Pesawat Siluman H-20 [people.com.cn]
China sedang mengembangkan pesawat pembom siluman baru yang disebut dengan H-20. Pembangunan pesawat pembom ini akan meningkatkan kekuatan pembom strategis China, ujar Bill Sweetman, seorang jurnalis militer dan Richard D. Fisher, seorang peneliti perkembangan militer China seperti yang dilansir laman Wantchinatimes.com.
Saat ini, China masih dalam tahapan pengembangan pesawat pembom strategis masa depan, seperti halnya Amerika Serikat juga sedang mengembangkan pesawat pembom siluman strategisnya melalui proyek Long-Range Strike Bomber dan Rusia dengan program pesawat pembom PAK DA, menurut laporan Aviation Week & Space Technology.
Pesawat pembom H-20 China kemungkinan besar akan dikembangkan dan diproduksi oleh Xi'an Aircraft Industrial Corporation (XAIC), salah satu pengembang utama pesawat-pesawat China. Pembom H-20 ini kemungkinan akan dikonfigurasi dengan fitur low observable dan kecepatan subsonik.
Menurut laporan China Aviation News pada Januari lalu, China disebutkan telah merancang pesawat pembom siluman jarak jauh pertamanya sejak tahun 2008. Desainnya dirancang oleh Aviation Industry Corporation China, induk perusahaan dari XAIC.
Rencana pembangunan pesawat pembom masa depan China sebenarnya juga telah bergaung sejak Oktober 2013 silam. Kala itu, Kolonel Wu Guohui, seorang profesor dari Universitas Pertahanan Nasional China mengatakan kepada China Aviation News: "Di masa lalu China lemah dalam (pesawat) pembom, tapi di masa depan China akan mengembangkan pesawat pembom jarak jauh." Kolonel Wu Guohui menjelaskan bahwa pesawat pembom siluman memiliki dua keunggulan dibandingkan rudal balistik. Yang pertama, rudal balistik hanya bisa ditembakkan satu kali, sementara pembom siluman dapat diterbangkan berkali-kali. Yang kedua, setelah diluncurkan, rudal balistik tidak dapat kembali ke pangkalan, sedangkan pembom siluman akan kembali ke pangkalan jika misi dibatalkan.
Meskipun Angkatan Udara China belum mengonfirmasi rencana mereka ini, namun analis menilai pembom H-20 kemungkinan baru akan rampung sekitar tahun 2025.
Di masa depan, China akan membutuhkan pesawat pembom siluman demi mencapai dua ambisi strategisnya. Yang pertama, mencegah AS menguasai First Island Chain, yang membentang dari Alaska hingga Filipina. Kedua, untuk semakin mengukuhkan kepemimpinannya di Timur Jauh. H-20 Angkatan Udara China bersama dengan kapal induk dan kapal serbu amfibi Angkatan Laut China akan memberikan China kemampuan proyeksi kekuatan yang besar.
Seperti halnya Amerika Serikat yang telah menginvestasikan dana sebesar USD 1,2 miliar per tahun untuk mengembangkan pesawat pembom siluman baru demi menggantikan pembom Northrop Grumman B-2 Spirit, Wu mengatakan bahwa sudah waktunya bagi China untuk mengembangkan pesawat pembom sendiri. Pembom strategis seperti B-2 AS dan Xian H-6 China kini sudah menjadi sasaran empuk bagi sistem-sistem rudal pertahanan udara canggih saat ini. Begitu pula Rusia yang kini mengembangkan pesawat pembom siluman PAK DA untuk memenuhi kebutuhan perang di masa depan.
Saat ini, hanya Amerika Serikat yang telah memproduksi dan mengoperasikan pesawat pembom siluman, yaitu Lockheed A-12, Lockheed F-117 Nighthawk dan B-2 Spirit. Dan saat ini, B-2 adalah satu-satunya pembom yang dioperasikan AS.
Sementara menunggu program H-20 rampung, Angkatan Udara PLA terus mengembangkan versi upgrade dari pesawat pembom H-6 dan upgrade model-model sebelumnya dengan persenjataan baru. Tidak diluluskannya niat China oleh Rusia untuk membeli pesawat pembom yang lebih canggih yaitu Tupolev Tu-22M3, membuat negara ini tidak memiliki pilihan lain selain mengupgrade pesawat pembom yang ada atau mengembangkan pesawat pembom baru.
China sedang mengembangkan pesawat pembom siluman baru yang disebut dengan H-20. Pembangunan pesawat pembom ini akan meningkatkan kekuatan pembom strategis China, ujar Bill Sweetman, seorang jurnalis militer dan Richard D. Fisher, seorang peneliti perkembangan militer China seperti yang dilansir laman Wantchinatimes.com.
Saat ini, China masih dalam tahapan pengembangan pesawat pembom strategis masa depan, seperti halnya Amerika Serikat juga sedang mengembangkan pesawat pembom siluman strategisnya melalui proyek Long-Range Strike Bomber dan Rusia dengan program pesawat pembom PAK DA, menurut laporan Aviation Week & Space Technology.
Pesawat pembom H-20 China kemungkinan besar akan dikembangkan dan diproduksi oleh Xi'an Aircraft Industrial Corporation (XAIC), salah satu pengembang utama pesawat-pesawat China. Pembom H-20 ini kemungkinan akan dikonfigurasi dengan fitur low observable dan kecepatan subsonik.
Menurut laporan China Aviation News pada Januari lalu, China disebutkan telah merancang pesawat pembom siluman jarak jauh pertamanya sejak tahun 2008. Desainnya dirancang oleh Aviation Industry Corporation China, induk perusahaan dari XAIC.
Rencana pembangunan pesawat pembom masa depan China sebenarnya juga telah bergaung sejak Oktober 2013 silam. Kala itu, Kolonel Wu Guohui, seorang profesor dari Universitas Pertahanan Nasional China mengatakan kepada China Aviation News: "Di masa lalu China lemah dalam (pesawat) pembom, tapi di masa depan China akan mengembangkan pesawat pembom jarak jauh." Kolonel Wu Guohui menjelaskan bahwa pesawat pembom siluman memiliki dua keunggulan dibandingkan rudal balistik. Yang pertama, rudal balistik hanya bisa ditembakkan satu kali, sementara pembom siluman dapat diterbangkan berkali-kali. Yang kedua, setelah diluncurkan, rudal balistik tidak dapat kembali ke pangkalan, sedangkan pembom siluman akan kembali ke pangkalan jika misi dibatalkan.
Meskipun Angkatan Udara China belum mengonfirmasi rencana mereka ini, namun analis menilai pembom H-20 kemungkinan baru akan rampung sekitar tahun 2025.
Di masa depan, China akan membutuhkan pesawat pembom siluman demi mencapai dua ambisi strategisnya. Yang pertama, mencegah AS menguasai First Island Chain, yang membentang dari Alaska hingga Filipina. Kedua, untuk semakin mengukuhkan kepemimpinannya di Timur Jauh. H-20 Angkatan Udara China bersama dengan kapal induk dan kapal serbu amfibi Angkatan Laut China akan memberikan China kemampuan proyeksi kekuatan yang besar.
Seperti halnya Amerika Serikat yang telah menginvestasikan dana sebesar USD 1,2 miliar per tahun untuk mengembangkan pesawat pembom siluman baru demi menggantikan pembom Northrop Grumman B-2 Spirit, Wu mengatakan bahwa sudah waktunya bagi China untuk mengembangkan pesawat pembom sendiri. Pembom strategis seperti B-2 AS dan Xian H-6 China kini sudah menjadi sasaran empuk bagi sistem-sistem rudal pertahanan udara canggih saat ini. Begitu pula Rusia yang kini mengembangkan pesawat pembom siluman PAK DA untuk memenuhi kebutuhan perang di masa depan.
Saat ini, hanya Amerika Serikat yang telah memproduksi dan mengoperasikan pesawat pembom siluman, yaitu Lockheed A-12, Lockheed F-117 Nighthawk dan B-2 Spirit. Dan saat ini, B-2 adalah satu-satunya pembom yang dioperasikan AS.
Sementara menunggu program H-20 rampung, Angkatan Udara PLA terus mengembangkan versi upgrade dari pesawat pembom H-6 dan upgrade model-model sebelumnya dengan persenjataan baru. Tidak diluluskannya niat China oleh Rusia untuk membeli pesawat pembom yang lebih canggih yaitu Tupolev Tu-22M3, membuat negara ini tidak memiliki pilihan lain selain mengupgrade pesawat pembom yang ada atau mengembangkan pesawat pembom baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.