Sebelum Pesanan Datang
Diketahui, Indonesia memesan 42 unit Rafale dari Perancis (Dassault Aviation)
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengatakan, produsen alat utama sistem senjata (alutista) yang dipesan TNI AU, akan melakukan survei terlebih dulu, sebelum alutsista diserahkan.
Proses survei itu akan dimulai pada akhir bulan ini. Meski begitu, Tonny enggan mengungkap siapa produsen yang akan melakukan survei tersebut.
"Mohon maaf tidak saya sebutkan (asal pabrik dan alutsistanya) nanti akan survei bagaimana kesiapan kita. Apa yang harus kita bangun sarana prasarana dan sebagainya," kata KSAU ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2025).
Ia menambahkan, survei dilakukan produsen untuk memastikan bahwa TNI AU tidak memiliki kendala ketika alutsista yang dipesan nantinya telah tiba.
Meski tak menyebut produsen yang dimaksud, KSAU mengatakan, salah satu kesiapan yang akan dicek terkait rencana kedatangan jet tempur Rafale ke Indonesia.
"Semuanya. Semuanya. Kalau yang sudah berkontrak lama, kita sudah persiapkan. Untuk persiapan Rafale kita juga masih progres, on progres karena itu sudah perencanaan lama," ujar Tonny.
Diketahui, Indonesia memesan 42 unit Rafale dari Perancis, pada saat Presiden Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Untuk tahap pertama, enam unit Rafale akan tiba di Indonesia pada tahun depan.
Jet tempur omnirole besutan Dassault Aviation itu dibeli Indonesia dengan kesepakatan sekitar 8,1 miliar Dollar AS, yang mencakup pesawat, persenjataan, pelatihan, serta dukungan logistik.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengatakan, produsen alat utama sistem senjata (alutista) yang dipesan TNI AU, akan melakukan survei terlebih dulu, sebelum alutsista diserahkan.
Proses survei itu akan dimulai pada akhir bulan ini. Meski begitu, Tonny enggan mengungkap siapa produsen yang akan melakukan survei tersebut.
"Mohon maaf tidak saya sebutkan (asal pabrik dan alutsistanya) nanti akan survei bagaimana kesiapan kita. Apa yang harus kita bangun sarana prasarana dan sebagainya," kata KSAU ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2025).
Ia menambahkan, survei dilakukan produsen untuk memastikan bahwa TNI AU tidak memiliki kendala ketika alutsista yang dipesan nantinya telah tiba.
Meski tak menyebut produsen yang dimaksud, KSAU mengatakan, salah satu kesiapan yang akan dicek terkait rencana kedatangan jet tempur Rafale ke Indonesia.
"Semuanya. Semuanya. Kalau yang sudah berkontrak lama, kita sudah persiapkan. Untuk persiapan Rafale kita juga masih progres, on progres karena itu sudah perencanaan lama," ujar Tonny.
Diketahui, Indonesia memesan 42 unit Rafale dari Perancis, pada saat Presiden Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Untuk tahap pertama, enam unit Rafale akan tiba di Indonesia pada tahun depan.
Jet tempur omnirole besutan Dassault Aviation itu dibeli Indonesia dengan kesepakatan sekitar 8,1 miliar Dollar AS, yang mencakup pesawat, persenjataan, pelatihan, serta dukungan logistik.
★ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.