Kolaborasi dengan Bell Textron Inc.
NBell 412 EPI (TNI AD) ✪
Dalam memperkuat keamanan dan pertahanan tanah air, helikopter misi khusus akan dikembangkan bersama melalui kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Bell Textron Inc.
Managing Director Bell Textron for Asia Pacific, David F. Sale mengungkapkan bahwa, hal itu telah diwujudkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani kedua pihak di sela-sela pameran Indo Defence 2025 Expo & Forum di JIExpo, Rabu (11/6).
Helikopter Bell misi khusus ini dirancang untuk mendukung berbagai jenis misi operasi, namun tidak terbatas pada misi pencarian dan penyelamatan (SAR), evakuasi medis, hingga misi pengintaian bersenjata. PTDI bertindak sebagai integrator perlengkapan misi.
“MoU yang baru kita lakukan adalah terkait helikopter misi khusus. Bell memiliki kapabilitas untuk mempersenjatai helikopter kami agar menjadi platform dengan kemampuan tertentu,” imbuh Sale, Kamis (12/6).
“Kami dapat membuatnya menjadi helikopter layanan medis darurat hingga helikopter serang ringan. Semuanya berdasarkan keinginan pengguna akhir, baik itu angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Kami bekerja sama dengan PTDI dan bagian integrasi untuk mengembangkan solusi bagi pengguna,” jelas dia.
Lebih lanjut, Sale menuturkan bahwa mereka akan bekerja sama dalam kualifikasi sistem. Misalnya, disepakati untuk mengembangkan sistem persenjataan helikopter Bell 412 yang terintegrasi dan sistem itu akan disertifikasi Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA).
Sertifikasi ini dilakukan agar sistem yang dikembangkan PTDI memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak digunakan untuk mendukung TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
“Kami akan bekerja sama dengan PTDI, dengan teknisi mereka dan teknisi kami, sehingga mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Atau mereka akan mendapatkan teknologi tambahan yang mampu membantu mereka mensertifikasi pesawat tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, Bell dan PTDI juga akan bekerja sama dalam pengembangan dan penyediaan layanan purna jual, termasuk model dukungan berdasarkan jam terbang, logistik berbasis kinerja, serta layanan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) untuk helikopter Bell yang dioperasikan pemerintah Indonesia.
Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen Bell terhadap Indonesia, selaku pengguna helikopter Bell terbanyak di Asia. Selama lebih dari empat dekade, Bell dan PTDI telah bekerja sama terhadap lebih dari 70 unit pesawat. Pada tahun 2012, keduanya juga telah meresmikan kerja sama industrial and commercial agreement (ICA) yang mengatur peran PTDI dalam kustomisasi dan pengiriman helikopter Bell 412.
Bell telah hadir di Indonesia selama lebih dari 50 tahun, dengan sekitar 110 unit pesawat yang saat ini beroperasi. Perusahaan itu menyediakan fasilitas layanan pelanggan resmi Bell, dua pusat perawatan yang berlisensi, serta tim insinyur layanan pelanggan yang berbasis di Jakarta.

Dalam memperkuat keamanan dan pertahanan tanah air, helikopter misi khusus akan dikembangkan bersama melalui kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Bell Textron Inc.
Managing Director Bell Textron for Asia Pacific, David F. Sale mengungkapkan bahwa, hal itu telah diwujudkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani kedua pihak di sela-sela pameran Indo Defence 2025 Expo & Forum di JIExpo, Rabu (11/6).
Helikopter Bell misi khusus ini dirancang untuk mendukung berbagai jenis misi operasi, namun tidak terbatas pada misi pencarian dan penyelamatan (SAR), evakuasi medis, hingga misi pengintaian bersenjata. PTDI bertindak sebagai integrator perlengkapan misi.
“MoU yang baru kita lakukan adalah terkait helikopter misi khusus. Bell memiliki kapabilitas untuk mempersenjatai helikopter kami agar menjadi platform dengan kemampuan tertentu,” imbuh Sale, Kamis (12/6).
“Kami dapat membuatnya menjadi helikopter layanan medis darurat hingga helikopter serang ringan. Semuanya berdasarkan keinginan pengguna akhir, baik itu angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Kami bekerja sama dengan PTDI dan bagian integrasi untuk mengembangkan solusi bagi pengguna,” jelas dia.
Lebih lanjut, Sale menuturkan bahwa mereka akan bekerja sama dalam kualifikasi sistem. Misalnya, disepakati untuk mengembangkan sistem persenjataan helikopter Bell 412 yang terintegrasi dan sistem itu akan disertifikasi Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA).
Sertifikasi ini dilakukan agar sistem yang dikembangkan PTDI memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak digunakan untuk mendukung TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
“Kami akan bekerja sama dengan PTDI, dengan teknisi mereka dan teknisi kami, sehingga mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Atau mereka akan mendapatkan teknologi tambahan yang mampu membantu mereka mensertifikasi pesawat tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, Bell dan PTDI juga akan bekerja sama dalam pengembangan dan penyediaan layanan purna jual, termasuk model dukungan berdasarkan jam terbang, logistik berbasis kinerja, serta layanan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) untuk helikopter Bell yang dioperasikan pemerintah Indonesia.
Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen Bell terhadap Indonesia, selaku pengguna helikopter Bell terbanyak di Asia. Selama lebih dari empat dekade, Bell dan PTDI telah bekerja sama terhadap lebih dari 70 unit pesawat. Pada tahun 2012, keduanya juga telah meresmikan kerja sama industrial and commercial agreement (ICA) yang mengatur peran PTDI dalam kustomisasi dan pengiriman helikopter Bell 412.
Bell telah hadir di Indonesia selama lebih dari 50 tahun, dengan sekitar 110 unit pesawat yang saat ini beroperasi. Perusahaan itu menyediakan fasilitas layanan pelanggan resmi Bell, dua pusat perawatan yang berlisensi, serta tim insinyur layanan pelanggan yang berbasis di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.