Angkut Bantuan untuk GazaHercules C130J-30 A1340 TNI AU tiba di Yordania (Dispenau) ✈️
Bantuan dari rakyat dan pemerintah Indonesia untuk rakyat Palestina di Gaza yang diangkut pesawat baru TNI Angkatan Udara C-130 J Super Hercules tiba di Bandara Internasional Amman, Yordania.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Nugraha Gumilar saat dihubungi di Jakarta, Senin, menyampaikan pesawat C-130 J Super Hercules yang mengangkut bantuan dari Indonesia itu mendarat di Amman, Minggu (31/3).
Di apron bandara, bantuan berupa 900 peralatan payung udara orang (PUO) dan 50 set payung udara barang (PUB) diturunkan dari dalam pesawat dan diserahkan kepada otoritas yang akan menerjunkan bantuan kemanusiaan itu ke wilayah Gaza.
Dalam upacara serah terima di bandara, bantuan yang di antaranya payung udara itu diserahkan Komandan Misi Pengiriman Bantuan (Mission Commander) Kolonel Pnb. Noto Casnoto kepada otoritas yang berwenang di Yordania.
Acara itu turut disaksikan Duta Besar RI untuk Yordania Ade Padmo Sarwono dan Atase Pertahanan RI untuk Mesir di Kairo Kolonel Kav. Aria S.
Ada juga dua relawan Indonesia di Yordania yang ikut membantu pengiriman bantuan itu, yakni Milki dan Eko Sulistio.
Pengiriman bantuan via udara yang saat ini populer dengan sebutan airdrop menjadi salah satu cara untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, mengingat banyak jalan dan akses darat lainnya yang hancur akibat gempuran serangan militer Israel.
Nantinya, payung udara orang dan payung udara barang yang membawa bantuan-bantuan berupa bahan makanan, air mineral, obat-obatan, dari rakyat Indonesia itu diterjunkan ke wilayah Gaza dari pesawat yang diterbangkan Angkatan Udara Yordania.
Pesawat baru TNI AU C-130 J Super Hercules dengan nomor ekor A-1340 memulai misi perdananya terbang keluar dari wilayah Indonesia untuk mengantarkan bantuan untuk Gaza ke Yordania.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto datang langsung ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (29/3) untuk melepas keberangkatan misi kemanusiaan itu.
Dari Jakarta ke Amman, pesawat itu menempuh penerbangan selama tiga hari, dengan transit di Aceh, Yangon (Myanmar), New Delhi (India), dan Abu Dhabi (Uni Emirat Arab).
Dari Amman, pesawat baru TNI AU itu kembali ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dengan transit lebih dulu di Abu Dhabi, New Delhi, Yangon, dan Aceh. Total perjalanan pulang pergi dari Jakarta-Amman kurang lebih 10 hari.
Dalam misi kemanusiaan itu, ada 27 personel dari TNI AU, BAIS TNI, Puspen TNI, Kemhan RI, dan Kemlu RI yang mengantarkan bantuan. Personel-personel yang tergabung dalam misi itu dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto yang sehari-hari bertugas sebagai Komandan Wing (Danwing) I Lanud Halim Perdanakusuma.
Sementara sebanyak 26 personel lainnya terdiri atas 15 kru C-130 J Super Hercules, dua prajurit dari pasukan elite TNI AU Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), empat prajurit dari tim pendukung yaitu dari perbekalan udara dan satuan pemeliharaan, dua prajurit untuk dokumentasi, satu prajurit yang berdinas di Kementerian Pertahanan RI, satu diplomat dari Kementerian Luar Negeri, dan satu prajurit Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Bantuan dari rakyat dan pemerintah Indonesia untuk rakyat Palestina di Gaza yang diangkut pesawat baru TNI Angkatan Udara C-130 J Super Hercules tiba di Bandara Internasional Amman, Yordania.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Nugraha Gumilar saat dihubungi di Jakarta, Senin, menyampaikan pesawat C-130 J Super Hercules yang mengangkut bantuan dari Indonesia itu mendarat di Amman, Minggu (31/3).
Di apron bandara, bantuan berupa 900 peralatan payung udara orang (PUO) dan 50 set payung udara barang (PUB) diturunkan dari dalam pesawat dan diserahkan kepada otoritas yang akan menerjunkan bantuan kemanusiaan itu ke wilayah Gaza.
Dalam upacara serah terima di bandara, bantuan yang di antaranya payung udara itu diserahkan Komandan Misi Pengiriman Bantuan (Mission Commander) Kolonel Pnb. Noto Casnoto kepada otoritas yang berwenang di Yordania.
Acara itu turut disaksikan Duta Besar RI untuk Yordania Ade Padmo Sarwono dan Atase Pertahanan RI untuk Mesir di Kairo Kolonel Kav. Aria S.
Ada juga dua relawan Indonesia di Yordania yang ikut membantu pengiriman bantuan itu, yakni Milki dan Eko Sulistio.
Pengiriman bantuan via udara yang saat ini populer dengan sebutan airdrop menjadi salah satu cara untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, mengingat banyak jalan dan akses darat lainnya yang hancur akibat gempuran serangan militer Israel.
Nantinya, payung udara orang dan payung udara barang yang membawa bantuan-bantuan berupa bahan makanan, air mineral, obat-obatan, dari rakyat Indonesia itu diterjunkan ke wilayah Gaza dari pesawat yang diterbangkan Angkatan Udara Yordania.
Pesawat baru TNI AU C-130 J Super Hercules dengan nomor ekor A-1340 memulai misi perdananya terbang keluar dari wilayah Indonesia untuk mengantarkan bantuan untuk Gaza ke Yordania.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto datang langsung ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (29/3) untuk melepas keberangkatan misi kemanusiaan itu.
Dari Jakarta ke Amman, pesawat itu menempuh penerbangan selama tiga hari, dengan transit di Aceh, Yangon (Myanmar), New Delhi (India), dan Abu Dhabi (Uni Emirat Arab).
Dari Amman, pesawat baru TNI AU itu kembali ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dengan transit lebih dulu di Abu Dhabi, New Delhi, Yangon, dan Aceh. Total perjalanan pulang pergi dari Jakarta-Amman kurang lebih 10 hari.
Dalam misi kemanusiaan itu, ada 27 personel dari TNI AU, BAIS TNI, Puspen TNI, Kemhan RI, dan Kemlu RI yang mengantarkan bantuan. Personel-personel yang tergabung dalam misi itu dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto yang sehari-hari bertugas sebagai Komandan Wing (Danwing) I Lanud Halim Perdanakusuma.
Sementara sebanyak 26 personel lainnya terdiri atas 15 kru C-130 J Super Hercules, dua prajurit dari pasukan elite TNI AU Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), empat prajurit dari tim pendukung yaitu dari perbekalan udara dan satuan pemeliharaan, dua prajurit untuk dokumentasi, satu prajurit yang berdinas di Kementerian Pertahanan RI, satu diplomat dari Kementerian Luar Negeri, dan satu prajurit Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
🪂 antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.