Bisa Menjangkau AlaskaPemimpin Korea Utara Kim Jong Un (dua dari kanan), memeriksa persiapan peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-14, ICBM, di barat laut Korea Utara, 4 Juli 2017. [AP] ★
Korea Utara kembali melakukan uji coba yang diduga sebagai rudal balistik antarbenua atau intercontinental ballistic missile (ICBM) pada Selasa, 4 Juli 2017. Dari pengamatan dua analis, rudal ini diprediksi bisa menjangkau wilayah Alaska, Amerika Serikat.
Pada awalnya, Amerika menduga Korea Utara menguji coba rudal KN-17 dengan jarak jangkauan menengah. Namun seperti dilansir dari CNN, analis menilai bahwa rudal yang diujicoba adalah ICBM. Misil yang diujicobakan itu terbang sejauh 885 kilometer dan jatuh di perairan barat Jepang.
Ahli taktik militer Amerika dikabarkan sedang mendalami data dan informasi intelijen yang didapatkan dari satelit, pesawat, dan sistem lain untuk memastikan informasi ini. "Klaim itu diterima secara serius," ujar pejabat senior.
Klaim jangkauan misil ini mendapat perhatian serius dari Gedung Putih. Pertemuan darurat diadakan antara militer, diplomat, dan kemanan nasional Amerika Serikat. Mereka membahas opsi yang disiapkan jika klaim itu terbukti benar.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump lewat twitter pribadinya menyayangkan langkah uji coba ini. "Korea Utara baru saja meluncurkan misil lain. Apakah pria ini (Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un) memiliki hal lain yang lebih baik dalam hidupnya?" kata Trump.
Trump pun berharap Cina dapat memberikan dukungan untuk menghentikan langkah Korea Utara selanjutnya. "Mungkin Cina akan membuat gerakan besar pada Korea Utara dan mengakhiri omong kosong ini sekarang dan untuk selamanya," cuit Trump.
Sebelumnya, Korea Utara melakukan uji coba rudal yang sama. Uji coba itu dilakukan sehari setelah Amerika Serikat meminta Cina untuk lebih menekan Korea Utara lewat bidang ekonomi dan diplomasi. Tujuannya, agar Korea Utara mengendalikan program rudal dan nuklirnya selama pertemuan tingkat tinggi di Washington tentang ketegangan di Semenanjung Korea.
Korea Utara kembali melakukan uji coba yang diduga sebagai rudal balistik antarbenua atau intercontinental ballistic missile (ICBM) pada Selasa, 4 Juli 2017. Dari pengamatan dua analis, rudal ini diprediksi bisa menjangkau wilayah Alaska, Amerika Serikat.
Pada awalnya, Amerika menduga Korea Utara menguji coba rudal KN-17 dengan jarak jangkauan menengah. Namun seperti dilansir dari CNN, analis menilai bahwa rudal yang diujicoba adalah ICBM. Misil yang diujicobakan itu terbang sejauh 885 kilometer dan jatuh di perairan barat Jepang.
Ahli taktik militer Amerika dikabarkan sedang mendalami data dan informasi intelijen yang didapatkan dari satelit, pesawat, dan sistem lain untuk memastikan informasi ini. "Klaim itu diterima secara serius," ujar pejabat senior.
Klaim jangkauan misil ini mendapat perhatian serius dari Gedung Putih. Pertemuan darurat diadakan antara militer, diplomat, dan kemanan nasional Amerika Serikat. Mereka membahas opsi yang disiapkan jika klaim itu terbukti benar.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump lewat twitter pribadinya menyayangkan langkah uji coba ini. "Korea Utara baru saja meluncurkan misil lain. Apakah pria ini (Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un) memiliki hal lain yang lebih baik dalam hidupnya?" kata Trump.
Trump pun berharap Cina dapat memberikan dukungan untuk menghentikan langkah Korea Utara selanjutnya. "Mungkin Cina akan membuat gerakan besar pada Korea Utara dan mengakhiri omong kosong ini sekarang dan untuk selamanya," cuit Trump.
Sebelumnya, Korea Utara melakukan uji coba rudal yang sama. Uji coba itu dilakukan sehari setelah Amerika Serikat meminta Cina untuk lebih menekan Korea Utara lewat bidang ekonomi dan diplomasi. Tujuannya, agar Korea Utara mengendalikan program rudal dan nuklirnya selama pertemuan tingkat tinggi di Washington tentang ketegangan di Semenanjung Korea.
♞ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.