"Masuk Polsek, hancurkan musuh. Bawa pistol dan siap serang Densus."
Jakarta ☆ Polisi menemukan catatan tulisan tangan dalam sehelai sobekan kertas koran yang berisi rencana aksi-aksi teror dan penyerangan terhadap kantor Polsek dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Catatan itu disita polisi dari di rumah kos teroris Hidayat alias Dayat Kacamata di Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.
“Sobekan koran ini tertanggal 30 Juni 2013, berisi tulisan rencana jihad. Tulisan itu sudah disalin ke dalam komputer. Isinya, ‘Masuk Polsek, hancurkan musuh untuk jihad. Punya amunisi yang layak dan menggetarkan. Bawa pistol dan SMG (senjata ringan untuk menyerbu) dan siap menyerang Densus 88’,” kata Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 3 Januari 2014.
Dayat merupakan salah satu teroris yang tewas ditembak Densus 88 dalam penyergapan di Kampung Sawah, Ciputat, Tangsel, di malam tahun baru, 31 Desember 2013-1 Januari 2013. Penyergapan itu berlangsung selama hampir sepuluh jam karena kelompok teroris di dalamnya melakukan perlawanan sengit sehingga baku tembak terjadi.
Catatan tulisan tangan di sobekan koran itu memaparkan rencana aksi para teroris tersebut. Pertama, merekrut anggota untuk menambah personel dalam melancarkan berbagai aksi. “Menyaring, merangkul yang lain, memilih yang terbaik, dan menerima sebagai anggota,” kata Boy membacakan isi tulisan dalam sobekan koran tersebut.
Kedua, memberikan tugas kepada anggotanya untuk ikut jihad dengan melakukan penyerangan terhadap target. Ketiga, mengumpulkan dana untuk membiayai aksi-aksi teror tersebut.
Keempat, melakukan percobaan peledakan sampai ahli. “Bertahap mengikutsertakan anggota dalam teror, mengadakan kursus security, senjata ringan, eksposif, dan elektronik,” ujar Boy.
Boy lantas membacakan akhir catatan rencana teror tersebut. “Merampas senjata, mengumpulkan senjata untuk syariah, dan serangan kombinasi. Masuk Polsek, hancurkan musuh, ambil ghanimah (harta rampasan) untuk melanjutan jihad. Punya amunisi yang layak, mengancurkan jaring, menggetarkan pasukan syariah,” kata dia.
Kelompok teroris yang dilumpuhkan di Tangsel itu, kata polisi, terlibat pengeboman wihara. Mereka juga menjadi tersangka penembak polisi di Pondok Aren, Tangsel. Kelompok ini bagian dari jaringan Abu Roban.
Abu Roban sendiri sudah tewas dalam baku tembak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, awal Mei 2013. Namun, menurut polisi, anggotanya terus bergerak. Kelompok Abu Roban telah dipersenjatai dan punya kemampuan menggunakan senjata. Mereka mengikuti kamp pelatihan di Poso, Sulawesi Tengah.
Jakarta ☆ Polisi menemukan catatan tulisan tangan dalam sehelai sobekan kertas koran yang berisi rencana aksi-aksi teror dan penyerangan terhadap kantor Polsek dan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Catatan itu disita polisi dari di rumah kos teroris Hidayat alias Dayat Kacamata di Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.
“Sobekan koran ini tertanggal 30 Juni 2013, berisi tulisan rencana jihad. Tulisan itu sudah disalin ke dalam komputer. Isinya, ‘Masuk Polsek, hancurkan musuh untuk jihad. Punya amunisi yang layak dan menggetarkan. Bawa pistol dan SMG (senjata ringan untuk menyerbu) dan siap menyerang Densus 88’,” kata Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 3 Januari 2014.
Dayat merupakan salah satu teroris yang tewas ditembak Densus 88 dalam penyergapan di Kampung Sawah, Ciputat, Tangsel, di malam tahun baru, 31 Desember 2013-1 Januari 2013. Penyergapan itu berlangsung selama hampir sepuluh jam karena kelompok teroris di dalamnya melakukan perlawanan sengit sehingga baku tembak terjadi.
Catatan tulisan tangan di sobekan koran itu memaparkan rencana aksi para teroris tersebut. Pertama, merekrut anggota untuk menambah personel dalam melancarkan berbagai aksi. “Menyaring, merangkul yang lain, memilih yang terbaik, dan menerima sebagai anggota,” kata Boy membacakan isi tulisan dalam sobekan koran tersebut.
Kedua, memberikan tugas kepada anggotanya untuk ikut jihad dengan melakukan penyerangan terhadap target. Ketiga, mengumpulkan dana untuk membiayai aksi-aksi teror tersebut.
Keempat, melakukan percobaan peledakan sampai ahli. “Bertahap mengikutsertakan anggota dalam teror, mengadakan kursus security, senjata ringan, eksposif, dan elektronik,” ujar Boy.
Boy lantas membacakan akhir catatan rencana teror tersebut. “Merampas senjata, mengumpulkan senjata untuk syariah, dan serangan kombinasi. Masuk Polsek, hancurkan musuh, ambil ghanimah (harta rampasan) untuk melanjutan jihad. Punya amunisi yang layak, mengancurkan jaring, menggetarkan pasukan syariah,” kata dia.
Kelompok teroris yang dilumpuhkan di Tangsel itu, kata polisi, terlibat pengeboman wihara. Mereka juga menjadi tersangka penembak polisi di Pondok Aren, Tangsel. Kelompok ini bagian dari jaringan Abu Roban.
Abu Roban sendiri sudah tewas dalam baku tembak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, awal Mei 2013. Namun, menurut polisi, anggotanya terus bergerak. Kelompok Abu Roban telah dipersenjatai dan punya kemampuan menggunakan senjata. Mereka mengikuti kamp pelatihan di Poso, Sulawesi Tengah.
♞ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.