⍟ Mampu Tampung 163 PasienSSV PT PAL ☆
Manajemen PT PAL Indonesia memaparkan progres pembuatan kapal bantu rumah sakit (BRS) pesanan TNI-AL kemarin (14/10). Saat ini pembuatan kapal dengan nomor pembangunan W000302 itu sudah mencapai 27 persen. Targetnya, proyek tersebut selesai pada 2021.
Pembuatan kapal BRS dimulai Juli lalu. Kapal tersebut mampu mengangkut 651 orang. Itu sudah termasuk tenaga kesehatan yang berjumlah 89 orang. Dengan memiliki bobot total 7.300 ton, alat transportasi itu memungkinkan untuk membawa dua helikopter dan ambulans.
Kepala Divisi Corporate Secretary PT PAL Indonesia Rariya Budi Harta menuturkan bahwa keberadaan kapal tersebut bakal melengkapi dua kapal rumah sakit milik TNI-AL sebelumnya. Yakni, KRI Dr Soeharso dan KRI Semarang. ’’Bedanya, sejak awal kapal ini benar-benar dirancang untuk rumah sakit. Jadi, peralatannya cukup lengkap,” kata Rariya di sela-sela acara keel laying kemarin.
Acara yang digelar di Grand Assembly Divisi Niaga, PT PAL Indonesia, itu tidak hanya diikuti direksi dan manajemen PT PAL Indonesia. Sejumlah perwira TNI-AL juga hadir. Termasuk Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda Moelyanto.
Rariya menambahkan, ke depan kapal tidak hanya digunakan untuk kegiatan militer. Angkutan itu juga akan bergerak untuk misi kemanusiaan. Salah satunya bila terjadi bencana alam.
Kepala Proyek Kapal BRS-W000302 Adenandra Sulistyo menyebut fungsi utama kapal itu memang untuk kesehatan. Dengan begitu, bagian-bagiannya didesain secara khusus untuk membantu tindakan medis. Kapal tersebut setara rumah sakit tipe C di darat.
’’Kapasitasnya cukup besar. Estimasi mampu menampung 163 pasien,” kata Adenandra. Dia menyebutkan bahwa kapal itu juga dilengkapi ruang operasi sehingga memungkinkan adanya kegiatan pembedahan sewaktu-waktu. ’’Tentunya, petugas akan mempertimbangkan kondisi ombak agar operasi lancar,” kata Adenandra.
Selain ruang operasi, lanjut Adenandra, kapal itu dilengkapi sarana kesehatan lainnya. Mulai UGD, poliklinik, hingga ruang rawat inap. Dengan fasilitas lengkap, kapal tersebut diharapkan mampu membantu kegiatan diplomasi angkatan laut.
Manajemen PT PAL Indonesia memaparkan progres pembuatan kapal bantu rumah sakit (BRS) pesanan TNI-AL kemarin (14/10). Saat ini pembuatan kapal dengan nomor pembangunan W000302 itu sudah mencapai 27 persen. Targetnya, proyek tersebut selesai pada 2021.
Pembuatan kapal BRS dimulai Juli lalu. Kapal tersebut mampu mengangkut 651 orang. Itu sudah termasuk tenaga kesehatan yang berjumlah 89 orang. Dengan memiliki bobot total 7.300 ton, alat transportasi itu memungkinkan untuk membawa dua helikopter dan ambulans.
Kepala Divisi Corporate Secretary PT PAL Indonesia Rariya Budi Harta menuturkan bahwa keberadaan kapal tersebut bakal melengkapi dua kapal rumah sakit milik TNI-AL sebelumnya. Yakni, KRI Dr Soeharso dan KRI Semarang. ’’Bedanya, sejak awal kapal ini benar-benar dirancang untuk rumah sakit. Jadi, peralatannya cukup lengkap,” kata Rariya di sela-sela acara keel laying kemarin.
Acara yang digelar di Grand Assembly Divisi Niaga, PT PAL Indonesia, itu tidak hanya diikuti direksi dan manajemen PT PAL Indonesia. Sejumlah perwira TNI-AL juga hadir. Termasuk Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda Moelyanto.
Rariya menambahkan, ke depan kapal tidak hanya digunakan untuk kegiatan militer. Angkutan itu juga akan bergerak untuk misi kemanusiaan. Salah satunya bila terjadi bencana alam.
Kepala Proyek Kapal BRS-W000302 Adenandra Sulistyo menyebut fungsi utama kapal itu memang untuk kesehatan. Dengan begitu, bagian-bagiannya didesain secara khusus untuk membantu tindakan medis. Kapal tersebut setara rumah sakit tipe C di darat.
’’Kapasitasnya cukup besar. Estimasi mampu menampung 163 pasien,” kata Adenandra. Dia menyebutkan bahwa kapal itu juga dilengkapi ruang operasi sehingga memungkinkan adanya kegiatan pembedahan sewaktu-waktu. ’’Tentunya, petugas akan mempertimbangkan kondisi ombak agar operasi lancar,” kata Adenandra.
Selain ruang operasi, lanjut Adenandra, kapal itu dilengkapi sarana kesehatan lainnya. Mulai UGD, poliklinik, hingga ruang rawat inap. Dengan fasilitas lengkap, kapal tersebut diharapkan mampu membantu kegiatan diplomasi angkatan laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.