Radar-Kapal Perang Raksasa
Ilustrasi Frigate Merah Putih (Istimewa) ★
Direktur Utama DEFEND ID Bobby Rasyidin buka-bukaan soal sederet pengembangan produk perang canggih yang dibesut oleh perusahaannya. Mulai dari radar perang canggih hingga kapal perang besar saat ini sedang dikembangkan oleh Holding BUMN Pertahanan DEFEND ID.
Produk pertama yang dipamerkan Bobby adalah sistem radar fire control system (FCS). Dia mengklaim sistem radar ini mulai dipasang di berbagai Kapal Perang Indonesia (KRI).
Dia menjelaskan radar ini bisa secara otomatis mendeteksi sebuah obyek yang dijadikan sasaran. Kemudian obyek itu ibarat dikunci pergerakannya kemudian misil dari kapal bakal menembak dengan tepat sasaran dengan sistem radar ini.
Menurut Bobby, sistem radar ini merupakan contoh penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam sektor pertahanan. Radar ini dikembangkan oleh PT LEN Industri.
"Ada namanya FCS, fire control system, jadi misalnya ada meriam ada canon di situ kemudian ada obyek, radar detect obyeknya, kemudian ada sensor infonya, elektrooptik sama infrared-nya itu dia ikutin. Sistem ini dia prediktif, ini arahnya ke mana, trajectory ke mana, kecepatan berapa, kemudian dia nembak. Itu udah AI-Based juga," papar Bobby dalam program Blak-blakan detikcom.
Bobby melanjutkan pihaknya juga sedang membangun sebuah kapal perang frigate dengan ukuran yang cukup besar. Kapal ini sedang dikembangkan oleh PT PAL.
Panjang haluan kapal ini diperkirakan menyentuh 143 meter. Dia bilang kapal ini mampu menghalau serangan udara, darat, hingga kapal selam.
"Ini frigate terbesar juga jadi 143 meter panjang haluannya juga. Dia frigate cukup kompleks juga, dia anti serangan udara, anti serangan permukaan, dan anti kapal selam," ungkap Bobby.
Bobby mengklaim level kapal yang dibangun PT PAL ini setara dengan frigate pabrikan Inggris, Jepang, hingga Italia. Namun memang komponennya saja belum semuanya dari dalam negeri.
"Memang komponennya belum semua dalam negeri, misalnya sistem FCS dari kita, tapi missile-nya masih kita beli dari luar. Cuma kita one day harus bisa kita bikin itu," ujar Bobby.
Di sisi lain, Indonesia juga sedang mengembangkan rudal nasional atau RN. Ini merupakan produk rudal kontrol jarak jauh yang dibuat di dalam negeri.
Bobby bilang hampir seluruh perusahaan anggota DEFEND ID akan berkontribusi ke proyek ini. Mulai dari Pindad dan Dahana yang membuat roket dan bahan peledaknya, hingga PT LEN yang menyiapkan sistem kendalinya.
Roketnya sendiri sudah berhasil untuk diuji coba luncurkan tahun lalu. Namun, belum dipasangi sistem kendalinya.
"Kita itu ditugasi sama pemerintah untuk bangun 10 teknologi kunci industri pertahanan, salah satunya adalah roket. Kita sudah bisa luncurkan tahun lalu, kolaborasi Dahana dan Pindad. Tapi ini unguided, jadi dia tak punya guided-nya. Kami godok saat ini rudal nasional, RN," pungkas Bobby. (hal/eds)
Ilustrasi Frigate Merah Putih (Istimewa) ★
Direktur Utama DEFEND ID Bobby Rasyidin buka-bukaan soal sederet pengembangan produk perang canggih yang dibesut oleh perusahaannya. Mulai dari radar perang canggih hingga kapal perang besar saat ini sedang dikembangkan oleh Holding BUMN Pertahanan DEFEND ID.
Produk pertama yang dipamerkan Bobby adalah sistem radar fire control system (FCS). Dia mengklaim sistem radar ini mulai dipasang di berbagai Kapal Perang Indonesia (KRI).
Dia menjelaskan radar ini bisa secara otomatis mendeteksi sebuah obyek yang dijadikan sasaran. Kemudian obyek itu ibarat dikunci pergerakannya kemudian misil dari kapal bakal menembak dengan tepat sasaran dengan sistem radar ini.
Menurut Bobby, sistem radar ini merupakan contoh penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam sektor pertahanan. Radar ini dikembangkan oleh PT LEN Industri.
"Ada namanya FCS, fire control system, jadi misalnya ada meriam ada canon di situ kemudian ada obyek, radar detect obyeknya, kemudian ada sensor infonya, elektrooptik sama infrared-nya itu dia ikutin. Sistem ini dia prediktif, ini arahnya ke mana, trajectory ke mana, kecepatan berapa, kemudian dia nembak. Itu udah AI-Based juga," papar Bobby dalam program Blak-blakan detikcom.
Bobby melanjutkan pihaknya juga sedang membangun sebuah kapal perang frigate dengan ukuran yang cukup besar. Kapal ini sedang dikembangkan oleh PT PAL.
Panjang haluan kapal ini diperkirakan menyentuh 143 meter. Dia bilang kapal ini mampu menghalau serangan udara, darat, hingga kapal selam.
"Ini frigate terbesar juga jadi 143 meter panjang haluannya juga. Dia frigate cukup kompleks juga, dia anti serangan udara, anti serangan permukaan, dan anti kapal selam," ungkap Bobby.
Bobby mengklaim level kapal yang dibangun PT PAL ini setara dengan frigate pabrikan Inggris, Jepang, hingga Italia. Namun memang komponennya saja belum semuanya dari dalam negeri.
"Memang komponennya belum semua dalam negeri, misalnya sistem FCS dari kita, tapi missile-nya masih kita beli dari luar. Cuma kita one day harus bisa kita bikin itu," ujar Bobby.
Di sisi lain, Indonesia juga sedang mengembangkan rudal nasional atau RN. Ini merupakan produk rudal kontrol jarak jauh yang dibuat di dalam negeri.
Bobby bilang hampir seluruh perusahaan anggota DEFEND ID akan berkontribusi ke proyek ini. Mulai dari Pindad dan Dahana yang membuat roket dan bahan peledaknya, hingga PT LEN yang menyiapkan sistem kendalinya.
Roketnya sendiri sudah berhasil untuk diuji coba luncurkan tahun lalu. Namun, belum dipasangi sistem kendalinya.
"Kita itu ditugasi sama pemerintah untuk bangun 10 teknologi kunci industri pertahanan, salah satunya adalah roket. Kita sudah bisa luncurkan tahun lalu, kolaborasi Dahana dan Pindad. Tapi ini unguided, jadi dia tak punya guided-nya. Kami godok saat ini rudal nasional, RN," pungkas Bobby. (hal/eds)
📡 detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.