mempertahankan teritorial langit Indonesia.
Sebelumnya, beberapa contoh teknologi tempur yang akan digunakan Indonesia yakni pesawat nir awak atau drone Bayraktar yang dibeli TNI AU dari Turki.
Pesawat nir awak itu akan digunakan untuk melakukan misi pengintaian hingga operasi untuk melakukan penyerangan.
"Kita akan dapatkan produk tersebut Bayraktar tipe 2. Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang berkemampuan MALE (medium altitude long endurance) dengan kemampuan LOS (land of sight) dan BILOS (beyond land of sight)," kata Tonny.
Drone Bayraktar ini juga akan membantu kinerja drone CH-4, Anka yang baru saja dibeli TNI AU dalam menjalankan operasi militer udara Indonesia.
Namun demikian, Tonny tidak menjelaskan berapa unit yang akan dibeli dan kapan drone dari Turki itu akan datang ke Indonesia.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono mengatakan pihaknya akan mendatangkan pesawat nir awak atau drone Bayraktar buatan Turki untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.
"Kita akan dapatkan produk tersebut Bayraktar tipe 2. Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang berkemampuan MALE (medium altitude long endurance) dengan kemampuan LOS (land of sight) dan BILOS (beyond land of sight)," kata Tonny saat ditemui kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis.
Tonny mengatakan pembelian drone Bayraktar itu dapat dipastikan setelah dirinya melakukan kunjungan Baykar Technology di Istanbul, Turki, beberapa waktu lalu.
Menurut Tonny, drone produksi Turki itu memiliki kualitas yang baik dan sangat tepat untuk digunakan dalam operasi pengawasan dan pengintaian.
Drone Bayraktar ini juga akan membantu kinerja drone CH-4, Anka yang baru saja dibeli TNI AU dalam menjalankan operasi militer udara Indonesia.
Dengan adanya kekuatan pesawat nir awak ini, Tonny yakin kekuatan militer Indonesia akan semakin kuat di tengah era penggunaan alat utama sistem senjata (alutsista) berteknologi tinggi.
Sebelumnya, Tonny beserta jajaran TNI AU mengunjungi Baykar Technology, Istanbul, Turki untuk mempelajari teknologi pesawat nir awak dan kecerdasan buatan, Sabtu (29/6).
Untuk diketahui, Baykar Technologies merupakan perusahaan pengembang teknologi pesawat terbang tanpa awak atau UAV dan teknologi kecerdasan buatan yang berperan penting dalam mendukung kemampuan pertahanan Turki.
Dalam kunjungannya KSAU dan seluruh jajaran TNI AU mendengarkan paparan dari pihak Baykar tentang teknologi pesawat nirawak yang mereka miliki.
KSAU berkesempatan untuk menyaksikan beragam simulasi teknologi melalui demonstrasi penerbangan Bayraktar Akinci.
Tingkatkan kualitas gunakan alutsista teknologi AI
Ketika KSAU meninjau pusat pengendali drone UCAV (Baykar)
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono memastikan pihaknya telah meningkatkan kualitas prajurit agar dapat menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista) berteknologi tinggi atau AI.
"Sebuah urgent bahwa setiap personel harus memahami harus menguasai, harus memiliki kemampuan untuk mengoperasikan setiap alutsista yang dimiliki dan dengan teknologi mutakhir yang tepat," kata Tonny saat memberikan sambutan dalam acara seminar soal keselamatan penerbangan dan kerja di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.
Menurut Tonny, saat ini teknologi kecerdasan buatan atau yang akrab disapa AI telah merambah dunia militer.
Dia melanjutkan Indonesia dan beberapa negara besar pun saat ini telah mengadopsi alutsista berteknologi AI di bidang penyerangan, pengintaian hingga keselamatan penerbang.
Namun demikian, kecanggihan teknologi ini justru akan menjadi berbahaya jika tidak diimbangi dengan kualitas SDM yang menggunakannya.
"Teknologi menawarkan efektivitas menawarkan efisiensi dalam melaksanakan misi sementara di sisi lain teknologi dapat mengundang bahaya jika tidak diimbangi kemampuan dan profesionalisme personel yang mengawasinya," kata Tonny.
Karenanya, Tonny beserta jajarannya telah berupaya meningkatkan kualitas SDM personel melalui berbagai program pendidikan, pertukaran pelajar ke luar negeri hingga pelatihan teknis untuk para awak.
Dengan beriringannya peningkatan kualitas SDM dan teknologi alutsista, Tonny yakin TNI AU akan semakin kuat dalam mempertahankan teritorial langit Indonesia.
Sebelumnya, beberapa contoh teknologi tempur yang akan digunakan Indonesia yakni pesawat nir awak atau drone Bayraktar yang dibeli TNI AU dari Turki.
Pesawat nir awak itu akan digunakan untuk melakukan misi pengintaian hingga operasi untuk melakukan penyerangan.
"Kita akan dapatkan produk tersebut Bayraktar tipe 2. Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang berkemampuan MALE (medium altitude long endurance) dengan kemampuan LOS (land of sight) dan BILOS (beyond land of sight)," kata Tonny.
Drone Bayraktar ini juga akan membantu kinerja drone CH-4, Anka yang baru saja dibeli TNI AU dalam menjalankan operasi militer udara Indonesia.
Namun demikian, Tonny tidak menjelaskan berapa unit yang akan dibeli dan kapan drone dari Turki itu akan datang ke Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.