Sandar di KinabaluDua kapal perang Indonesia KRI Frans Kaisiepo-368 dan KRI Sampari-628 sandar di Pangkalan Angkatan Laut Kota Kinabalu (KKNB), Kota Kinabalu, Malaysia, Minggu (23/6/2024). (ANTARA/HO-Dinas Penerangan Komando Armada II TNI AL/am.) ☆
Dua kapal perang Indonesia KRI Frans Kaisiepo-368 dan KRI Sampari-628 sandar di Pangkalan Angkatan Laut Kota Kinabalu, Malaysia, setelah berlayar sejak 14 Juni dari Surabaya, Jawa Timur, untuk mengikuti Latihan Bersama Malindo Jaya 27AAB/24 pada akhir Juni 2024.
Pusat Penerangan TNI dan Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut dalam siaran resminya yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin, menjelaskan kedatangan dua KRI di Kinabalu, Minggu (23/6), disambut Direktur Latihan Latma Malindo Jaya 27AB/24 Angkatan Laut Malaysia (TLDM) Capt. Moh. Fairuz bin Hassan.
Komandan Satuan Tugas Malindo Jaya 27AB/24 yang juga Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letnan Kolonel Laut (P) Lustia Budi berterima kasih atas sambutan TLDM dan berharap latihan rutin antara TNI Angkatan Laut dan TLDM dapat berjalan lancar.
"Selaku Dansatgas Latma Malindo Jaya 27AB/24, saya berterima kasih dan berharap dengan latihan yang akan dilaksanakan nanti dapat mewujudkan interoperabilitas dan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Malaysia, dalam hal ini TNI Angkatan Laut dan TLDM," kata Lustia.
TNI Angkatan Laut mengirimkan KRI Frans Kaisiepo dan KRI Sampari yang membawa sebanyak 220 prajurit untuk mengikuti Latma Malindo Jaya 27AB/24 di Kinabalu pada akhir Juni 2024.
Dua kapal itu memulai pelayarannya ke Kinabalu dari Dermaga Koarmada II, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, pada 14 Juni 2024. Dalam konvoi itu, ada juga satu helikopter Panther HS-1311 yang juga ikut Latma Malindo Jaya 27AB/24.
Dari Surabaya, konvoi kapal itu sempat sandar di Tarakan, Kalimantan Utara, kemudian melanjutkan pelayaran ke Kinabalu melalui perairan rawan di Laut Sulu.
Kapal perang Indonesia itu selama berlayar di Laut Sulu menjalankan peran jaga perang atau siaga tempur untuk mengantisipasi ancaman serangan tidak terduga, termasuk dari kelompok teroris jaringan Abu Sayyaf Group (ASG) yang kerap beroperasi di Laut Sulu.
Laut Sulu merupakan perairan yang masuk wilayah perbatasan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Sementara itu, Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) menyiapkan dua kapal perang, yaitu KD Selangor dan KD Sundang, serta helikopter HOM AW 139, dan pasukan khusus dari Pasukan Khas Laut (Paskal) TLDM.
Latma Malindo Jaya merupakan latihan yang rutin digelar oleh angkatan laut dua negara untuk meningkatkan kesiapan tempur di laut, sekaligus menjalin interoperabilitas yang lebih baik dalam menjaga keamanan di laut terutama di daerah perairan perbatasan.
Oleh karena itu, beberapa materi Latma Malindo Jaya 27AB/24 mencakup latihan keamanan laut dan peperangan laut.
Indonesia dan Malaysia berbagi wilayah perairan di beberapa perairan rawan, di antaranya Selat Malaka, Laut China Selatan, dan Laut Sulu.
Dua kapal perang Indonesia KRI Frans Kaisiepo-368 dan KRI Sampari-628 sandar di Pangkalan Angkatan Laut Kota Kinabalu, Malaysia, setelah berlayar sejak 14 Juni dari Surabaya, Jawa Timur, untuk mengikuti Latihan Bersama Malindo Jaya 27AAB/24 pada akhir Juni 2024.
Pusat Penerangan TNI dan Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut dalam siaran resminya yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin, menjelaskan kedatangan dua KRI di Kinabalu, Minggu (23/6), disambut Direktur Latihan Latma Malindo Jaya 27AB/24 Angkatan Laut Malaysia (TLDM) Capt. Moh. Fairuz bin Hassan.
Komandan Satuan Tugas Malindo Jaya 27AB/24 yang juga Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letnan Kolonel Laut (P) Lustia Budi berterima kasih atas sambutan TLDM dan berharap latihan rutin antara TNI Angkatan Laut dan TLDM dapat berjalan lancar.
"Selaku Dansatgas Latma Malindo Jaya 27AB/24, saya berterima kasih dan berharap dengan latihan yang akan dilaksanakan nanti dapat mewujudkan interoperabilitas dan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Malaysia, dalam hal ini TNI Angkatan Laut dan TLDM," kata Lustia.
TNI Angkatan Laut mengirimkan KRI Frans Kaisiepo dan KRI Sampari yang membawa sebanyak 220 prajurit untuk mengikuti Latma Malindo Jaya 27AB/24 di Kinabalu pada akhir Juni 2024.
Dua kapal itu memulai pelayarannya ke Kinabalu dari Dermaga Koarmada II, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, pada 14 Juni 2024. Dalam konvoi itu, ada juga satu helikopter Panther HS-1311 yang juga ikut Latma Malindo Jaya 27AB/24.
Dari Surabaya, konvoi kapal itu sempat sandar di Tarakan, Kalimantan Utara, kemudian melanjutkan pelayaran ke Kinabalu melalui perairan rawan di Laut Sulu.
Kapal perang Indonesia itu selama berlayar di Laut Sulu menjalankan peran jaga perang atau siaga tempur untuk mengantisipasi ancaman serangan tidak terduga, termasuk dari kelompok teroris jaringan Abu Sayyaf Group (ASG) yang kerap beroperasi di Laut Sulu.
Laut Sulu merupakan perairan yang masuk wilayah perbatasan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Sementara itu, Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) menyiapkan dua kapal perang, yaitu KD Selangor dan KD Sundang, serta helikopter HOM AW 139, dan pasukan khusus dari Pasukan Khas Laut (Paskal) TLDM.
Latma Malindo Jaya merupakan latihan yang rutin digelar oleh angkatan laut dua negara untuk meningkatkan kesiapan tempur di laut, sekaligus menjalin interoperabilitas yang lebih baik dalam menjaga keamanan di laut terutama di daerah perairan perbatasan.
Oleh karena itu, beberapa materi Latma Malindo Jaya 27AB/24 mencakup latihan keamanan laut dan peperangan laut.
Indonesia dan Malaysia berbagi wilayah perairan di beberapa perairan rawan, di antaranya Selat Malaka, Laut China Selatan, dan Laut Sulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.