CN295 TNI AU ☆
Peresmian Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Mei lalu bukan sekadar seremoni. Pasca diresmikan, TNI AU menggenjot pengembangan kotama tersebut. Di antaranya dengan membangun skadron baru di wilayah timur Indonesia. Mulai skadron angkut sampai skadron tempur.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyampaikan bahwa saat ini TNI AU sudah memulai pembangunan Skadron 27 Pangkalan Udara (Lanud) Manuhua. ”Pesawatnya adalah CN 235,” ungkap pria yang akrab dipanggil Yuyu itu. Kehadiran skadron tersebut diharapkan bisa turut meningkatkan mobilitas masyarakat Papua.
Untuk menambah daya angkut, TNI AU juga bakal membangun Skadron 33 di Lanud Sultan Hasanuddin di Makassar. Menurut Yuyu, saat ini instansinya sedang mengerjakan infrastruktur untuk melengkapi skadron tersebut. ”Target saya akan diresmikan Maret atau April (tahun depan),” kata orang nomor satu di matra udara itu.
Tentu saja bukan hanya itu, TNI AU juga sudah punya rencana membangun skadron baru di Jayapura. Sesuai kebutuhan dan tuntutan operasi, skadron yang dibangun di ibu kota Papua itu berupa skadron helikopter. ”Karena kami ketahui di sana fungsi helikopter sangat dibutuhkan. Jadi, akan kami bangun di sana,” jelas Yuyu.
Helikopter EC-725 Cougar TNI AU [Teemu Tuuri]
Namun demikian, pembangunan skadron helikopter di Papua tidak bisa secepat pembangunan Skadron 27 dan Skadron 33. Sebab, TNI AU harus kedatangan helikopter baru yang mereka pesan. Yuyu menyampaikan bahwa saat ini instansinya tengah memproses pengadaan sembilan unit helikopter EC 725 Cougar. ”Jadi, yang terbaru,” tegasnya.
Pengadaan helikopter itu tidak bisa cepat lantaran perlu waktu paling sedikit 36 bulan sampai selesai. Artinya, baru tiga tahun ke depan helikopter itu menjadi bagian keluarga besar alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU. ”Sehingga terpaksa pembentukan skadron helikopter itu kami tunda dulu,” beber Yuyu.
Namun demikian, perwira tinggi (pati) TNI AU berdarah Sunda tersebut memastikan bahwa pembentukan skadron helikopter di Jayapura segera dilaksanakan setelah pengadaan selesai. ”Nanti mungkin akan dilaksanakan pada 2020 atau 2021. Menyesuaikan dengan kedatangan pesawatnya,” ungkap KSAU.
Skadron Tempur di Biak
[Ani Yudhoyono]
Lebih lanjut, Yuyu menuturkan, saat ini instansinya lebih dulu menuntaskan pembangunan markas komando atau mako Koopsau III di Biak. ”Sekarang sedang dilaksanakan pembangunan infrastruktur di sana,” ungkapnya. Dia berharap besar mako dan bangunan-bangunan penunjang lainnya sudah selesai dibangun tahun depan.
Targetnya, pertengahan tahun depan Yuyu sudah bisa meresmikan mako tersebut. Menurut dia, anggaran yang diberikan pemerintan sebanyak Rp 500 miliar sangat memadai untuk membangun mako Koopsau II berikut bangunan penunjang lainnya. ”Jadi, anggaran yang disediakan oleh pemerintah cukup banyak untuk membangun Koopsau III,” ujarnya.
Yuyu mengakui sangat terbatu dengan kebijakan pemerintah. Dukungan anggaran yang diberikan sejauh ini, sambung dia, menunjukan bahwa perhatian pemerintah terhadap pengembangan TNI sangat besar. Khususnya untuk TNI AU. ”Lebih khusus lagi di wilayah timur. Terus dilaksanakan pembangunan,” kata dia.
Keberadaan Koopsau III di Papua memang penting. Bukan sekedar melengkapi kehadiran kotama baru dari TNI AD dan TNI AL di sana, melainkan penting untuk memastikan kedaulatan wilayah udara di bagian timur Indonesia. Sebab, selama ini belum ada kotama TNI AU di wilayah tersebut.
Kepala Staf Koopsau III Marsekal Pertama TNI I Wayan Sulaba menyebutkan, ke depan Koopsau III juga bakal punya skadron tempur di Biak. Sehingga tidak terus menerus mengandalkan skadron tempur dari Makassar. ”Mudah-mudahan 2024 sudah terpenuhi,” ujarnya. Keberadaan skadron tempur dibutuhkan untuk satuan pemukul dengan pesawat tempurnya.
Peresmian Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Mei lalu bukan sekadar seremoni. Pasca diresmikan, TNI AU menggenjot pengembangan kotama tersebut. Di antaranya dengan membangun skadron baru di wilayah timur Indonesia. Mulai skadron angkut sampai skadron tempur.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyampaikan bahwa saat ini TNI AU sudah memulai pembangunan Skadron 27 Pangkalan Udara (Lanud) Manuhua. ”Pesawatnya adalah CN 235,” ungkap pria yang akrab dipanggil Yuyu itu. Kehadiran skadron tersebut diharapkan bisa turut meningkatkan mobilitas masyarakat Papua.
Untuk menambah daya angkut, TNI AU juga bakal membangun Skadron 33 di Lanud Sultan Hasanuddin di Makassar. Menurut Yuyu, saat ini instansinya sedang mengerjakan infrastruktur untuk melengkapi skadron tersebut. ”Target saya akan diresmikan Maret atau April (tahun depan),” kata orang nomor satu di matra udara itu.
Tentu saja bukan hanya itu, TNI AU juga sudah punya rencana membangun skadron baru di Jayapura. Sesuai kebutuhan dan tuntutan operasi, skadron yang dibangun di ibu kota Papua itu berupa skadron helikopter. ”Karena kami ketahui di sana fungsi helikopter sangat dibutuhkan. Jadi, akan kami bangun di sana,” jelas Yuyu.
Helikopter EC-725 Cougar TNI AU [Teemu Tuuri]
Namun demikian, pembangunan skadron helikopter di Papua tidak bisa secepat pembangunan Skadron 27 dan Skadron 33. Sebab, TNI AU harus kedatangan helikopter baru yang mereka pesan. Yuyu menyampaikan bahwa saat ini instansinya tengah memproses pengadaan sembilan unit helikopter EC 725 Cougar. ”Jadi, yang terbaru,” tegasnya.
Pengadaan helikopter itu tidak bisa cepat lantaran perlu waktu paling sedikit 36 bulan sampai selesai. Artinya, baru tiga tahun ke depan helikopter itu menjadi bagian keluarga besar alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU. ”Sehingga terpaksa pembentukan skadron helikopter itu kami tunda dulu,” beber Yuyu.
Namun demikian, perwira tinggi (pati) TNI AU berdarah Sunda tersebut memastikan bahwa pembentukan skadron helikopter di Jayapura segera dilaksanakan setelah pengadaan selesai. ”Nanti mungkin akan dilaksanakan pada 2020 atau 2021. Menyesuaikan dengan kedatangan pesawatnya,” ungkap KSAU.
Skadron Tempur di Biak
[Ani Yudhoyono]
Lebih lanjut, Yuyu menuturkan, saat ini instansinya lebih dulu menuntaskan pembangunan markas komando atau mako Koopsau III di Biak. ”Sekarang sedang dilaksanakan pembangunan infrastruktur di sana,” ungkapnya. Dia berharap besar mako dan bangunan-bangunan penunjang lainnya sudah selesai dibangun tahun depan.
Targetnya, pertengahan tahun depan Yuyu sudah bisa meresmikan mako tersebut. Menurut dia, anggaran yang diberikan pemerintan sebanyak Rp 500 miliar sangat memadai untuk membangun mako Koopsau II berikut bangunan penunjang lainnya. ”Jadi, anggaran yang disediakan oleh pemerintah cukup banyak untuk membangun Koopsau III,” ujarnya.
Yuyu mengakui sangat terbatu dengan kebijakan pemerintah. Dukungan anggaran yang diberikan sejauh ini, sambung dia, menunjukan bahwa perhatian pemerintah terhadap pengembangan TNI sangat besar. Khususnya untuk TNI AU. ”Lebih khusus lagi di wilayah timur. Terus dilaksanakan pembangunan,” kata dia.
Keberadaan Koopsau III di Papua memang penting. Bukan sekedar melengkapi kehadiran kotama baru dari TNI AD dan TNI AL di sana, melainkan penting untuk memastikan kedaulatan wilayah udara di bagian timur Indonesia. Sebab, selama ini belum ada kotama TNI AU di wilayah tersebut.
Kepala Staf Koopsau III Marsekal Pertama TNI I Wayan Sulaba menyebutkan, ke depan Koopsau III juga bakal punya skadron tempur di Biak. Sehingga tidak terus menerus mengandalkan skadron tempur dari Makassar. ”Mudah-mudahan 2024 sudah terpenuhi,” ujarnya. Keberadaan skadron tempur dibutuhkan untuk satuan pemukul dengan pesawat tempurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.