Biak:
KRI Yos Sudarso-353 Kapal Markas Guskamlatim meninggalkan Kota Biak
menuju Pulau Mapia untuk mendukung kegiatan Tim Inspektorat Jenderal
(Itjen) TNI dalam rangka kegiatan pengawasan dan pemeriksaan (Wasrik)
terhadap pengamanan terbatas dan pulau-pulau terluar di wilayah Papua
dan perbatasan laut Republik Indonesia di Pulau Fanildo, Pulau Brass
Kabupaten Supiori dan Pulau Fani Kabupaten Raja Ampat.
KRI Yos Sudarso-353 yang dikomandani Letkol Laut (P) A Wibisono tersebut merupakan Kapal Markas Guskamlatim yang pada saat pelayaran tersebut On Board Komandan Guskamlatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji dan Asintel Guskamlatim Kolonel Laut (E) Yunus Anis serta Tim Wasrik Itjen TNI. Pada saat pelepasan kapal/ merplug di dermaga Umum Biak Nufor, dihadiri Panglima Kosek Hanudnas IV Biak, Komandan Korem 173/PVB Biak serta para pejabat militer yang berada di Biak Numfor.
Selain mendukung Tim Wasrik Itjen TNI ke Pulau Mapia, KRI Yos Sudarso-353 juga membawa dukungan logistik yang akan diserahkan kepada prajurit yang sedang melaksanakan tugas pengamanan di pulau tersebut. Pulau-pulau terluar biasanya adalah daerah terpencil, miskin bahkan tidak berpenduduk. Keberadaan pulau-pulau ini secara geografis sangatlah strategis, karena berdasarkan pulau inilah batas negara ditentukan.
Pulau Mapia merupakan kepulauan yang langsung berbatasan dengan Republik Palau di Samudera Pasifik. Jarak Pulau Mapia sekitar 240 km dari ibu kota Kabupaten Supiori, tepatnya di utara Papua. Pada masa pemerintahan Belanda termasuk dalam wilayah Residensi Ternate dan sekitarnya.
Nama Mapia sendiri diyakini berasal dari bahasa Sangir, berarti baik. Pulau ini merupakan sebuah pulau karang yang berbentuk cincin dan hanya mungkin didarati pada saat air laut pasang. Gugusan kepulauan terdiri dari lima pulau, yaitu Pulau Pegun atau Mapia (332 ha) yang terluas, Pulau Bras atau Beras (309 ha),Pulau Fanildo (50 ha), Pulau Bras Kecil (6 ha) dan Fanildo Kecil (4 ha). Lingkaran pulau pulau ini ditengahnya membentuk laguna seluas 3.000 m2.
KRI Yos Sudarso-353 yang dikomandani Letkol Laut (P) A Wibisono tersebut merupakan Kapal Markas Guskamlatim yang pada saat pelayaran tersebut On Board Komandan Guskamlatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji dan Asintel Guskamlatim Kolonel Laut (E) Yunus Anis serta Tim Wasrik Itjen TNI. Pada saat pelepasan kapal/ merplug di dermaga Umum Biak Nufor, dihadiri Panglima Kosek Hanudnas IV Biak, Komandan Korem 173/PVB Biak serta para pejabat militer yang berada di Biak Numfor.
Selain mendukung Tim Wasrik Itjen TNI ke Pulau Mapia, KRI Yos Sudarso-353 juga membawa dukungan logistik yang akan diserahkan kepada prajurit yang sedang melaksanakan tugas pengamanan di pulau tersebut. Pulau-pulau terluar biasanya adalah daerah terpencil, miskin bahkan tidak berpenduduk. Keberadaan pulau-pulau ini secara geografis sangatlah strategis, karena berdasarkan pulau inilah batas negara ditentukan.
Pulau Mapia merupakan kepulauan yang langsung berbatasan dengan Republik Palau di Samudera Pasifik. Jarak Pulau Mapia sekitar 240 km dari ibu kota Kabupaten Supiori, tepatnya di utara Papua. Pada masa pemerintahan Belanda termasuk dalam wilayah Residensi Ternate dan sekitarnya.
Nama Mapia sendiri diyakini berasal dari bahasa Sangir, berarti baik. Pulau ini merupakan sebuah pulau karang yang berbentuk cincin dan hanya mungkin didarati pada saat air laut pasang. Gugusan kepulauan terdiri dari lima pulau, yaitu Pulau Pegun atau Mapia (332 ha) yang terluas, Pulau Bras atau Beras (309 ha),Pulau Fanildo (50 ha), Pulau Bras Kecil (6 ha) dan Fanildo Kecil (4 ha). Lingkaran pulau pulau ini ditengahnya membentuk laguna seluas 3.000 m2.
Guskamlatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.