Berbasis KapalIlustrasi rudal hipersonik Zircon Rusia. [Foto/Military and Commercial Technology] ●
Rusia kembali melakukan uji coba rudal hipersonik berbasis kapal. Laporan intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkap uji coba senjata yang belum bisa ditangkal sistem pertahanan Washington itu, berhasil.
Para pejabat yang mengetahui laporan intelijen itu mengungkapkannya kepada CNBC. Menurut mereka, Rusia telah melakukan lima kali uji coba rudal hipersonik berbasis kapal sejak 2015.
Tes terakhir diketahui dilakukan dari perangkat yang dijuluki rudal "Tsirkon" atau "Zircon". Tes ini berhasil dilakukan 10 Desember dan mencapai kecepatan tertinggi Mach 8 atau sekitar delapan kali kecepatan suara.
"Apa yang kita lihat dengan senjata khusus ini adalah bahwa Rusia merancangnya untuk memiliki kemampuan tujuan rangkap, yang berarti, itu dapat digunakan melawan target di darat serta kapal di laut," kata salah satu sumber tersebut kepada CNBC yang dilansir Jumat (21/12/2018).
"Tes sukses minggu lalu menunjukkan bahwa Rusia mampu mencapai penerbangan berkelanjutan, suatu prestasi yang sangat penting dalam pengembangan senjata hipersonik," ujarnya.
Laporan intelijen AS, menurut salah satu sumber, mencatat bahwa produksi massal rudal semacam itu akan dimulai pada 2021 dan akan bergabung dengan gudang senjata Kremlin tidak lebih awal dari 2022.
Perkembangan terakhir ini akan membuat AS berpikir lebih keras untuk menghadapi persenjataan hipersonik yang canggih dari Rusia. Selain Rusia, China juga mengembangkan senjata serupa.
Namun, James Acton, co-director Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, membantah anggapan bahwa perkembangan Rusia dan China akan melampaui upaya pengembangan senjata hipersonik AS.
“Saya belum tentu setuju dengan karakterisasi bahwa AS berada di belakang kaki mereka. Semua bukti yang saya lihat adalah bahwa AS secara signifikan memiliki tujuan yang lebih ambisius daripada orang-orang Rusia dan China,” katanya.
"Saya tidak ingin berpura-pura bahwa perkembangan ini tidak relevan dan bahwa AS dapat mengabaikannya begitu saja. Jelas, ada peningkatan kualitatif dalam tingkat ancaman dengan pengembangan rudal seperti Tsirkon, yang signifikan," ujarnya.
"Tetapi poin saya adalah bahwa reaksi nafas yang sering Anda dengar untuk perkembangan ini, saya pikir, dapat dibesar-besarkan," ujarnya.
Pemerintah maupun militer Rusia belum mengonfirmasi uji coba rudal hipersonik berbasis kapal seperti yang dilaporkan intelijen AS. Pemerintah AS maupun Pentagon juga belum berkomentar. (mas)
Rusia kembali melakukan uji coba rudal hipersonik berbasis kapal. Laporan intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkap uji coba senjata yang belum bisa ditangkal sistem pertahanan Washington itu, berhasil.
Para pejabat yang mengetahui laporan intelijen itu mengungkapkannya kepada CNBC. Menurut mereka, Rusia telah melakukan lima kali uji coba rudal hipersonik berbasis kapal sejak 2015.
Tes terakhir diketahui dilakukan dari perangkat yang dijuluki rudal "Tsirkon" atau "Zircon". Tes ini berhasil dilakukan 10 Desember dan mencapai kecepatan tertinggi Mach 8 atau sekitar delapan kali kecepatan suara.
"Apa yang kita lihat dengan senjata khusus ini adalah bahwa Rusia merancangnya untuk memiliki kemampuan tujuan rangkap, yang berarti, itu dapat digunakan melawan target di darat serta kapal di laut," kata salah satu sumber tersebut kepada CNBC yang dilansir Jumat (21/12/2018).
"Tes sukses minggu lalu menunjukkan bahwa Rusia mampu mencapai penerbangan berkelanjutan, suatu prestasi yang sangat penting dalam pengembangan senjata hipersonik," ujarnya.
Laporan intelijen AS, menurut salah satu sumber, mencatat bahwa produksi massal rudal semacam itu akan dimulai pada 2021 dan akan bergabung dengan gudang senjata Kremlin tidak lebih awal dari 2022.
Perkembangan terakhir ini akan membuat AS berpikir lebih keras untuk menghadapi persenjataan hipersonik yang canggih dari Rusia. Selain Rusia, China juga mengembangkan senjata serupa.
Namun, James Acton, co-director Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, membantah anggapan bahwa perkembangan Rusia dan China akan melampaui upaya pengembangan senjata hipersonik AS.
“Saya belum tentu setuju dengan karakterisasi bahwa AS berada di belakang kaki mereka. Semua bukti yang saya lihat adalah bahwa AS secara signifikan memiliki tujuan yang lebih ambisius daripada orang-orang Rusia dan China,” katanya.
"Saya tidak ingin berpura-pura bahwa perkembangan ini tidak relevan dan bahwa AS dapat mengabaikannya begitu saja. Jelas, ada peningkatan kualitatif dalam tingkat ancaman dengan pengembangan rudal seperti Tsirkon, yang signifikan," ujarnya.
"Tetapi poin saya adalah bahwa reaksi nafas yang sering Anda dengar untuk perkembangan ini, saya pikir, dapat dibesar-besarkan," ujarnya.
Pemerintah maupun militer Rusia belum mengonfirmasi uji coba rudal hipersonik berbasis kapal seperti yang dilaporkan intelijen AS. Pemerintah AS maupun Pentagon juga belum berkomentar. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.