Dalam Operasi GANNET Operasi Bersama GANNET antara Indonesia-Australia sebagai salah satu bentuk kerja sama dua negara yang dilaksanakan melalui sharing data dan aksi bersama Bakamla, KKP, dan ABF, di daerah operasi bersama di perbatasan Indonesia-Darwin telah memasuki hari terakhir, Sabtu (26/5/18).
Sehari sebelum kegiatan berakhir (25/5/18), Team air rider Operasi GANNET dari Indonesia yaitu kasubdit Operasi Laut Bakamla Kolonel Laut Imam Hidayat dan Kasi Operasi Pusdal I KKP Adi B Wicaksono melaksanakan kunjungan dan koordinasi dengan Konjen RI di Darwin, diterima oleh Sekretaris Utama fungsi protokoler dan konsuler Vivin dan stafnya Daniel.
Pertemuan antara lain membahas tentang Operasi GANNET yang sedang berlangsung, perkembangan permasalahan maritim terkait kebijakan pemerintah Australia tentang keamanan dilaut, serta penanganan kasus perikanan dan kerjasama yg sedang dilaksanakan. Adapun topik hangat dalam pembicaraan tersebut adalah bahwa data nelayan yang ditangkap cenderung orangnya sama atau berulang ulang , tangkapan tersebut berada di daerah perbatasan grey area, yaitu batas wilayah pada area yang diklaim kedua negara.
Operasi GANNET berlangsung sejak 19 – 26 Mei 2018 ini didukung dengan patroli udara bersama yang melibatkan Bakamla, KKP dan Australian Border Force (ABF) dalam hal ini yaitu Mr. Carl Black More dengan menggunakan pesawat Dash 8 yang memiliki kemampuan radar survailence, foto udara, infra red dan komunikasi.
Pesawat Dash 8 diawaki oleh personel dari Cobham Aviation dengan Pangkalan awal di Darwin menuju perbatasan Indonesia-Darwin yang merupakan daerah operasi bersama GANNET. Patroli dilaksanakan selama 8 jam tiap harinya, dimana hasil data operasi udara dilaporkan kepada Australian Maritime Border Command (AMBOC) yang berkedudukan di Canberra.
Hasil ini selanjutnya dianalisa dan di share ke Puskodal Ops GANNET yang beranggotakan personel Bakamla dan KKP. Mekanisme sharing data akan ditindaklanjuti oleh tim eksekutor yaitu kapal patroli KN Gajah Laut 4804 Bakamla, KP Orca 02 dan KP Hiu Macan Tutul 01 milik KKP serta Cape Wessel milik ABF. @Wn
Sehari sebelum kegiatan berakhir (25/5/18), Team air rider Operasi GANNET dari Indonesia yaitu kasubdit Operasi Laut Bakamla Kolonel Laut Imam Hidayat dan Kasi Operasi Pusdal I KKP Adi B Wicaksono melaksanakan kunjungan dan koordinasi dengan Konjen RI di Darwin, diterima oleh Sekretaris Utama fungsi protokoler dan konsuler Vivin dan stafnya Daniel.
Pertemuan antara lain membahas tentang Operasi GANNET yang sedang berlangsung, perkembangan permasalahan maritim terkait kebijakan pemerintah Australia tentang keamanan dilaut, serta penanganan kasus perikanan dan kerjasama yg sedang dilaksanakan. Adapun topik hangat dalam pembicaraan tersebut adalah bahwa data nelayan yang ditangkap cenderung orangnya sama atau berulang ulang , tangkapan tersebut berada di daerah perbatasan grey area, yaitu batas wilayah pada area yang diklaim kedua negara.
Operasi GANNET berlangsung sejak 19 – 26 Mei 2018 ini didukung dengan patroli udara bersama yang melibatkan Bakamla, KKP dan Australian Border Force (ABF) dalam hal ini yaitu Mr. Carl Black More dengan menggunakan pesawat Dash 8 yang memiliki kemampuan radar survailence, foto udara, infra red dan komunikasi.
Pesawat Dash 8 diawaki oleh personel dari Cobham Aviation dengan Pangkalan awal di Darwin menuju perbatasan Indonesia-Darwin yang merupakan daerah operasi bersama GANNET. Patroli dilaksanakan selama 8 jam tiap harinya, dimana hasil data operasi udara dilaporkan kepada Australian Maritime Border Command (AMBOC) yang berkedudukan di Canberra.
Hasil ini selanjutnya dianalisa dan di share ke Puskodal Ops GANNET yang beranggotakan personel Bakamla dan KKP. Mekanisme sharing data akan ditindaklanjuti oleh tim eksekutor yaitu kapal patroli KN Gajah Laut 4804 Bakamla, KP Orca 02 dan KP Hiu Macan Tutul 01 milik KKP serta Cape Wessel milik ABF. @Wn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.