Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan itu menjadi pembahasan saat pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Park Guen Hye. Namun masih belum ada keputusan.
"Belum, belum (ada keputusan)," ungkapnya di Hotel Grand Hyat, Jakarta, Jumat (11/10/2013)
Ini menurutnya juga sempat dibahas, saat petemuan kedua negara di sela-sela agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Bali pekan lalu. Bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), persoalan tersebut akan dibahas nantinya.
"Nanti akan dibahas. Itu sempat dibahas dalam join comite termasuk kapal selam," pungkasnya.
Hari ini Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Guen Hye melakukan kunjungan kenegaraan di Jakarta. Pihak pemerintah yang diwakili oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan para menteri lainnya bertemu di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
● detik
Menurut saya sih, lebih baik minta balikin aja duitnya trus kerjasama dengan negara lain yanglebih berpengalaman dan lebih jelas. Termasuk pembuatan kapal selam ncangbego, cancel aja semuanya. Daripada bangsa ini terkesan dipermainkann cuma dikasi angan angan kosong melompong!!
BalasHapusemang bisa di cabut kembali bang dananya ?
HapusDan apa dananya untuk tot udah d gelontorin seua apa belum?
kalau menurut bung satrio kira" kfx / ifx bisa terwujud apa cuma sekedar wacana, setelah banyak pertibangan..
BalasHapusBukanya smmakin mantap malah samakin meredup
kalo gagal kerjasama, ya bikin sendiri, tapi diturunkan dari 4.5 menjadi 4. bikin jet tempur yang se-level F5, hawk, T50 golden eagle, atau F16 aja belum pernah, ngarep teknologi stealth. secara rasional PT DI masih mungkin bikin jet tempur gen 4.
BalasHapusKalo saya fikir,kita kaya di kibulin sama AS melalui korsel,faktanya adalah Locked Martinn siap membantu program KFX-IFX,yang ujung2nya adalah indonesia membeli pesawat AS made in korsel,saya yakin korsel mengulur2 waktu pengembangan pesawat karena sesungguhnya mereka tdk atau mungkin hanya dibagi sedikit ilmu oleh AS sebagai umpan agar indonesia tetap memihak ke barat dan tidak melanjutkan pembelian ke rusia,daripada dilanjutkan mending indonesia beli sukhoi yg banyak dan ngedapetin lisensi perakitan dari serap ilmunya seperti apa yg dilakukan oleh india dan china,dan itu lebih rasional.
BalasHapus