Ilustrasi N219 Amfibi [detik] ☆
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan pesawat perintis N219 Amfibi yang akan dikembangkan pada 2019 diperkirakan akan mulai uji coba terbang pada 2022.
“Begitu selesai pengembangan float dan peningkatan basic pesawat, maka pada 2022 mulai flight test (uji coba penerbangan),” kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawan Setyo Prabowo dalam Sosialisasi Hasil Feasibility Study Pengembangan N219 Amfibi di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan Lapan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/12).
Gunawan mengatakan setelah sertifikasi penerbangan untuk pesawat N219 pada 2019, maka pengembangan pada pesawat N219 Amfibi akan dimulai.
Pada dua tahun pertama yakni 2019-2020 akan dilakukan pengembangan float yang berguna untuk menganti roda agar pesawat dapat mengapung di atas permukaan air.
Project Manager Pesawat N219 Amfibi Budi Sampurno menuturkan pada pengembangan pesawat amfibi itu, juga akan dilakukan penguatan pesawat dasar yang digunakan yakni pesawat N219 termasuk penguatan struktur dan komponen. Karena adanya penambahan float untuk pesawat amfibi sehingga perlu penyesuaian dan modifikasi pada pesawat dasar.
Namun, Budi menuturkan tidak ada perubahan besar pada pesawat dasar yang digunakan karena jika sampai terjadi perubahan besar maka perlu ada sertifikasi penerbangan ulang, dan itu akan membutuhkan waktu yang lagi.
Budi mengatakan pesawat N219 Amfibi akan menggunakan pesawat N219 sebagai pesawat dasar yang kemudian dimodifikasi dan dikembangkan dengan memakai float agar bisa mendarat di permukaan air sehingga menjadi pesawat amfibi.
Dia menuturkan untuk pengujian terbang perdana pesawat N219 Amfibi itu tentu membutuhkan landasan tertentu, misalnya, salah satu tempat yang mungkin bisa digunakan adalah Pulau Panjang di Kepulauan Seribu.
Project Engineer Pesawat N219 Amfibi Bambang Sumantri menuturkan sembari pengembangan float pada 2020, juga secara paralel dilakukan peningkatan pada pesawat dasar, yang kemudian dilakukan konfigurasi antara pesawat dasar dan float untuk menciptakan pesawat amfibi.
Bambang menuturkan pengembangan pesawat N219 amfibi secara total membutuhkan waktu selama empat tahun.
“Dua tahun pertama float development, tahun ketiga prototipe aircraft amfibi dan tahun keempat yakni 2022 di akhir tahun sudah certified terbang, itu targetnya,” ujarnya.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan pesawat perintis N219 Amfibi yang akan dikembangkan pada 2019 diperkirakan akan mulai uji coba terbang pada 2022.
“Begitu selesai pengembangan float dan peningkatan basic pesawat, maka pada 2022 mulai flight test (uji coba penerbangan),” kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawan Setyo Prabowo dalam Sosialisasi Hasil Feasibility Study Pengembangan N219 Amfibi di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan Lapan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/12).
Gunawan mengatakan setelah sertifikasi penerbangan untuk pesawat N219 pada 2019, maka pengembangan pada pesawat N219 Amfibi akan dimulai.
Pada dua tahun pertama yakni 2019-2020 akan dilakukan pengembangan float yang berguna untuk menganti roda agar pesawat dapat mengapung di atas permukaan air.
Project Manager Pesawat N219 Amfibi Budi Sampurno menuturkan pada pengembangan pesawat amfibi itu, juga akan dilakukan penguatan pesawat dasar yang digunakan yakni pesawat N219 termasuk penguatan struktur dan komponen. Karena adanya penambahan float untuk pesawat amfibi sehingga perlu penyesuaian dan modifikasi pada pesawat dasar.
Namun, Budi menuturkan tidak ada perubahan besar pada pesawat dasar yang digunakan karena jika sampai terjadi perubahan besar maka perlu ada sertifikasi penerbangan ulang, dan itu akan membutuhkan waktu yang lagi.
Budi mengatakan pesawat N219 Amfibi akan menggunakan pesawat N219 sebagai pesawat dasar yang kemudian dimodifikasi dan dikembangkan dengan memakai float agar bisa mendarat di permukaan air sehingga menjadi pesawat amfibi.
Dia menuturkan untuk pengujian terbang perdana pesawat N219 Amfibi itu tentu membutuhkan landasan tertentu, misalnya, salah satu tempat yang mungkin bisa digunakan adalah Pulau Panjang di Kepulauan Seribu.
Project Engineer Pesawat N219 Amfibi Bambang Sumantri menuturkan sembari pengembangan float pada 2020, juga secara paralel dilakukan peningkatan pada pesawat dasar, yang kemudian dilakukan konfigurasi antara pesawat dasar dan float untuk menciptakan pesawat amfibi.
Bambang menuturkan pengembangan pesawat N219 amfibi secara total membutuhkan waktu selama empat tahun.
“Dua tahun pertama float development, tahun ketiga prototipe aircraft amfibi dan tahun keempat yakni 2022 di akhir tahun sudah certified terbang, itu targetnya,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.