Di
penghujung tahun 2012, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
mengunjungi galangan kapal nasional PT.PAL di Surabaya Jawa timur.
Wamenhan rupanya ingin mengetahui progress pembuatan kapal perang
pesanan TNI-AL. Seperti diketahui, sepanjang 2012, Kementrian Pertahanan
telah memesan sejumlah kapal kepada PT. PAL. Diantaranya KCR-60, Kapal
Tunda, Perusak Kawal Rudal serta kerja sama pembuatan Kapal Selam dengan
Korea Selatan.
Untuk KCR-60M, progresnya boleh dibilang masih pada jalurnya. Namun, melihat presentasi yang diberikan oleh PT. PAL, progresnya justru lebih cepat dari yang direncanakan. Hingga bulan November 2012, kemajuan produksi telah mencapai 43% lebih dari semula yang direncanakan 34,7%. Jika tidak ada aral melintang, pada desember 2013, KCR-60M sudah melaut.
Namun demikian ditemukan juga sejumlah kendala dalam pembangunan KCR-60M. Yaitu, General Arrangement yang menjadi lampiran kontrak ternyata belum memenuhi opsreq TNI AL dan baru dapat disepakati pada bulan september 2012. Lalu pada Maret s/d Mei 2012, baru diproses persetujuan BKI (biro klasfifkasi Indonesia) untuk gambar konstruksi kapal. Dan juga adanya permasalahan daftar kebutuhan pembelian steel plate & profil yang baru dapat dikonfirmasi oleh vendor (PT.KS dan vendor LN), dengan jadwal kedatangan di PT. PAL INDONESIA bulan November dan Desember 2012. Selain itu disarankan juga pengadaan combat system dapat diputuskan anggarannya, sehingga proses desain platform dan combat system dilakukan bersamaan.
Sementara untuk kapal tunda, justru PT. PAL akan mengalami kemunduran jadwal serah terima. Awalnya, serah terima kapal pertama akan dilakukan pada bulan April 2013, dan terpaksa mundur hingga 15 Juli 2013. Permasalahannya adalah Steel Plate yang rencana awal menggunakan material stock, ternyata pada saat Blasting painting terdapat beberapa cacat / pitting. Sehingga harus diganti dengan pembelian steel plate baru. Plate pengganti mulai datang pada awal Desember 2012 secara bertahap. Selain itu, terdapat pula kesulitan untuk mendapatkan tenaga Sub kontraktor.
Namun demikian, pada proyek Tug Boat ini sudah terlihat bentuk kapalnya. Bagian haluan dan dek kapal sebagian sudah selesai dibuat.
● ARC
Untuk KCR-60M, progresnya boleh dibilang masih pada jalurnya. Namun, melihat presentasi yang diberikan oleh PT. PAL, progresnya justru lebih cepat dari yang direncanakan. Hingga bulan November 2012, kemajuan produksi telah mencapai 43% lebih dari semula yang direncanakan 34,7%. Jika tidak ada aral melintang, pada desember 2013, KCR-60M sudah melaut.
Namun demikian ditemukan juga sejumlah kendala dalam pembangunan KCR-60M. Yaitu, General Arrangement yang menjadi lampiran kontrak ternyata belum memenuhi opsreq TNI AL dan baru dapat disepakati pada bulan september 2012. Lalu pada Maret s/d Mei 2012, baru diproses persetujuan BKI (biro klasfifkasi Indonesia) untuk gambar konstruksi kapal. Dan juga adanya permasalahan daftar kebutuhan pembelian steel plate & profil yang baru dapat dikonfirmasi oleh vendor (PT.KS dan vendor LN), dengan jadwal kedatangan di PT. PAL INDONESIA bulan November dan Desember 2012. Selain itu disarankan juga pengadaan combat system dapat diputuskan anggarannya, sehingga proses desain platform dan combat system dilakukan bersamaan.
Sementara untuk kapal tunda, justru PT. PAL akan mengalami kemunduran jadwal serah terima. Awalnya, serah terima kapal pertama akan dilakukan pada bulan April 2013, dan terpaksa mundur hingga 15 Juli 2013. Permasalahannya adalah Steel Plate yang rencana awal menggunakan material stock, ternyata pada saat Blasting painting terdapat beberapa cacat / pitting. Sehingga harus diganti dengan pembelian steel plate baru. Plate pengganti mulai datang pada awal Desember 2012 secara bertahap. Selain itu, terdapat pula kesulitan untuk mendapatkan tenaga Sub kontraktor.
Namun demikian, pada proyek Tug Boat ini sudah terlihat bentuk kapalnya. Bagian haluan dan dek kapal sebagian sudah selesai dibuat.
Pasti telat lagi spt LPD dulu.
BalasHapusGitu dech, semua materialnya masih import, jadi maklum kalau telat. Makanya buat industri dasar yg kuat agar dapat mengurangi ketergantungan dengan material luar.
BalasHapusRantai dan jangkar kapal ajah masih import. Terlaluuuuuuuuuu