WAKIL Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meminta PT PAL Indonesia
untuk memperkuat infastruktur devisi kapal perang. Sebab penyertaan
modal negara ditujukan untuk memperkuat infrastruktur divisi kapal
perang.
“Secara keseluruhan PT PAL sudah bangkit dengan aktifitas
yang cukup padat, tetapi secara khusus saya meminta perhatian untuk
memperkuat infrastruktur divisi kapal perang,” kata Wamenhan Sjafrie
Sjamsoeddin saat kunjungan kerja ke PT PAL Indonesia, di Surabaya, Jawa
Timur, Jumat (28/12).
Dalam kunjungan tersebut, Wamenhan meninjau
langsung proses dan kesiapan pembuatan kapal perang untuk TNI Angkatan
Laut seperti kapal perusak kawal rudal (PKR), tugboat, kapal cepat rudal
(KCR) dan persiapan produksi kapal selam ketiga di PT PAL Indonesia.
Pada
kesempatan itu, Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto sempat
melaporkan kepada Wamenhan mengenai persiapan pembuatan sejumlah kapal
perang yang dipesan oleh TNI Angkatan Laut.
Wamenhan menekankan
pentingnya alih teknologi dalam pembuatan kapal selam. Dalam rangka alih
teknologi, menurut Sjafrie, pemerintah telah menetapkan untuk membeli
dua kapal selam dari Korea Selatan, yang pembuatannya berlokasi di Korea
Selatan dengan melibatkan tenaga dari Indonesia. Sedangkan satu unit
kapal selam merupakan bagian daripada Pusat Alih Teknologi Kapal Selam
yang pembuatannya dipusatkan di PT PAL Indonesia, Surabaya dan ini akan
terjadi pada tahun 2016.
Untuk tujuan itu, Sjafrie mengingatkan
perlu persiapan dan alokasi anggaran serta manajemen alih teknologi
alutsista strategis. Dengan adanya UU Industri Pertahanan maka seluruh
transfer of technology (ToT) Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista)
strategis yang diperlukan baik oleh matra darat, laut dan udara diangkat
ke tingkat nasional yang dikendalikan oleh Komite Kebijakan Industri
Pertahanan (KKIP).
“Ini merupakan proyek nasional. Oleh karena
itu membutuhkan persiapan-persiapan. Pemerintah sejak tahun 2011-2012
dan akan meluncur ke tahun 2013 telah menyediakan anggaran yang disebut
penyertaan modal negara kurang lebih Rp 1,2 triliun. Dan, ini yang
pertama digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur devisi kapal perang
khususnya ToT kapal perusak kawal rudal yang juga bagian daripada ToT,”
kata Sjafrie.
Menurut Sjafrie, pemerintah juga sedang memikirkan
untuk mengalokasikan anggaran kurang lebih US$ 150 juta untuk kebutukan
infratruktur kapal selam. Wamenhan selaku Sekretaris KKIP mengingingkan
bahwa PT PAL Indonesia betul-betul serius dan telaten untuk mengelola
alokasi anggaran yang diberikan dalam rangka memperkuat infrasrtuktur
divisi kapal perang.
Sjafrie menjelaskan terhitung mulai tahun
2013, Ketua KKIP adalah Presiden dan beranggotakan 10 menteri, termasuk
Panglima TNI dan Kapolri.
Sjafrie yang juga selaku Ketua High
Level Committee dalam rangka mengendalikan dan mengawasi modernisasi
peralatan militer yang dibebankan kepada PT PAL sebagai tindak lanjut
dari keinginan pemerintah untuk modernisasi peralatan, menyampaikan
bahwa industri pertahanan dalam negeri dialokasikan selama lima tahun
sebesar Rp7,9 triliun. Anggaran itu digunakan baik oleh PT PAL, PT
Pindad maupun PT DI serta industri dalam negeri lain yaitu swasta dalam
rangka memasok kebutuhan TNI.
● Jurnal