Korea Utara kembali mengadakan uji coba rudal antarbenua. (KCNA/via REUTERS) ★
Korea Utara diduga telah melakukan uji coba peluru kendali yang dinilai Amerika Serikat sebagai bagian dari pengembangan program rudal balistik antarbenua.
Dilansir dari Reuters, Jumat (23/6), seorang pejabat Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya itu menilai, mesin pendorong dan rudal terbaru Korut ini merupakan rangkaian uji coba misil antarbenua.
Selain dia, pejabat AS lainnya pun membenarkan hal tesebut dan yakin ujicoba itu telah dilakukan dalam 24 jam terakhir. Meski demikian, dia tidak memberikan informasi tambahan tentang jenis komponen misil yang sedang diuji.
Pengungkapan informasi uji coba tersebut masuk setelah AS mendesak China agar lebih tegas terhadap Korut.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan adanya "konflik besar" dengan Korut jika negara paling terisolasi itu tidak berhenti melakukan uji rudal dan nuklir. Kontras dengan ancaman AS dan sanksi yang terus dijatuhkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap rezim Kim Jong-un, Pyongyang terus melakukan program pengembangan senjatanya.
Adapun bulan lalu dalam sebuah kongres, Kepala Badan Intelijen Pertahanan AS menuding, pembiaran terhadap Korut akan menciptakan senjata nuklir yang bisa mencapai AS. Meski demikian, para ahli menilai, Pyongyang masih membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memiliki rudal antarbenua yang mumpuni.
Guna mengantisipasi ancaman tersebut, AS terus meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan diri dengan melakukan uji coba sistem pertahanan anti-rudal Mei lalu, yang diklaim sukses.
Kendati demikian, uji lanjutan dari rudal tersebut dilaporkan gagal. Pada tes 21 Juni lalu, sistem pertahanan baru yang dikembangkan AS dan Jepang terhadap rudal jarak pendek, gagal mencapai sasaran. (les)
Korea Utara diduga telah melakukan uji coba peluru kendali yang dinilai Amerika Serikat sebagai bagian dari pengembangan program rudal balistik antarbenua.
Dilansir dari Reuters, Jumat (23/6), seorang pejabat Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya itu menilai, mesin pendorong dan rudal terbaru Korut ini merupakan rangkaian uji coba misil antarbenua.
Selain dia, pejabat AS lainnya pun membenarkan hal tesebut dan yakin ujicoba itu telah dilakukan dalam 24 jam terakhir. Meski demikian, dia tidak memberikan informasi tambahan tentang jenis komponen misil yang sedang diuji.
Pengungkapan informasi uji coba tersebut masuk setelah AS mendesak China agar lebih tegas terhadap Korut.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan adanya "konflik besar" dengan Korut jika negara paling terisolasi itu tidak berhenti melakukan uji rudal dan nuklir. Kontras dengan ancaman AS dan sanksi yang terus dijatuhkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap rezim Kim Jong-un, Pyongyang terus melakukan program pengembangan senjatanya.
Adapun bulan lalu dalam sebuah kongres, Kepala Badan Intelijen Pertahanan AS menuding, pembiaran terhadap Korut akan menciptakan senjata nuklir yang bisa mencapai AS. Meski demikian, para ahli menilai, Pyongyang masih membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memiliki rudal antarbenua yang mumpuni.
Guna mengantisipasi ancaman tersebut, AS terus meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan diri dengan melakukan uji coba sistem pertahanan anti-rudal Mei lalu, yang diklaim sukses.
Kendati demikian, uji lanjutan dari rudal tersebut dilaporkan gagal. Pada tes 21 Juni lalu, sistem pertahanan baru yang dikembangkan AS dan Jepang terhadap rudal jarak pendek, gagal mencapai sasaran. (les)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.