Jakarta ♼ Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengibaratkan perbaikan hubungan Indonesia dan Australia seperti orang yang sedang mengganti oli.
“Kalau kita ganti oli, kita buka baut-bautnya, keluar oli bekasnya. Sebelum kita tutup dan isi oli baru, kan, kita harus pastikan oli ini jelas kita keluar semua, jangan sampai ini kita tutup, ganti oli baru, tapi masih ada sisa-sia oli lama,” kata Marty, yang mengaku punya hobi mengutak-atik mobil antik, menjawab pertanyaan Tempo dalam wawancara terbatas di Jakarta, Jumat sore, 20 Desember 2013.
Marty menegaskan, Australia punya tanggung jawab lebih besar untuk memulihkan situasi. Antara lain dengan memaparkan segala permasalahan yang disembunyikan di masa lalu sebelum melangkah ke masa depan.
Setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, belum ada pertemuan resmi membahas kode etik atau protokol seperti yang disepakati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Tony Abbott dalam surat-surat mereka. Meskipun komunikasi informal antara Julie dan Marty terus dilakukan.
Menurut Marty, Australia punya tanggung jawab lebih besar untuk pemulihan tersebut. Tidak semata pembuatan kode etik yang Marty katakan bisa dibuat dalam sekejap. Dia menyebutkan saat ini adalah masa untuk show and tell alias buka-bukaan.
“Ungkapkanlah apa itu masalah-masalah di masa lalu, daripada katanya sudah selesai, tapi keluar lagi masalah yang lama di saat kita menyusun yang baru,” kata Marty. “Kalau bisa, jangan ada kejutan lagi."
“Kalau kita ganti oli, kita buka baut-bautnya, keluar oli bekasnya. Sebelum kita tutup dan isi oli baru, kan, kita harus pastikan oli ini jelas kita keluar semua, jangan sampai ini kita tutup, ganti oli baru, tapi masih ada sisa-sia oli lama,” kata Marty, yang mengaku punya hobi mengutak-atik mobil antik, menjawab pertanyaan Tempo dalam wawancara terbatas di Jakarta, Jumat sore, 20 Desember 2013.
Marty menegaskan, Australia punya tanggung jawab lebih besar untuk memulihkan situasi. Antara lain dengan memaparkan segala permasalahan yang disembunyikan di masa lalu sebelum melangkah ke masa depan.
Setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, belum ada pertemuan resmi membahas kode etik atau protokol seperti yang disepakati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Tony Abbott dalam surat-surat mereka. Meskipun komunikasi informal antara Julie dan Marty terus dilakukan.
Menurut Marty, Australia punya tanggung jawab lebih besar untuk pemulihan tersebut. Tidak semata pembuatan kode etik yang Marty katakan bisa dibuat dalam sekejap. Dia menyebutkan saat ini adalah masa untuk show and tell alias buka-bukaan.
“Ungkapkanlah apa itu masalah-masalah di masa lalu, daripada katanya sudah selesai, tapi keluar lagi masalah yang lama di saat kita menyusun yang baru,” kata Marty. “Kalau bisa, jangan ada kejutan lagi."
♞ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.