Indonesia kini menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki sistem rudal balistik modern yang biasanya hanya dimiliki kekuatan militer besar di luar kawasan
Rudal Khan Turkiye (Roketsan)
TNI Angkatan Darat (AD) untuk pertama kalinya secara terbuka mengungkap keberadaan rudal balistik taktis KHAN buatan Turkiye yang telah didatangkan ke Indonesia.
Konfirmasi resmi ini menegaskan laporan CNA Indonesia pada 12 Agustus 2025 lalu mengenai sistem rudal jarak pendek produksi Roketsan yang terlihat di Kalimantan Timur dan disebut berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan di Asia Tenggara.
Sistem rudal KHAN pertama kali diketahui publik ketika penghobi militer menemukan keberadaannya di Mako Raipur A Yonarmed 18 Buritkang (Yonarmed 18) di Tenggarong, Kalimantan Timur.
Temuan itu kini dipastikan kebenarannya oleh TNI AD, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki sistem rudal balistik modern yang biasanya hanya dimiliki kekuatan militer besar di luar kawasan.
Konfirmasi TNI AD
Asisten Logistik (Aslog) KSAD Mayjen TNI Adisura Firdaus Tarigan menjelaskan rudal dengan jangkauan hingga 280 kilometer itu sudah dikerahkan di Batalion Artileri Medan 18 di bawah Komando Kodam VI/Mulawarman.
“Sebenarnya ada, sudah dikirim ke Kalimantan Timur Roket KHAN ITBM-600, itu ada di Kalimantan Timur, baru tiba juga satu baterai. Di sini kita tidak bisa hadirkan, merujuknya ke pameran TNI AD Fair 2025 di Monas, Jakarta Pusat,” kata Adisura saat ditemui di Silang Monas, Sabtu (20/9), dikutip dari Kompas.com.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menambahkan bahwa pengiriman rudal KHAN yang datang ke Indonesia baru batch pertama dan masih dalam tahap proses.
“Memang sudah ada pengiriman, saya yakin teman-teman juga sudah tahu. Sudah ada pengiriman dan sudah ada deploy di Batalion Artileri Medan 18 yang ada di Kalimantan Timur. Kenapa tidak dikirim ke sini? Karena itu masih berproses,” ungkap Wahyu.
Menurutnya, rudal KHAN belum diserahterimakan kepada TNI AD. Penyerahan resmi direncanakan pada awal 2026, bersamaan dengan kedatangan gelombang kedua.
“Nanti kalau sudah diserahterimakan, bisa totally operational deploy ke TNI AD,” kata Wahyu seperti dilansir Tempo.
Wahyu tidak merinci jumlah pasti rudal yang diterima, namun menegaskan batch pertama setara kekuatan satu batalion.
“Batch pertama itu kekuatan sesuai dengan satu kekuatan batalion. Batalion itu kan ada satu baterai markas dan empat baterai operasional. Satu kekuatan satu batalion, empat baterai,” ujarnya.
Alasan di Kalimantan Timur
TNI AD menjabarkan penempatan rudal KHAN di Kalimantan Timur didasari pertimbangan strategis.
Wilayah tersebut dinilai mampu menjangkau seluruh Tanah Air dan menjaga konsep pertahanan lima pulau besar yang menjadi doktrin nasional.
“Dipertimbangkan pada konsep pertahanan, yaitu bisa menjangkau seluruh wilayah Tanah Air,” urai Wahyu.
Ia menambahkan, jarak jangkau rudal dari Kaltim memungkinkan Indonesia menjaga perbatasan sekaligus memperkuat gelar pertahanan nasional.
“Kita bisa menjaga perbatasan karena pada prinsipnya kita menganut politik bebas dan aktif. Artinya, kita bersahabat dengan semua negara, dengan semua bangsa, tapi kita juga harus siap setiap saat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang jelas tujuannya adalah memperkuat gelar sistem pertahanan Indonesia,” tegasnya.
Rudal KHAN yang dikerahkan Indonesia memiliki jarak tembak hingga 280 kilometer. Bobotnya sekitar 2.500 kilogram dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi seberat 470 kilogram. Sistem pemandu menggunakan teknologi inersia yang didukung GNSS, sementara kendali dilakukan dengan aktuasi elektromekanis dan kontrol aerodinamis.
Rudal ini dapat diluncurkan dari Sistem Senjata KHAN buatan Roketsan maupun platform lain yang kompatibel dengan antarmuka integrasi. Roketsan mengklaim KHAN tahan segala cuaca dan medan, cepat dipersiapkan, serta memiliki akurasi tinggi.
Dalam pertempuran, rudal ini digunakan untuk menghancurkan artileri, sistem pertahanan udara, radar, konsentrasi pasukan, fasilitas logistik, dan target prioritas musuh lainnya.
Menurut Defence Security Asia, jangkauan rudal KHAN memungkinkan serangan hingga ke perairan sengketa, memperluas cakupan pertahanan sekaligus memberi dampak geopolitik signifikan.
Indonesia telah memesan rudal KHAN sejak 2022. Wakil General Manager Roketsan, Murat Kurtulus, saat itu menyebut Indonesia sebagai negara pertama di luar Turki yang membeli sistem tersebut.
Rudal Khan Turkiye (Roketsan) TNI Angkatan Darat (AD) untuk pertama kalinya secara terbuka mengungkap keberadaan rudal balistik taktis KHAN buatan Turkiye yang telah didatangkan ke Indonesia.
Konfirmasi resmi ini menegaskan laporan CNA Indonesia pada 12 Agustus 2025 lalu mengenai sistem rudal jarak pendek produksi Roketsan yang terlihat di Kalimantan Timur dan disebut berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan di Asia Tenggara.
Sistem rudal KHAN pertama kali diketahui publik ketika penghobi militer menemukan keberadaannya di Mako Raipur A Yonarmed 18 Buritkang (Yonarmed 18) di Tenggarong, Kalimantan Timur.
Temuan itu kini dipastikan kebenarannya oleh TNI AD, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki sistem rudal balistik modern yang biasanya hanya dimiliki kekuatan militer besar di luar kawasan.
Konfirmasi TNI AD
Asisten Logistik (Aslog) KSAD Mayjen TNI Adisura Firdaus Tarigan menjelaskan rudal dengan jangkauan hingga 280 kilometer itu sudah dikerahkan di Batalion Artileri Medan 18 di bawah Komando Kodam VI/Mulawarman.
“Sebenarnya ada, sudah dikirim ke Kalimantan Timur Roket KHAN ITBM-600, itu ada di Kalimantan Timur, baru tiba juga satu baterai. Di sini kita tidak bisa hadirkan, merujuknya ke pameran TNI AD Fair 2025 di Monas, Jakarta Pusat,” kata Adisura saat ditemui di Silang Monas, Sabtu (20/9), dikutip dari Kompas.com.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menambahkan bahwa pengiriman rudal KHAN yang datang ke Indonesia baru batch pertama dan masih dalam tahap proses.
“Memang sudah ada pengiriman, saya yakin teman-teman juga sudah tahu. Sudah ada pengiriman dan sudah ada deploy di Batalion Artileri Medan 18 yang ada di Kalimantan Timur. Kenapa tidak dikirim ke sini? Karena itu masih berproses,” ungkap Wahyu.
Menurutnya, rudal KHAN belum diserahterimakan kepada TNI AD. Penyerahan resmi direncanakan pada awal 2026, bersamaan dengan kedatangan gelombang kedua.
“Nanti kalau sudah diserahterimakan, bisa totally operational deploy ke TNI AD,” kata Wahyu seperti dilansir Tempo.
Wahyu tidak merinci jumlah pasti rudal yang diterima, namun menegaskan batch pertama setara kekuatan satu batalion.
“Batch pertama itu kekuatan sesuai dengan satu kekuatan batalion. Batalion itu kan ada satu baterai markas dan empat baterai operasional. Satu kekuatan satu batalion, empat baterai,” ujarnya.
Alasan di Kalimantan Timur
TNI AD menjabarkan penempatan rudal KHAN di Kalimantan Timur didasari pertimbangan strategis.Wilayah tersebut dinilai mampu menjangkau seluruh Tanah Air dan menjaga konsep pertahanan lima pulau besar yang menjadi doktrin nasional.
“Dipertimbangkan pada konsep pertahanan, yaitu bisa menjangkau seluruh wilayah Tanah Air,” urai Wahyu.
Ia menambahkan, jarak jangkau rudal dari Kaltim memungkinkan Indonesia menjaga perbatasan sekaligus memperkuat gelar pertahanan nasional.
“Kita bisa menjaga perbatasan karena pada prinsipnya kita menganut politik bebas dan aktif. Artinya, kita bersahabat dengan semua negara, dengan semua bangsa, tapi kita juga harus siap setiap saat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang jelas tujuannya adalah memperkuat gelar sistem pertahanan Indonesia,” tegasnya.
Rudal KHAN yang dikerahkan Indonesia memiliki jarak tembak hingga 280 kilometer. Bobotnya sekitar 2.500 kilogram dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi seberat 470 kilogram. Sistem pemandu menggunakan teknologi inersia yang didukung GNSS, sementara kendali dilakukan dengan aktuasi elektromekanis dan kontrol aerodinamis.
Rudal ini dapat diluncurkan dari Sistem Senjata KHAN buatan Roketsan maupun platform lain yang kompatibel dengan antarmuka integrasi. Roketsan mengklaim KHAN tahan segala cuaca dan medan, cepat dipersiapkan, serta memiliki akurasi tinggi.
Dalam pertempuran, rudal ini digunakan untuk menghancurkan artileri, sistem pertahanan udara, radar, konsentrasi pasukan, fasilitas logistik, dan target prioritas musuh lainnya.
Menurut Defence Security Asia, jangkauan rudal KHAN memungkinkan serangan hingga ke perairan sengketa, memperluas cakupan pertahanan sekaligus memberi dampak geopolitik signifikan.
Indonesia telah memesan rudal KHAN sejak 2022. Wakil General Manager Roketsan, Murat Kurtulus, saat itu menyebut Indonesia sebagai negara pertama di luar Turki yang membeli sistem tersebut.
🚀 CNA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.