Juga akan ada transfer teknologinya Ilustrasi KN 321 Bakamla ★
Pemerintah Jepang menghibahkan satu unit kapal patroli kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, mengatakan kapal ini akan tiba di Indonesia sekitar dua hingga tiga tahun ke depan. Kapal yang diberikan pun merupakan kapal baru.
"Kami akan memproduksi yang baru dan akan menyerahkannya kepada Bakamla," kata Yasushi dalam press briefing di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Senin (25/3).
Yasushi juga menuturkan Jepang tidak cuma akan memberikan kapal kepada RI, tetapi juga teknologinya.
"Tak hanya hibahkan kapalnya, kita juga akan ada transfer teknologinya," ujar dia.
Pada Desember lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Jepang di Tokyo.
Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Jepang Yoko Kamikawa melakukan pertukaran nota mengenai bantuan hibah "Proyek Peningkatan Kemampuan Keselamatan dan Keamanan Maritim" untuk penyediaan kapal patroli berukuran besar bagi Bakamla RI.
Hal itu dilakukan usai pertemuan Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Alasan Jepang beri RI kapal
Menurut Jepang, Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) terbesar ketiga di dunia yang letaknya berada di jalur transportasi laut penting seperti Selat Malaka. Namun, hal itu tak didukung dengan fasilitas keamanan maritim yang memadai.
Oleh sebab itu, pemerintah Jepang menghibahkan kapal patroli dengan harapan bisa memperkuat kemampuan penegakan hukum maritim Bakamla serta meningkatkan keamanan maritim di Indonesia.
Proyek hibah ini sendiri sebesar 9,053 miliar Yen atau setara Rp 945 miliar, demikian seperti dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Jepang. (blq/bac)
Pemerintah Jepang menghibahkan satu unit kapal patroli kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, mengatakan kapal ini akan tiba di Indonesia sekitar dua hingga tiga tahun ke depan. Kapal yang diberikan pun merupakan kapal baru.
"Kami akan memproduksi yang baru dan akan menyerahkannya kepada Bakamla," kata Yasushi dalam press briefing di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Senin (25/3).
Yasushi juga menuturkan Jepang tidak cuma akan memberikan kapal kepada RI, tetapi juga teknologinya.
"Tak hanya hibahkan kapalnya, kita juga akan ada transfer teknologinya," ujar dia.
Pada Desember lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Jepang di Tokyo.
Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Jepang Yoko Kamikawa melakukan pertukaran nota mengenai bantuan hibah "Proyek Peningkatan Kemampuan Keselamatan dan Keamanan Maritim" untuk penyediaan kapal patroli berukuran besar bagi Bakamla RI.
Hal itu dilakukan usai pertemuan Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Alasan Jepang beri RI kapal
Menurut Jepang, Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) terbesar ketiga di dunia yang letaknya berada di jalur transportasi laut penting seperti Selat Malaka. Namun, hal itu tak didukung dengan fasilitas keamanan maritim yang memadai.
Oleh sebab itu, pemerintah Jepang menghibahkan kapal patroli dengan harapan bisa memperkuat kemampuan penegakan hukum maritim Bakamla serta meningkatkan keamanan maritim di Indonesia.
Proyek hibah ini sendiri sebesar 9,053 miliar Yen atau setara Rp 945 miliar, demikian seperti dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Jepang. (blq/bac)
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.