JAKARTA
- Indonesia telah bekerjasama dengan Republik Rakyat China (RRC) dalam
bidang militer. Kerjasama ini nanti bisa berlanjut hingga membangun
peralatan perang seperti rudal.
Hal itu diakui oleh Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin. Kerjasama tersebut kini sudah berjalan. "Secara diplomasi Indonesia Menhan Indonesia dengan Menhan China sudah sepakat untuk latihan-latihan dan meningkatkan kerjasama militer," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Ia menjelaskan kerjasama tersebut sudah berlangsung sejak beberapa pekan lalu. Hanya saja, untuk latihan perang bersama belum dilakukan. Akan tetapi, keinginan untuk latihan perang bersama memang ada. "Beberapa minggu lala misalnya diadakan latihan teknis, menembak bersama, menggunakan senjata bersama. Taktis dulu baru latihan perang," terang purnawirawan TNI ini.
Kerjasama ini juga diakuinya dalam bentuk persenjataan rudal. Modelnya, kapal perang dibuat oleh Indonesia. Sementara, peralatan perangnya yaitu rudal masih dibuat di RRC.
Namun, lanjutnya, keinginan ke depannya adalah rudal juga akan dibuat di Indonesia. Dan itu kerjasama militer yang diharapkan. "Dalam kerjasama non teknis, dalam pembangunan program-program pembangunan produksi alutista. Setiap pembelian senjatan diadakan transfer of teknologi (ToT), seperti membeli rudal. Ke depan akan dilanjutkan pembuatan di Indonesia," jelasnya.
Untuk sumber dana, di awal ini masih menggunakan dana alokasi alutsista yang sudah dianggarkan. Indonesia masih membeli peralatan dari China. Namun, diupayakan untuk diproduksi bersama dan dijual atas nama Indonesia dan China. "Ini merupakan bagian kebutuhan aliutista TNI, sehingga hasilnya dibeli oleh TNI. Bisa jadi pada suatu saat dijual bersama-sama," ucapnya.
Hal itu diakui oleh Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin. Kerjasama tersebut kini sudah berjalan. "Secara diplomasi Indonesia Menhan Indonesia dengan Menhan China sudah sepakat untuk latihan-latihan dan meningkatkan kerjasama militer," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Ia menjelaskan kerjasama tersebut sudah berlangsung sejak beberapa pekan lalu. Hanya saja, untuk latihan perang bersama belum dilakukan. Akan tetapi, keinginan untuk latihan perang bersama memang ada. "Beberapa minggu lala misalnya diadakan latihan teknis, menembak bersama, menggunakan senjata bersama. Taktis dulu baru latihan perang," terang purnawirawan TNI ini.
Kerjasama ini juga diakuinya dalam bentuk persenjataan rudal. Modelnya, kapal perang dibuat oleh Indonesia. Sementara, peralatan perangnya yaitu rudal masih dibuat di RRC.
Namun, lanjutnya, keinginan ke depannya adalah rudal juga akan dibuat di Indonesia. Dan itu kerjasama militer yang diharapkan. "Dalam kerjasama non teknis, dalam pembangunan program-program pembangunan produksi alutista. Setiap pembelian senjatan diadakan transfer of teknologi (ToT), seperti membeli rudal. Ke depan akan dilanjutkan pembuatan di Indonesia," jelasnya.
Untuk sumber dana, di awal ini masih menggunakan dana alokasi alutsista yang sudah dianggarkan. Indonesia masih membeli peralatan dari China. Namun, diupayakan untuk diproduksi bersama dan dijual atas nama Indonesia dan China. "Ini merupakan bagian kebutuhan aliutista TNI, sehingga hasilnya dibeli oleh TNI. Bisa jadi pada suatu saat dijual bersama-sama," ucapnya.
(Waspada)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.