Di Srebrenica Pemimpin tentara Serbia-Bosnia, Ratko Mladic di Srebrenica pada 1995. (Art Zamur/Gamma Rapho/Getty Images) ✬
Pengadilan HAM di Den Haag menyatakan pemerintah Belanda dan PBB berbagi tanggung jawab yang sama atas kematian lebih dari 300 Muslim di Srebrenica pada 1995. Keputusan pengadilan tinggi Den Haag ini merupakan kelanjutan dari banding terhadap keputusan pengadilan pada 2014.
Dikatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian Belanda bersalah karena membiarkan para pria Srebrenica itu terbunuh. Padahal saat itu, mereka tahu bahwa para korban, sama seperti mereka, mendatangi pangkalan militer Belanda di Desa Potocari untuk mencari perlindungan dari kepungan pasukan Serbia Bosnia.
“Pembiaran itu jelas memangkas harapan mereka untuk bertahan hidup,” terang Hakim Pengadilan Tinggi Den Haag, Gepke Dulek, seperti dikutip dari USA Today, Selasa (27/6/2017).
Dilansir ITV, keputusan tersebut dianggap luar biasa karena PBB selama ini seperti bebas menikmati kekebalan hukumnya. Kini dengan keluarnya keputusan pengadilan yang menyatakan pasukan penjaga perdamaian dunia bersalah, maka tanggung jawab akan dibebankan, baik kepada PBB maupun Pemerintah Belanda.
Pembantaian Srebrenica yang tergolong tragedi pelanggaran HAM berat, genosida, adalah peristiwa pembunuhan lebih dari 8.000 penduduk Muslim Bosnia pada 1995. Korban utamanya terdiri atas pria dan anak laki-laki. Insiden berdarah ini terjadi di kota Srebrenica selama Perang Bosnia. Dan dianggap sebagai salah satu tragedi pembantaian terburuk dalam sejarah Perang Dunia II di Eropa. (Sil)
Pengadilan HAM di Den Haag menyatakan pemerintah Belanda dan PBB berbagi tanggung jawab yang sama atas kematian lebih dari 300 Muslim di Srebrenica pada 1995. Keputusan pengadilan tinggi Den Haag ini merupakan kelanjutan dari banding terhadap keputusan pengadilan pada 2014.
Dikatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian Belanda bersalah karena membiarkan para pria Srebrenica itu terbunuh. Padahal saat itu, mereka tahu bahwa para korban, sama seperti mereka, mendatangi pangkalan militer Belanda di Desa Potocari untuk mencari perlindungan dari kepungan pasukan Serbia Bosnia.
“Pembiaran itu jelas memangkas harapan mereka untuk bertahan hidup,” terang Hakim Pengadilan Tinggi Den Haag, Gepke Dulek, seperti dikutip dari USA Today, Selasa (27/6/2017).
Dilansir ITV, keputusan tersebut dianggap luar biasa karena PBB selama ini seperti bebas menikmati kekebalan hukumnya. Kini dengan keluarnya keputusan pengadilan yang menyatakan pasukan penjaga perdamaian dunia bersalah, maka tanggung jawab akan dibebankan, baik kepada PBB maupun Pemerintah Belanda.
Pembantaian Srebrenica yang tergolong tragedi pelanggaran HAM berat, genosida, adalah peristiwa pembunuhan lebih dari 8.000 penduduk Muslim Bosnia pada 1995. Korban utamanya terdiri atas pria dan anak laki-laki. Insiden berdarah ini terjadi di kota Srebrenica selama Perang Bosnia. Dan dianggap sebagai salah satu tragedi pembantaian terburuk dalam sejarah Perang Dunia II di Eropa. (Sil)
♞ Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.